Prinsip Kerja Hvac
Prinsip Kerja Hvac
Prinsip Kerja Hvac
Untuk mengendalikan suhu, ada kemungkinan produk yang sensitive terhadap perubahan suhu
Untuk mengendalikan kelembaban, ada kemungkinan produk sensitive terhadap kelembaban
udara
3.
Untuk menjaga kebersihan ruangan misalnya dilakukan dengan serangkaian system penyaringan
udara sesuai dengan tingkat kebersihan ruangan yang dipersyaratkan, serta desain perbedaan
tekanan udara untuk setiap ruangan yang berbeda kelas kebersihannya
4.
untuk mencegah kontaminasi silang,
5.
Pengendalian pertumbuhan mikroba, selain ditentukan oleh HVAC juga dipengaruhi oleh cara
sanitasi tepat
6.
Menjaga kemungkinan terjadinya kontaminasi terhadap lingkungan, misalnya pada system dust
collector
7.
Untuk keamanan personel, misalnya pada weighing booth atau lemari asam, dll
Pada umumnya system HVAC terdapat bagian sbb :
1.
Compressor
Prinsip kerja mesin pendingin pada umumnya, termasuk HVAC, adalah mengambil kalor dari ruang yang
didinginkan untuk selanjutnya kalor tersebut dibuang keluar. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan zat
refrigeran misalnya gas Freon. Gas Freon dipompa oleh compressor sehingga bentuknya berubah dar
fasa uap menjadi fasa cair, perubahan ini disebut proses kondensasi, proses kondensasi selalu disertai
dengan pelepasan kalor. Oleh karena itu Freon cair panas segera dialirkan ke kondensor, kemudian
kondensor ditiupkan udara dengan menggunakan kipas blower agar kalor yang dihasilkan mudah
dilepaskan ke udara bebas.
Freon cair dari kondensor selanjutnya dialirkan ke expansion valve melalui sebuah pipa, expansion valve
adalah alat yang mampu menurunkan tekanan Freon. Akibat dari penurunan tekanan tersebut maka feron
akan berubah dari fasa cair menjadi fasa uap. Perubahan ini disebut evaporasi, proses perubahan ini
bersifat endoterm artinya menyerap kalor, penyerapan kalor inilah yang dimanfaatkan untuk
mendinginkan ruangan.
Udara ruangan dialirkan melewati evaporator, akibatnya kalor ari udara ruangan diserap oleh evaporator
sehingga udara yang telah melewati evaporator menjadi lebih dingin. Setelah melewati evaporator udara
yang dingin biasanya dipanaskan kembali agar tidak terlalu dingin dan untuk menurunkan RH (relaive
humidity)
2.
Kondensor
Adalah komponen yang berfungsi melepaskan panas sebagai akibat perubahan refrigeran dari fasa uap
menjadi fasa cair
3.
Expansion valve
Berfungsi untuk menurunkan tekanan refigeran sehingga berubah dari fasa cair menjadi fasa uap atau
evaporasi
4.
Evaporator
Berfungsi untuk menyerap kalor selama proses evaporasi, kalor diambil dari udara yang dilewatkan
melalui evaporator ini
5.
Blower
Adalah kipas yang berfungsi untuk mengalirkan udara dari ruangan atau dari fresh air melewati filter dan
evaporator
6.
Filter
Berfungsi untuk menyaring partikel partikel dari udara sehingga udara menjadi lebih bersih. Filter terdiri
dari bermacam macam tingkatan mulai dari pre filter, medium filter, HEPA filter sampai ULPA filter.
Pemakaian filter tergantung kelas kebersihan ruangan yang diinginkan. Secara umum makin sering
pertukaran udara maka tingkat kebersihan udara akan semakin bersih.
7.
Heating coil
Berfungsi untuk memanaskan kembali udara yang telah melewati evaporator, gunanya agar udara tidak
terlalu dingin dan untuk menurunkan relative humiditynya (RH). RH yang rendah kadang diperlukan
selain untuk stabilitas produk juga untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba.
8.
Ducting
Return duct adalah saluran udara untuk mengalirkan udara dari ruangan ke indoor unit (indoor unit terdiri
dari Blower, evaporator, heating coil, filter), supply duct mengalirkan udara dari indoor unit ke dalam
ruangan.
Aliran udara dapat dikategorikan :
a.
Aliran unidirectonal, atau disebut juga aliran udara laminar. Udara mengalir secara seragam ke
satu arah dengan kecepatan yang seragam pula. Bila dilihat dengan smoke test maka aliranya akan
terlihat aliran udara lurus. Kondisi ini sangat baik karena aliran udara yang laminar akan lebih menjaga
kebersihan ruangan karena partike di lantai atau diarea kerja lebih mudah diflush dan masuk ke return
duct untuk selanjutnya dilewatkan filter. Kondisi ini akan menghindarkan dari partikel yang melayang
layang dan berputar putar diarea kerja akibat turbulensi udara. Dengan demikian ruangan akan lebih
terjaga kebersihannya. Kondisi ini misalnya dipersyaratkan untuk ruang kelas A (untuk proses yang
kritikal)
b.
Aliran udara turbulen. Disini aliran udara tidak satu arah tetapi bersifat turbulen, sehingga masih
dimungkinkan adanya partikel yang melayang layang.