Infografis APBN 2015

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 1

A PB N

BELANJA PEMERINTAH PUSAT


Peningkatan Ketersediaan
Infrastruktur Pendorong
Pertumbuhan Ekonomi

20 15

MELANJUTKAN REFORMASI PEMBANGUNAN BAGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILAN


Pemerintah bersama DPR
RI telah membahas dan
menyepakati Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) tahun 2015
dengan memperhatikan
pertimbangan DPD RI

P e nd a p at an Ne gara Rp1.7 93 ,6 Triliun

Infrastruktur Perhubungan:
Mendukung Keterhubungan
Antar Wilayah
Pembangunan jalan baru
sepanjang 143 km, jembatan
baru sepanjang 11.716 m, flyover/
underpass sepanjang 1.213,3 m,
peningkatan kapasitas jalan
sepanjang 2.471,2 km.
Pembangunan jalur kereta api
265 km, pengadaan 48 lokomotif,
KRD, KRL, dan Tram;
Pembangunan 5 Bandar udara,
rehabilitasi 51 bandara, dan
implementasi 145 rute perintis;
Pembangunan 59 prasarana
dermaga penyeberangan,
pembangunan/ peningkatan
kapasitas 26 pelabuhan perintis.
Kementerian
Pekerjaan Umum
APBNP 2014:
Rp74,5 triliun

Pajak Rp1.201,7 T

APBN 2015:
Rp81,3 triliun

Kementerian
Perhubungan

67%

A ra h K e bi ja ka n F i ska l

1
2
3

Penerimaan Hibah RP3,3 T


23%

Bersifat baseline budget yaitu disusun hanya berdasarkan


kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan kepada masyarakat.

Memberikan ruang gerak pemerintahan hasil Pemilu


2014 untuk melaksanakan program sesuai dengan
platform, visi dan misi yang direncanakan.

Tahun pertama dialokasikannya Dana Desa

105
Harga Minyak
(USD/Barel)

Lifting Minyak
(Ribu Barel/Hari)

1.248

6,0

Nilai Tukar
(IDR/USD1)

22%

8%

Lifting Gas

(Ribu Barel
Setara Minyak/Hari)

11.900

Belanja Negara
Belanja Kementerian Negara/Lembaga Rp647,3 T
Anggaran belanja yang dialokasikan melalui Kementerian
Negara/ Lembaga untuk membiayai urusan tertentu dalam
pemerintahan.

Bea Keluar 14,3 T

Kementerian
Perumahan Rakyat

Bagian Laba BUMN Rp44,0 T

55%

Pendapatan BLU Rp22,2 T

APBNP 2014:
Rp4,0 triliun

71%

7%

APBN 2015:
Rp4,6 triliun

Penguatan Perlindungan
Sosial dan Kesejahteraan
Rakyat
KEBIJAKAN PENERIMAAN
PERPAJAKAN
1. Optimalisasi penerimaan
perpajakan dengan menggali
potensi wajib pajak orang pribadi
golongan pendapatan tinggi dan
menengah, serta sektor non tradable
seperti properti, jasa keuangan,
dan perdagangan, serta beberapa
transaksi ekonomi strategis.

KEBIJAKAN PENERIMAAN
NEGARA BUKAN PAJAK
pada komoditas tertentu untuk
meningkatkan daya saing dan nilai
tambah.
3. Penyesuaian kebijakan di bidang
bea masuk, bea keluar, dan PPh.
4. Penyesuaian tarif cukai hasil
tembakau untuk pengendalian
barang kena cukai.

1. Optimalisasi penerimaan migas


(merealisasikan produksi
sumur minyak baru, menahan
penurunan alamiah lifting migas,
dan pengendalian cost recovery).

4. Peningkatan pengawasan dan


pelaporan PNBP.

2. Penyesuaian tarif PNBP dan


ekstensifikasi.

6. Perbaikan regulasi PNBP.

5. Perbaikan administrasi dan sistem


PNBP.

3. Peningkatan kinerja BUMN.

P e m b iaya an A n ggaran Rp24 5 ,9 Triliun


Dalam rangka percepatan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dan
berkeadilan maka pembiayaan anggaran
direncanakan sebesar Rp245,9 T. Sumber
pembiayaan berasal dari dalam negeri
sebesar Rp269,7 T dan luar negeri sebesar
negatif Rp23,8T.
Sumber pembiayaan APBN 2015
terutama bersumber dari penerbitan
SBN berdenominasi Rupiah. Kebijakan
ini diambil sejalan dengan kebijakan
pembiayaan ke depan utamanya untuk
mitigasi risiko nilai tukar, mengoptimalkan
peran serta masyarakat (financial inclusion)
dan melakukan pendalaman pasar SBN
domestik.

R p 2.039,5 T riliun

APBNP 2014:
Rp76,6 triliun

% Defisit Anggaran terhadap


PDB

Pengeluaran pembiayaan ditujukan


terutama guna mendukung pembangunan
infrastruktur yaitu:
1. Penyertaan Modal Negara kepada
PT Sarana Multi Infrastruktur,
PT Sarana Multigriya Finansial, PT PAL
Indonesia, PT Geo Dipa Energi dan
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
2. Dana Bergulir kepada Lembaga
Pengelola Dana Bergulir Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Pusat Pembiayaan Perumahan; serta
3. Pemberian jaminan Pemerintah

APBN 2015:
Rp88,3 triliun

Kementerian Agama
APBNP 2014:
Rp51,6 triliun

2,2

1,9

1,6

APBN 2015:
Rp56,4 triliun

2,4

2,3

1,1
0,7

112,6

91,6

130,9

175,2

237,4

2009

2010

2011

2012

2013

241,5

245,9

APBNP

APBN

2014

2015

Subsidi Rp414,7 T
Pemberian dukungan dalam bentuk alokasi anggaran kepada
perusahaan negara, lembaga pemerintah, atau pihak ketiga
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
untuk menyediakan barang atau jasa yang bersifat strategis atau
menguasai hajat hidup orang banyak sesuai kemampuan keuangan
negara.

20%
32%

8%

Pembayaran Bunga Utang Rp152,0 T


Belanja Pemerintah Pusat atas penggunaan utang dalam dan luar
negeri. Dihitung dari utang yang sudah ada dan perkiraan utang
baru, termasuk biaya yang timbul terkait pengelolaan utang.

9%

31%

Pendidikan yang Terjangkau dan


Berkualitas
Melanjutkan program Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), wajib
belajar 9 tahun bagi 30,1 juta siswa
SD/SDLB/MI/Ula dan 14,3 juta
siswa SMP/SMPLB/MTs/Wustha;
Melanjutkan pelaksanaan
Pendidikan Menengah Universal
(PMU), BOS Pendidikan
Menengah bagi 10,6 juta siswa
SMA/SMK/MA, pembangunan
ruang kelas baru dan rehab ruang
kelas yang rusak;
Beasiswa siswa miskin bagi: 6,9
juta siswa SD/SDLB/MI; 2,9 juta
siswa SMP/SMPLB/MTs; 1,3 juta
siswa SMA/SMK/MA; dan 194,8
ribu mahasiswa penerima Bidik
Misi.
Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan

Pembiayaan Anggaran (triliun


rupiah)

Dana Desa Rp9,1 T


Dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukan
bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/
kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Transfer ke Daerah Rp638,0 T
Dialokasikan untuk mengurangi ketimpangan sumber
pendanaan antara pusat dan daerah, mengurangi
kesenjangan pendanaan urusan pemerintahan antar daerah,
mengurangi kesenjangan layanan publik antardaerah,
mendanai pelaksanaan otonomi khusus dan keistimewaan
daerah.

Infrastruktur Perumahan dan


Permukiman
Pembangunan 120 twin block
rusunawa.

Bea Masuk Rp37,2 T

21%

900

4,4

IDR USD

PNBP Lainnya Rp89,8 T

APBN 2015:
Rp10,0 triliun

Cukai Rp126,7 T

SDA Non Migas Rp30,0 T

2. Pemberian insentif fiskal dan


penerapan kebijakan hilirisasi

A s u m s i Da sa r Ekonom i Ma kro

Suku Bunga SPN


3 Bulan (%)

Kepabeanan dan Cukai Rp178,3T

11%

Inflasi (%)

APBNP 2014:
Rp14,3 triliun

5%

Memiliki posisi yang penting dan unik karena disusun


pada tahun transisi pemerintahan

Infrastruktur Energi: Menunjang


Ketahanan Energi
Peningkatan rasio elektrifikasi
mencapai 83,18%;
Instalasi listrik gratis untuk 93.323
RTS nelayan dan rakyat tidak
mampu;
Produksi lifting minyak bumi
830-900 MBOPD dan gas bumi
1.235-1.260 MBOEPD;
Penambahan jaringan gas pada 2
kota.
Pembangunan jaringan transmisi
519 KMS (on going) dan 76,8 KMS
(COD), kapasitas gardu induk
2.680 MVA (on going) dan 480
MVA (COD), serta kapasitas gardu
distribusi sebesar 147,04 MVA
Kementerian ESDM

SDA Migas Rp224,3 T

Merupakan APBN pertama pelaksanaan RPJMN ketiga


(2015-2019)

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Pajak Lainnya Rp5,7 T

10%

Pengendalian risiko fiskal dalam batas toleransi antara lain


melalui pengendalian rasio utang terhadap pendapatan
dalam negeri, debt service ratio, dan menjaga komposisi
utang dalam batas aman serta pinjaman yang terukur.

5,8

PPh Non Migas Rp555,7 T

2%

Pengendalian rasio utang pemerintah terhadap PDB


melalui pengendalian pembiayaan yang bersumber
dari utang dalam batas aman dan terkendali, serta
mengarahkan pemanfaatan untuk kegiatan produktif.

PBB Rp26,7 T

44%

7%

Pengendalian defisit dalam batas aman, melalui


optimalisasi pendapatan dengan tetap menjaga iklim
investasi dan menjaga konservasi lingkungan, serta
meningkatkan kualitas belanja dan memperbaiki struktur
belanja.

Ditetapkan berdasarkan UU No 27 tahun 2014 tentang


APBN 2015.

APBN 2015:
Rp44,9 triliun

PPh Migas Rp88,7 T

Langkah Utama

Pos i s i Strateg i s AP BN 2 015

1%

46%

Penguatan Kebijakan Fiskal dalam Rangka Percepatan Pertumbuhan


Ekonomi yang Berkelanjutan dan Berkeadilan

APBNP 2014:
Rp36,0 triliun

PPN Rp525 T

Belanja Lainnya Rp178,4 T


Pengeluaran negara untuk pembayaran atas kewajiban Pemerintah
yang tidak masuk dalam kategori belanja Kementerian/Lembaga,
transfer daerah, subsidi, pembayaran bunga utang, dan dana desa.

Kesehatan Murah untuk


Masyarakat
Melanjutkan program jaminan
kesehatan nasional melalui
pemberian bantuan iuran kepada
masyarakat miskin Penerima
Bantuan luran (PBI) sebanyak 86,4
juta jiwa.
70 puskesmas di perbatasan
dan pulau-pulau kecil terluar
meningkat menjadi puskesmas
perawatan;
61 rumah sakit dan 50 puskesmas
terakreditasi;
225 kabupaten/kota mencapai
eliminasi malaria;
90% anak batita mendapat
imunisasi campak dosis kedua;
35% desa/kelurahan
melaksanakan sanitasi total
berbasis masyarakat (STBM);
97,5% produk obat memenuhi
syarat;
Meningkatnya persentase produk
obat yang memenuhi syarat
sebesar 97,5%.
Kementerian
Kesehatan
APBNP 2014:
Rp47,5 triliun
APBN 2015:
Rp47,8 triliun

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Peningkatan kualitas lingkungan


hidup
Penurunan emisi GRK di bidang
pertanian, kehutanan, lahan
gambut, energi, dan transportasi;
Mengembangkan upaya
konservasi dan rehabilitasi
keanekaragaman hayati: hutan,
pertanian, laut dan pesisir,
karst (in-situ dan ex-situ) dan
pengetahuan tradisional.

80%
Dana Perimbangan Rp516,4 T

Kementerian
Kehutanan

647,0 T

Rp

1%

Dana Desa Rp9,1 T

69%

APBNP 2014:
Rp4,5 triliun
APBN 2015:
Rp5,6 triliun

16%

7%
24%

Kementerian
Lingkungan Hidup
APBNP 2014:
Rp0,9 triliun

3%

Dana Transfer Lainnya


Rp104,4 T

APBN 2015:
Rp0,8 triliun

Dana Alokasi Khusus Rp35,8 T

Pengentasan dan
Penanggulangan Kemiskinan:
Menurunkan Tingkat Kemiskinan
Menjadi 9-10%
Program penanggulangan
kemiskinan, meliputi:
Klaster I: Bantuan dan
Perlindungan Sosial
Klaster II: Pemberdayaan
Masyarakat
Klaster III: Pengembangan
Usaha Kecil dan Mikro
Klaster IV: Program Pro
Rakyat Melalui Penyediaan
Prasarana/Sarana Murah
Program Keluarga Harapan (PKH)
berupa bantuan tunai bersyarat
untuk sekitar 3 juta Rumah
Tangga Sangat Miskin (RTSM);
Peningkatan kualitas 400
KUMKM melalui klasifikasi dan
revitalisasi koperasi.

Dana Otonomi Khusus


Rp16,6 T

Dana Alokasi Umum Rp352,9 T

Dana Keistimewaan
Daerah Istimewa Yogyakarta
Rp0,5 T

KEBIJAKAN TRANSFER
KE DAERAH DAN
DANA DESA
Meningkatkan kapasitas
fiskal daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan
yang menjadi kewenangan
Daerah.

DANA PERIMBANGAN
Mencakup Dana Bagi Hasil, Dana
Alokasi Umum, dan Dana Alokasi
Khusus yang mempunyai prinsip
satu kesatuan yang tidak terpisahkan
(triologi Dana Perimbangan). Daerah
yang menerima DBH lebih tinggi
akan menerima DAU yang lebih
rendah, demikian juga dengan DAK-nya.

Memprioritaskan penyediaan
pelayanan dasar di daerah
tertinggal, terluar, terpencil,
terdepan, dan pascabencana.

Kementerian Sosial
APBNP 2014:
Rp6,7 triliun

Mendorong pertumbuhan
ekonomi melalui pembangunan
infrastruktur dasar.

APBN 2015:
Rp8,1 triliun

Kementerian
Koperasi dan UMKM

Meningkatkan kualitas
pengalokasian Transfer
ke Daerah dengan tetap
memperhatikan akuntabilitas
dan transparansi.

APBNP 2014:
Rp1,4 triliun
APBN 2015:
Rp1,5 triliun

Menetapkan alokasi Dana Desa


sesuai dengan amanat UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa melalui realokasi
belanja Pemerintah Pusat yang
berbasis desa dengan mekanisme
transfer kepada kabupaten/
kota berdasarkan jumlah desa
dengan memperhatikan jumlah
penduduk, angka kemiskinan,
luas wilayah, dan tingkat
kesulitan geografis.

Ketahanan Pangan untuk


Stabilisasi Harga dan Memenuhi
Kebutuhan Pangan Rakyat
Peningkatan produksi padi
mencapai 73,4 juta ton GKG;
Pengembangan tanaman tebu
60.000 ha, kopi 4.850 ha, teh 5.050 ha,
kakao 20.950 ha, lada 1.650 ha,
kapas 3.300 ha, dan karet
19.550 ha;
Peningkatan produksi perikanan
tangkap 6,2 juta ton dan
perikanan budidaya 7,3 juta ton;
Bantuan budidaya padi seluas
350.000 ha, jagung seluas 35.000 ha,
serta bantuan alat dan mesin
pertanian sebanyak 7.596 unit;
Perluasan sawah 40.000 ha, dan
areal hortikultura/ perkebunan/
peternakan 25.000 ha;
Pemberdayaan 429 desa mandiri
pangan dan 144 kawasan mandiri
pangan.

Dana Bagi Hasil


Dialokasikan kepada daerah
berdasarkan pendapatan APBN guna
mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi.
DBH tersebut mencakup penyelesaian
kurang bayar Rp11,9 T.
Dana Alokasi Umum
Dialokasikan sebagai alat pemerataan
kemampuan keuangan antardaerah
dan mengurangi kesenjangan fiskal
antardaerah.
Dana Alokasi Khusus
Dialokasikan untuk urusan daerah
dan sesuai dengan prioritas nasional
dalam rangka mendorong percepatan
pembangunan daerah dan pencapaian
sasaran nasional yang terdiri dari
14 bidang. DAK dialokasikan untuk
seluruh daerah yang memenuhi
kriteria umum, kriteria khusus, dan
kriteria teknis (Rp33,0 T).

Stabilitas harga kebutuhan pokok

Daya beli masyarakat tetap terjaga terutama masyarakat miskin


Ketersediaan pasokan kebutuhan pokok

Daya saing produksi dan akses permodalan UMKM makin


meningkat

Kementerian
Kelautan dan
Perikanan
APBNP 2014:
Rp5,7 triliun
APBN 2015:
Rp6,7 triliun

Pemantapan Keamanan Dalam


Negeri
Pemenuhan rasio polisi terhadap
masyarakat sebesar 1 : 582;
Persentase penambahan
ketersediaan alat utama dan alat
khusus kepolisian sebesar 4,61%;
Penurunan gangguan keamanan
pada jalur aktivitas masyarakat
yang menggunakan moda
transportasi laut, keamanan
pesisir, dan pelabuhan nasional/
internasional sebesar 11%;
Peningkatan clearance rate tindak
pidana di wilayah Kepolisian
Daerah sebesar 52%;
Tercapainya 54.560 komunitas
forum kemitraan polisi dan
masyarakat yang berpartisipasi
aktif pada 50 polres.

BPOM

Kementerian
Pertahanan

APBNP 2014:
Rp1,0 triliun

APBNP 2014:
Rp83,3 triliun

APBN 2015:
Rp1,2 triliun

APBN 2015:
Rp96,9 triliun

Dialokasikan untuk Tunjangan


Profesi Guru PNS Daerah (Rp70,3 T
untuk guru bersertifikasi; dan Rp1,1 T
untuk tambahan penghasilan guru
PNS Daerah nonsertifikasi).

Dana tambahan Otsus Infrastruktur


digunakan untuk mempercepat
pembangunan dan pemeliharaan
infrastruktur Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat.
DANA KEISTIMEWAAN
D. I YOGYAKARTA
Sebesar Rp547,5 miliar untuk
penyelenggaraan urusan
keistimewaan Daerah Istimewa
Yogyakarta.
DANA DESA
Dialokasikan untuk membiayai
pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa. Penyaluran dana
desa dilakukan melalui mekanisme
transfer dengan memperhatikan
jumlah penduduk, angka
kemiskinan, luas wilayah, dan
tingkat kesulitan geografis.

Kebijakan Subsidi BBM


Efisiensi anggaran subsidi BBM
Konversi BBM ke BBG
Pengendalian konsumsi BBM
bersubsidi (Permen ESDM No
1/2013)
Pengembangan energi baru dan
terbarukan (EBT)
Pengurangan konsumsi BBM
bersubsidi secara bertahap

83%

Peningkatan Kemampuan
Pertahanan dan
Pemantapan Keamanan

Peningkatan Kemampuan
Pertahanan dalam Menegakkan
Kedaulatan dan Keutuhan NKRI
Modernisasi dan peningkatan
alat utama sistem persenjataan
(Alutsista) integratif mencapai
40%, matra darat (21%), matra
laut (21%), dan matra udara
(17%);
Memperluas pendayagunaan
industri pertahanan nasional,
dan mengutamakan pengadaan
alutsista hasil produksi industri
dalam negeri mencapai 8%.

Dialokasikan untuk Provinsi Papua


Rp4,9 T, Provinsi Papua Barat sebesar
Rp2,1 T, Provinsi Aceh Rp7,0 T. Dana
tambahan Otsus Infrastruktur untuk
Provinsi Papua Rp2,0 T dan Provinsi
Papua Barat Rp0,5 T.

Bantuan Operasional Sekolah


(BOS) Rp31,3 T untuk menstimulasi
penyediaan anggaran pendidikan di
daerah.
Dana Proyek Pemerintah Daerah
dan Desentralisasi (P2D2) Rp0,1 T
dialokasikan sebagai insentif
kepada daerah percontohan
Proyek Pemerintah Daerah dan
Desentralisasi.
Dana Insentif Daerah (DID) Rp1,7 T
diberikan kepada daerah berprestasi.
DID diberikan agar daerah berupaya
untuk mengelola keuangannya
dengan lebih baik yang ditunjukkan
dengan perolehan opini WTP/WDP
Badan Pemeriksa Keuangan atas
laporan keuangan pemerintah daerah
dan menetapkan APBD secara tepat
waktu.

A ra h K e b i j a ka n Su bs i d i

APBN 2015:
Rp15,9 triliun

APBN 2015:
Rp51,6 triliun

DANA TRANSFER LAINYA

SUBSIDI

APBNP 2014:
Rp13,6 triliun

APBNP 2014:
Rp43,6 triliun

DANA OTONOMI KHUSUS

**

Kementerian
Pertanian

Polri

Dana Bagi Hasil Rp127,7 T

Kebijakan Subsidi Listrik


Efisiensi anggaran subsidi listrik
melalui tariff adjustment untuk
golongan pelanggan tertentu.
Rasio elektrifikasi semakin
meningkat.
Susut jaringan semakin
berkurang.
Komposisi pemakaian BBM dalam
pembangkit tenaga listrik semakin
kecil.
Kapasitas Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTP)
semakin bertambah.

17%

Subsidi
Non
Energi
Rp70,0 T

Subsidi
Energi
Rp344,7 T

APBN 2015:
Baseline budget d a n m a s a t ra n s i s i

KOMPOSISI BELANJA
SUBSIDI ENERGI

KOMPOSISI BELANJA
SUBSIDI NON ENERGI

Subsidi Listrik Rp68,7 T

Subsidi Pangan Rp18,9 T

Subsidi listrik terutama untuk


golongan pelanggan 450-900 VA.

Subsidi Pupuk Rp35,7 T

Subsidi BBM Rp276,0 T

Subsidi Benih Rp0,9 T

Volume BBM: 46 juta KL:


Volume Premium:

Subsidi PSO Rp3,3 T

Volume Minyak Tanah:


0,8 juta KL

Subsidi Bunga Kredit


Program Rp2,5 T

29,5 juta KL

Volume Minyak Solar:


15,7 juta KL

Kebijakan Subsidi Non-Energi


Subsidi pangan Rp18,9 T untuk
penyediaan beras dengan harga
tebus/jual Rp1.600/Kg bagi 15,5
juta RTS @15 Kg/RTS selama 12
bulan.
Subsidi pupuk Rp35,7 T dan
subsidi benih Rp0,9 T untuk
membantu petani memenuhi
kebutuhan pupuk dan benih
dengan harga terjangkau, serta
mendukung upaya peningkatan
ketahanan pangan.
Subsidi Public Service
Obligation (PSO) Rp3,3 T untuk
penumpang angkutan kereta
api, penumpang angkutan
kapal laut kelas ekonomi, dan
informasi publik.
Subsidi bunga kredit program
Rp2,5 T untuk mendukung
program pengembangan
UMKM, peningkatan ketahanan
pangan, dan program
diversifikasi energi.
Subsidi pajak/DTP Rp8,7 T
untuk mendukung program
stabilitas harga kebutuhan
pokok dan pengembangan
industri strategis.

Memperhitungkan kebutuhan dasar penyelenggaraan


pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat

Implementasi awal Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014


tentang Desa

Belum menampung new initiatives yang signifikan sesuai


visi misi Presiden yang baru terpilih serta perubahan
nomenklatur kementerian/lembaga

Perubahan-perubahan dalam butir 3 akan ditampung dalam RAPBNP


2015 yang akan disampaikan ke DPR segera.

Subsidi Pajak Rp8,7 T

Volume LPG 3 Kg:


5,8 Metrik Ton

Infor m as i l ebi h l anju t:


Biro Komu n ika si d a n
L aya n a n Informa si
www.kemen keu .go.id

Menteri Keuangan Republik Indonesia

em ai l :
infoa p b n @kemen keu .go.id

Anda mungkin juga menyukai