Olahraga Dan Politik
Olahraga Dan Politik
Olahraga Dan Politik
OLEH :
HERMAN SAYUTI
13B04035
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Antropologi dan Sosiologi Olahraga. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di
dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Antropologi dan Sosiologi
Olahraga di program studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga PPs UNM.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.
Djen Djalal, MS selaku dosen pembimbing dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang .....................................................................................
B Rumusan Masalah ................................................................................
4
5
BAB II PEMBAHASAN
A Pengertian Olahraga .............................................................................
B Politik ...................................................................................................
C Hubungan Olahraga dengan Politik......................................................
D Pengaruh Sosiologi Olahraga Terhadap Politik ...................................
6
7
7
17
18
19
20
BAB I
PENDAHULUAN
A; Latar Belakang
Untuk kasus Indonesia, semakin nyata, bagaimana efek adri sistem politik
dan pengaruh ekonomi terhadap pendidikan jasmni dan olahraga. Tulisan sie swan po
(1973) dalam kongres ICPHER di Bali, Social and plitical aspect of physical
Education and Sports in the Frame Work of Indonesia National develoment sangat
membantu kita untuk memahami kebijakan pembinaan olahraga nasional. Sejak
proklamasi 1945, pendidikan jasmani dan olahraga memperoleh tempat dalam
masyarakat dan kehidupan nasional namun pasang surut pendidikan jasmani dan
olahraga ini sangat di pengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang berbeda-beda.
Selama perjuangan kemerdekaan, pendidikan jasmani dan olahraga
diarahkan untuk membentuk pemuda-pemuda militan dengan semangat nasionalistik
untuk mempertahankan proklamasi kemerdekaan indonesia. Pada massa itu,
pendidikan jasmani dan olahraga di pandang berkemampuan untuk membentuk
prilaku berdisiplin guna mendukung perjuangan nasional. Olahraga juga di pandang
mampu memperkukuh integrasi bangsa, kesatuan dan persatuan, pandangan inilah
yang selanjutnya mendorong terselenggaranya PON I, 1947 di Solo.
Pada tahun 1947, ketika sejumlah negara asia masih berjuang untuk merebut
kemerdekaannya, Indonesia termasuk negara yang mendukung gagasan untuk
diadakan pertandingan olahraga diantara bangsa-bangsa asia. Gagasan ini dicetuskan
dalam Conference on Asian Relation tahun 1947 di New Delhi yang hasilnya yaitu di
setujuinya Asian Games I di selenggarakan pada tahun 1951 di New Delhi.
Pada saat ini olahraga sering di libatkan dalam kancah politik di indonesia,
dapat terlihat pada saat pemilihan perwakilan rakyat, banyak terdapat kampanyekampanye yang secara langsung terlibat dalam olahraga seperti pemberian sepanduk
perlengkapan alat olahraga yang tak lain bertujuan untuk kepentingan politik.
Sering kita jumpai di kota-kota di Indonesia termasuk juga ibu kota negara
masih banyak terdapat kenakalan-kenakalan remaja, dan tauran tingkat pelajar yang
terasa tiada hentinya, untuk mengatasi permasalah tersebut pemerintah harus
berperan aktif, salah satu kebijakan politik pemerintah untuk mengurangi kenakalan
remaja dan tauran antar pelajar adalah didirikannya bangunan-bangunan sarana
olahraga, dengan didirikannya serana tersebut sangat berperan aktif dalam
mengurangi kenakalan remaja. Dalam permasalahan diatas secara tidak langsung
olahraga sudah beperan aktif dalam politik.
B; Rumusan Masalah
1; Apa yang dimaksud dengan olahraga ?
2; Apa yang dimaksud dengan politik ?
3; Bagaimana hubungan olahraga dengan politik ?
4; Bagaimana Pengaruh Sosiologi Olahraga Terhadap Politik ?
BAB II
PEMBAHASAN
A; Olahraga
1. Pengertian Olahraga
Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu dalam
pelaksanaannya ada unsur bermain : Ada rasa senang, Dilakukan waktu luang,
Aktivitas dipilih (sukarela), Kepuasan dalam proses, Jika tidak dilaksanakan ada
sanksi dan Nilai positif.
2. Jenis-Jenis Olahraga
- Olahraga Pendidikan
- Olahraga Prestasi
- Olahraga Rekreasi
- Olahraga Rehabilitasi
- Olahraga Kesehatan dan Kebugaran
- Olahraga Tradisional
3. Manfaat Olahraga
Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan berolahraga metabolisme
tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan penyerapan nutrisi dalam tubuh menjadi
lebih efektif dan efisien.
B. Politik
Pemimpin
politik
berasumsi
dengan
mensponsori
atau
Bentuk komunikasi terbuka antara orang dan para pemimpin dari banyak
negara.
Acara penting membagi bersama minat antar orang dari budaya dan negara
yang berbeda.
telah mempromosikan bermacam tingkat diplomasi publik. Dengan kata lain, bila ini
muncul pada isu-isu serius tentang minat nasional yang vital, olahraga tidak
berdampak politik, ofisial pemerintah tidak menggunakan olahraga pada negosiasi
tentang kebijakan nasional dan internasional. Akan tetapi bila ini pada ekspresi
publik tentang kebersamaan, seperti pertukaran budaya dan komunikasi umum
diantara ofisial dari berbagai negara, olahraga menjadi penting delam beberapa hal.
Idealnnya, olahraga sebagai sarana untuk pertukaran budaya dari berbagai negara
berbagi informasi dan mengembangkan pemahaman budaya timbal balik. Ini berarti
olahraga sering menjadi barang ekspor budaya dari negara kaya menyatukan dengan
hidup sehari-hari orang di negara lain.
3. Refleksi olahraga
Olimpiade dan Olympic Games apakah keduanya istimewa? Olimpiade
adalah suatu filsfat hidup, mengagungkan dan mengkombinasi suatu keseluruhan
yang seimbang, kualitas tuuh, akal dan pikiran. Mencampur olahraga dengan kultur
dan pendidikan. Olympism mencari untuk menciptakan suatu jalan hidup berdasar
pada kegembiraan menemukan dalam usaha, nilai bidang pendidikan dari contoh dan
rasa hormat yang baik untuk prinsip etis pokok uang universal.
10
11
Politik adalah satu bagian internal dari organisasi olahraga lokal, nasional,
dan internasional dikenal sebagai tubuh-tubuh pengaturan. Konflik sering muncul
ketika orang-orang berhubungan dengan pertanyaan sebagai berikut:
;
Apa persyaratan sebagai olahraga?; jika orang dari negara dengan budaya
tradisional ingin berpatisipasi dalam olimpiade, mereka harus belajar
memainkan aktifitas dan permainan popular negara kaya dan makmur,
sehingga merka bergantung pada orang dan organisasi negara kaya. Atlit
harus dapat pengntrolan dari universitas.
Siapa yang berperan mengatur olah raga?; badan pemerintah dan sponsor.
Selain itu juga ada beberapa pertanyaan lain seperti: siapa yang mengontrol
olahraga, games, pertemuan, pertandingan, tournament, waktu. Dimana event
diadakan, penanggung jawab serta hadiah yang akan didistribusikan pada
atlet.
peserta untuk terlibat dalam tantangan bersahabat dengan atlet dari negara lain
sebagai sarana komunikasi dalam proses negosiasi.
Layar bendera dan lagu kebangsaan memainkan telah mengangkat
kontroversi di kompetisi internasional Olimpiade dan lainnya, karena penafsiran
yang menampilkan seperti mempromosikan ideologi politik. Olahraga memang
menawarkan pengaturan untuk kebanggaan nasional dan kesatuan dalam masyarakat
kita tapi pada saat yang sama menimbulkan pertanyaan tentang isu-isu kekuasaan,
khususnya dalam hal pemilihan atlet untuk kompetisi internasional dan kontrol
peristiwa olahraga.
d. Kaitan antara Olahraga dengan Politik
Ketika pada Piala Dunia 1990 Maradona diangkat oleh Presiden Menem
sebagai duta resmi Argentina, maka sang legenda sepak bola Argentina itu menjadi
symbol konkret identifikasi antara olahraga dan politik. Pertalian erat antara olahraga
dan politik bukanlah sesuatu yang baru. Bahkan, bukan hanya dengan politik. Sebab
olahraga memiliki multimakna; sosial, ekonomi, politik atau ideologi, dan kesehatan.
Diktator Adolf Hitler juga pernah memanfaatkan Federasi Sepak Bola (DFB) untuk
propaganda politik Nazi. Dia mengatakan, Orang besar adalah pelari marathon
sejarah. Diktator lainnya, Bennito Mussolini, merasa penting dirinya ditampilkan
dalam pose-pose olahraga, seperti sedang bermain anggar, tenis, atau naik kuda.
Sebab, menyitir I Bambang Sugiarto (2000), bagi Mussolini, seorang politikus sejati
haruslah serentak merupakan simbol kejantanan sportif. Sedangkan bagi kaum
sosialis, olahraga adalah manifestasi penting semangat ideal kolektivisme yang
13
rasional dan higienis. Jadi, dari pertalian antara olahraga dan politik atau ideologi,
sudah tampak betapa olahraga dalam peradaban modern, bukan lagi sekadar kegiatan
yang netral, melainkan kental sekali kandungan multimakna itu.
Tulisan ini memfokuskan diri pada sepakbola, dengan lebih menitikberatkan
pada politik, terutama politik demokratik. Artinya, sepakbola bukan sekadar
olahraga, melainkan telah lama menjadi alat politik sekaligus inspirasi dan
pembelajaran dalam berpolitik. Dengan kata lain, sepakbola dalam perkembangannya
bukan hanya sebagai alat politik atau legitimasi politik kekuasaan seperti diktator
Franco di Spanyol yang konon pernah memanfaatkan klub sepak bola Real Madrid
sebagai alat legitimasi kekuasaannya, Mussolini pada Piala Dunia 1934 yang
memaksakan Piala Dunia harus dilaksanakan di Italia dan klubnya harus menang
atau mati, atau seperti Hitler di atas tetapi juga sebagai media pembelajaran politik
demokratik, terutama yang bertalian dengan politisi dan konstituennya.
e. Sepakbola dan Demokrasi
Bila dilihat lebih dalam, sepakbola memang mengajarkan banyak hal
tentang politik, strategi memenangkan pertarungan politik, dan keterlibatan publik di
dalamnya, atau yang biasa disebut demokrasi. Dalam demokrasi, yang didahulukan
adalah kepentingan umum atau kepentingan bersama, kemudian barulah kepentingan
pribadi atau kelompok. Tujuan utama demokrasi adalah menciptakan ruang bagi
terciptanya keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Demikian juga dalam sepakbola, sebagai sebuah permainan tim. Dalam
sepakbola, yang diutamakan adalah kebersamaan sebagai sebuah tim, setelah itu
14
olahraga tertentu bias dimainkan, dan siapa yang dapat menggunakan sarana olahraga
public pada waktu tertentu. Idealnya, aturan-aturan ini melindungi individu dan
kelompok yang bertikai dalam berolahraga. Dalam kasus olahraga komersil,
pemerintah boleh mengatur hak-hak dan tugas-tugas pemilik regu, sponsor,
penyelenggara, dan atlit.
Pemeliharaan Kesehatan dan Kebugaran Pemerintah juga sudah melibatkan
dalam olahraga mempromosikan kesehatan dan kebugaran antar para warganegara.
Sebagai contoh, pembiayaan asuransi kesehatan. Banyak orang percaya bahwa
keikutsertaan olahraga memperbaiki kebugaran, kebugaran memperbaiki kesehatan,
dan kesehatan baik mengurangi biaya-biaya medis. Kepercayaan ini tetap pada
tuntutan berikut( Howel an Ingham, 2001; Howell et al, 2002; Nixon, 2000;
waddingtn,
2000):
Nilai-Nilai
Konsisten
dengan
Ideologi
Yang
Dominan
16
displin, kesetian, penentuan, dan kemampua untuk nafkaf bekerja di wajah kesukaran
dan waktu tidak baik. Olahraga, terutama kelas dunia dan olahraga pilihan
kompetitif, telah digunakan.
Olahraga adalah satu alat penting untuk membayangkan kedudukan Negara
meredeka. Ini merupakan suatu forum smpurna untuk membangun identitas.
Pemerintah juga tertarik akan manfaat ekonomi jangka panjang menjadi tuan rumah
kejadian.
Kesimpulan dan kualifikasi: Isu-isu dan pengembangan pemerintah politis Global
Keterlibatan pemerintah dalam olahraga biasanya mencerminkan minat dari sebagian
orang lebih dari yang lain. Mereka bermanfaat bagi kebanyakan cenderung menjadi
orang-orang mampu mempengaruhi penentu kebijaksanaan. Hal ini tidak berarti
bahwa kebijakan pemerintah hanya mencerminka minat orang-orang tangguh dan
kaya, tetapi juga kebijakan dipengaruhi oleh kuasa berjuang antar kelompok dalam
suatu masyarakat.
g. Proses Olahraga dan Politis Global
Olahraga
Internasional:
Idaman-idaman
melawan
kenyataan
banyak Negara.
2; Acara penting membagi bersama minat antar orang-orang dari kultur-kultur
mungkin
4; Bantu perkembangan pemahaman budaya yang diperlukan ke hapuskan
keseberang politis
6; Tetapkan hubungan-hubungan aktip kerja bahwa dikembangkan para
18
BAB III
PUNUTUP
A; Kesimpulan
19
Pertandingan
sepakbola
antar
bangsa,
misalnya,
yang
B; Saran
pengaruh
yang
luarbiasa
manfaatnya
jika
arah
20
dan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tanwir 2010. Olahraga Dan Penguasaan Diri.
Bouman, P.J. (1976) Sosiologi, Pengertian Dan Masalah. Yogyakarta, Penerbit
Yayasan
Kanisius.
Dr. Marjohan Hs, M.Pd. 2011. Sosiologi Olahraga. Padang, UNP Press.
intelektualmoeda.blogspot.com
Early Socialization Wiggins, Wiggins & Zanden, 1994
21
22