Graves Disease
Graves Disease
PENDAHULUAN
selaanjutnya dari pleksus ini kearah nodus prelaring yang tepat berada diatas
ismus serta kekelnjar getah bening pretrakealis dan paratrakealis sebagian lagi
bermuara dikelenjar getah
langsung keduktus torasikus hubungan getah bening ini penting untuk menduga
penyebaran keganasan yang berasal dari kelenjar tiroid.
Hormon utama yaitu tiroksin (T4) triiodotironin (T3) tersimpan juga
dalam koloid sebagai bagian dari molekul tiroglobulin. Mengingat yodium
merupakan unsur pokok dalam pembentukan hormon tiroid maka adanya
persediaan unsur ini yang cukup dan berkesinambungan merupakan suatu
keharusan yodium dalam makanan berasal dari :
Makanan laut,Susu,Daging,Telur,Air minum,Garam beryodium.
2
Yodium diserap oleh usus halis bagian atas dan lambung dan kira kira sepertiga
hingga
setengahnya
ditangkap
oleh
kelenjar
tiroid
sedangkan
sisanya
dikeluarkan melalui urin, Hormon Kalsitonin yang juga dihasilkan oleh kelnjar
tiroid berasal dari sel parafolikuler berperan aktif dalam metabolisme kalsium
kalsitonin seringkali digunakan untuk mendeteksi adanya carcinoma medullare
thyroid. Hormon tiroid mempengaruhi seluruh sel organ tubuh efeknya berbeda
beda tergantung dari organ maupun usia induvidu antara lain stimulasi sintesis
enzim dan reaksinya contohnya adalah stimulasi konsumsi oksigen (metabolic
rate), sekresi hormon pertumbuhan dan hormon gonadotropin sintesis reseptor
beta adrenegik. Kelnjar tiroid mempunyai kemampuan untuk menyerap serta
mengkonsentrasikan yodidadari sirkulasi melalui 7 tahapan proses yaitu :
1. Tahap Trapping : pompa yodida terdapat pada bagian basal sel folikel,
bersifat energy dependent dan membutuhkan ATP, daya konsentrasinya
mencapai 20-100 kali kadar dalam serum darah
2. Tahap Oksidasi : Sebelum digunakan dalam sintesis hormon yodida harus
di oksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh enzim sistem
peroksidase, dibuat dalam aparatus golgi bergabung dengan sisa tiroksin
atau monoyodotirosin yang ada dalam molekul triglobulin dan dikeluarkan
kedalam vesikel kearah apeks sel dalam bentuk non aktif, proses yodinasi
ini dippengaruhi berbagai obat seperti : PTU,MTU, dengan demikian obat
ini amat berguna untuk menghambat kerja kelenjar yang hiperaktif
3. Tahap Coupling : Masih didalam rangka molekul tiroglobulin disamping
yodinasi maka pada residu tirosil juga terjadi reaksi coupling sebagai
usaha untuk membentuk hormon tiroid. Secara intramolekular T 3 dan T4
dibentuk dengan pertolongan reaksi coupling radikal bebas MIT dan DIT
4. Tahap Penimbunan : Hormon yang baru saja terbentuk akan terbentuk
dipermukaan vili atau apeks koloid, dan simpanan ini merupakan hormon
yang pertama tama akan dikeluarkan sewaktu dibutuhkan
5. Tahap
Deyonidasi
Yodotirosin
yang
terbentuk
dan
tidak
akan
dan T4
dari
tempat
penyimpanannya
disel
belim
diketahui
secara
1.4. FISIOLOGI
hipofisis
akibatnya
TSH
meningkat
meskipun
tidak
ikut
menstimulasi growth hormon dan ACTH tetapi TRH ini menstimulasi pula
keluarnya prolaktin kadang kadang FSH dan LH
b. TSH ( thyroid stimulating hormone)
suatu glikoprotein yang terbentuk oleh 2 sub unit (alfa dan beta), TSH
yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor dipermukaan sel tiroid
dan terjadilah efek hormonal sebagai kenaikan trapping peningkatan
yodinasi, coupling, proteolisis sehingga hasilnya adalah produksi hormon
yang meningkat, misalnya pada penyakit graves
c. Umpan balik sekresi hormon,
T3 disamping berefek pada hipofisis juga pada tingkat hipothalamus,
sedangkan T4 akan mengurangi kepekaan hipofisis terhadap rangsangan
TRH sebagai contoh naiknya TSH serum sering menggambarkan produksi
hormon tiroid oleh kelenjar tiroid yang kurang memadai sebaliknya respon
yang rata TSH terhadap TRH eksogen menggambarkan supresi kronik
ditingkat TSH karena kebanyakan hormon dan sering merupksn tsnds dini
bagi hipertiroidisme ringan atau subklinis
d. Pengaturan ditingkat kelenjar tiroid sendiri
produksi hormon diatur oleh kadar yodium intra tiroid, gangguan yodinasi
tirosin dengan pemberian yodium banyak bisa mengakibatkan suatu
fenomena yang disebut wolf-chaikoff escape terjadi karena berkurangnya
afinitas trap yodium sehingga kadar intra tiroid pun mengurang escape ini
terganggu pada penyakit tiroid autoimun
Hormon
hormon
tiroid
mengalami
metabolisme
terutama
dengan
1.5. DEFINISI
(1)
Tujuan pengelolaan disfungsi tyroid ialah membuat normal fungsi tyroid dengan
berbagai cara :dengan menekan fungsi kelenjar pada hypertyroidisme. (5)
Penyakit Graves
otoantibodi
yang
memiliki
kerja
mirip
TSH
pada
kelenjar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. EPIDEMIOLOGI
Penyakit kelenjar tiroid ( kelenjar gondok ) termasuk penyakit yang sering
ditemukan dimasyarakat. Sebagai contoh dipoloklinik tiroid RSCM Jakarta,
penyakit kelenjar tiroid merupakan penyakit kedua terbanyak setelah kencing
manis (diabetes militus). Secara keseluruhan pasien tiroid yang dating berobat
kepoliklinik tirod RSCM berkisar : 270 orang /bulan. Pasien yang datang berobat
biasanya disertai dengan keluhan yang beraneka ragam.
2.2. ETIOLOGI
Penyebab hipertiroidisme yang paling sering adalah penyakit Graves lebih dari
90% hipertiroidisme adalah akibat penyakit Graves dan nodul tiroid toksik.
(1, 2)
Monodular toksik
- Tiroiditis
De Quervains
Silent
Tidak biasa
- Hipertiroidisme neonatal
- Hipertiroidisme faktisius
- Sekresi TSH yang tidak tepat oleh pituitaria
Tumor
Non-tumor (sindrom resistensi hormon tiroid)
- Yodium eksogen
Jarang
-
(1, 2)
sebabnya
manifestasi
kliniknya
sama,karena
efek
ini
10
Tabel .2.
Membedakan morbus Graves dengan sebab lain dengan menggunakan uji
tangkap I-131
Tinggi
Rendah
(toksikosis
tanpa
hipertiroidisme)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------Morbus Graves
medikamentosa,faktisia
health foof,hamburger mix
Thyroiditis silent,Postpartum,
De Quevain,Ca infiltratif
Sebab lain: struma ovarii,
Metastasis Ca-folliculare
(5)
11
Patogenesis
Frekuensi
TSH
RAIU
Tg-Ab Tg
TPO-Ab
tumor TSH
<0,1%>
>
>
Resistensipada TH
mutasi TR 1 5
<0,1%>
>
>
A.2 Stimulator Abnormal
Morbus Graves
TSH
50%
<
0,2%
>
70%
<
>
<
>
30%
Adenoma toksik
mutasi TSh-R 5%
<
>
20%
<
>
<
>
<
<
<
<
<
<
Atau Gsa-protein
Non-autoimmune
Familiar hipertiroid
bocor karena
tiroiditis destruktif2%
<
Induced tirotoksikosis
B.2 Inflamasi
Tiroiditis subakute
bocor karena
Destruksi virus
50%
>
3%
bocor karena
destruksi otoimun4%
>
exogen.makanan
0,5%
>
Jaringan tiroid ektopik
<0,1
<
<
>
__________________________________________________________________________________________
12
2.3. PATOFISIOLOGI
Penyakit Graves adalah autoimun disorder, dimana tubuh menghasilkan antibodi
terhadap reseptor untuk thyroid-stimulating hormone (TSHR) .
(Antibodi untuk thyroglobulin dan ke hormon tiroid T3 dan T4 juga mungkin
dihasilkan antibodi ini (TSHR-Ab) mengikat reseptor TSH, yang berada di atas selsel yang memproduksi hormon tiroid dalam kelenjar tiroid sel follicular ), dan
kronis merangsang mereka, yang mengakibatkan abnormal tinggi produksi T3
dan T4.Hal ini menyebabkan gejala klinis hipertiroidisme , dan pembesaran
kelenjar thyroid (terlihat sebagai gondok ).
(13)
Tiroglobulin (Tg)
Thyroidal Peroxidase (TPO)
Reseptor TSH (TSH-R)
13
Sel sel tiroid mempunyai kemampuan beraksi dengan antigen diatas dan bila
terangsang oleh pengaruh sitokin (seperti interferon gamma) akan
mengekspresikan molekul-molekul permukaan sel kelas II (MHC kelas II, seperti
DR 4) untuk mempresentasikan antigen pada limfosit T.
akut penyakit Graves ,namun sampai saat ini belum ada hipotesis yang
memperkuat dugaan tersebut.
adrenal
menghambat
tiroid
:Kortikosteroid
dengan
dan
cara
adrenocorticotropin
meningkatkan
clearance
(ACTH)
yodium
dalam
kondisi
tertentu
tiroid
memproduksi
hormon
yang
kelainan
yang
sebabnya
tidak
diketahui,
manifestasi
yang
merefleksi
aspek
imonologis
dari
penyakit
graves
yang
(16).
16
BAB III
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
3.1. MANIFESTASI KLINIS
Pada penyaki Graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan
ekstratiroidal yang keduanya mungkin tidak tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa
goiter akibat hiperplasi kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon
tiroid yang berlebihan.Gejala-gejala hipertiroidisme berupa manifestasi
hipermetabolisme dan aktifitas simpatis yang berlebihan .Pasien mengeluh
lelah , gemetar , tidak tahan panas ,keringat semakin banyak bila panas
, kulit lembab,berat badan menurun walaupun nafsu makan meningkat ,
palpitasi,takikardi,diare,dan kelemahan serta atrofi otot.Manifestasi
ekstratiroidal berupa oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya terbatas
pada tungkai bawah.Oftalmopati yang ditemukan 50%-80% pasien ditandai
dengan mata melotot ,fissura palpebra melebar , kedipan berkurang, lid lag
(keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata) dan kegagalan
konvergensi. (4)
Gambaran klinik klasik dari penyakit Graves antara lain adalah tritunggal
hipertyroidisme, goiter difus, dan eksoftalmus.
(7).
17
Kelas uraian :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kelas 1, terjadinya spasme otot palpebra superior dapat menyertai keadaan awal
tirotoksikosis Graves yang dpat sembuh spontan bila keadaan tirotoksikosisnya
diobati secara adekuat.
Pada Kelas 2-6, terjadi proses infiltratif pada otot-otot dan jaringan orbita.
Kelas 2, ditandai dengan keradangan jaringan lunak orbita disertai edema
periorbita,kongesti dan pembengkakan dari konjungtive (khemosis).
Kelas 3, ditandai dengaan adanya proptosis yang dapat dideteksi dengan Hertel
Exophthalmometer.
Pada Kelas 4, terjadi perubahan otot-otot boala mata berupa proses infiltratif
terutama pada musculus rectus inferior yang akan menyebabkan kesukaran
menggerakan bola mata keatas.Bila mengenai musculus rectus medialis, maka
akan terjadi kesukaran dalam menggerakan bola mata kesamping.
Kelas 5 ditandai dengan perubahan pada kornea (terjadi keratitis).
Kelas 6 ditandai dengan kerusakan nervus opticus, yang akan menyebabkan
kebutaan.
Oftalmopati Graves terjadi akibat infiltrasi limfosit pada otot-otot ekstraokuler
disertai dengan reaksi inflamasi akut.Rongga mata dibatasi oleh tulang-tulang
orbita sehingga pembengkakan otot-otot ekstraokuler akan menyebabkan
proptosis (penonjolan) dari bola mata dan gangguan pergerakan otot-otot bola
mata,sehingga dapat terjadi diplopia.
18
Parameter
involment
Proptosis(mm)
Diplopia
Optic
Mild
Moderate
19-20
21-23
Intermittent
Inconstant
neuropathy
Subclinical
Visual actuity
Marked
>23
Constant
8/10-5/10
Visual acuity
<5/10
Pada penderita yang berusia lebih muda, manifestasi klinis yang umum
ditemukan antara lain palpitasi,nervous,mudah
capek,hiperkinesia,diare,berkeringat banyak, tidak tahan panas dan
lebih senang cuaca dingin. Pada wanita muda gejala utama penyakit
Graves dapat berupa amenorrea atau infertilitas.
Pada anak-anak, terjadi peningkatan pertumbuhan dan percepatan
proses pematangan tulang.Sedangkan pada penderita usia Tua(>60
tahun) , manifestasi klinis yang lebih mencolok terutama adalah
manifestasi kardiovaskuler dan miopati,ditandai dengan adanya
palpitasi,dyspnea deffort, tremor , nervous dan penurunan berat
badan. (2,3)
Pada neonatus , hipertiroidisme merupakan kelainan klinik yang relatif jarang
ditemukan, diperkirakan angka kejadian hanya 1 dari 25.000
kehamilan.Kebanyakan pasien dilahirkan dari ibu yang menderita penyakit
Graves aktif tetapi dapat juga terjadi pada ibu dengan keadaan hipotyroid atau
eutiroid karena tiroiditis autoimun, pengobatan ablasi iodine radioaktive atau
karena pembedahan.
(14)
Kelompok
Umum
Susunan
hiperkinesis,capai,bera
saraf pusat
t badan
Labil,iritable,psikosis,tremo
r, nervositas,periodic
paralysis
menurun,tumbuh
cepat,drug tolerance
dan youthfulness
Hiperdefekasi,lapar,ba
Gastrointesti
nal
Kardiorespir
nyak makan,haus
Muskuler
asi
,muntah
Kelemahan
Darah-
otot,miopati
Limfatik
proksimal,paralisis
Dyspnoe,hipertensi,aritmia
, palpitasi ,gagal jantung
Limfositosis
,anemia,splenomegali,pem
besaran leher
periodik,miastenia
Genitourinari
a
Kulit
gravis
Oligomenorea,amenore
Skelet
a,libido menurun
Rambut
Mata
Osteoporosis,epifisis cepat
menutup,nyeri tulang
Lid lag,periorbital
rontok,berkeringat
pulfiness,kemosis,proptosis
,kulit basah,onkolisis
3.2. ANAMNESIS
Anamnesis
sangat
penting
untuk
mengetahui
patogenesis.
Macam
tumbuh.
Keluhan penekanan : Adakah disfagia, dispnea ataupun suara
d.
serak.
Keluhan toksik, seperti:
1. Inspeksi
a) posisi
penderita
duduk
dengan
leher
terbuka,
sedikit
hiperekstensi.
b) Pembengkakan :
Bentuk
Ukuran
Keadaan
Gerakan
Mobilitas.
3. Perkusi
21
Jarang dilakukan
4. Auskultasi
Jarang dilakukan
menggunakan
indeks
Wayne,
namun
pemeriksaan
menyingkirkan
hipertiroidisme
pada
pasien
dengan
22
Pemeriksaan ultrasonik
Autoantibodi tiroid, TgAb dan TPO Ab dapat dijumpai baik pada penyakit Graves
maupun tiroiditis Hashimoto,namun TSH-R Ab (stim)lebih spesifik pada penyakit
Graves.Pemeriksaan ini berguna pada pasien dalam keadaan apathetic
hypertyroid atau pada eksoftalmus unilateral tanpa tanda-tanda klinis dan
laboratorium yang jelas. (3)
Untuk dapat memahami hasil-hasil laboratorium pada penyakit Graves dan
hipertiroidisme umumnya,perlu mengetahui mekanisme umpan balik pada
hubungan (axis) antara kelenjar hipofisis dan kelenjar tiroid.Dalam keadaan
normal,kadar hormon tiroid perifer,seperti L-tiroksin (T-4) dan triiodotironin (T3)
beradda dalam keseimbangan dengan thyrotropin stimulating hormon
(TSH).Artinya,bila T-3 dan T-4 rendah ,maka produksi TSH akan meningkat dan
sebaliknya ketika kadar hormon tiroid tinggi,maka produksi TSH akan menurun.
24
Pada penyakit Graves ,adanya antibodi terhadap reseptor TSH di membran sel
folikel tiroid,menyebabkan perangsangan produksi hormon tiroid secara terusmenerus,sehingga kadar hormon tiroid menjadi tinggi.Kadar hormon tiroid yang
tinggi ini menekan produksi TSH di kelenjar hipofisis,sehingga kadar TSH menjadi
rendah dan bahkan kadang-kadang tidak terdeteksi.Pemeriksaan TSH generasi
kedua merupakan pemeriksaan penyaring paling sensitif terhadap
hipertiroidisme,oleh karena itu disebut TSH sensitive (TSHs),karena dapat
mendeteksi kadar TSH sampai angka mendekati 0,05mlU/L.untuk konfirmasi
diagnostik,dapat diperiksa kadar T-4 bebas (free T-4/FT-4). (2,3,4)
Pemeriksaan laboratorium yang paling khas adalah pengukuran hormon dalam
darah :(1, 14, 16, 8)
1. Kadar total T4 (tiroksin) dan atau T3 (triiodotironin) baik secara RIA
maupun ELISA (Enzyme Linked Imunosorbent Assay).
(Radioimmuniassay)
2. KadarTSH yang rendah, kecuali apabila hipertiroidisme ini disebabkan
karena hiperfungsi hipofisi yang membentuk TSH.
3. FT41 (Free thyroxin indeks/indeks tiroksin bebas) untuk menyingkirkan
peningkatan kadar T4 dan T3 selain dari kasus hipertiroidisme, seperti
kehamilan dan penggunaan alat kontrasepsi. Demikian juga kelainan
yang mmpengaruhi TBG (Thyroxine Binding Globulin) seperti nefrois,
sirosis hepatis, penggunaan testosteron, fenotiazin, kortikosteroid.
4. TSHS (Thyroid Stimulating Hormone Sensitif)
5. Pemeriksaan Radiokatif Iodine Uptake (RAIU)
3.6. DIAGNOSA
Gejala dan tanda apakah seseorang menderita hipertiroid atau tidak juga dapat
dilihat atau ditentukan dengan indeks wayne atau indeks new castle yaitu
sebagai berikut :
26
Diagnosis suatu penyakit hampir diawali oleh kecurigaan klinik.Untuk ini telah
dikenal indeks klinis wayne dan new castle,yang didasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik teliti.Kemudian diteruskan dengan pemeriksaan penunjang
untuk konfirmasi diagnosis : anatomis,status tiroid dan etiologi.Untuk fungsi
diperiksa kadar hormon beredar TT4,TT3 (dalam keadaan tertentu sebaiknya FT4
dan FT3 dan TSH ,ekskresi yodium urine,kadar tyroglobulin ,uji tangkap I 131.
Scintigrafi dan Tidak semua diperlukan.Untuk Fase awal penentuan
diagnosis,perlu T4(T3) dan TSH,namun pada pemantauan cukup diperiksa T4
saja,sebab sering TSH tetap padahal keadaan membaik,hal ini karena supresi
terlalu lama oleh hormon tiroid dan sehingga lamban pulih,Lazy pituitary,Untuk
memeriksa mata disamping klinis digunakan alat exopthalmometer
herthel.Karena hormon tiroid berpengaruh terhadap semua sel/organ makan
tanda kliniknya ditemukan pada semua organ kita. (5)
Diagnosis biasanya mudah dan jelas,namun ada beberapa keadaan misalnya
apathetic thyrotoksikosis tak kentara,biasa dengan gangguan kardiovaskuler
yang mencolok dan usia lanjut.Diagnosis ditegakkan dengan menemukan kadar
27
TSHs subnormal
FT4 normal
TSHs tinggi
FT4 tinggi
Hipertiroidisme klinis
TSHs tinggi
FT4 tinggi
Eu/Hipertiroidisme klinis
Hipertiroidisme
T3/FT3
T3/FT3
T3/FT3
Tinggi
Tinggi
Normal
Rendah
Tinggi
ro TSH artifact
Hipertiroidisme
subklinikal
TMAB,
TgAb
positif
T3 toksikosis
Adenoma toksik
Struma multinodular
Limfositik
tersembunyi
Tiroiditis
pospartum
Tiroiditis subakut
Tiroiditis faktitious
Linduced iatrogenik
RAIU/Scan
T4Ab T3Ab
TSH a subunit
negatif
Autoimun
Penyakit
Graves
Defek 5
deyodinasi
Normal
Tinggi
TRH
TRH
Respon
negatif
Sekresi
TSH tidak
tepat
Tumor
pituitaria
positif
negatif
FT4T3FT3
Tes TRH
Normal
(tinggi)
Respon
positif
Pituitaria
resisten
terhadap
hormon
tiroid
Supresi T3 RAIU
> 100 mg T3/d
negatif
28
Resistensi
Hormon tiroid
Rendah
(1, 14)
3.8, KOMPLIKASI
Krisis Tiroid (Tyroid Storm)
Merupakan eksaserbasi akut dari semua gejala tirotoksikosis yang berat
sehingga dapat mengancam kehidupan penderita.
Faktor pencetus terjadinya krisis tyroid pada penderita tirotoksikosis antara lain :
-
secara adekuat
Stress
yang
berat
akibat
penyakit-penyakit
seperti
(6)
Demam Tinggi ,dimana suhu meningkat dari 38C sampai mencapai 41C
koma
Gejala-gejala saluran cerna berupa mual,muntah, diare,dan ikterus
Terjadinya krisis tiroid diduga akibat pelepasan akut dari simpanan hormon tiroid
di dalam kelenjar tiroid.Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar
T4 dan T3 di dalam serum penderita dengan krisis tiroid tidak lebih tinggi
dibandingkan dengan kadarnya pada penderita tirotoksikosis tanpa krisis tiroid.
Juga tidak ada bukti yang kuat bahwa krisis tiroid terjadi akibat peningkatan
produksi triiodothyronine yang hebat .Dari beberapa studi terbukti bahwa pada
krisis tiroid terjadi peningkatan jumlah reseptor terhadap katekolamin , sehingga
30
jantung dan jaringan syaraf lebih sensitif terhadap katekolamin yang ada di
dalam sirkulasi. (16)
Hipertiroidisme dapat mengakibatkan komplikasi mencapai 0,2 % dari seluruh
kehamilan dan jika tidak terkontrol dengan baik dapat memicu terjadinya krisis
tirotoksikosis,kelahiran
prematur
atau
kematian
intrauterin.Selain
itu
BAB IV
PENATALAKSANAAN
(1, 4)
(2, 3)
4.1.OBAT-OBATAN
A.OBAT ANTI TIROID (OAT)
Gol.Tionamid :
31
Mekanisme aksi :
-
cara
menghambat
oksidasi
dan
organifikasi
Atas dasar kemampuan menghambat konverrsi T-4 ke T-3 ini, PTU lebih dipilih
dalam pengobatan krisis tiroid yang memerlukan penurunan segera hormon
tiroid di perifer,sehingga efektif dalam penurunan kadar hormon secara cepat
pada fase akut dari penyakit Graves.Sedangkan metimazol adalah efek
penghambatan biosintesis hormon lebih panjang dibanding PTU,sehingga dapat
diberikan sebagai dosis tunggal.
Indikasi pemberian Obat Anti Tiroid :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang
menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang
dan tirotoksikosis.
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan
atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat Iodium
radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia.
e. Pasien dengan krisis tiroid.
Adapun terapi obat-obatan meliputi :
- Propiltiourasil (PTU)
Tersedia dalam bentuk tablet 50 mg. Biasanya diberikan dengan dosis
awal 100-150 mg setiap 6 jam, setelah 4-8minggu,dosis dikurangi
32
Metimazol (1-metil-z-merkaptoimedazol)
Mempunyai masa kerja yang lama sehingga dapat diberikan Dosis
Tunggal sekali sehari.
Tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan 10 mg,Terapi dimulai dengan
Dosis 40mg setiap pagi selama 1-2 bulan,dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 5-20mg perhari
(3)
Karbimazol
Suatu derivat metimazol, terdapat dalam bentuk tablet 5 mg dan 10
mg,
dosisnya = metimazol.
(2)
131
atau operasi.
(2,3)
*Efek samping yang lebih ringan seperti pruritus,dapat dicoba obat jenis lain
(misalnya dari PTU ke metimazole) atau sebaliknya.
(2)
klinis
dan
biokimia
guna
menentukan
dosis
obat
hormon-hormon
itulah
yang
memberikan
efek
klinis
Klinis
yang
dievaluasi
ialah
berat
badan
nadi
tekanan
darah,kelenjar tiroid,mata.
B.OBAT GOLONGAN PENYEKAT BETA
Obat golongan penyekat betaPropanolol Hidroklorida. Dosis awal 80 mg/hari.
34
blokadenya
pada
reseptor
adrenergik.
Disamping
efek
(4,6)
Obat golongan penyekat beta yang punya durasi kerja lebih panjang :
-
Atenolol
Metoprolol
Nodolol
dan
Gagal
jantung
kecuali
gagal
jantung
yang
jelas
Iodida inorganik
Preparat iodinated Radiograpic contrast
Potassium perkolat
Lithium karbonat
kali
penderita
diberi
Metimazole
3x10mg/hari
selama
35
Kelompok kontrol juga diberikan methimazole dengan dosis dan cara yang sama
namun tanpa tiroksin.
Dengan mengistirahatkan kelenjar tiroid melalui pemberian tiroksin eksogen
(yang menekan produksi TSH), maka reaksi imun intratiroidal akan dapat
ditekan,yaitu dengan mengurangi presentasi antigen.
Pertimbangan lain untuk memberikan kombinasi OAT dan tiroksin adalah agar
penyesuaian dosis OAT untuk menghindari hipotiroidisme tidak perlu dilakukan
terlalu sering,terutama bila dugunakan OAT dosis tinggi.
4.3.PEMBEDAHAN
Tiroidektomi subtotal sangat efektif untuk menanggulangi hipertiroidisme. Hasil
tindakan operasi ini tergantung pada pengalaman dan ketrampilan ahli bedah.
Kelenjar yang tertinggal sesudah operasi penting sekali sebab bila terlalu besar
biasanya kambuh kembali, sedang bila terlalu kecil terjadi hipertiroidisme.
10-15
tetes/hari
selama
10
hari
sebelum
dioperasi
untuk
Efek
samping
yang
menonjol
dari
pengobatan
Yodium
radioaktif
HIPOTIROIDISME
Efek samping yang perlu diwaspadai :
-
mendadak(leakage)
pasca
pengobatan
yodium
(3)
37
Keuntungan
Kemungkinan
Kerugian
remisi -angka
residif
jangka
panjang
tinggi
tanpa -pengobatan
hipotiroidisme
cukup
jangka
Tiroidektomi
-Cukup
banyak
eutiroid
-relatif cepat
-relatif jarang residif
bedah
-masih ada morbiditas
-40% hipotiroid dalam
10tahun
Yodium Radioaktif
( I131)
-sederhana
-jarang
(tergantung dosis)
radiasi
(5)
(5)
38
Glukokortikoid (oral,intravenous,lokal)
Radioterapi orbital supervoltage
Operasi rehabilitatif: Dekompresi mata,Operasi
otot
mata
Cyclosporin
Plasmaferesis
Cyclofosfamide
Bromocriptine
Metronidazole
krisis
(menghambat
tiroid
produksi
meliputi
hormon
pengobatan
,menghambat
terhadap
pelepasan
hipertiroidisme
hormon
dan
plasmafaresis),normalisasi
dekompensasi
homeostatic
(koreksi
fetus.(Pre-eklamsia,malformasi
fetal,prematur,BBLR).makin
cepat
39
atau
borderline
hypertyroidisme
(dapat
diduga
dengan
40
41