CONTOH Makalah Character Building
CONTOH Makalah Character Building
CONTOH Makalah Character Building
Tuhan
YME
atas
rahmat-Nya
sehingga
kami
dapat
Ibu Eneng Iviq Hairo Rahayu, S.Psi selaku dosen mata kuliah
Character Building
Semua
pihak
yang
telah
membantu
menyelesaikan
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang Masalah
I.2 Batasan Masalah
I.3.Tujuan Penelitian
I.4. Manfaat Penelitian
I.5.Metode penelitian
I.6.Landasan Teori
I.5.1 Konsep Anak
I.5.2 Konsep Anak Jalanan
I.5.3 Konsep Keluarga
Bab II.
Pembahasan
Bab III. Penutup
Daftar Pustaka
: .. I
: .. II
: ..
: .. 1
: .. 2
: .. 2
: .. 3
:.......................................
: ..
: .. 3
: .. 4
: .. 4
: .. 5
: .. III
: .. IV
Bab I
Pendahuluan
I.1
Indonesia yang bekerja pada situasi buruk. Sekitar 50% dari total
pekerja anak itu, bekerja sampai 35 jam seminggu.
Minimnya niat politik pemerintah dan peran serta masyarakat
dalam perlindungan anak juga tercermin dari peningkatan angka
kekerasan anak. Sepanjang 2010, Komnas Perlindungan Anak
menerima 2.335 pengaduan mengenai kasus kekerasan terhadap
anak. Angka ini meningkat dari jumlah pengaduan di 2009, yakni
1.998 kasus. Dari total pengaduan yang masuk ke Komnas
Perlindungan Anak, sebanyak 62,7% adalah kekerasan seksual
dalam bentuk sodomi, perkosaaan, pencabulan, serta incest.
Selebihnya adalah kekerasan fisik dan psikis.
Peningkatan angka kekerasan ini menyingkap wajah lain dari
mereka yang seharusnya menjadi penanggung jawab kemaslahatan
anak. Data Komnas Anak menunjukkan bahwa kekerasan terhadap
anak acap kali terjadi di lingkungan terdekat, seperi di rumah tangga,
sekolah, Lembaga Pendidikan, dan lingkungan anak. Pelakunya pun
tidak jauh-jauh dari sekeliling mereka seperti orangtua, paman, guru,
teman-teman, bapak/ibu angkat, maupun ayah/ibu tiri.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas hidup dan
masa depan anak-anak sangat memperihatinkan, padahal mereka
adalah aset, investasi SDM dan sekaligus tumpuan masa depan
bangsa. Jika kondisi dan kualitas hidup anak kita memprihatinkan,
berarti
masa
depan
bangsa
dan
negara
juga
kurang
Batasan Masalah
Pembahasan mengenai anak jalanan dan solusi untuk
I.3
Tujuan Penelitian
Kami melakukan penelitian ini dengan mengangkat tema Anak
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang telah kami lakukan yaitu:
Metode penelitian
Metode penilitian yang diambil disini adalah dengan 2 bentuk /
cara yaitu:
1. Metode observasi
Metode ini mengedepankan
pengumpulan
data
melalui
Landasan Teori
dewasa
lainnya
untuk
mengupayakan
upaya
Reproduksi
Sosialisasi
Edukasi
Rekreasi
Afeksi
Proteksi.
Bab II
Pembahasan
Pengemis dan pengamen jalanan seringkali dianggap sebagai
sampah masyarakat, karena baik pemerintah maupun masyarakat
merasa terganggu oleh kehadiran mereka yang lalu lalang di
perempatan lalu lintas, di pinggir jalan, di sekitar gedung perkantoran,
pertokoan, dan banyak tempat-tempat lain yang seringkali di jadikan
tempat beroperasi. Belakangan ini pengemis, pengamen, dan
gelandangan semakin banyak berkeliaran di jalanan, terutama di
Jakarta dan kota-kota besar lainnya, termasuk kota Bekasi. Di kota
Bekasi sendiri misalnya, mereka beroperasi di terminal, stasiun, di
pinggiran jalan atau lampu merah. Pemuda, remaja, pasangan
suami-istri, anak-anak, dan perempuan renta semakin menyesaki
ruang publik kita. Itulah yang menyebabkan sebagian besar dari kita
merasa sangat terganggu dengan keberadaan mereka yang hampir
ada di mana-mana dan membuat kita merasa tidak nyaman.
Banyaknya kriminalitas juga seringkali dikaitkan terutama dengan
anak-anak jalanan, karena mereka di beberapa kesempatan terlihat
melakukan
tindak-tindak
kriminalitas
seperti
pencopetan,
jalanan
dimana-mana
yang
kadang
mengganggu
kemiskinan yang
dengan
sengaja
mempekerjakan
anak-anak
untuk
kaya
yang
seharusnya
bisa
memberdayakan
dan
kebutuhannya.
Salah
satu
fenomenanya
adalah
: Bani
Umur
: 12 tahun
Anak ke
: 1 dari 3 bersaudara
: Pemulung
Pekerjaan
: Pengamen
Data ke-2
Nama
: Sandi
Umur
: 14 tahun
Anak ke
: 4 dari 6 bersaudara
Asal
: Karawang
: Pemulung
Pekerjaan
: Pengamen
pra-industri
atau
karena
proses
industrialisasi.
adanya
transformasi
sosial
ekonomi
masyarakat
marjinal
ini selanjutnya
mengalami
distorsi nilai,
konteks
permasalahan
anak
jalanan,
masalah
mengapa
mereka
tetap
bertahan,
dan
terus
saja
cukup
sampai
disitu.
Lingkungan
juga
sangat
dan
bakatnya.
Pemenuhan
pendidikan
itu
haruslah
pemberdayaan
yang
menjadi
pilar
utama kehidupan
Rumah Singgah
KOPAJA (Komutitas peduli Anak Jalanan)
3.
4.
serta
diaktualisasikan
untuk
mencapai
tingkat
negatif.
Mengkaitkan
kandungan
hak-hak
anak
akan
terlihat
suatu
kesenjangan
yang
cukup
tinggi.
sosial anak.
Sebagai
akses
terhadap
pelayanan,
yaitu
sebagai
berbagai
pelayanan
sosial
seperti
pendidikan,
kesehatan dll. Lokasi rumah singgah harus berada ditengahtengah masyarakat agar memudahkan proses pendidikan dini,
penanaman norma dan resosialisasi bagi anak jalanan.
Rumah singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang
bersifat non formal, dimana anak-anak bertemu untuk memperoleh
informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam proses
pembinaan lebih lanjut .rumah singgah didefinisikan sebagai
perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu
mereka. Rumah singgah merupakan proses non formal yang
memberikan suasana pusat resosialisasi anak jalanan terhadap
sistem nilai dan norma di masyarakat. Tujuan dibentuknya rumah
Penutup
Kesimpulan
Masalah anak jalanan adalah masalah yang sangat kompleks
yang menjadi masalah kita bersama. Masalah ini tidak dapat
ditangani hanya oleh satu pihak saja melainkan harus ditangani
bersama-sama oleh berbagai pihak yang perduli permasalahan ini
juga dapat diatasi dengan suatu program yang komprehensi dan
tidak akan dapat tertangani secara efektif bila dilaksanakan secara
persial. Dengan demikian kerja sama antara berbagai pihak,
pemerintah, LSM, masa media mutlak diperlukan.
Khusus mengenai aspek hukum yang melindungi anak jalanan
yang terpaksa bekerja juga merupakan komponen yang perlu
diperhatikan karena masih lemahnya peraturan dan perundangundangan yang mengatur masalah ini.
Saran
Penanggulangan dari masalah di atas dapat dilakukan dengan
pertama: melalui proram aksi langsung. Program ini biasanya
ditujukan kepada kelompok sasarannya yaitu para anak jalanan,
misalnya saja ruamh singgah sebagai tempat pemusatan pendidikan