Askep Keluarga
Askep Keluarga
Askep Keluarga
Tahap II
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan
perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian
dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi,
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan
menciptakan serta mempertahankan budaya.
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya jaringan kerja
dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang ditunjukkan oleh
adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan
(Leininger, 1976).
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah
tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling
ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai
tujuan bersama.
B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman 1998,
ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
1. Tahap I
: Keluarga Pemula
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling memuaskan,
menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga berencana.
: Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda sebagai
sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas
persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek
dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
3. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam
keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan
kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan
fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan
tugas sekolah.
5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali
hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak,
memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab,
mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai anak
terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan memasukkan
anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk
memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua
lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
7. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas
perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan
yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungna
perkawinan yang kokoh.
8. Tahap VIII
: Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang
C. Tipe Keluarga
1. Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu :
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang hidup dalam
rumah tangga yang sama.
2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu orang yang
mengepalai akibat dari perceraian, pisah, atau ditinggalkan.
3) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak yang
tinggal bersama mereka.
4) Bujang dewasa yang tinggal sendiri
5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di rumah
dengan anak sudah kawin atau bekerja.
6) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota yang tidak
menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis.
1.
2.
3.
4.
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.
b. Keluarga non tradisional
1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah
2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu
rumah
3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah
tangga
3. Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan Darmawan (2005)
a.
Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
b. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama-sama.
c. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan
D. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan (2005), yaitu:
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh
dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi
keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan
perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota
keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan
papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga.
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk
memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa
aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian
anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
7. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa
mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.
E. Tugas Keluarga
1.
2.
3.
4.
5.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan keluarga
maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
mengatasinya. (Effendy, 1998)
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan
pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut
teori/model Family Centre Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian yaitu :
a.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Data Umum
Identitas kepala keluarga
Komposisi anggota keluarga
Genogram
Tipe keluarga
Suku bangsa
Agama
Status sosial ekonomi keluarga
b.
1)
2)
3)
4)
5)
c.
1)
2)
3)
4)
5)
d.
1)
2)
3)
4)
Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga
Struktur kekuatan keluarga
Struktur peran (formal dan informal)
Nilai dan norma keluarga
e.
1)
2)
3)
Fungsi keluarga
Fungsi afektif
Fungsi sosialisasi
Fungsi perawatan kesehatan
h. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji (2004) yaitu:
a.
Diagnosa Keperawatan
Anallisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan standar
normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.
Diagnosa Keperawatan
Manajemen kesehatan yang dapat di ubah
Perilaku mencari sehat
Kerusakan penatalaksanaan lingkungan rumah
Kurang pengetahuan
Konflik keputusan
Peran-pola hubungan
Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
Konflik peran orang tua isolasi social
Perubahan dalam proses keluarga
Perubahan penampilan peran
Risiko perubahan dalam menjadi orang tua
Perubahan menjadi orang tua
Risiko terhadap kekerasan
Koping pola pola toleransi Koping keluarga potensial terhadap pertumbuhan
terhadap stress
3. Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan
dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi
(Efendy,1998).
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala
prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
a. Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan
disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas
masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai
berikut :
1. Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
3. Potensi masalah untuk dicegah
4. Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu
proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978)
dalam Effendy (1998).
Kriteria
Sifat masalah
Bobot
1
Kemungkinan masalah
untuk dipecahkan
Menonjolnya masalah
Skor
Aktual
=3
Risiko
=2
Potensial
=1
Mudah
=2
Sebagian
=1
Tidak dapat = 0
Tinggi
=3
Cukup
=2
Rendah
=1
Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah = 0
2.
3.
4.
5.
b. Rencana
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan. Tujuan
dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan stressor dan intervensi
dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis
pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder, dan
pencegahan tersier untuk memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan
penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang
berorientasi pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah
sebagai berikut :
1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah
Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan
mengenai intervensi/interpretasi yang salah.
Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab,
tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan
dan pentingnya pengobatan secara teratur.
Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.
Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa
yang telah dilaksanakan.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan
criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja
valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan
perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi tingkat
aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998)
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah
diberikan implementasi keperawatan.
O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang
obyektif.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and Practice
Nursing. Philadelpia : Lippincott
Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000.Community
Practice. Lippincott : California
Health
and
Nursing,
Concept
and
DATA UMUM
Nama kepala keluarga
: Tn. M
Alamat
: Sitimulyo
Usia
: 52 Tahun
Pendidikan kepala keluarga
: SMP
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Satpam
Suku Bangsa
: Jawa/Indonesia
Susunan Keluarga
N
o
Nam
a
J
K
Ny.
M
9. Genogram
Hub.dg
n
Umu
kepala
r
kluarga
Suami 52
Thn
Pendidika
n
SMP
Peker
Jaan
Agam
a
Kondisi
Kesehata
n
Satpa
m
Islam
Baik
Tn. M yang mempunyai penghasilan sendiri dan menjadi sumber penghasilan keluarga
utama. Penghasilan tersebut digunakan untuk kepentingan keluarga dan belum
mencukupi untuk biaya hidup sehari hari. Sehingga Tn. M mempunyai pekerjaan
sampingan yaitu sebagai petani. Tn. M juga menyiapkan dana khusus untuk kesehatan.
12 . Aktivitas Rekreasi Keluarga
Setiap hari Tn. M dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan hiburan biasanya
menonton TV. Dan setiap sebulan sekali Tn. M pergi jalan-jalan ke pantai.
II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. M mempunyai satu orang anak perempuan. Anak tersebut berumur 22
tahun. Maka keluarga Tn M berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak
dewasa.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini Tn. M telah memenuhi tugas perkembangan yaitu memperluas keluarga inti
menjadi keluarga besar dengan anak satu-satunya sudah menikah dan memiliki satu
anak.
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah dan denah rumah
Luas tanah : 200 m2
Luas Rumah : 150 m2
Tipe Rumah Tn. M adalah permanent, dengan status rumah milik pribadi. Rumah
Tn. M menggunakan atap genting, dan menggunkan lantai semen dan tanah. Memiliki
beberapa ruang yaitu 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 kamar
mandi dan 1 WC dengan jenis jamban leher angsa, kondisinya tidak terurus. Jumlah
jendela 5 buah, memiliki ventilasi yang baik, cahaya yang cukup, dan penerangan
dengan lampu listrik. Peletakan perabot rumah tangga kurang rapi. Keluarga
mempunyai tempat pmbuangan sampah terbuka, dan saluran kotoran septictank, akan
tetapi tidak terlihat. Keluarga mempunyai sumber air sendiri, yaitu sumur, kualitas air
jernih, tidak berbau dan tawar. Jarak antara septictank dan sumber air lebih dari 10
m. Sumber air minum yang digunakan adalah dari sumur tersebut. Factor risiko bahaya
fisik yaitu tangga yang tidak ada pegangan sampingnya, sehingga dapat
membahayakan Tn. M.
Denah Rumah :
No
Nama
organ
TandaTanda
Vital
Kepala
:
a.Ram
but
Tn. M
TD :
120/90
N : 90
x/menit
RR :
20x/mn
t
S:
37C
Lurus,
hitam,
pendek
, halus,
bersih
b. Mata
Simetri
s,
konjun
c.
gtiva
Hidung anane
mis,
pupil
d.
isokor,
Mulut
sclera
dan
anikteri
gigi
k
e.
Leher
Lubang
hidung
simetri
s, tidak
ada
secret,
tidak
ada lesi
Thorax
a. Paru
Bibir
lembab
, bibir
hitam
Abdom Gigi
en
sedikit
kuning,
gigi
berluba
Ekstre ng.
mitas
Warna
coklat,
tidak
ada
pembes
aran
kelenja
Integu r
men
tyroid,
tidak
ada
distensi
vena
jugular
is
Bentu
k dada
simetri
s,
ekspan
si dada
simetri
s
Warna
kulit
coklat,
tidak
ada
acites,
dinding
perut
lebih
rendah
dari
dinding
dada
Anggot
a gerak
lengka
p,
Tidak
ada
luka/be
kas
luka,
tidak
ada
edema
pada
ekstre
mitas
atas
dan
bawah,
kekuat
an otot
5
5
5
Warna
Kulit
coklat,
sedikit
kering,
VIII. ANALISA DATA
DATA
DS : pasien mengatakan merokok
Pasien mengatakan sering sakit gigi
DO : bibir hitam, gigi kekuningan, gigi
berlubang
: Pasien mengatakan terdapat
tangga yang cukup tinggi
DO : Tangga tinggi dan tidak
terdapat pegangan
MASALAH
KESEHATAN
Ketidaksanggupa
n mengenal
masalah
kesehatan
MASALAH
KEPERAWATAN
Perilaku hidup tidak
sehat
IX. SKORING
X. PRIORITAS MASALAH
1. Perilaku hidup tidak sehat berhubungan dengan ketidaksanggupan mengenal masalah
kesehatan
2. Risiko jatuh berhubungan dengan Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yg
dpt mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
3. Gaya hidup kurang gerak berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas kesehatan & keperawatan ( tidak olahraga)
XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku hidup tidak sehat berhubungan dengan ketidaksanggupan mengenal masalah
kesehatan.
2. Risiko jatuh berhubungan dengan Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yg
dpt mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
3. Gaya hidup kurang gerak berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas kesehatan & keperawatan ( tidak olahraga)
XII.
Diagnosa Keperawatan
Keluarga
1. Perilaku hidup tidak sehat
berhubungan dengan
ketidaksanggupan
mengenal masalah
kesehatan.
Risiko jatuh
berhubungan
denganKetidaksanggupan
memelihara lingkungan
rumah yg dpt
mempengaruhi kesehatan
dan perkembangan
pribadi anggota keluarga
Tujuan
Intervensi
Umum
Khusus
Setelah dilakukan
1. Pasien
1. Kaji gaya hidup
pertemuan selama 1x 45
mengetahui
klien
menit, klien dapat
bahaya
2. Berikan edukasi
mengenal masalah
merokok
mengenai bahaya
kesehatan yang dialami 2. Pasien (Tn.M) merokok
mau
3. Berikan
mengurangi
informasi
konsumsi
mengenai zat zat
rokok
berbahaya yang
3. Pasien dapat
terkandung
mengetahui
dalam rokok
tentang zat zat4. Bantu pasien
berbahaya
untuk
dalam rokok
mengurangi
konsumsi rokok
secara bertahap
5. Anjurkan pasien
mengganti
kebiasaaan
merokok dengan
mengkonsumsi
permen
Setelah dilakukan
pertemuan selama 1x30
hari,
masalahKetidaksanggupan
1.
memelihara lingkungan
rumah yg dpt
mempengaruhi kesehatan
dan perkembangan pribadi
2.
anggota keluarga dapat
teratasi
Klien mau 1.
membuat
pegangan pada2.
tangga
Tidak ada 3.
anggota
keluarga yang
jatuh akibat
tidak adanya 4.
pegangan pada
tangga
3. Klien mampu
mencegah
lantai tangga 5.
licin
Kaji lingkungan
rumah klien
Kaji kondisi
rumah klien
Kaji factor
penyebab lantai
tangga menjadi
licin
Berikan
informasi
mengenai bahaya
tangga tidak ada
pegangannya
Beri informasi
mengenai
kemungkinan
6.
7.
8.
Setelah dilakukan
4.
tindakan keperawatan
selama 1x45 menit,
masalahketidakmampuan
keluarga dalam
5.
melaksanakan tugas-tugas
kesehatan & keperawatan
( tidak olahraga) dapat
teratasi
6.
Klien mau
1.
berolahraga
paling sedikit
1x seminggu
Klien
mengetahui
manfaat
2.
olahraga
Klien
mengetahi
akibat jarang
olahraga
3.
4.
5.
cedera fisik
karena jatuh
akibat tangga
yang tidak
memiliki
pegangan
Berikan
informasi
mengenai
penataan
lingkungan
rumah yang baik
Diskusikan
dengan keluarga
mengenai
peletakan
perabotan yang
baik
Anjurkan klien
untuk membuat
pegangan pada
tangga.
Berikan
pendidikan
kesehatan
mengenai
manfaat
olahraga.
Anjurkan klien
untuk
berolahraga
minimal 1x
seminggu
Berikan
informasi akibat
tidak melakukan
olahraga
Anjurkan pasien
untuk lari-lari
kecil setiap pagi
Motivasi klien
untuk
berolahraga
XIII.
IMPLEMENTASI
Tgl
No.
Diagnosa
Dx
9
1
Perilaku hidup tidak
Juni
sehat
berhubungan
2012
dengan
ketidaksanggupan
mengenal
masalah
kesehatan
10
Juni
2012
Risiko
jatuh
berhubungan
denganKetidaksanggupan
memelihara lingkungan
rumah
yg
dpt
mempengaruhi kesehatan
dan
perkembangan
pribadi anggota keluarga
11
Juni
2012
Implementasi
Memberikan
edukasi
mengenai bahaya merokok
Memberikan
informasi
mengenai zat zat berbahaya
yang terkandung dalam rokok
Membantu
pasien
untuk
mengurangi konsumsi rokok
secara bertahap
Menganjurkan
pasien
mengganti
kebiasaaan
merokok
dengan
mengkonsumsi permen
Memberikan
informasi
mengenai bahaya tangga tidak
ada pegangannya
Memberi informasi mengenai
kemungkinan cedera fisik
karena jatuh akibat tangga
yang tidak memiliki pegangan
Memberikan
informasi
mengenai
penataan
lingkungan rumah yang baik
Mendiskusikan
dengan
keluarga mengenai peletakan
perabotan yang baik
Menganjurkan klien untuk
membuat
pegangan
pada
tangga.
Memberikan
pendidikan
kesehatan mengenai manfaat
olahraga.
Menganjurkan klien untuk
berolahraga
minimal
1x
seminggu
Memberikan informasi akibat
tidak melakukan olahraga
Menganjurkan pasien untuk
lari-lari kecil setiap pagi
Memotivasi
klien
untuk
TTD
berolahraga
XIV.
EVALUASI
No Tgl
1
12-6-12
12-6-12
12-6-12
Diagnosa
Perilaku hidup tidak sehat
berhubungan
dengan
ketidaksanggupan
mengenal
masalah
kesehatan
Risiko jatuh berhubungan
dengan Ketidaksanggupan
memelihara
lingkungan
rumah
yg
dpt
mempengaruhi kesehatan
dan
perkembangan
pribadi anggota keluarga
Evaluasi
S : Pasien mengatakan akan mulai
mengurangi konsumsi rokok
A : Masalah teratasi
P : pertahankan kondisi