Mi - Logistik p2tb Di Fasyankes
Mi - Logistik p2tb Di Fasyankes
Mi - Logistik p2tb Di Fasyankes
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penatalaksanaan pasien TB di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
memerlukan sarana logistik yang terdiri dari:
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) termasuk alat suntik dan aquabides
untuk injeksi.
Sarana dan bahan-bahan Laboratorium
Formulir, kartu dan buku register.
Fasyankes harus mempunyai persediaan yang cukup, sehingga tersedia
pada waktu diperlukan.
Program Nasional Pengendalian TB menyediakan OAT (Obat Anti
Tuberkulosis) secara gratis untuk semua pasien TB di fasyankes dengan
strategi DOTS.
OAT yang disediakan Program Nasional Pengendalian TB berupa OAT
Kombinasi Dosis Tetap (KDT) yang dikemas dalam bentuk blister,
sehingga mudah dalam pemberiannya kepada pasien dengan dosis yang
tepat. Untuk menjamin tidak terputusnya pengobatan pasien TB, maka
setiap pasien dikemas 1 paket OAT untuk satu masa pengobatan.
Disamping itu disediakan juga OAT dalam bentuk Kombipak untuk
pengganti OAT KDT bagi pasien TB yang mengalami efek samping OAT
KDT.
Dalam pengelolaan logistik perlu diperhatikan tempat dan cara
penyimpanan agar OAT dan logistik lainnya tetap terjamin kualitasnya.
Modul ini dirancang untuk membekali petugas fasyankes agar mampu
mengelola logistik OAT dan non OAT lainnya dengan baik.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mempelajari materi ini peserta latih mampu mengelola logistik
OAT, non OAT dan penyiapan OAT untuk pasien TB dengan baik.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mempelajari materi ini, peserta latih mampu :
a. Menjelaskan Jenis-jenis logistik dalam Program Pengendalian TB
b. Mengelola, menyimpan dan menjaga ketersediaan logistik OAT dan
non OAT.
c. Menyiapkan dan memberikan OAT pada pasien TB
BAB II
MATERI PEMBELAJARAN
A. JENIS-JENIS LOGISTIK PROGRAM PENGENDALIAN TB
Logistik Program Pengendalian TB terdiri dari OAT dan non OAT.
1. Logistik OAT.
Program menyediakan paket OAT dewasa dan anak, dalam bentuk 2
macam kemasan yaitu :
OAT dalam bentuk obat kombinasi dosis tetap (KDT) / Fixed Dose
Combination (FDC) terdiri dari paket Kategori 1, kategori 2 dan
sisipan yang dikemas dalam blister, dan tiap blister berisi 28 tablet.
OAT dalam bentuk kombipak terdiri dari paket Kategori 1, kategori 2,
dan sisipan, yang dikemas dalam blister harian, kombipak ini
disediakan jika terjadi efek samping KDT.
Paduan OAT yang digunakan dalam pengobatan pasien TB terdiri dari
Isoniasid (H); Rifampisin (R); Pirasinamid (Z); Etambutol (E); dan
Streptomisin(S).
Untuk memudahkan pemberian obat secara tepat, maka OAT dalam
bentuk paket sebagai berikut :
Paket OAT KDT.
Kategori 1.
JENIS OAT
4 FDC : 1 Blister = 28 Tablet (1 tablet =
Rifampisin 150mg/ Isoniasid 75mg/
Pirazinamid 400mg/Etambutol 275mg)
2 FDC : 1 Blister = 28 Tablet (1 tablet =
Rifampisin 150mg / Isoniasid 150 mg)
ISI PAKET
Tahap Awal
6 Blister
Tahap
Lanjutan
6 blister
Kategori 2.
JENIS OAT
4 FDC : 1 Blister = 28 Tablet (1 tablet =
Rifampisin 150mg/ Isoniasid 75mg/
Pirazinamid 400mg/Etambutol 275mg)
Streptomisin 1 gr
Aqua pro injeksi 5 ml
Spuit 5 cc
2 FDC : 1 Blister = 28 Tablet (1 tablet =
Rifampisin 150mg / Isoniasid 150 mg)
1 Blister = 28 Tablet Etambutol
ISI PAKET
9 Blister
Tahap
Awal
Tahap
Lanjutan
56 vial
60 vial
56 buah
7 Blister
7 Blister
Sisipan
JENIS OAT
4 FDC : 1 Blister = 28 Tablet (1 tablet =
Rifampisin 150mg/ Isoniasid 75mg/
Pirazinamid 400mg/Etambutol 275mg)
ISI PAKET
Sisipan
3 Blister
Kategori Anak
JENIS OAT
3 FDC : 1 Blister = 28 Tablet (1 tablet =
Rifampisin 75 mg/ Isoniasid 50mg/
Pirazinamid 150mg)
2 FDC : 1 Blister = 28 Tablet (1 tablet =
Rifampisin 75 mg / Isoniasid 50 mg)
Paket OAT Kombipak.
Kategori 1.
JENIS OAT
1 Blister = 8 tablet (1 tablet isoniasid 300mg/
1 tab Rifampisin 450mg/ 3 tablet Pirazinamid
@ 500mg/ 3 tablet Etambutol @ 250mg
1 Blister =3 tablet (2 tab Isonoasid @ 300mg/
1 tab Rifampisin 450mg
ISI PAKET
Tahap Awal
6 Blister
Tahap
Lanjutan
12 Blister
ISI PAKET
Tahap Awal
56 Blister
Tahap
Lanjutan
48 Blister
Kategori 2.
JENIS OAT
1 Blister = 8 tablet (1 tab isoniasid 300mg/ 1
tab Rifampisin 450mg/ 3 tablet Pirazinamid
@ 500mg/ 3 tablet Etambutol @ 250mg
Streptomisin 1 g
Aqua pro Injeksi 5 ml
Spuit 5 ml
1 Blister =5 tablet (2 tab Isonoasid @ 300mg/
1 tab Rifampisin 450mg / 2 tab Etambutol @
500mg dan 1 tablet Etambutol 250mg
ISI PAKET
56 Blister
Tahap Awal
Tahap
Lanjutan
56 vial
60 vial
56 buah
60 Blister
Sisipan
JENIS OAT
1 Blister = 8 tablet (1 tab isoniasid 300mg/ 1
tablet Rifampisin 450mg/ 3 tab Pirazinamid
@ 500mg/ 3 tab Etambutol @ 250mg
ISI PAKET
Sisipan
28 Blister
Kategori Anak
JENIS OAT
1 Sachet = 5 tablet/kaplet (1 tablet isoniasid
100mg/ 2 kaplet Rifampisin @75mg/ 2 tablet
Pirazinamid @ 200mg
1 Sachet =3 tablet (1 tab Isonoasid @
100mg/ 2 tab Rifampisin @ 75mg
ISI PAKET
Tahap Awal
56 sachet
Tahap
Lanjutan
112 sachet
LATIHAN 1.
Jawalah pertanyaan ini dengan benar!
1. Sebutkan jenis logistik yang digunakan program TB di fasilitas
pelayanan kesehatan Saudara ?
= 6 + 2 1 = 7 paket
Pot Dahak
LATIHAN 2.
10
11
Dosis
1 x minum
2 tab
3 tab
4 tab
5 tab
12
Kategori 2:
Dosis Kategori 2 berdasarkan berat badan adalah sbb :
Berat
badan (Kg)
30 37
38 54
55 70
71
Kategori Anak:
Dosis Kategori Anak berdasarkan berat badan adalah sbb :
Kategori Anak KDT
Berat Badan
(Kg)
5-9
10 - 14
15 - 19
20 -32
Dosis
1 x minum
1 tab
2 tab
3 tab
4 tab
BB
< 10 kg
BB
10 - 19 kg
BB
20 - 32 kg
Isoniasid
50 mg
100 mg
200 mg
Rifampicin
75 mg
150 mg
300 mg
Pirasinamid
150 mg
300 mg
600 mg
13
14
LATIHAN 3
Kerjakan latihan soal berikut ini dengan menjawab pertanyaanpertanyaan secara benar.
1. Tulislah paduan OAT dan peruntukannya
15
LATIHAN 4
Praktek demonstrasi pengemasan Obat untuk paket dan dosis untuk
pasien TB
Bahan yang diperlukan :
1. Paket OAT KDT Kategori 1, 2 dan Anak ,
2. Formulir TB.01 dan TB.02.
Pelatih membimbing peserta untuk mengemas paket OAT dan dosis untuk
pasien secara bergeliran
Yang akan dikerjakan oleh peserta :
Sesuai dengan tahapan diatas, pengemasan sampai pemberian OAT,
lakukan :
1. Pengemasan OAT untuk pasien Baru TB dengan BB 38 54 kg
2. Pengemasan OAT untuk pasien Kambuh dengan BB 30 37 kg
16
LATIHAN 5.
MENGHITUNG KEBUTUHAN LOGISTIK
Suwarno adalah petugas pengelola TB di Puskesmas PRM Lumire
Kecamatan Papirus Kabupaten Permata, jumlah penduduk puskesmas
43.000 jiwa.
Pada triwulan I tahun 2009 Puskesmas Lumire berhasil menemukan dan
mengobati pasien TB, yaitu:
pasien baru TB BTA positif sebanyak 9 orang,
pasien TB BTA negatif foto toraks mendukung sebanyak 3 orang,
pasien TB Ekstraparu 1 orang,
pasien TB Kambuh 1 orang dan
pasien TB Anak 3 orang.
Semua pasien TB yang diobati mengalami konversi.
Stok logistik pada akhir triwulan I tahun 2009 adalah sebagai berikut :
Kategori 1
: 3 paket
Kategori 2
:0
Sisipan
: 1 paket
Kategori Anak : 2 paket.
Pot dahak
: 120 buah
Kaca sediaan : 128 buah.
Reagensia
: 2 paket
TB.01
: 12 lembar
TB.02
: 12 lembar
Pertanyaan dengan menggunakan data di atas:
a. Hitunglah perkiraan pasien yang akan diobati pada triwulan 2.
b. Hitunglah kebutuhan OAT pada triwulan 2
c. Hitunglah permintaan OAT pada triwulan 2
d. Hitunglah kebutuhan logistik non OAT pada triwulan 2
e. Hitunglah permintaan logistik non OAT pada triwulan 2
Jawablah Pertanyaan tersebut di atas dengan menggunakan format bantu di
halaman berikut.
17
Jawab :
a. Perkiraan pasien yang akan diobati triwulan 2.
No
Tipe Pasien
Ekstraparu
Kambuh
Anak
Jumlah
Jumlah 1+2+3
Jumlah
Jenis OAT
Kategori 1
Kategori 2
Sisipan
Anak
Jenis OAT
Kategori 1
Kategori 2
Sisipan
Anak
Kebutuhan
Stok
Permintaan
18
Jenis Logistik
Pot dahak
Kaca sediaan
Reagensia
Kartu TB.01
Kartu TB.02
Formulir TB.05
Jenis Logistik
Pot dahak
Kaca sediaan
Reagensia
Kartu TB.01
Kartu TB.02
Formulir TB.05
Kebutuhan
Stok
Permintaan
19
20
LAMPIRAN
DOSIS PADUAN OAT
Tabel 1. Dosis paduan OAT-KDT Kategori-1
Berat Badan
Tahap Intensif
tiap hari selama 56 hari
RHZE (150/75/400/275)
Tahap Lanjutan
3 kali seminggu selama 16 minggu
RH (150/150)
30 37 kg
38 54 kg
55 70 kg
71 kg
2 tablet 4KDT
3 tablet 4KDT
4 tablet 4KDT
5 tablet 4KDT
2 tablet 2KDT
3 tablet 2KDT
4 tablet 2KDT
5 tablet 2KDT
Berat Badan
3037 kg
3854 kg
5570 kg
71 kg
Tahap Intensif
tiap hari
RHZE (150/75/400/275) + S
Selama 56 hari
Selama 28 hari
2 tab 4KDT +
2 tab 4KDT
500 mg Streptomisin inj.
3 tab 4KDT +
3 tab 4KDT
750 mg Streptomisin inj.
4 tab 4KDT +
4 tab 4KDT
1000 mg Streptomisin inj.
5 tab 4KDT +
5 tab 4KDT
1000 mg Streptomisin inj.
Tahap Lanjutan
3 kali seminggu
RH (150/150) + E(275)
selama 20 minggu
2 tab 2KDT +
2 tab Etambutol
3 tab 2KDT +
3 tab Etambutol
4 tab 2KDT +
4 tab Etambutol
5 tab 2KDT +
5 tab Etambutol
Catatan:
Pasien berumur 60 tahun ke-atas dosis maksimal untuk streptomisin adalah 500 mg
tanpa memperhatikan berat badan.
Untuk perempuan hamil tidak boleh diberikan suntikan streptomisin.
Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram, dengan menambahkan aquabidest
sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg)
Keterangan:
Bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg dirujuk ke rumah sakit
Anak dengan BB 33 kg , dirujuk ke rumah sakit.
Obat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah.
OAT KDT dapat diberikan dengan cara : ditelan secara utuh atau digerus sesaat
sebelum diminum.
21
22