Buku Elektronika Dasar
Buku Elektronika Dasar
Buku Elektronika Dasar
semikonduktor. Semikonduktor
kelistrikannya terletak
antara
sifat-sifat
adalah
bahan
konduktor
dan
yang
sifat-sifat
isolator. Sifat-sifat
inti. Elektron-elektron
Struktur atom
dengan model Bohr dari bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan
adalah silikon dan germanium.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 atom silikon mempunyai elektron yang
mengorbit (mengelilingi inti) sebanyak 14
elektron. Pada atom yang seimbang (netral) jumlah elektron dalam orbit sama
dengan jumlah proton dalam inti. Muatan listrik sebuah elektron adalah: -1.602 -19 C
dan muatan sebuah proton adalah: +1.602-19 C.
Oleh
karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom
tetra-valent (bervalensi empat). Empat
elektron
valensi tersebut
terikat
dalam
kovalen dengan elektron valensi dari atom-atom yang bersebelahan. Struktur kisi-kisi
kristal silikon murni dapat digambarkan secara dua dimensi pada Gambar 2 guna
memudahkan pembahasan.
Meskipun terikat dengan kuat dalam struktur kristal, namun bisa saja elektron
valensi tersebut keluar dari ikatan kovalen menuju daerah konduksi apabila diberikan
energi panas. Bila energi panas tersebut cukup kuat untuk memisahkan elektron dari
ikatan kovalen maka elektron tersebut menjadi bebas atau disebut dengan elektron
bebas. Pada suhu ruang terdapat kurang lebih 1.5 x 10 10 elektron bebas dalam 1
cm3 bahan silikon murni (intrinsik) dan 2.5 x 1013 elektron bebas pada germanium.
Semakin besar energi panas yang diberikan
semakin banyak jumlah elektron bebas yang keluar dari ikatan kovalen, dengan kata
lain konduktivitas bahan meningkat.
lain
maka
diperoleh
bahan
Bahan dopan
yang bervalensi lima ini misalnya antimoni, arsenik, dan pospor. Struktur kisi-kisi
kristal bahan silikon type n dapat dilihat pada Gambar 3.
kembali elektron
bahan
semikonduktor
murni (intrinsik)
didoping
dengan bahan
Bahan dopan yang bervalensi tiga tersebut misalnya boron, galium, dan
indium.
Gambar 6.
Karena atom dopan mempunyai tiga elektron valensi, dalam Gambar 6
adalah atom Boron (B) , maka hanya tiga ikatan kovalen yang bisa
Sedangkan
dipenuhi.
kosong (membentuk hole) dan bisa ditempati oleh elektron valensi lain. Dengan
demikian sebuah atom bervalensi tiga akan menyumbangkan sebuah hole. Atom
bervalensi tiga (trivalent) disebut juga atom akseptor, karena atom ini siap untuk
menerima elektron.
Seperti halnya pada semikonduktor type n, secara keseluruhan kristal
semikonduktor type n ini adalah netral. Karena jumlah hole dan elektronnya sama.
Pada bahan type p, hole merupakan pembawa muatan mayoritas.
Karena dengan
penambahan atom dopan akan meningkatkan jumlah hole sebagai pembawa muatan.
Sedangkan pembawa minoritasnya adalah elektron.
atau
F=1
r2
Dimana :
40
q1 . q2
r2
Apabila dalam sebuah tempat atau bidang terdapat beberapa muatan listrik, maka
akan terdapat banyak gaya Coulomb F1 dan F2. Maka dapat diturunkan persamaan sbb:
FB = F1 + F2
FB = F12+F22+F1F2 Cos
Dimana = sudut antara F1 dan F2.
Didalam jalannya muatan listrik juga terdapat adanya medan listrik, yakni ruang
atau daerah disekitar muatan listrik yang dapat mempengaruhi muatan listrik yang
berada di daerah itu. Arah medan di suatu titik dalam medan listrik selalu menjauhi
pusat medan listrik yang bermuatan positif dan selalu mendekati pusat medan listrik
yang bermuatan negative. Kuat medan listrik dapat dinyatakan dengan persamaan sbb:
E=k.q
atau
E= 1
r2
40 r2
r22
Untuk medan listrik yang tak segaris, maka besarnya medan listrik dapat
dinyatakan dalam persamaan sbb:
11
E B = E 1 + E2
EB = E12+E22+E1E2 Cos
Garis medan listrik adalah garis-garis khayal didalam medan listrik yang menjadi
tempat kedudukan titik-titik yang arah kuat medannya sama dengan arah garis itu.
Apabila garis medan listrik menembus suatu permukaan teidak secara tegak lurus,
maka fluks (garis medan listrik) yang menembus bidang dapat dinyatakan sbb:
= E.An
atau
= E.A cos
R = hambatan listrik ()
Dalam rangkaian bercabang, jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik
percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan tersebut,
sesuai bunyi dari hukum I Kirchoff yang dirumuskan sbb:
Imasuk = Ikeluar
Jika muatan positif listrik bergerak searah jarum jam pada titik a dan kembali ke
titik a maka usaha yang dilakukan muatan itu adala nol, sebab muatan tidak berpindah
tempat. Jika penurunan tegangan dalam rangkaian terjadi akibat arus listrik dari suatu
tegangan yang mendapat hambatan, maka berlaku persamaan hokum II Kirchoff sbb:
12
V=0
E + I.R = 0
Apabila muatan listrik yang memiliki lebih dari satu loop (putaran) dinamakan
rangkaian majemuk. Langkah penyelesaian untuk menentukan rangkaian majemuk
adalah sbb:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pada tegangan listrik yang mengalir deiperlukan adanya energi (W) dan daya
listrik (P). Energi listrik dapat berubah menjadi energi bentuk lain. Besarnya energi
listrik muncul akibat arus yang mengalir dari sebuah tegangan melalui penghantar yang
akan menimbilkan panas pada elemen pemanas (R) selama waktu tertentu (t). Sehingga
dapat dirumuskan sbb:
W = I2 R.T
atau
W=V2t/ R
Daya listrik merupakan energi listrik yang diserap oleh alat tiap satuan waktu.
Daya listrik dapat dirumuskan sbb:
P = V.I
Sebuah lampu akan menyala lebih redup jika dipasang tegangan yang lebih
rendah. Hal ini karena arus yang mengalir dalam lampu lebih kecil sehingga daya
lampu juga menurun sedangkan hambatan lampu tetap. Sehingga dapat diturunkan
persamaan sbb:
V22
P2
V12
P1
13
A. Konfigurasi Multimeter
Konfigurasi Multimeter dan kontrol indikator yang terdapat pada
sebuah Multimeter diperlihatkan pada gambar 3.
14
PAPAN SKALA
JARUM PENUNJUK
SEKRUP PENGATUR
POSISI JARUM
TOMBOL
(PRESET)
BATAS UKUR (RANGE)
PENGATUR POSISI
JARUM
SAKLAR JANGKAUAN
UKUR
OUT (+)
COMMON (-)
KABEL
www.sanwa-meter.co.jp
PENYID
IK
(PROBE
S)
JEPITAN
MONCONG BUAYA
(ALIGATOR CLIP)
15
SKALA OHM
SKALA VOLT
(ACV-DCV)
SKALA LAINNYA
www.directindustry.com
harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika
hendak mengukur DCV.
3. Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera
jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala).
4. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) :
digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol
sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur nilai
tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik
(probes) dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum
pada angka nol.
5. Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan kabel
penyidik dengan Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out
dan (-) atau common. Pada Multimeter yang lebih lengkap
terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan
arus searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan
jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.
A. Batas Ukur (Range)
1. Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka;
0,25 25 500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang
dapat diukur berkisar dari 0 0,25 mA. Untuk batas ukur (range)
25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 25 mA. Untuk
batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari
0 500 mA.
2. Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10
50 250 500 1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti
tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 10 Volt. Batas ukur
(range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah
50 Volt, demikian seterusnya.
3. Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm
(k). Untuk batas ukur (range) x1, semua hasil pengukuran dapat
langsung dibaca pada papan skala (pada satuan ). Untuk batas
ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca pada papan
skala dan dikali dengan 10 (pada satuan ). Untuk batas ukur
(range) kilo Ohm (k), semua hasil pengukuran dapat langsung
17
dibaca pada papan skala (pada satuan k), Untuk batas ukur
(range) x10k (10k), semua hasil pengukuran dibaca pada papan
skala dan dikali dengan 10k.
C. Baterai
Baterai : pada Multimeter dipakai baterai kering (dry cell) tipe UM3, digunakan untuk mencatu/mengalirkan arus ke kumparan putar
pada saat Multimeter digunakan untuk mengukur komponen
(minus komponen terintegrasi/Integrated Circuit/IC). Baterai
dihubungkan secara seri dengan lubang kabel penyidik/probes
(+/out) dimana kutub negatip baterai dihubungkan dengan
terminal positip dari lubang kabel penyidik. Lihat gambar 5.
0 ADJ
+
COMMON
OUT
(-)
(+)
GAMBAR 5
D. Kriteria Multimeter
Kriteria sebuah Multimeter tergantung pada :
18
1.
2.
E. Simbol-simbol
1.
Secara teoritis, untuk mempermudah pembelajaran, pengukur
tegangan (Volt-meter), pengukur kuat arus (Ampere-meter), dan
pengukur nilai tahanan /resistance (Ohm-meter) ditampilkan dengan
simbol-simbol seperti yang terdapat pada gambar 6.
Volt-meter
Ampere-meter
Ohm-meter
F. Persiapan Awal
Persiapan awal yang perlu Anda lakukan sebelum menggunakan
Multimeter adalah :
19
20
c. Rangkuman 1
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
d. Tugas 1
2.
Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai uraian materi 1
pada modul ini, sudi kiranya Anda melakukan tugas berikut :
3.
1)
Buatlah kelompok belajar, masing-masing
kelompok maksimum 4 orang.
2)
Kunjungilah bengkel elektronika/toko penjual
alat-alat ukur elektronik yang ada di kota Anda (minimal 5).
3)
Menggunakan contoh format berikut, catatlah
tipe dan jenis Multimeter yang ada di bengkel/toko tersebut
berikut perangkat yang terdapat pada konfigurasi Multimeter.
4)
Untuk validasi penilaian, lembar format harus
berisi tanda tangan petugas dan stempel bengkel/toko.
5)
Menggunakan mesin pencari www.google.co.id
di internet, carilah gambar Multimeter merk lain berikut petunjuk
penggunaan (manual instruction) nya.
yang sering dibicarakan dalam bidang fisika elektronika. Apa sebenarnya fungsi dari
hambatan tersebut? Dari data pengamatan kalian menunjukkan ada hubungan yang
menarik antara kuat arus dan hambatan. Jika nilai hambatan diperbesar maka kuat
22
arus akan menurun untuk beda potensial yang tetap, sehingga bisa ditulis,
kuat arus. Dari Tabel 9.1 ditunjukkan bahwa jika nilai hambatan konstan maka
hubungan antara kuat arus dan beda potesial adalah berbanding lurus, dengan kata
lain semakin besar beda potensial makin besar kuat arusnya, lihat Gambar 9.1. Secara
matematika dapat ditulis,
dinyatakan dalam satuan ohm ditulis dalam simbol (omega). Berdasarkan hukum
Ohm, 1 ohm didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam suatu rangkaian
yang dilewati
kuat arus sebesar 1 ampere dengan beda potensial 1 volt. Oleh karena itu, kita dapat
mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan
kuat arus.
Ampere
Definisi satu ampere adalah satu coulomb muatan yang bergerak melalui
sebuah titik dalam satu sekon. Arus listrik dapat terjadi apabila di dalam sebuah
rangkaian terdapat beda potensial. Hubungan antara kuat arus listrik dan beda
potensial listrik secara grafik dapat dilihat pada Gambar 9.1. Hubungan linier antara
kuat arus dan beda potensial menunjukkan makin besar beda potensial makin besar
kuat arusnya. Hubungan kesebandingan antara beda potensial dan kuat arus perlu
adanya faktor pembanding yang disebut hambatan.
Contoh soal 9.1: Pada sebuah percobaan hukum Ohm, diperoleh grafik seperti pada
gambar di bawah ini!
23
B. Hambatan, Konduktor,
Semikonduktor, dan Isolator
Hambatan
Aliran listrik di dalam sebuah penghantar ternyata tidak sama besarnya, hal
ini ditunjukkan oleh nyala lampu pijar maupun angka yang ditunjukkan oleh
amperemeter. Ketidaksamaan ini disebabkan oleh penghantar yang selalu memiliki
hambatan. Hambatan dari suatu penghantar mempengaruhi besar kecilnya arus listrik
yang melewatinya. Berdasarkan Kegiatan 9.3, besar hambatan suatu bahan atau
24
Hambatan suatu penghantar juga dapat diukur secara tidak langsung, yaitu
dengan cara mengukur besar arus yang lewat pada penghantar dan mengukur beda
potensial ujung-ujung penghantar itu. Oleh karena itu, kita menggunakan dua alat
yang berfungsi sebagai amperemeter dan satu alat lagi yang berfungsi sebagai
voltmeter. Cara menyusun alat tersebut adalah sebagaimana terdapat pada Gambar
9.2. Pada Gambar 9.2 adalah sebuah rangkaian untuk mengukur besar hambatan dari
lampu pijar.
Dengan menggunakan rangkaian pada Gambar 9.3, maka besar arus listrik
yang mengalir melalui lampu pijar dan beda potensial antara ujung-ujung lampu pijar
dapat diketahui sehingga besarnya hambatan dari lampu tersebut dapat dihitung.
Satuan hambatan dapat diturunkan sesuai persamaan berikut, yaitu:
25
Dari hasil Kegiatan 9.4, hubungan antara hambatan, jenis bahan, panjang,
luas penampang dan suhu dari suatu penghantar dapat dirumuskan secara
matematika,
26
dari beberapa bahan konduktor dapat kalian lihat pada Tabel 9.4.
Konduktivitas
Sifat dari bahan konduktor adalah tidak adanya medan listrik di dalam
konduktor. Pernyataan ini benar jika konduktor dalam keadaan keseimbangan statis.
Tujuan dari pembicaraan ini adalah ingin menggambarkan apa yang terjadi jika
muatan bergerak dalam konduktor.
Muatan yang bergerak dalam sebuah konduktor, akan menghasilkan arus di bawah
pengaruh medan listrik. Medan listrik ini muncul karena adanya pergerakan muatan
sehingga situasinya non-elektrostatis. Keadaan ini sedikit berlawanan dengan situasi
untuk
keseimbangan elektrostatis di mana muatan dalam keadaan diam sehingga tidak ada
27
Muatan listrik yang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain adalah
jenis, dan sifat elektron adalah berharga sebaliknya dengan konduktor. Konduktor dan
isolator adalah suatu bahan yang mempunyai sifat kebalikan misalnya III untuk bahan
konduktor mempunyai konduktivitas sangat besar sedang isolator sangat kecil.
Konduktor mempunyai hambatan atau hambatan jenisnya kecil sedang untuk isolator
hambatan atau hambatan jenisnya besar. Bagaimana untuk material atau bahan
semikonduktor? Semikonduktor adalah suatu bahan atau benda yang mempunyai sifat
sebagai konduktor dan isolator. Dengan kata lain bahan semikonduktor mempunyai
kemampuan mengalirkan muatan di bawah sifat konduktor dan di atas sifat isolator.
Untuk mendapatkan sifat konduktor dari bahan semikonduktor biasanya dilakukan
penambahan jenis atom lain dengan konsentrasi tertentu atau disebut pendopingan.
Contoh bahan ini adalah germanium, Ge dan silikon, Si. Bahan semikonduktor dapat
dijumpai dalam penggunaan bahan-bahan elektronika.
28
Tabel 9.5 menunjukkan bahwa nilai konduktivitas untuk bahan isolator dan
konduktor mempunyai rentang yang sangat besar. Misalkan, berapa rentang nilai
antara karet dan perak? Contoh soal 9.2
1. Sebuah kawat tembaga memiliki luas penampang
2 mm2. Jika panjang penghantar 2000 dan hambatan jenisnya 0,02 meter. Berapa
nilai hambatan kawatnya?
C. Hukum I Kirchhof
29
1. Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik ada dua macam yaitu rangkaian listrik terbuka dan
rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian listrik yang
memiliki ujung-ujung rangkaian. Contoh rangkaian terbuka dapat kalian lihat pada
Gambar 9.5.
memiliki ujung-ujung rangkaian. Di dalam rangkaian listrik tertutup ini arus listrik
dapat mengalir mengikuti jenis suatu rangkaian. Contoh rangkaian listrik tertutup
secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 9.6.
Rangkaian listrik juga dibedakan menjadi dua macam lagi yaitu rangkaian tidak
bercabang dan rangkaian bercabang. Rangkaian tidak bercabang disebut rangkaian
seri. Sedangkan rangkaian bercabang disebut rangkaian paralel.
2. Rangkaian Seri
Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai seri.
Susunan seri ketiga hambatan itu kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan,
lihat pada Gambar 9.7!
Dari Kegiatan 9.5, kalian telah mengetahui bahwa pada rangkaian seri
besarnya arus listrik yang mengalir di setiap titik besarnya sama. Apabila kuat arus
yang lewat hambatan R1 adalah I1, kuat arus yang lewat hambatan R2 adalah I2, dan
kuat arus yang lewat hambatan R3 adalah I3. Sedangkan kuat arus yang keluar dari
sumber I, maka berlaku:
30
Jika beda potensial di titik A dan B adalah V1, beda potensial di titik B dan C
adalah V2 dan beda potensial di titik C dan D adalah V3, maka berlaku,
susunan seri. Dengan mengetahui definisi dari arus listrik adalah muatan yang
bergerak per satuan waktu, sehingga arus listrik sebanding dengan muatan listrik.
Oleh karena itu dapat ditulis,
3. Rangkaian Paralel
Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai secara
paralel. Susunan paralel ketiga hambatan itu kemudian dihubungkan dengan sumber
tegangan, lihat Gambar 9.8! Pada rangkaian paralel terdapat dua titik, yaitu A dan titik
B. Titik A dan titik B disebut titik percabangan. Kalian telah mengetahui dari hasil
Kegiatan 9.5, bahwa jumlah kuat arus listrik yang masuk titik percabangan, titik A,
sama besar dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik percabangan, titik B.
Oleh karena itu,
dengan muatan dan arus listrik, maka persamaan di atas dapat ditulis bahwa,
31
Dengan Iadalah jumlah kuat arus yang keluar dari percabangan, dan Q
c. I = I
Dari a b dapat disimpulkan bahwa dalam satuan waktu yang sama, jumlah
kuat arus atau muatan yang masuk percabangan sama dengan jumlah kuat arus atau
muatan yang keluar dari percabangan. Pernyataan ini disebut hukum I Kirchhof.
Selama tidak ada penambahan muatan atau arus dari luar maka besarnya muatan
total dan arus total adalah tetap, disebut hukum kekekalan muatan listrik. Satu hal
yang penting adalah, bahwa pada rangkaian paralel beda potensial tiap-tiap cabang
besarnya sama.
32
D. Rangkaian Hambatan
dasar pada suatu hambatan yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel.
1. Rangkaian Seri
Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai seri,
33
Ketiga hambatan tersebut dapat diganti dengan satu hambatan dan disebut hambatan
pengganti. Karena rangkaian hambatan tersebut seri maka hambatan pengganti ini
sering disebut hambatan seri, RS. Besar RS merupakan jumlah dari masingmasing
hambatan.
seri merupakan jumlah dari masing-masing hambatan. Sedang besarnya nilai beda
potensial antara ujung-ujung hambatan tidak sama, karena untuk seri yang
mempunyai nilai konstan adalah arus dan muatan listrik yang melalui hambatan.
Sehingga jika besar dari masing-masing hambatan berbeda, maka nilai beda
potensialnya dari masing-masing hambatan juga berbeda.
Misal tiga buah hambatan yang masingmasingnya R1, R2, dan R3 dirangkai
Ketiga hambatan tersebut dapat diganti dengan satu hambatan yang disebut
34
Sumber tegangan adalah alat yang dapat menimbulkan beda potensial listrik.
Sebuah sumber tegangan memiliki energi yang dapat digunakan untuk mengalirkan
arus listrik disebut GGL, E. Sumbersumber tegangan pada umumnya memiliki
hambatan yang disebut hambatan dalam r. Secara umum, sebuah rangkaian listrik
selalu berlaku hukum Ohm dan hukum I Kirchhoff. Misal, sebuah rangkaian listrik
sederhana yang terdiri atas sebuah hambatan luar, R, sumber tegangan, E, dan
hambatan dalam r, lihat pada Gambar 9.11!
pengganti dari beberapa hambatan tersebut. Kuat arus yang mengalir dalam
rangkaian adalah sebagai berikut:
Jika dalam suatu rangkaian terdiri atas beberapa baterai baik tersusun secara
seri maupun paralel, maka Persamaan di atas dapat ditulis kembali, untuk seri,
35
Dengan Es = nE, rs = nR, dan n adalah banyaknya baterai yang digunakan untuk
rangkaian seri, sedang untuk rangkaian paralel:
Karena EP= E dan rp=(r/n) maka persamaan di atas, dapat ditulis kembali,
36
37
38
39
Kegiatan Belajar 1 :
1. Resistor
Resistor
disebut
juga
dengan
tahanan
atau
hambatan,
tutup,
dimana
kawat-kawat
penghubungnya
Warna
Hitam
Gelang 1
Gelang 2
Gelang 3
(Angka
(Angka
(Faktor
pertama)
kedua)
pengali)
Gelang 4
(Toleransi)
-
Coklat
10
Merah
102
10
Oranye
Kuning
10
Hijau
105
Biru
10
Ungu
107
Abu-abu
108
9
5
Putih
10
Emas
10-1
10
-2
10
10
-3
20
Perak
Tanpa
warna
Resistor
lilitan
kawat
yang
diselubungi
dengan
Arti kode angka dan huruf pada Resistor ini adalah sebagai
berikut:
- 82 K 5% 9132 W
82 K berarti besarnya resistansi 82 K (kilo ohm)
5% berarti besarnya toleransi 5%
9132 W adalah nomor serinya
- 5 W 0,22 J
5 W berarti kemampuan daya Resistor besarnya 5 watt
0,22 berarti besarnya resistansi 0,22
J berarti besarnya toleransi 5%
- 5 W 22 R J
5 W berarti kemampuan daya Resistor besarnya 5 watt
22 R berarti besarnya resistansi 22
J berarti besarnya toleransi 5%
- 5 W 1 K J
5 W berarti kemampuan daya Resistor besarnya 5 watt
1 K berarti besarnya resistansi 1 K
J berarti besarnya toleransi 5%
-5WR1K
43
2. Kondensator
Kondensator ialah suatu komponen listrik/elektronika yang
dapat menyimpan muatan listrik. Kapasitas kondensator diukur
dalam satuan Farad. 1 Farad = 10 3 mF (mili farad) = 10 6 F
(mikro farad) = 109 nF (nano farad) = 1012 pF (piko farad).
Kondensator eletrolit mempunyai dua kutub yaitu positip dan
negatip (bipolar), sedangkan kondensator kering misalnya
kondensator mika, kondensator kertas tidak membedakan
kutub positip dan kutub negatip (non polar).
Kode angka dan huruf yang terdapat pada sebuah kondensator
menentukan nilai kapasitansi dan tegangan kerjanya. Tabel
kode angka dan huruf pada kondensator.
Kode
Angka
0
Gelang 1
Gelang 2
Gelang 3
(Angka
(Angka
(Faktor
pertama)
kedua)
pengali)
Kode huruf
(Toleransi %)
F=1
G=2
10
102
H=3
103
I=4
104
J=5
105
K = 10
106
M = 20
44
107
108
109
Contohnya:
- Kode kapasitor 562 J 100 V, artinya besarnya kapasitansi 56
x 102
Gelang 1
Gelang 2
Gelang 3
Gelang 4
(Angka
(Angka
(Faktor
(Toleransi
pertama)
kedua)
pengali)
Hitam
20%
Coklat
101
Merah
102
Oranye
103
Kuning
104
Hijau
105
Biru
106
Ungu
107
Abu-abu
108
Putih
109
Warna
Teganga
n Kerja
250 V
400 V
650 V
10%
45
kondensator
juga
sebanding
dengan
konstanta
kondensator
pelat
besarnya
nilai
kapasitansi
dipakai
A = luas pelat dalam m2 tiap pelatnya
S = jarak pelat dalam m
Contoh:
Sebuah kondensator pelat mempunyai data-data sebagai
berikut: Luas pelat 10 cm2. Jarak kedua pelat
1 mm.
46
C = 8,885 pF
Muatan
sebuah
kondensator
dapat
dihitung
jika
nilai
Contoh:
Sebuah kondensator dengan nilai kapasitansi 10 uF dipasang
pada tegangan 1 volt, maka besarnya muatan Q = C x U =
10uF x 1 V
Q = 10 uC (mikro coulomb) = 10-6 C
3. Induktor
Induktor adalah komponen listrik/elektronika yang digunakan sebagai
beban induktif. Simbol induktor dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
yang
disimpan
meningkat
pula.
Bila
arusnya
Contoh:
Berapakah besarnya induksi diri sebuah induktor tunggal
dengan jari-jari koker 0,5 cm sebanyak 100 lilitan dengan
diameter kawat 1 mm?
Jawab: L = 4 x x r x (2r/d + 0,33) x 10-9 x n
L = 4 x 3,14 x 0,5 x (2x0,5/0,1 + 0,33) x 10-9 x 100
L = 6,48 uH
48
Contoh:
Sebuah spull trafo IF radio listrik mempunyai data-data
sebagai berikut,
= 20 x 0,14
2,8
1 + 1,33
L = 1002 x 2 x 2,8 x 10-9
Komponen
L = 56 uH
elektronik
yang
termasuk
induktor
karena
(trafo)
ialah
alat
listrik/elektronika
yang
dan
trafo
penurun
tegangan
(stepdown
Sekunder
juga
bolak-balik.
Medan
magnit
ini
akan
Perbandingan transformasi:
Pada umumnya jumlah lilitan primer tidak sama dengan jumlah
lilitan sekunder. Untuk trafo stepup jumlah lilitan primer lebih
sedikit dari jumlah lilitan sekunder, sebaliknya untuk trafo
stepdown jumlah lilitan primer lebih banyak dari jumlah lilitan
sekunder. Banyaknya lilitan primer dan banyaknya lilitan
sekunder
menunjukkan
besarnya
tegangan
primer
dan
banyak
pula
lilitannya.
Jadi
banyaknya
lilitan
Contoh:
Sebuah trafo daya tegangan primernya 220 V, tegangan
sekundernya 30 V. Jumlah lilitan primernya 1100 lilit. Hitunglah
banyaknya lilitan sekundernya.
Penyelesaian:
Up/Us = Np/Ns
220/30 = 1100/Ns
Ns = 1100/7,33
7,33 = 1100/Ns
Ns = 150.06 lilit
c. Rangkuman
1. Fungsi Resistor ialah untuk
melewatinya
2. Nilai
resistansi
suatu
Resistor
dapat
ditentukan
dengan
d. Tugas
1. Ukurlah nilai resistansi Resistor dengan kode warna coklat,
hitam, merah, emas. Bandingkan dengan nilai resistansi hasil
pembacaan kode warna!
2. Ukurlah nilai kapasitansi kondensator milar dengan kode angka
100 nJ, bandingkan dengan hasil pembacaan kode angka
tersebut!
3. Ukurlah nilai induktansi Rfc 100 mH/250 mA, bandingkan hasil
pengukuran itu dengan hasil pembacaan!
4. Ukurlah tegangan sekunder trafo 220 V/12 V, bandingkan
hasilnya dengan angka yang tertera pada labelnya!
54
= 3 buah
= 3 buah
= 1 buah
Keselamatan Kerja:
1. Jangan meletakkan Ohm meter ditepi meja agar tidak jatuh
2. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter,
amper meter dan ohm meter) mulailah dari batas ukur terbesar
Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar
Langkah kerja:
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Amatilah kode warna pada masing-masing Resistor 4 gelang
dan 5 gelang
3. Ukurlah resistansi Resistor satu persatu dengan ohm meter
4. Catatlah nilai resistansi Resistor pada tabel dibawah ini
Warna gelang no.
Resisto
r
Nilai
Nilai
Penga
Pengu
matan
kuran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
5. Ulangi langkah kerja no. 2 dan no. 3 untuk huruf masingmasing Resistor yang mempunyai kode angka dan huruf
55
Resistor
Kode
Resistansi
terbaca
Resistansi
terukur
1.
2.
3.
7. Bandingkan hasil pengamatan dengan hasil pengukuran
8. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan anda
9. Kembalikan semua alat dan bahan
56
Lembar
Kerja
2.
Menentukan
Nilai
Kapasitansi
Kondensator
Alat dan Bahan:
1. Alat tulis, kertas dan alat gambar
= secukupnya
= 5 buah
= 1 buah
Keselamatan Kerja:
1. Jangan meletakkan Multimeter (Ohm meter) ditepi meja agar
tidak jatuh
2. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter,
amper meter dan ohm meter) mulailah dari batas ukur terbesar
3. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar
Langkah kerja:
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Amatilah kode angka dan huruf pada kondensator satu persatu
Konden
sator
Kode
Kapasitan
si
(pF)
Toleransi
(%)
Tegangan
kerja
1
2
3
4
5
3. Amatilah kode warna pada kondensator satu persatu
4. Catatlah dalam tabel dibawah ini
Konde
Kapas
Toleran
Teg.ke
57
i
nsator
tas
si (%)
(pF)
rja
(volt)
1.
2.
3.
4.
5.
58
Kegiatan Belajar 2
1. Diode
Dioda semi konduktor yang dipakai pada teknik elektronika
pada umumnya digunakan untuk menyearahkan arus listrik AC
menjadi DC.
Dioda dibentuk oleh atom P dan atom N yang digabungkan
menjadi satu, sehingga akan membentuk susunan seperti
gambar dibawah ini.
gelombang
dan
penyearah
gelombang
penuh.
59
sebanding
Rangkaian
penyearah
gelombang
penuh
dengan
sistim
memerlukan
empat
buah
dioda.
Transformator
yang
60
isolator
atau
resistor.
Setelah
mengalami
proses
peleburan, maka terbentuklah hasil campuran yang dinamai PN junction. Bahan campuran ini mempunyai sifat setengah
menghantarkan
arus
listrik
atau
semikonduktor.
Itulah
bahan
baru
yang
dinamai
Transistor.
Jadi
61
untuk
NPN
positip.
Transistor
dipasang
sedemikian
62
Gambar
2-8.
Cara
pemberian
tegangan
bias
pada
Transistor
63
Kalau tegangan basis VBE ada, maka mengalirlah arus basis IB,
emikian juga
5. Zener Dioda
Zener dioda atau juga dikenal sebagai voltage regulation dioda
adalah silikon PN junction yang bekerja pada revers bias
didaerah breakdown. Gambar 2-14 memperlihatkan simbol
zener dioda serta karakteristik revers bias nya.
Gambar
2-16.
Stabilisasi
tegangan
dengan
zener
dioda
ditambah
satu Transistor untuk menambah besar arus
outputnya
67
saklar
masing-masing
3. Gambarkan simbol FET untuk kanal P dan kanal N
4. Gambarkan simbol MOSFET untuk kanal P dan kanal N
5. Gambarkan simbol SCR
6. Gambarkan simbol Zener dioda
69
= 1 buah
2. Dioda 1 Amper
= 1 buah
Keselamatan Kerja:
1. Jangan meletakkan Multimeter (Ohm meter) ditepi meja agar
tidak jatuh
2. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter,
amper meter dan ohm meter) mulailah dari batas ukur terbesar
3. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar
Langkah kerja:
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Setellah multimeter pada posisi Ohm meter x1, kalibrasilah.
3. Tempelkan penyidik hitam pada kaki anoda dioda dan penyidik
merah pada kaki katoda dioda. Amati penunjukkan jarum
meter, menunjuk ke berapa ohm.
4. Tempelkan penyidik merah pada kaki anoda dioda dan penyidik
hitam pada kaki katoda dioda. Amati penunjukkan jarum meter,
menunjuk ke berapa ohm.
5. Buat kesimpulan dari pengamatan saudara
6. Kembalikan semua alat dan bahan
70
Kegiatan Belajar 3
1. Foto Transistor
Pencampuran
antara
atom
P-Germanium
dan
atom
N-
71
2. Dioda Foto
Dioda Foto merupakan komponen elektronik yang termasuk
jenis optik. Fungsi dioda foto digunakan pada alat remote
Control dan sebagai detektor. Bentuk dan simbol dari dioda
foto seperti terlihat pada gambar 3-3 dibawah ini.
3. Dioda LED
Dioda LED akan menyala jika diberi arus DC arah forward atau
arus AC yang sesuai dengan tegangan kerjanya (misal 3 volt).
Dioda LED digunakan sebagai lampu indikator dan sebagai
display. Bentuk dan simbol dari dioda LED seperti gambar 3-4
dibawah ini.
dan
kadar
bahan
junctionnya.
Kecerahan
cahaya
1. Ujilah sebuah dioda LED apakah masih baik atau tidak dengan
memberikan tegangan DC atau AC yang sesuai dengan
tegangan kerjanya!
e. Tes Formatif
1. Gambarkan simbol foto Transistor!
2. Gambarkan simbol foto dioda!
3. Gambarkan simbol dioda LED!
= 1 buah
2. Dioda LED
= 3 buah
Keselamatan Kerja:
1. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar
2. Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter,
amper meter dan ohm meter), mulailah dari batas ukur yang
74
besar
3. Hati-hati
dalam
menggunakan
catu
daya
DC,
tepatkan
75