Buku Pedoman Operation Research
Buku Pedoman Operation Research
Buku Pedoman Operation Research
OPERATION RESEARCH
Disusun Oleh:
Dr. Ir. HARSUKO RINIWATI, MP (Koordinator MK OR)
TIM DOSEN OR
TIM ASISTEN
1. PENDAHULUAN
diberi
pemahaman
mengambil
keputusan
bisnis
atau
persoalan-persoalan
atau
kasus-kasus
dengan
cara
perhitungan manual.
Di dalam bisnis, pengambilan keputusan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan
dalam
keseharian
seorang
manajer.
Pendekatan
dalam
bisnis.
Dalam
tataran
akademik,
ada
banyak
nama
yang
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menyelesaikan persoalan Linier Programming (metode
Grafik, Simplex), Model Transportasi (Variasi Linear Programming)
dan Goal Programming dengan menggunakan aplikasi QM for windows
dan QSB+.
2. Mahasiswa dapat menginterpretasikan out-put hasil analisis penyelesaian
persoalan Linier Programming (metode Grafik, Simplex),
Model
Transportasi
(Variasi
Linear
Programming)
dan
Goal
2. TINJAUAN PUSTAKA
karangan
itu,
telah
dirumuskan
mengenai
persoalan
linier
programming untuk pertama kalinya. Akan tetapi ide ini tidak dapat
berkembang di Rusia. Ternyata dunia barat yang memanfaatkan ide ini
selanjutnya. Kemudian pada tahun 1947 B. Dantzing menemukan suatu cara
untuk memecahkan persoalan linier programming tersebut dengan metode
yang disebut Simplex method. Setelah itu linier programming berkembang
pesat dalam bidang kemiliteran dan bisnis ( maksimum profit, minimum cost).
2.2 Mengenal Persoalan Linier Programming
Untuk keperluan pembangunan, pemerintah memerlukan barangbarang modal yang harus diimpor dengan menggunakan devisa. Devisa
diperoleh melalui ekspor. Di dalam menentukan produksi barang-barang
ekspor tersebut pemerintah menghadapi beberapa pembatasan misalnya
tersedianya tanah yang cocok untuk menanam sejenis tanaman ekspor
tertentu, tersedianya bibit, pupuk, air, dan tenaga kerja, besarnya permintaan
Linier
Programming
(L.P.)
ialah
persoalan
untuk
ketahui tapi kita juga dapat memberikan interpretasi ekonomi dan melakukan
analisis sensitivitas.
Metode simplex lebih efisien serta dilengkapi dengan suatu test
criteria yang bisa memberitahukan kapan hitungan harus dihentikan dan
kapan harus dilanjutkan sampai diperoleh suatu optimal solution (maximum
profit, maximum revenue, minimum cost, etc). Pada umumnya dipergunakan
table-tabel, dari table pertama yang memberikan pemecahan terakhir yang
memberikan pemecahan dasar permulaan yang fisibel (initial basic feasible
solution) sampai pada pemecahan terakhir yang memberikan optimal solution.
Yang lebih menarik ialah bahwa semua informasi yang diperlukan (test
criteria, nilai variabel-variabel, nilai fungsi tujuan) akan terdapat pada setiap
tabel, selain daripada itu nilai fungsi tujuan dari suatu tabel akan lebih
besar/kecil atau sama dengan tabel sebelumnya. Pada umumnya suatu
persoalan linier programming bisa diklarifikasikan menjadi 3 kategori:
a. Tidak ada pemecahan yang fisibel
b. Ada pemecahan optimum
c. Fungsi obyektif tidak ada batasnya
2.5 Transportasi
Salah satu tipe daripada persoalan transportasi adalah sebagai
berikut:
Suatu jenis barang tertentu akan diangkut dari beberapa tempat asal (origin)
misalnya depot, pabrik, tempat produksi, gudang, tempat penyimpanan ke
beberapa tempat tujuan (destination), misalnya pasar, agen, daerah
penjualan, lokasi proyek, dsb. Di dalam mengangkut barang tersebut telah
diketahui biaya angkut per unit/satuan barang dari tempat asal ke tempat
tujuan.
Misalnya ada m tempat asal dan n tempat tujuan.
Xij = jumlah barang yang harus diangkut dari tempat asal i ke tempat tujuan j
cij = biaya angkut per unit barang dari tempat asal i ke tempat tujuan j
i = 1, 2, , m dan j = 1, 2, , n
si = banyaknya barang yang tersedia ditempat asal i
dj = banyaknya permintaan terhadap barang (demand) dari tempat tujuan j
Untuk mudahnya dibuat asumsi berikut:
=
3. PROSEDUR PENGOPERASIAN
Kemudian akan muncul jendela Tip of the day, bila ingin segera
memulai
program,
anda
dapat
klik
OK.
Bila
sudah
sering
Isikan sesuai data di contoh soal. Pastikan semua data terisi dengan
benar, kemudian klik Solve, kemudian hasil yang akan muncul
adalah tampilan Linear Programming Results berikut:
Selain
tampilan
Linear
Programming
Results,
program
akan
c. Penyelesaian transportasi
Klik Module, Klik Transportation
Klik File, klik New, maka akan muncul jendela berikut:
Isi semua data set di atas sesuai contoh soal kemudian klik OK, maka akan
muncul tampilan berikut:
Isikan sesuai data di contoh soal. Pastikan semua data terisi dengan
benar, kemudian klik Solve, kemudian hasil yang akan muncul adalah
tampilan Transportation Shipments berikut:
Selain
tampilan
Linear
Programming
Results,
program
akan
c. Iteration
e. Shipping list
3.2 QSB+
QSB (Quantitative System for Business) adalah paket software yang
berisi penyelesaian permasalahan ilmu manajemen, seperti :
1. Penyelesaian Program Linier
2. Penyelesaian Masalah Transportasi
3. Penyelesaian penugasan
4. Penyelesaian CPM
5. Penyelesaian PERT
6. Penyelesaian Persediaan
7. Penyelesaian Antrian
QSB dapat membantu pengajar menjelaskan bagaimana cara kerja
keilmuannya. Mahasiswa dapat menemukan bahwa belajar operation
research dengan menggunakan QSB sangatlah menarik. Sedangkan para
praktisi dapat menggunakan QSB dalam proces penentuan keputusan
bisnisnya.
Karena kemudahan software ini, pemakai tidak akan menemui
kesulitan. QSB juga dapat mendemonstrasikan kemampuan software ini
dalam penyelesaian masalah.
Modul ini membantu untuk melakukan penyelesaian masalah dengan
alat bantu software QSB. Modul ini disesuaikan untuk pembelajaran di tingkat
S1 di Perguruan tinggi.
QSB
(Quantitative
System
for
Business)
adalah
alat
bantu
QSB.EXE
g. LP.EXE
h. ILP.EXE
i.
LPENTRY.EXE
j.
TRP.EXE
k. TRP.TXT
l.
ASTS.EXE
m. ESTS.TXT
n. NET.EXE
o. NET.TXT
p. CPMPERT.EXE
q. CPMPERT.TXT
r.
DP.EXE
s. DP.TXT
t.
INVT.EXE
u. QUEUE.EXE
v. QSIM.EXE
w. DSPB.EXE
x. MKV.EXE
y. TSFC.EXE
Langkah 1
Siapkan permasalahan yang akan diselesaikan. Buat analisa dan formulasi
masalah.
Langkah 2
Masukkan dan baca masalah. Pilih menu pilihan 2 jika akan memasukkan
masalah baru atau pilihan 3 untuk membaca masalah yang sudah dimasukkan
sebelumnya.
Langkah 3
Perlihatkan/menampilkan kembali data yang sudah dimasukkan (pilihan).
Dalam menu ini dapat untuk menayangkan saja atau mencetak data yang
sudah dimasukkan. Dengan menayangkan kembali akan dapat diferifikasi
kembali atas data yang sudah masuk dengan benar.
Langkah 4
Modifikasi/merubah permasalaha (pilihan). Dengan menggunakan pilihan 7
dari fungsi menu, akan dapat dilakukan berbagai modifikasi, se perti merubah
jumlah variable dan jumlah konstrain dalam masalah yang dimaksudkan.
Langkah 5
Penyelesaian masalah. Opsi 5 ini dari menu dapat menunjukkan tahapan
penyelesaian masalah yang dilakukan, seperti table dari program linier sebaik
hasil akhirnya.
Langkah 6
Menayangkan hasil akhir. Setelah permasalahan diselesaikan, pilihan no 8
akan menunjukkan hasil akhir dari permasalah yang dimasukkan.
Langkah 7
Menyimpan hasil. Jika diperlukan maka hasil penyelesaian masalah dapat
disimpan.
Struktur Menu program QSB.
Tampilan Menu:
Tampilan Program Menu (Program Selection)
Maksimisasi
a.
Soal
pembuatan Bolu membutuhkan mentega 70 gr, tepung terigu 85gr dan gula
pasir 25gr dan untuk membuat Martabak membutuhkan mentega 80 gr
tepung terigu 70gr dan gula pasir 50gr. Total mentega yang tersedia
adalah 10.000 gr, tepung terigu yang tersedia adalah 10.000 gr serta
kapasitas gula pasir yang tersedia 10.000 gr. Jika Bolu akan dijual dengan
harga Rp5.000 perbuah sementara Martabak Rp7.000. Maka barapa
banyak masing masing produk yang harus dibuat sehingga keuntungan
dapat mencapai maksimal dengan kapasitas bahan baku yang tersedia.
Data perusahaan Hidays Cook:
Bahan
Martabak (gr)
Mentega
70
80
10.000
Terigu
85
75
10.000
Gula Pasir
25
50
10.000
b.
Langkah-Langkah :
c.
1)
Interpretasi:
Pada liniear programing result, terlihat bahwa solusi untuk kasus ini
adalaha X1 sebesar 0 untuk pembuatan Bolu, dan X2 sebesar 125 buah
untuk pembuatan Martabak yang dapat diproduksi oleh Hidays cook untuk
memperoleh keuntungan maksimal sebesar Rp875000.
2)
Output Ranging
Interpretasi:
Pada tabel ranging dapat terlihat bahwa :
a. Value
Keuntungan maksimal dapat dicapai ketika produksi X1= 0 buah dan
X2=125 buah.
b. Dual value
Jika dilakukan penambahan 1 gr mentega akan menambah keuntungan
sebesar Rp 87,5 rupiah sedangkan terigu dan gula pasir walaupun
masing-masing dilakukan penambahan 1gr tidak akan memberikan
keuntungan karena nilainya Rp 0. Hal ini disebabkan karena terdapat
terigu dan gula pasir yang terbuang atau tidak optimal dalam
pemakaiannya dalam produksi sehingga ada sisa masing-masing
sebesar 625 gr dan 3750 gr.
c. Lower bound dan Upper Bound adalah batas atas dan batas
bawah.
3)
Interpretasi :
Pada tabel solusion list terlihat bahwa :
a. Value
Produksi optimal untuk profit maksimal yaitu Bolu (x1) = 0 dan
Martabak (x2) = 125. Menghasilkan keuntungan (Z sebesar 87500 )
b. Status
Basic adalah variabel yang masuk ke dalam iterasi. Pada kasus diatas
yang menjadi variabel basic yaitu Martabak (x2), slack 2 dan slek 3.
4)
Output Iterations
Interpretasi :
Pada tabel iterasi terlihat bahwa terjadi 2 kali iterasi. Hal tersebut berarti
untuk dapat mencapai kombinasi angka optimum diperlukan dua kali
langkah komputasi.
5)
Output Dual
Interpretasi :
Pada tabel dual terlihat bahwa :
1. Original problem adalah fungsi tujuan dan kendala pada soal.
2. Dual problem adalah bentuk lain dari fungsi tujuan dan kendala pada
Soal.
Maximize
Minimize
6)
Output Graph
Interpretasi :
Pada graph terlihat bahwa :
1. Corner point adalah kombinasi yang dapat dilakukan perusahaan.
Dapat dilihat kombinasi yang berwarna biru dapat menghasilkan profit
maksimal yaitu X1 =
2. Isoprofit line adalah garis dimana tercapainya profit maksimal
3. Daerah yang diarsir disebut feasible area yaitu batas yang mungkin
untuk pengalokasian sumberdaya produksi yang ada dengan waktu
yang tersedia.
2.
Minimisasi
a.
Soal
Purbalingga
Banjarnegara
Minimum
kebutuhan( ton)
Pupuk A
10
80
Pupuk B
10
100
Tenaga kerja
10
10
120
Minimumkan Z = 150.000
Dengan batasan :
b.
Langkah-Langkah :
Linier
programming
result,
Ranging,
Solution
list,
Iteration,
Dual,Graph).
c.
1)
Interpretasi:
Pada liniear programing result, terlihat bahwa solusi untuk kasus ini
adalaha X1 sebesar 10 untuk purabalingga, dan X2 sebesar 2 untuk
daerah Banyumas sehingga dapat diperoleh biaya minimum untuk tujuan
pengiriman sebesar Rp1.820.000.
2)
Output Ranging
Interpretasi:
Pada tabel ranging dapat terlihat bahwa :
a. Value
Biaya minimal dapat dicapai ketika kapasitas X1= 10 unit dan
kapasitas X2=2 unit
b. Dual value
Jika dilakukan penambahan 1ton pupuk A, tidak meminimalkan biaya
atau sebesar 0. Ini disebabkan karena pupuk A memiliki nilai sisa
sebesar 36. Sedangakn penambahan satu ton pupuk B serta
penambahan 1 tenaga kerja menyebabkan biaya minimal sebesar Rp 5000,002 dan -11000. Lower bound dan Upper Bound adalah batas
atas dan batas bawah.
3)
Interpretasi :
Pada tabel solusion list terlihat bahwa :
a. Value
Biaya yang optimal untuk biaya minimal yaitu X1 = 10 dan X2 = 2.
Menghasilkan tingkat biaya minimal (Z sebesar 1820.000).
b. Status
Basic adalah variabel yang masuk ke dalam iterasi. Pada kasus diatas
yang menjadi variabel basic yaitu X1, X2 dan surplus 1.
4)
Output Iterations
Interpretasi :
Pada tabel iterasi terlihat bahwa terjadi 8 iterasi. Hal tersebut berarti untuk
mencapai kombinasi angka optimum diperlukan 8 kali langkah komputasi.
5)
Output Dual
Interpretasi :
Pada tabel dual terlihat bahwa :
1. Original problem adalah fungsi tujuan dan kendala pada soal.
2. Dual problem adalah bentuk lain dari fungsi tujuan dan kendala pada
soal.
Minimize
Maximize
Output Graph
Interpretasi :
Pada graph terlihat bahwa :
1. Corner point adalah kombinasi yang dapat dilakukan perusahaan.
Pada minimilasi Dapat dilihat kombinasi yang dapat mengoptimalkan
biaya paling minimal yaitu X1 = 10 X2 = 2 , dan Z = 1820.000.
2. Isoprofit line adalah garis dimana tercapainya biaya paling minimal
3. Daerah yang diarsir disebut feasible area yaitu batas yang mungkin
untuk pengalokasian sumberdaya yang tersedia dengan waktu yang
ada.
B.
Transportation
1.
Supply = Demand
a.
Soal
Pabrik DPoor Link Farm yang beroprasi pada bidang produksi pupuk
memiliki tiga daerah pemrosesan, yaitu A, B, C dan memiliki tiga gudang
yang berlokasi di 1, 2, 3 sebagai tempat tujuan distribusi hasil produksi.
Kapasitas produksi per bulan pabrik A = 100 ton, B = 70 ton, dan C = 60
ton. Permintaan masing-masing gudang 1 = 110 ton, 2 = 60 ton, dan 3 = 60
ton per bulan. Berikut biaya transportasi dari pabrik ke gudang ($): Data
perusahaan DPoor Linkz Farm:
Gudang
1
21
12
18
19
25
10
15
Pabrik
Tentukan dari pabrik mana dikirim ke gudang mana dan berapa jumlah
serta total biaya transportasi.
b.
Langkah-Langkah :
1)
Interpretasi:
1. Perusahaan akan mencapai biaya angkut total minimum apabila
Pabrik A mengirim barang ke gudang 2 sebanyak 40 ton dan ke
gudang 3 sebanyak 60 ton.
Interpretasi:
1. Bila pabrik A memaksakan untuk mengirim ke gudang 1 maka tidak
menambah biaya karena nilai marjinnya 0. Namun paling tepat pabrik
A mengirimkan ke gudang 2 dan 3 yang jelas tidak menghasilkan
margin cost.
2. Bila pabrik B memaksakan untuk mengirim ke gudang 2 dan 3 maka
akan menambah biaya masing-masing sebesar 21. Sehingga paling
tepat pabrik B disarankan untuk mengirim ke gudang yang tidak
menghasilkan margin cost yaitu gudang 1.
3. Bila pabrik C memaksakan untuk mengirim ke gudang 3 maka akan
menambah biaya sebesar 4. Sehingga paling tepat pabrik C harus
mengirim ke gudang 1 dan 2 yang tidak memiliki margin cost.
3)
Interpretasi :
1. Marginal cost pada gudang 1 dari pabrik A adalah 0, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik A ke
gudang 1 maka biaya transportasi tetap.
2. Marginal cost pada gudang 2 dari pabrik B adalah $21, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik B ke
gudang 2 maka biaya transportasi akan bertambah sebanyak $21.
3. Marginal cost pada gudang 3 dari pabrik B adalah $21, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik B ke
gudang 3 maka biaya transportasi akan bertambah sebanyak $21.
4. Marginal cost pada gudang 3 dari pabrik C adalah 4, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik C ke
gudang 3 maka biaya transportasi akan bertambah sebanyak $4.
4)
Output Iterations
Interpretasi :
Pada tabel iterasi tampak bahwa iterasi terjadi sebanyak 1 kali. Hal
tersebut berarti untuk mencapai kombinasi angka optimum yaitu kapasitas
maximum dengan biaya paling minimum diperlukan satu kali langkah
komputasi.
5)
Interpretasi :
1. Shipment with cost adalah jumlah muatan atau besarnya alokasi
barang dibandingkan dengan biaya angkut.
2. Pabrik A mengirim ke gudang 2 dan gudang 3 sebanyak 40ton dan 60
ton dengan biaya masing-masing $240 gudang 2 dan $420 gudang 3.
3. Pabrik B mengirim ke gudang 1 dengan kapasitas 70 ton dan biaya
$840.
4. Pabrik C mengirim ke gudang 1 dan gudang 2 sebanyak 40 ton dan 20
ton dengan biaya masing-masing $1000 untuk gudang 1 dan $200
untuk gudang 2.
6)
Interpretasi :
1. Jumlah muatan dari pabrik A ke gudang 2 sebesar 40 ton dengan biaya
per unit $6, maka total biaya yang dikeluarkan sebanyak $240
2. Jumlah muatan dari pabrik A ke gudang 3 sebesar 60 ton dengan biaya
per unit $7, maka total biaya yang dikeluarkan sebanyak $420
3. Jumlah muatan dari pabrik B ke gudang 1 sebesar 70 ton dengan biaya
per unit $12, maka total biaya yang dikeluarkan sebesar $840
4. Jumlah muatan dari pabrik C ke gudang 1 sebesar 40 ton dengan biaya
per unit $25, maka total biaya yang dikeluarkan sebesar $1000
5. Jumlah muatan dari pabrik C ke gudang 2 sebesar 20 ton dengan biaya
per unit $10, maka total biaya yang dikeluarkan sebesar $200.
2.
a.
Soal
Pabrik DPoor Link Farm yang beroprasi pada bidang produksi pupuk
memiliki tiga daerah pemrosesan, yaitu A, B, C dan memiliki tiga gudang
yang berlokasi di 1, 2, 3 sebagai tempat tujuan distribusi hasil produksi.
Kapasitas produksi per bulan pabrik A = 100 ton, B = 100 ton, dan C = 60
ton. Permintaan masing-masing gudang 1 = 110 ton, 2 = 60 ton, dan 3 = 60
ton per bulan. Berikut biaya transportasi dari pabrik ke gudang ($):
Gudang
1
21
12
18
19
25
10
15
Pabrik
Tentukan dari pabrik mana dikirim ke gudang mana dan berapa jumlah
serta total biaya transportasi.
b.
Langkah-Langkah :
c.
1)
Interpretasi:
1. Perusahaan akan mencapai biaya angkut total minimum apabila
Pabrik A mengirim barang ke gudang 2 sebanyak 40 ton dan ke
gudang 3 sebanyak 60 ton.
2. Perusahaan akan mencapai biaya angkut total minimum apabila
Pabrik B mengirim barang ke gudang 1 sebanyak 100 ton.
3. Perusahaan akan mencapai biaya angkut total minimum apabila
Pabrik C mengirim barang ke gudang 1 sebanyak 10 ton dan ke
gudang 2 sebanyak 20 ton. Total penawaran sebanyak 260 ton
sedangkan total permintaan 230 ton sehingga terjadi Dummy gudang
sebanyak 30 ton.
4. Nilai Optimal cost sebesar $2310 merupakan penjumlahan hasil kali
dari biaya pengiriman per unit dan jumlah produk.
2)
Interpretasi:
1. Bila pabrik A memaksakan mengirim ke gudang 1 maka biayanya
masih 0 dan bila memaksakan mengirim ke gudang dummy maka akan
menambah biaya sebesar $4. Sehingga paling tepat pabrik A
mengirimkan kegudang 2 dan 3 yang tidak menghasilkan margin cost.
2. Pabrik B disarankan untuk mengirim ke gudang 1 yang tidak
menghasilkan margin cost. Ketika ingin memaksakan untuk mengirim
ke gudang 2, 3, dan dummy maka akan dikenakan biaya masingmasing sebesar $21 untuk gudang 2, $21untuk gudang 3 dan $13
untuk Dummy.
3. Pabrik C disarankan untuk mengirim ke gudang 1,2 dan Dummy yang
tidak menghasilkan margin cost, namun ketika memaksakan untuk
mengirim ke gudang 3 maka akan dikenai biaya sebesar $4.
3)
Interpretasi :
1. Marginal cost pada gudang 1 dari pabrik A adalah 0, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik A ke
gudang 1 maka biaya transportasi tetap.
2. Marginal cost pada dummy dari pabrik A adalah $4, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik A ke
gudang 1 maka biaya transportasi akan bertambah sebanyak $4.
3. Marginal cost pada gudang 2 dari pabrik B adalah $21, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik B ke
gudang 2 maka biaya transportasi akan bertambah sebanyak $21.
4. Marginal cost pada gudang 3 dari pabrik B adalah $21, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik B ke
gudang 3 maka biaya transportasi akan bertambah sebanyak $21.
5. Marginal cost pada dummy dari pabrik B adalah $13, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik B ke
dummy maka biaya transportasi akan bertambah sebanyak $13.
6. Marginal cost pada gudang 3 dari pabrik C adalah $4, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik C ke
gudang 3 maka biaya transportasi akan bertambah sebanyak $4.
4)
Output Iterations
Interpretasi :
Pada tabel iterasi tampak bahwa iterasi terjadi sebanyak 2 kali. Hal
tersebut berarti untuk mencapai kombinasi angka optimum yaitu kapasitas
maximum dengan biaya paling minimum diperlukan 2 (dua) kali langkah
komputasi. Iterasi berhenti sampai tabel kedua karena nilai biaya
tambahannya sudah menunjukan positif semua.
5)
Interpretasi :
1. Pabrik A mengirim kegudang 2 dan gudang 3 dengan kapasitas
masing-masing 40 ton serta biaya $240 dan 60 ton dengan biaya $420.
2. Pabrik B mengirim ke gudang 1dengan kapasitas 100 ton serta biaya
sebesar $1200.
3. Pabrik C mengirim ke gudang 1 dan gudang dua dengan kapasitas
masing-masing sebesar 10 ton dengan biaya $250 dan 20 ton dengan
biaya 200. Selanjutnya ke gudang dummy dengan kapasitas 30 dan
biaya $0.
6)
Interpretasi :
3.
a.
Soal
Pabrik DPoor Link Farm yang beroprasi pada bidang produksi pupuk
memiliki tiga daerah pemrosesan yaitu A, B, C dan memiliki tiga gudang
yang berlokasi di 1, 2, 3 sebagai tempat tujuan distribusi hasil produksi.
Kapasitas produksi per bulan pabrik A = 70 ton, B = 70 ton, dan C = 60 ton.
Permintaan masing-masing gudang 1 = 110 ton, 2 = 60 ton, dan 3 = 60 ton
per bulan. Berikut biaya transportasi dari pabrik ke gudang ($): Data
perusahaan DPoor Link Farm:
Gudang
1
21
12
18
19
25
10
15
Pabrik
Tentukan dari pabrik mana dikirim ke gudang mana dan berapa jumlah
serta total biaya transportasi.
b.
Langkah-Langkah :
j.
Klik Tile untuk mengeluarkan semua output yang dibutuhkan atau klik
Window kemudian klik satu-persatu untuk mengeluarkan output
tertentu ( Transportation shipments, Final solution table, Marginal cost,
Iterations, Shipment with costs, Shipping list ).
c.
1)
Interpretasi:
1. Perusahaan akan mencapai biaya angkut total minimum apabila Pabrik
A mengirim barang ke gudang 2 sebanyak 10 ton dan ke gudang 3
sebanyak 60 ton.
2. Perusahaan akan mencapai biaya angkut total minimum apabila Pabrik
B mengirim barang ke gudang 1 sebanyak 70 ton.
3. Perusahaan akan mencapai biaya angkut total minimum apabila Pabrik
C mengirim barang ke gudang 1 sebanyak 10 ton dan ke gudang 2
sebanyak 50 ton.
4. Total penawaran sebesar 200 ton, sedangakan total permintaan
sebesar 230 ton sehingga terjadi kelebihan permintaan sebesar 30 ton
yang sekaligus sebagai dummy pabrik.
Interpretasi:
1. Pabrik A disolusikan untuk mengirim ke gudang 2 dan gudang 3
walaupun jika memaksakan untuk mengirim ke gudang 1 nilai
tambahan biaya sebesar $0.
2. Pabrik B disolusikan untuk mengirim ke gudang 1 karena tidak ada
biaya tambahan. Namun jika ingin memaksakan untuk mengirim ke
gudang 2 dan 3 maka akan menambah biaya masing-masing sebesar
$21 untuk gudang 2 dan $21 untuk gudang 3.
3. Pabrik C disolusikan untuk mengirim kegudang 1 dan 2 karena tidak
memiliki
biaya
tambahan.
Interpretasi :
1. Marginal cost pada gudang 1 dari pabrik A adalah 0, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik A ke
gudang 1 maka biaya transportasi tetap.
2. Marginal cost pada dummy dari pabrik A adalah $4, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik A ke
gudang 1 maka biaya transportasi akan bertambah sebanyak $4.
3. Marginal cost pada gudang 2 dari pabrik B adalah $21, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik B ke
gudang 2 maka biaya transportasi akan bertambah sebanyak $21.
4. Marginal cost pada gudang 3 dari pabrik B adalah $21, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik B ke
gudang 3 maka biaya transportasi akan bertambah sebanyak $21.
5. Marginal cost pada dummy dari pabrik B adalah $13, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik B ke
dummy maka biaya transportasi akan bertambah sebanyak $13.
6. Marginal cost pada gudang 3 dari pabrik C adalah $4, berarti apabila
dilakukan penjualan satu unit barang hasil produksi dari pabrik C ke
gudang 3 maka biaya transportasi akan bertambah sebanyak $4.
4)
Output Iterations
Interpretasi :
Pada tabel iterasi tampak bahwa iterasi terjadi sebanyak 1 kali. Hal
tersebut berarti untuk mencapai kombinasi angka optimum yaitu kapasitas
maximum dengan biaya paling minimum diperlukan satu kali langkah
komputasi.
5)
Interpretasi :
1. Pabrik A mengirim ke gudang 2 dengan kapasitas 10 ton serta biaya
$60 dan ke gudang 3 dengan kapasitas 60 ton dengan biaya $420.
2. Pabrik B mengirim ke gudang 1 dengan kapasitas 70 ton serta biaya
$840.
3. Pabrik C mengirim ke gudang 1 sebesar 10 ton dengan biaya $250 dan
ke gudang 3 sebesar 50 ton dengan biaya $500.
4. Pabrik Dummy mengirim ke gudang 1 dengan kapasitas 30 ton dan
biaya $0.
6)
Interpretasi :
1. Jumlah muatan dari pabrik A ke gudang 2 sebanyak 10 ton dengan
biaya per unit $6, maka total biaya yang dikeluarkan sebesar $60.
2. Jumlah muatan dari pabrik A ke gudang 3 sebanyak 60 ton dengan
biaya per unit $7, maka total biaya yang dikeluarkan sebesar $420.
3. Jumlah muatan dari pabrik B ke gudang 1 sebanyak 70 ton dengan
biaya per unit $12, maka total biaya yang dikeluarkan sebesar $840.
4. Jumlah muatan dari pabrik C ke gudang 1 sebanyak 10 ton dengan
biaya per unit $25, maka total biaya yang dikeluarkan sebesar $250.
5. Jumlah muatan dari pabrik C ke gudang 2 sebanyak 50 ton dengan
biaya per unit $10, maka total biaya yang dikeluarkan sebesar $500.
5. DAFTAR PUSTAKA
Hanani, Nuhfil dan Rosihan Asmara. 2012. Metode Kuantitatif: Bahan Pelatihan
Q.M for Windows. Surabaya: Universitas Airlangga
Harsanto, Budi. 2011. Naskah Tutorial Q.M for Windows. Bandung: ITB
Hidayah, Rara. 2013. Laporan Praktikum Riset Operasi. Yogyakarta: Universitas
Respati
Mulyono, Sri. 2007. Riset Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI
Z, Hartawan. 2011. Modul POM-QM for Windows versi 3.0: Praktikum LP &
Simplex. 'Wa-One' Punyo Catetan Kecik.htm