Contoh Pre Planning Kompres Hangat

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIABETES MELLITUS

PADA LANSIA DI DUSUN KRAJAN BARAT


KECAMATAN SUMBERSARI
KABUPATEN JEMBER

diajukan untuk memenuhi tugas Pra Kepaniteraan Keperawatan Komunitas

oleh
Dian Tri Lestari Haryoto
082311101048

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2014

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1

Analisis Situasi
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah
disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan membran
elektron. Dari data RISKESDAS (2007), didapatkan data bahwa sumber
kematian utama di Indonesia berasal dari penyakit diabetes mellitus dan
stroke. Penyakit-penyakit seperti itu selama ini menjadi silent-killer.
Perubahan gaya hidup diduga yang menjadi faktor penyebab penyakit tidak
menular tersebut, termasuk yang utama adalah perubahan kebisaaan
konsumsi makanan dan kebisaaan beraktivitas. (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 2008)
Pola makan yang kurang sehat ini yang dapat menjadi pemicu
penyakit tersebut. Penyakit tidak menular yang menjadi silent-killer akhirakhir ini adalah diabetes mellitus. Diabetes Mellitus dapat menyebabkan
luka gangrene pada kaki, oleh karena itu penting bagi penderita Diabetea
untuk mencegah timbulnya luka yang dapat menyebabkan gangrene.
(Fanani, Ahmad. 2009)
Kaki diabetes adalah salah satu komplikasi kronik DM yang paling
ditakuti. Angka amputasi akibat diabetes masih sangat tinggi. Ada tiga
alasan besarnya risiko mengalami masalah pada kaki, yaitu:
1. Sirkulasi darah kaki dari tungkai yang menurun (gangguan pembuluh
darah)
2. Berkurangnya sensasi rasa tekan/nyeri pada kaki (gangguan syaraf)
3. Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi
Untuk mengatasi hal tersebut intervensi yang perlu dilakukan adalah dengan
senam kaki diabetes mellitus (Hanny Rasni.2010)
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan untuk kaki
penderita diabetes mellitus oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki
yang dilakukan mulai dari lutut sampai jari-jari kaki.

1.2

Perumusan Masalah
Apakah ada pengaruh senam kaki DM untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki?

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Ibu-ibu masyarakat Dusun Krajan Barat diharapkan dapat mengetahui
konsep senam kaki DM dan dapat melakukan senam kaki DM untuk
mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki.
2.1.2 Tujuan Khusus
a. Ibu-ibu masyarakat Dusun Krajan Barat diharapkan dapat menyebutkan
pengertian Diabetes Mellitus;
b. Ibu-ibu masyarakat Dusun Krajan Barat diharapkan dapat menyebutkan
pengertian senam kaki DM;
c. Ibu-ibu masyarakat Dusun Krajan Barat diharapkan dapat menyebutkan
manfaat dilakukannya senam kaki DM;
d. Ibu-ibu masyarakat Dusun Krajan Barat diharapkan mampu
mempraktikkan langkah-langkah senam kaki DM untuk lansia yang
mengalami DM.
2.2

Manfaat
Manfaat dilakukannya pendidikan kesehatan tentang senam kaki DM
di masyarakat Dusun Krajan Barat antara lain adalah:
a. Ibu-ibu masyarakat Dusun Krajan Barat dapat mengetahui apa itu senam
kaki DM;
b. Ibu- ibu masyarakat Dusun Krajan Barat dapat mengetahui pentingnya
senam kaki DM;
c. Ibu-ibu masyarakat Dusun Krajan Barat dapat melakukan senam kaki
DM dengan benar.

BAB 3. KERANGKA PENYELASAIAN MASALAH


3.1

Dasar Pemikiran
Anak merupakan salah satu generasi yang diharapkan sebagai penerus
bangsa, sehingga anak diharapkan menjadi seorang yang cerdas dan sehat rohani
maupun jasmsani. Jika balita sakit maka harus ditangani secara cepat dan tepat,
keluarga sebagai orang yang paling dekat dengan balita hendaknya menegerti dan
tahu bagaimana cara penanganan awal pada balita yang sakit sebelum dibawa ke
rumah sakit ataupun pelayanan kesehatan yang terdekat. Penanganan yang
diberikan oleh keluarga hendaknya juga penangan yang tepat dan tidak justru
membahayakan ataupun memperparah kondisi balita, sehingga orang tua perlu
mengetahui bagaimana penanganan awal pada balita yang sakit.
Kondisi sakit yang sering dialami oleh balita adalah demam. Selain
pemberian antipiretik, demam juga dapat diturunkan dengan melakukan
pengompresan. Hal ini dikarenakan manusia mempunyai komponen-komponen
dalam menjaga keseimbangan energi dan keseimbangan suhu tubuh. Diantaranya
adalah hipotalamus, asupan makanan, kelenjar keringat, pembuluh darah kulit dan
otot rangka. Dan juga manusia memiliki mekanisme untuk menurunkan suhu
tubuh apabila tubuh memperoleh terlalu banyak panas dari aktifitas otot rangka
atau dari lingkungan eksternal yang panas. Suhu tubuh harus diatur karena
kecepatan reaksi kimia sel-sel bergantung pada suhu tubuh dan panas yang
berlebihan dapat merusak protein sel (Sherwood, 2001).
Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu. Regio
posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks-refleks yang
memperantarai produksi panas dan konservasi panas. Regio anterior yang
diaktifkan oleh rasa hangat memicu refleks-refleks yang memperantarai
pengurangan panas (Ganong, 2002). Sehingga pemberian kompres hangat
memberikan sinyal ke hipotalamus menyebabkan terjadinya vasodilatasi. Hal ini
menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit meningkat
(berkeringat), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai
keadaan normal kembali. Pemberian kompres hangat ini dilakukan secara
berulang-ulang dan lakukan evaluasi suhu tubuh anak setelah 20 menit
(Budiartha, 2009).

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Demam dapat disebabkan oleh infeksi maupun dari non infeksi. Demam
yang disebabkan bukan dari infeksi dapat disebabkan oleh tumbuh gigi, imunisasi,
dan paparan panas yang terlalu lama. Demam non infeksi tersebut dapat ditangani
dengan melakukukan kompres hangat. Jika dengan melakukan kompres hangat
demam tidak juga turun maka balita harus segera dibawa ke pelayanan kesehatan.

BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


4.1

Realisasi Penyelesaian Masalah


Penyelesaian masalah untuk lansia di Dusun Krajan Barat Kecamatan
Sumbersari, yaitu dengan melakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi
senam kaki DM untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki. Demonstrasi ini akan dilakukan pada ibu-ibu yang
mengalami DM tipe 1 maupun DM tipe 2 di Dusun Krajan Barat di teras rumah
salah satu warga dan dilakukan pada pagi hari. Pendidikan kesehatan dan
demonstrasi akan dilakukan selama kurang lebih 30 menit.
4.2

Khalayak Sasaran
Target sasaran pendidikan kesehatan dan demonstrasi senam kaki DM
merupakan ibu-ibu yang mengalami DM tipe 1 maupum DM tipe 2 yang ada di
wilayah Dusun Krajan Barat Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
4.3

Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang
senam kaki DM yaitu dengan melakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi
kepada ibu-ibu yang mengalami DM tipe 1 maupun DM tipe 2.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Fanani, Ahmad. 2009. Kamus Kesehatan. Yogyakarta: Citra Pustaka Yogyakarta.
Hanny Rasni. 2010.Asuhan Keperawatan Gerontik. Jember: PSIK Unej

Lampiran :
Lampiran 1. SAP
Lampiran 2. SOP
Lampiran 3. Materi

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Fanani, Ahmad. 2009. Kamus Kesehatan. Yogyakarta: Citra Pustaka Yogyakarta.
Hanny Rasni. 2010.Asuhan Keperawatan Gerontik. Jember: PSIK Unej

Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Jalan Kalimantan 37 Jember, Jawa Timur Telp. (0331) 323450
Topik/materi
Sasaran
Waktu
Hari/Tanggal
Tempat

: Penanganan Demam dengan Kompres Hangat


: Anak Usia Balita di RW.02 Dusun Krajan Desa Wonosari
: 09.30 09.45 WIB
: Jumat, 3 Mei 2013
: Teras Rumah Warga RW.02 Dusun Krajan Desa Wonosari

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi, sasaran akan dapat
mengerti dan memahami tentang cara melakukan dan manfaat dari kompres
hangat.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dan demonstrasi selama 15 menit
sasaran akan mampu :
a. Menjelaskan tujuan melakukan kompres hangat
b. Menjelaskan manfaat kompres hangat
c. Mempraktikkan cara melakukan kompres hangat
3. Pokok Bahasan:
Kompres hangat
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian kompres hangat
b. Tujuan melakukan kompres hangat
c. Manfaat kompres hangat
d. Demonstrasi kompres hangat
5. Waktu
1 x 15 Menit
6. Bahan/Alat yang digunakan
Waslap
Bak
Air hangat

7. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran
b. Landasan Teori

: Pertemuan kelompok
: Konstruktivisme

c. Landasan Pokok
:
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut
8. Persiapan
Penyuluh mencari artikel dan menyiapkan materi terkait dengan konsep
kompres hangat, menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam
melakukan penyuluhan dan demonstrasi serta menyiapkan lingkungan yang
kondusif saat melakukan penyuluhan dan demonstrasi kesehatan.
9. Kegiatan Pelatihan Kesehatan
Proses
Pendahuluan

Penyajian

Penutup

Tindakan
Kegiatan Terapis
a. Memberikan salam,
memperkenalkan diri, dan
membuka penyuluhan
b. Menjelaskan materi
secara umum dan manfaat
bagi sasaran
c. Menjelaskan TIU dan
TIK
d. Memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk
bertanya
a. Menjelaskan pengertian
kompres hangat
b. Menjelaskan tujuan
kompres hangat
c. Menjelaskan manfaat
kompres hangat
d. Menjelaskan tentang
alat dan bahan untuk
kompres hangat
e. Mendemonstrasikan
cara kompres hangat
a. Menutup pertemuan
dengan memberi
kesimpulan dari materi
yang disampaikan

Kegiatan Sasaran
Memperhatikan dan
menjawab salam

Waktu
2 Menit

Memperhatikan
Memperhatikan
Bertanya dan
menanggapi
Memperhatikan

10 Menit

Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan

3 Menit

10

b. Mengajukan pertanyaan
kepada sasaran
c. Mendiskusikan bersama
jawaban dari pertanyaan
yang telah diberikan
d. Menutup pertemuan
dengan memberi salam

Memberi jawaban dan


saran
Memberi komentar
dan menjawab
pertanyaan bersama
Memperhatikan dan
membalas salam

10. Evaluasi
a. Apa pengertian kompres hangat?
b. Apa tujuan melakukan kompres hangat?
c. Apa manfaat kompres hangat?
d. Bagaimana cara melakukan kompres hangat?

Pemateri,

Winda Sulistya Safitri


NIM 102310101036

11

Lampiran 2
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KOMPRES HANGAT
PSIK
Universitas
Jember
1 Pengertian

Metode penurunan Temperatur Tubuh dengan cara menyeka


dan mengompres tubuh pasien dengan menggunakan air
hangat kuku

Tujuan

Indikasi

A. Memberikan kebutuhan rasa nyaman pada anak


B. Menurunkan temperature tubuh dalam kondisi set
poin normal
C. Menurunkan panas akibat lingkungan
Anak hipertermi non infeksi

Kontraindikasi

Anak hipotermi

Persiapan pasien

a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
1.
2.
3.
4.

Kaji kondisi anak


Jelaskan maksut dan tujuan pada keluarga
Libatkan orang tua atau pengasuh
6 Persiapan alat
Ember atau Waskom berisi air hangat
Thermometer tubuh
Perlak
Handuk atau waslap
Botol yang berisi air hangat
7 Cara kerja
Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan
Letakan perlak di bawah tubuh balita
Lepaskan baju dan pasang selimut
Celup washlap pada air hangat, peras sebelum
digunakan
5. Letakan washlap lembab menutupi pembuluh darah
besar (lipatan lengan atas, selangkangan, dan bawah
lutut) ganti bila waslap hangat
6. Letakan botol air panas tertutup pada bawah lutut
dan letakan handuk yang sudah di rendam air hangat
pada kepala
7. Lanjutkan menyeka pada bagian tubuh lain, seka
dada dan perut selama 5 menit dan cek suhu tubuh
balita
8. Keringkan seluruh bagian tubuh dan perikasa
kembali kondisi dan respon balita terhadap terapi
kompres
8 Evaluasi
1. Evaluasi repon penderita
2. Berikan reinforcement positif
3. Akhiri pertemuan dengan baik
Dikutip dari: Buku Praktikum keperawatan anak 2, PSIK UNEJ

12

Lampiran 3
KOMPRES HANGAT SEBAGAI TERAPI PENURUN DEMAM
1. Pengertian Demam
Demam merupakan suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi dari pada
dari biasanya atau di atas suhu normal. Suhu badan normal manusia biasanya
kisaran antara 360C -370C. Bila diukur pada rektal >38C (100,4F), diukur pada
oral >37,8C, dan bila diukur melalui aksila >37,2C (99F).Sedangkan menurut
NAPN (National Association of Pediatrics Nurse) disebut demam bila bayi
berumur kurang dari 3 bulan suhu rektal melebihi 38 C. Pada anak umur lebih
dari 3 bulan suhu aksila dan oral lebih dari 38,3 C ( Wong, 2009).
2. Tanda dan gejala demam menurut Wong (2009)
a. Suhu meningkat > 380 C
b. Menggigil
c. Lesu, gelisah dan rewel serta sulit tidur
d. Berkeringat, wajah merah dan mata berair
e. Selera makan turun
3. Penyebab demam menurut Wong (2009)
Hampir semua infeksi dapat menyebabkan terjadinya demam, beberapa penyebab
timbulnya demam:
a. Infeksi bakteri
b. Infeksi virus
c. Obat obatan tertentu
d. Penyakit tertentu yang berkaitan dengan paparan panas
e. Beberapa kanker yang mempunyai awal demam seperti Leukimia
Selain itu, ada beberapa sebab lain yang juga dapat menyebabkan sedikit kenaikan
pada suhu seperti setelah imunisasi dan saat anak tumbuh gigi (Wong, 2008).
4. Penanganan demam
Pada dasarnya menurunkan demam pada anak dapat dilakukan melalui
kompres hangat (Aziz, 2008).
1. Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal
2. Pakaian anak diusahakan tidak tebal
3. Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat
4. Memberikan kompres hangat
5. Pengertian Kompres Hangat
Kompres hangat merupakan prosedur menggunakan kain atau handuk
yang telah dicelupkan air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu.
Kompres hangat adalah suatu metode pemeliharaan suhu tubuh dengan

13

menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat pada bagian tubuh
yang memerlukan (Asmadi, 2008:159).
6. Kriteria untuk dilakukannya tindakan kompres hangat:
Kompres hangat dapat dilakukan pada balita dengan kondisi keadaan suhu
tuhuh di atas normal yaitu lebih dari 380 Celsius. Kompres hangat dapat dilakukan
pada demam yang disebabkan oleh:
a. Tumbuh gigi
b. Spasme otot atau kaku otot (misalnya terjadi anak balita yang sangat aktif)
c. Pasca-imunisasi (Asmadi, 2008:159).
7. Manfaat Kompres Hangat
Manfaat dari dilakukannya kompres hangat pada demam antara lain:
a. Menurunkan suhu tubuh
b. Memperlancar peredaran darah
c. Mengurangi kekakuan otot atau sendi
d. Meredakan nyeri dengan cara merelaksasikan otot
e. Memberikan kenyamanan pada balita yang demam (Koezier, 2009:402).
8. Alat Dan Bahan Untuk Kompres Hangat
a. Ember atau Waskom
b. air hangat
air yang digunakan bersuhu 270-370C, atau hangat kuku (Koezier,
2009:403).
c. Perlak
d. Handuk atau waslap
e. Botol yang berisi air hangat
f. Kain tipis
9. Langkah Kompres hangat :
a. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan.
b. Letakan perlak di bawah tubuh balita.
c. Lepaskan baju dan pasang selimut.
d. Celup washlap pada air hangat, peras sebelum digunakan.
e. Letakan washlap lembab menutupi pembuluh darah besar (lipatan lengan
atas, selangkangan, dan bawah lutut) ganti bila waslap hangat.
f. Letakan botol air panas tertutup pada bawah lutut dan letakan handuk yang
sudah di rendam air hangat pada kepala.
g. Lanjutkan menyeka pada bagian tubuh lain, seka dada dan perut selama 5
menit dan cek suhu tubuh balita.
h. Keringkan seluruh bagian tubuh dan perikasa kembali kondisi dan respon
balita terhadap terapi kompres (Staf Pengajar Ilmu keperawatan Anak,
2011:124).

14

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Endaryanto, Anang. 2006. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Di Propinsi Jawa
Timur Penelaahan Berdasarkan Keluhan Dan Gejala Klinis Resipien Untuk
Klasifikasi Lapangan Pada Periode 1 Januari 2005 Sampai 1 Mei 2006.
http://penelitian.unair.ac.id/artikel/4c4323d37fb484dbd8859f132544d2d1_U
nair.pdf [17 Maret 2013]
Koezier. 2009. Buku Ajar Praktik keperawatan klinis. Jakarta: EGC
Staf Pengajar Ilmu keperawatan Anak. 2011. Buku Petunjuk Praktikum dan
lembar Kerja Mahasiswa Keperawatan Anak II. Jember.
Wong, Donna L., et.al. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

15

16

Anda mungkin juga menyukai