RENCANA
RENCANA
RENCANA
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
Memperhatikan
Memutuskan
Menetapkan
Supriadi Narno
Ketua
Lampiran Surat Keputusan Nomor : 01/SP-I/PP-GMKI/XI/2012 Tentang: Pengesahan Sidang Pleno I PP GMKI
Masa Bakti 2012-2014
DAFTAR HADIR
SIDANG PLENO I PENGURUS PUSAT GMKI
MASA BAKTI 2012-2014
NO
1
2
3
NAMA
Supriadi Narno
Laikmen Sipayung
Aryanto Mapada
JABATAN
KETUA UMUM
Ketua Bidang Organisasi
Ketua Bidang Pendidikan Kader
dan Kerohanian
Ketua
Bidang
Aksi
dan
Pelayanan
Ketua Bidang Komunikasi dan
Hubungan Internasional
KETERANGAN
Hadir
Hadir
Hadir
Kristison Towimba
Paulus Lubis
6
7
SEKRETARIS UMUM
Wakil Sekretaris Umum
Hadir
Hadir
8
9
Lisbeth Simanjuntak
Jesicha Helena Pesik
BENDAHARA UMUM
Wakil Bendahara Umum
Hadir
Hadir
10
11
Sahat Sinurat
Fredy Umbu B. Guty
Hadir
Hadir
12
13
14
Pereddi S.
15
Ayub Pongrekun
16
17
18
Supriadi Purba
Frans Simamora
Rizky Sianipar
19
Pahlawarni Girsang
20
21
Herry A. Lamuye
22
23
Yosefus Feo
Armin Limbongan
KOORDINATOR WILAYAH
Koodinator Wilayah I (Sumut)
Koodinator Wilayah II (SumSel)
Koodinator Wilayah III (DIK
Jakarta, Jabar & Banten)
Koodinator Wilayah IV (DIY &
Jateng)
Koodinator Wilayah V (Jatim,
Bali, & NTB)
Koodinator Wilayah VI (Kalteng,
Kalsel, & Kaltim)
Koodinator Wilayah VII (NTT)
Koodinator Wilayah VIII (Sulsel,
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Tidak hadir
3
24
25
26
Heidy Maeka
Hammy Lasut
Christian Matruti
27
28
Vernando Siahaan
29
Dunasta
30
Nelman Tahe
No
1.
2.
3.
Nama
-
Hadir
Tidak hadir
Hadir
Hadir
Hadir
Tidak hadir
Tidak hadir
Keterangan
Tidak Hadir
Tidak Hadir
Tidak Hadir
Mengingat
1.
2.
3.
4.
Memperhatikan
Memutuskan
Menetapkan
Supriadi Narno
Ketua
Lampiran Surat Keputusan Nomor : 02/SP-I/PP-GMKI/XI2012 Tentang: Tata Tertib Sidang Pleno I PP GMKI
Masa Bakti 2012-2014
Mengingat
1.
2.
3.
4.
Memperhatikan
Aspirasi, usul, dan saran peserta sidang pleno I PP GMKI Masa Bakti
2012-2014
Memutuskan
Menetapkan
: Cariu, Bogor
: Jumat
: 16 November 2012
: 11.32 WIB
PIMPINAN SIDANG
Supriadi Narno
Ketua
Lampiran Keputusan Sidang Pleno I PP GMKI Nomor : 03/SP-I/PP-GMKI/XI/2012 Tentang: Susunan Acara
Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014
JADWAL SIDANG PLENO I PP GMKI 2012 2014
Hari: Kamis, 15 November 2012
08.00 WIB 10.00 WIB
10.00 WIB - 14.00 WIB
14.00 WIB 14.30 WIB
14.30 WIB 16.30 WIB
16.30 WIB 17.45 WIB
17.45 WIB 19.30 WIB
19.30 WIB 20.00 WIB
20.00 WIB 22.00 WIB
22.00 WIB 06.00 WIB
: MCK
: Ibadah Pagi
: Sarapan Pagi
: Pengesahan Sidang Pleno I PP GMKI
: Membahasan dan menetapkan Tata Tertib Sidang Pleno I
: Pembahasan dan menetapkan Jadwal Acara Sidang Pleno I
: Penyampaian, Pembahasan dan menetapkan Konsep Arah Strategi dan
Kebijakan Umum Organisasi oleh Ketum
: Penyampaian Mekanisme Kerja Internal oleh Sekum
: makan siang dan istirahat
: Penyampaian Pokok-Pokok Pikiran oleh para ketua Bidang
: Snack
: Penyampaian laporan/informasi koordinator-koordinator wilayah
: makan malam
: Lanjutan Penyampaian laporan/informasi koordinator-koordinator wilayah
:Penyampaian Strategi dan Kebijakan Umum Keuangan oleh Bendum
: Pembentukan dan pengantar memasuki sidang komisi/panitia kerja
: Sidang Komisi-komisi dan Panitia Kerja
: Istirahat
: MCK
: Ibadah Pagi
: lanjutan sidang komisi dan panitia kerja
: Sidang pleno
: makan siang
: lanjutan sidang pleno
: makan malam
: pleno strategi Kebijakan dan Keuangan
: Pleno PanjaI Kelembagaan Korwil
: Pleno Panja II tentang Perkumpulan Senior
PP GMKI
1. Bahwa dalam rangka pelaksanaan visi, misi dan pemahaman akan eksistensi
organisasi serta kompleksitas permasalahan yang dihadapi dalam upaya
penempatan organisasi pada posisi yang tepat maka perlu disusun arah
strategi dan kekebijakan umum organisasi;
2. Bahwa Arah, Strategi dan Kebijakan Umum Organisasi merupakan
landasan konseptual bagi penyusunan dan pelaksanaan program PP GMKI;
3. Bahwa Arah, Strategi dan Kebijakan Umum Organisasi akan memberikan
arahan yang jelas mengenai kondisi yang diinginkan terjadi di PP GMKI
pada satu periodesasi ini;
4. Bahwa Arah, Strategi dan Kebijakan Umum Organisasi adalah alat dan
pedoman organisasi dalam pengevaluasian dan pengendalian Kebijakan
organiasi.
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
Memperhatikan
Aspirasi, usul, dan saran peserta sidang pleno I PP GMKI Masa Bakti 20122014
Memutuskan
Menetapkan
1. Arah , strategi dan kebijakan umum organisasi PP GMKI Masa Bakti 20122014 untuk tahun program 2012-2014 sebagai mana terlampir dalam
keputusan ini.
2. Lampiran ini merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini.
3. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini,maka
akan diadakan perbaikan sebagai mana mestinya
4. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam
: Cariu, Bogor
: Jumat
: 15 November 2012
: 12.14 WIB
PIMPINAN SIDANG
Supriadi Narno
Ketua
Lampiran Surat Keputusan Sidang Pleno I PP GMKI Nomor : 04/SP-I/PP GMKI/XI2012 Tentang: Arah Strategi
Dan Kebijakan Umum Organisasi GMKI Masa Bakti 2012-2014
PENDAHULUAN
Arah Strategi dan Kebijakan Umum Organisasi (ASKUO) merupakan kerangka
konseptual yang berusaha menerjemahkan konsepsi keputusan-keputusan Kongres
menjadi kebijakan strategis yang lebih berorientasi pada fokus-fokus kerja organisasi
untuk satu masa bakti. Selanjutnya ASKUO akan menjadi kebijakan strategis Pengurus
Pusat masa bakti 2012-2014 untuk mengarahkan pelayanan organisatoris tidak hanya
pada aras nasional tetapi juga pada level cabang-cabang GMKI. Dalam masa bakti
2012-2014, ASKUO akan menjadi derivasi dan aksentuasi dari keputusan kongres
XXXIII nomor 010/K-XXXIII/GMKI/X/2012 GBPKUO.
Untuk memudahkan kita memahmi alur pikir dari ASKUO ini, maka saya
menguraikannya dalam 3 bagian yakni: Pertama, Pendahuluan yang berisi catatan
pengantar dan penjelasan posisi ASKUO; Kedua, Dasar penyusunan yang berisi
beberapa poin krusial organisatoris baik yang berupa nilai, prinsip maupun pesan tema
sub tema dan GBPKUO hasil keputusan kongres XXXIII di Manado. Dan ketiga,
Rencana Strategis PP GMKI 2012-2014 berisi kerangka konseptual dan pilihan
kebijakan strategis
II.
DASAR PENYUSUNAN
2.1 VISI DAN MISI ORGANISASI
Visi GMKI adalah terwujudnya kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran,
keutuhan ciptaan dan demokrasi di Indonesia berdasarkan kasih
Misi GMKI adalah:
1. Mengajak mahasiswa dan warga perguruan tinggi lainnya kepada pengenalan
akan Yesus Kristus selaku Tuhan dan Penebus, dan memperdalam iman dalam
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
2. Membina kesadaran selaku warga Gereja yang Esa di tengah-tengah mahasiswa
dan perguruan tinggi dalam kesaksian memperbaharui masyarakat, manusia dan
gereja.
3. Mempersiapkan pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggung jawab
dengan menjalankan panggilan di tengah-tengah masyarakat, negara, gereja,
perguruan tinggi dan mahasiswa, dan menjadi sarana bagi terwujudnya
kesejahteraan, perdamaian, keadilan, kebenaran, dan cinta kasih di tengahtengah manusia dan alam semesta
2.2 USAHA ORGANISASI
Usaha-usaha organisasi, yang menunjukkan bentuk-bentuk kegiatan dan program
GMKI, sebagaimana tertera dalam pasal 1 ART GMKI adalah sebagai berikut:
1. Mempertumbuhkan dan memperdalam kehidupan beriman dengan doa,
penelaahan Alkitab, ibadat, pembinaan persekutuan dan tanggung jawab bagi
perkembagan dan keesaan Gereja yang am.
2. Membina kemajuan studi dan riset untuk mengikuti dan menguasai ilmu
pengetahuan, mewujudkan panggilan perguruan tinggi mahasiswa dalam
mempersiapkan sarjana dan pemimpin yang ahli dan bertanggung jawab bagi
11
12
2.3.2.3 Masyarakat
a. Kelas menengah tumbuh dengan pesat tetapi tidak diiringi
dengan modal sosial yang cukup;
b. Pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi lebih didorong oleh tingkat
konsumsi yang tinggi di masyarakat;
c. Masyarakat Indonesia belum mengarah menjadi masyarakat yang
sekuler (masih tercampurnya urusan keagamaan sebagai urusan
privat ke dalam kehidupan bernegara);
d. Kesadaran politik masyarakat mengalami penurunan akibat
kekecewaan terhadap partai politik;
e. Monopoli putra daerah menghambat proses penyatuan
masyarakat Indonesia yang bhineka;
f. Pengelolaan sumber daya alam di daerah-daerah kaya sumber
daya alam belum mampu mensejahterakan;
g. Eskalasi konflik agraria semakin tinggi akibat pemerintah masih
belum melaksanakan landreform;
h. GMKI harus mendorong pemerintah agar konsen terhadap
wilayah perbatasan;
i. GMKI harus mendorong pemerintah melakukan fungsi control
untuk mengawasi dana yag diberikan pemerintah kepada
masyarakat .
j. Perlu adanya perlindungan social terhadap masyarakat;
k. Kebijakan konkrit Pengurus Pusat GMKI untuk mengawasi
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah
2.3.3 KECENDERUNGAN LINGKUNGAN INTERNAL ORGANISASI
a. Format dan Mekanisme Operasional Internal Organisasi
a) Persekutuan sebagai wujud ideal organisasi tidak mampu
dioperasionalisasi hingga pada tataran praktis dan organisasi
kemudian terjebak pada praktek yang hirarkis dan birokratis.
Perubahan kultur organisasi melalui upaya-upaya internalisasi nilainilai GMKI yang lebih sistemik dengan mendorong terbangunnya
kekuatan gerakan pemikiran di internal organisasi merupakan agenda
yang urgens dilakukan.
b) Perubahan peta permasalahan dalam lingkungan bersaing termasuk
peta sosiologis pelayanan perlu menjadi dorongan perubahan peta
kebutuhan stakeholder organisasi. Perubahan yang cepat dan modern
menyebabkan organisasi ini mengalami kesulitan untuk mengambil
langkah-langkah adaptasi. Ini disebabkan oleh terbatasnya sumber
daya organisasi, lemahnya kinerja struktur, iklim organisasi yang
cenderung kaku dan lamban dengan perubahan lingkungannya.
c) Perubahan tantangan dan konteks pergumulan organisasi harus
secara cermat diikuti oleh upaya perubahan gagasan dan desain
organisasi yang meliputi: strategi, struktur, sistem, proses, perilaku
(kultur kepengurusan), dan aspek-aspek lain, yang tentunya
berpedoman pada fondasi filosofis, visi eskatologis, dan misi
organisasi.
d) Database organisasi dan peta sosiologis organisasi merupakan input
utama untuk mendesain kemandirian kerja struktur, pengelolaan
sumber daya organisasi, dan kemandirian dana organisasi.
14
e)
16
III.
Postingan ini sangat relevan di tengah realitas internal dan eksternal organisasi yang
sedang berada pada titik melemahnya elan vital gerakan mahasiswa.
3.2 STRATEGI
Strategi implementasi kebijakan organisasi Pengurus Pusat dilakukan dengan
pendekatan berjenjang dan mampu memberdayakan seluruh potensi organisasi.
Aktivitas organisasi perlu Menghindari birokrasi yang mekanistik, namun pada sisi
lain tetap harus memperhatikan kaidah serta nilai nilai organisasi. Pengurus Pusat
bekerja pada tataran filosofis organisatoris serta mendorong dan memotivasi,
sementara cabang bekerja pada tataran implementatif. Meski demikian, Pengurus
Pusat masih dimungkinkan untuk melaksanakan program dengan fungsi-fungsi
koordinasi dan control dalam hal ini, Pengurus Pusat memfasilitasi kebutuhankebutuhan makro organisasi.
3.3 PILIHAN KEBIJAKAN STRATEGIS ORGANISASI
3.3.1 Organisasi
3.3.1.1 Pemetaan dan sistem data base organisasi menjadi sangat sentral.
Dengan pemetaan posisi dan system informasi keanggotaan yang
rapi, kita bisa dengan percaya diri mengungkapkan potensi sumber
daya manusia yang kita miliki.
3.3.1.2 Terbangunnya kultur organisasi yang adaptif namun tetap taat asas.
Menerapkan sistem manajemen yang modern yang mendukung
pencapaian visi organisasi. Konsolidasi organisasi yang sistematis
perlu dilakukan mulai dari tingkatan komisariat hingga pengurus
pusat
3.3.1.3 Banyaknya cabang baru di GMKI dalam sepuluh tahun terakhir perlu
mendapat perhatian serius dari Pengurus Pusat sebagai pemandu
moral dan penjaga konstitusi. Pembinaan dan pendampingan yang
rutin menjadi keharusan sehingga terbangun kultur organisasi di
cabang baru/atau baru diaktifkan kembali yang benar-benar
bercirikan GMKI.
3.3.1.4 Studi mendalaman terhadap rencana amandemen konstitusi perlu
dilakukan secara lebih serius. Diskursus bottom up yang sebenarnya
sudah dimulai periode lalu dapat dilanjutkan dengan lebih mudah.
3.3.2 Pendidikan kader dan Kerohanian
3.3.2.1 Terciptanya kader yang berkarakter kristiani adalah keharusan. Oleh
karena itu, pengembangan materi-materi penelaahaan alkitab harus
di dorong dari tingkat pusat. Bahan penelahaan alkitab yang rutin
akan mendorong aktivitas anggota hingga di tingkatan cabang dan
komisariat
3.3.2.2 Implementasi PDSPK 2006 perlu dituntaskan untuk mendapatkan
feedback tentang konten PDSPK itu sendiri. Mendorong
implementasi pendidikan kader melalui jalur formal, informal dan
non formal agar lebih efektif dan efisien.
3.3.2.3 Penguatan kader lewat aktifitas aktifitas alternatif melalui jalur
formal, informal dan non formal misalnya persekutuan doa,
penelahaan alkitab, kelompok studi, kepanitian, pengutusan dan
sebagainya harus terus dilakukan secara konsisten
18
IV.
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
Memperhatikan
Memutuskan
Menetapkan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Laikmen Sipayung
Heidy Maeka
Vernando Siahaan
Panitia Kerja III membahas tentang Mekanisme Pembentukan Cabang,
21
dengan anggota :
Paulus Lubis
Supriadi Purba
Yosepus Theo
Pahlawarni Girsang
7. Panitia Kerja IV membahas tentang mekanisme Distribusi Kader-kader ke
KNPI, dengan anggota :
Supriadi Narno
Christian Matruti
Herry A Lamuye
8. Lampiran keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keputusan ini
9. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir setelah
selesainya persidangan ini
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam
: Cariu, Bogor
: Jumat
: 16 November 2012
: 22.10 WIB
PIMPINAN SIDANG
Supriadi Narno
Ketua
22
Mengingat
1.
2.
3.
4.
Memperhatikan
Aspirasi, usul, dan saran peserta sidang pleno I PP GMKI Masa Bakti
2012-2014
Memutuskan
Menetapkan
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam
: Cariu, Bogor
: Sabtu
: 17 November 2012
: 14.30 Wib
PIMPINAN SIDANG
Supriadi Narno
Ketua
23
I.
PENGANTAR
Istilah organisasi berasal dari kata organon, dalam bahasa Yunani yang berarti alat.
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. adalah
suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Organisasi pada
dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli, terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut : (1). Stoner;
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama; (2). James D.
Mooney; mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama; (3). Chester I. Bernard; berpendapat bahwa organisasi
adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih; (4). Stephen P. Robbins; menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Pengertian organisasi pada dasarnya tidak ada
perbedaan yang prinsip, sehingga dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan sarana
untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama,
dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
Menurut J.L. Gibson, Dkk dalam bukunya Organizations Behavior, Structure, Processes
bahwa An Organization is a coordinated unit consisting of at least two people who
function to achieve a common goals. Organisasi adalah suatu unit kerjasama sekurangkurangnya terdiri dari dua orang menjalankan fungsi untuk mencapai tujuan. Lebih jauh
pengertian organisasi dalam buku ini melihat lebih dalam tentang organisasi itu sendiri
tentang bagaimana orang-rang melakukan tugas, proses dan struktur membantu
mengamati untuk mencapai tujuan. Untuk melakukan tugas, proses dan struktur untuk
mencapai tujuan di perlukan suatu mekanisme kerja organisasi.
Mekanisme kerja dalam suatu organisasi, adalah perwujudan atau penjabaran dari tugas,
proses dan struktur organisasi yang telah ditentukan. Jelas di sini terdapat kaitan yang
sangat erat antara tugas, proses dan struktur organisasi dengan mekanisrne kerja.
Mekanisme kerja, bagaimanapun memang perlu ditetapkan, agar arus lalu lintas informasi
maupun pendelegasian tugas dapat berjalan pada alur yang tepat. Bila mekanisme kerja
yang telah disepekati dilanggar, akan dapat mengakibatkan hubungan yang kurang baik di
antara para fungsionaris atau antara penanggungjawab dan pelaksana tugas.
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia merupakan organisasi yang menekankan
persekutuan kepada tiap-tiap fungsionarisnya dalam menjalankan tugas-tugas pelayanan.
Setiap fungsionaris dibagi dalam suatu unit struktur. Struktur organisasi berfungsi sebagai
pembagian wewenang dan tanggung jawab dalam menjalankan program yang disusun
secara bersama-sama. Pembagian wewenang dan tanggung jawab tidak menghilangkan
proses dalam organisasi, setiap fungsionaris mendapatkan proses yang sama dalam
menentukan setiap kebijakan dan tanggung jawab keseluruhan dalam organisasi. Inilah
yang disebut dengan prinsip kolektif kolegial.
24
Setiap organisasi memiliki Visi dan Misi nya sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kedirian
dan sejarah organisasi. Nilai-nilai dan sejarah akan melahirkan budaya organisasi yang
menentukan berjalannya struktur, proses dan tanggung jawab. GMKI memiliki budaya
organisasi yang tersumber dari Alkitab yang diimplementasikan dalam kehidupan
organisasi. Mekanisme kerja tidak dapat dilepaskan dari budaya tersebut, keduanya saling
beriringan dalam satu jalan mengatur seluruh struktur, proses dan tanggung jawab untuk
mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu maka Mekanisme Kerja Internal Pengurus
Pusat Masa Bakti 2012-2014 didasarkan atas pertimbangan :
1. Mekanisme kerja PP GMKI merupakan resultan dari setiap mekanisme kerja dari
tujuan organisasi.
3. Fungsi dan kedudukan dari setiap unit dalam pengurus pusat merupakan satu
berjalan secara tepat dalam satu masa bakti dan selalu terbuka kepada kemungkinan
terbaru.
5. Proses dan tanggung jawab dalam mekanisme kerja mengedepankan pada nilai
budaya organisasi.
6. Segala sesuatu yang terdapat dalam keseluruhan mekanisme kerja harus dinilai
penting.
Prisnisip dalam menjalankan mekanisme kerja
Pola pendelegasian wewenang.
Keseimbangan antara wewenang dan tanggungjawab
Kesatuan perintah dan arahan
Ketertiban
pelaporan yang berkala dan continu dalm setiap pelaksanan program maupun dalam
pendelegasian wewenang dalam menjalan tugas-tugas organisasi.
Fungsionalisasi dalam tugas dan kegiatan
Pembagian tugas yang jelas
Kebersamaan
Keteladan
aksesbilitas
Adanya prinsip menetukan bahwa setiap struktur memiliki peran yang dalam mencapai
tujuan. karena berhasil tidaknya atau mundur majunya organisasi ini sangat tergantung
kepada segenap anggota atau kader yang bersangkutan.
II. MEKANISME KERJA INTERN
Mekanisme Kerja Intern dibagi menjadi 6 (enam) bagian yaitu :
1. Pengorganisasian Program
2. Mekanisme Surat Menyurat
3. Mekanisme Pendelegasian Tugas dan Wewenang
4. Mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW) fungsionaris PP
5. Mekanisme pengarsipan
6. Laporan Pertanggungjawaban
2.1 PENGORGANISASIAN PROGRAM
25
26
:..
Lampiran : 3 exp
(1
Jakarta,..
(2
27
Perihal
: Informasi(3
Kepada Yth
.
Di
.
*
**
Salam Sejahtera,
***
****
UT OMNES UNUM SINT*****
PP GMKI ******
ttd
ttd
*******
********
Keterangan :
Jakarta
: Menunjuk Kota Dimana surat dibuat
: Menunjuk tanggal, bulan dan tahun
: Di tulis diatas nomor surat
Nomor
: nomor surat disini sesuai dengan urutan nomor
surat.
Lampiran
: berkas surat yang menjadi bagian dari surat.
3
: Bilangan untuk banyaknya berkas lampiran surat yang
disertakan dengan tulisan dengan angka biasa dalam hal ini 3.
Exp
: Akronim dari exemplar maksudnya adalah berkas surat yang
dilampirkan
Perihal
: Perihal surat, berupa informasi, undangan, permohonan dll
*
: Nama orang/lembaga tujuan Surat
**
: Alamat Surat
***
: Salam pembuka
****
: Isi surat
*****
: Salam penutup
******
: Lembaga Pembuat Surat
*******
: Tanda Tangan
********
: Penjelas terhadap pengarsipan surat, bisa berupa adanya
tembusan surat atau jika tidak ada, maka cukup hanya ditulis
Cf. Pertinggal (surat internal/eksternal)
28
(3 ditulis Bold
*,***,*****,****** ditulis Bold
Khusus cf.surint atau surext ditulis Italic
1.2 Surat Keputusan
S U R A T K E P U T U S A N (1
Nomor: 320002/SU/INT/K/I/2011(2
T E N T A N G: (3
*
PENGURUS PUSAT GERAKAN MAHASISWA
KRISTEN INDONESIA (3
M E N I M B A N G : (4
**
M E N G I N G A T : (5
***
M E M P E R H A T I K A N : (6
****
M E M U T U S K A N (7
M E N E T A P K A N :(8
*****
PP GMKI (9 ******
ttd
ttd
*******
Nama
Jabatan
Alamat
: *
: **
: ***
Untuk:
****
Ut Omnes Unum Sint*****
Jakarta, ******
PP GMKI*******
Ttd ********
*********
**********
Keterangan :
*
**
***
****
*****
******
*******
********
*********
**********
30
Angka 33
SU......
INT ....
EXT .
B ........
I..........
2012...
dan
.
.
.
.
I
2012
.
.
untuk interen
untuk exteren
.
.
.
.
.
B
I
2012
.
.
.
Nomor Surat
Sekretaris
Idem
Idem
Akronim dari lembaga ditulis
sebanyak-banyaknya 5 huruf,
dan sekurang-kurangnya 3 huruf
dengan penulisan huruf kapital
dalam hal ini Tim Pokja Pers
Idem
idem
idem
3. Jenis Surat
Jenis surat dimaksud terdiri dari :
a. B . Surat Biasa
Surat jenis ini antara lain berupa surat
keterangan, surat rekomendasi, surat mandat
dan lain-lainnya.
b. T . Surat Tugas
Surat jenis ini adalah surat yang berupa
penugasan organisasi atau lembaga.
c. K . Surat Keputusan
Surat ini berupa surat keputusan organisasi atau
lembaga.
4. Akronim nama-nama Cabang
Akronim dari nama-nama cabang ditulis dengan huruf kapital sebanyak 3 huruf sebagai
berikut :
MDN
Medan
PST
Pematang Siantar
TRT
Tarutung
PSP
Padang Sidempuan
GST
Gunung Sitoli
KJH
Kaban Jahe
TDL
Teluk Dalam
SBG
Sibolga
BDL
Bandar Lampung
32
PLB
BKL
JMB
Palembang
Bengkulu
Jambi
JKT
BGR
BDG
SMD
DPK
BKS
JBR
Jakarta
Bogor
Bandung
Sumedang
Depok
Bekasi
Jakarta Barat
YKT
PWT
SMR
SLT
SKT
Yogyakarta
Purwokerto
Semarang
Salatiga
Surakarta
MLG
SBY
DPS
MTR
Malang
Surabaya
Denpasar
Mataram
PRY
BJM
BJB
SRD
BPP
Palangka Raya
Banjarmasin
Banjar Baru
Samarinda
Balikpapan
KPG
WGP
END
KLB
BAA
TBK
KFM
Kupang
Waingapu
Ende
Kalabahi
Baa
Tambolaka
Kefamenanu
MKS
KDI
TTR
MMS
MMJ
PLP
PMD
Makassar
Kendari
Tana Toraja
Mamasa
Mamuju
Palopo
Polewali Mandar
PAL
Palu
33
POS
TTN
LWK
Poso
Tentena
Luwuk
TMH
BTG
MND
AMD
TND
KMB
Tomohon
Bitung
Manado
Airmadidi
Tondano
Kotamabagu
AMB
MSH
TUL
SML
Ambon
Masohi
Tual
Saumlaki
JPR
SRG
MNW
MRK
WMN
BIK
SRI
NBR
FFK
SNT
KMN
Jayapura
Sorong
Manokwari
Marauke
Wamena
Biak
Serui
Nabire
Fak-fak
Sentani
Kaimana
PKU
PDG
DMI
BTM
Pekanbaru
Padang
Dumai
Batam
PTK
STG
BKY
Pontianak
Sintang
Bengkayang
TTE
TBL
JLL
BCN
Ternate
Tobelo
Jailolo
Bacan
a. Warna tinta pada kepala kertas kepala surat adalah warna biru organisasi
b. Ukuran huruf-huruf diatur dengan memperhatikan unsur-unsur keindahan,
kerapian, perbandingan ukuran kertas dan lain-lainnya.
c. Khusus untuk PP GMKI dan BPC maka ukuran kertas kepala surat yang
dipergunakan adalah ukuran kertas Quarto, sedangkan untuk lembaga-lembaga
intern lainnya dapat ditentukan oleh lembaga yang membentuknya.
d. Jenis kertas untuk kepala surat PP GMKI dan BPC dapat dipilih berdasarkan
kebutuhan termasuk dalam hal ini adalah sama atau tidaknya jenis kertas untuk
surat tembusan atau pertinggal, demikian pula adanya dengan lembaga interen
yang dibentuk.
e. Format tulisan kertas kepala surat:
e.1. PP GMKI dan BPC
bagian atas
i. Logo GMKI sebelah kiri
ii. Nama lembaga
iii. Tulisan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
iv. Penulisan ii dan iii dalam bahasa Inggris (jika dicantumkan terletak
di sebelah kanan bawah ii dan iii)
v. Alamat sekretariat dan nomor telepon jika memiliki telepon.
ii, iii, iv dan v terletak disebelah kanan i
Bagian bawah
i. hanya diisi dengan tulisan tema dan sub tema GMKI yang berlaku.
e.2. Lembaga intern lainnya dapat menentukan variasi tambahan lainnya jika
dipandang perlu.
2. Amplop
a. Warna tinta pada amplop sama dengan kertas kepala surat
b. Ukuran amplop yang dipergunakan adalah berbentuk panjang putih, dan jika
dibutuhkan maka dapat disesuaikan
c. Format tulisan bagian luar sama dengan format pada kertas kepala surat bagian
atas
37
38
3. Surat masuk intern yang telah ditindaklajuti dikembalikan kepada sekretaris umum
atau wakil sekretaris umum untuk segera diarsipkan.
4. Setiap surat masuk extern dilakukan pencatatan oleh sekretaris umum atau wakil
sekretaris umum yang kemudian didistribusikan ke bidang-bidang atau fungsionris
untuk segera ditindaklajuti,
5. Surat masuk extern yang telah ditindaklajuti dikembalikan kepada sekretaris umum
atau wakil sekretaris umum untuk segera diarsipkan.
6. Terhadap surat masuk intern atau extern yang telah diarsipkan, pada akhir
kepengurusan dapat musnahkan berdasarkan kepentingan organisasi.
Perlu dilakukan pengarsipan digital terhadap surat masuk dan keluar.
2.6 Laporan Pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban menjadi salah satu bagian terpenting dalam roda
organisasi. Laporan pertanggungjawaban berfungsi sebagai penilaian kerja organisasi,
dan informasi kerja organisasi untuk kedepannya. Adapun sistematika laporan
pertanggungjawab Pengurus Pusat :
2.6.1 Laporan Pertanggungjawaban Kongres
Bab I
PENDAHULUAN
Bab II
GAMBARAN UMUM PERJALANAN ORGANISASI
(Menjelasakan Secara umum Implementasi Arah dan Strategi Kebijakan
Umum Oraganisasi)
BAB III
LAPORAN IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA PP GMKI
A. Bidang Organisasi
a. dasar pemikiran
b. tujuan
c. jenis kegiatan
d. pelaksanaan : realisasi/tidak terrealisasi
e. waktu pelaksanaan
f. indicator keberhasilan
g. pembiayaan
h. evaluasi pelaksanaan
B. dst
BAB IV
LAPORAN KEUANGAN PP GMKI
BAB V
PENUTUP
2.6.2 Laporan Pertanggungjawaban Program
Bab I
Pendahuluan
BAB II
Laporan Implementasi Program
a. Jenis kegiatan
b. Tujuan
c. Waktu Pelaksanaan
d. Indikator Capaian
e. Partisipan Kegiatan
f. Pengorganisasian
g. Evalusi kegiatan
BAB III
Laporan Keuangan
BAB IV
Penutup
39
40
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
Memperhatikan
Memutuskan
Menetapkan
:Cariu, Bogor
:Sabtu
:17 November 2012
:19.28 Wib
PIMPINAN SIDANG
Supriadi Narno
Ketua
dijiwai oleh idealisme kehidupan organisasi. Sidang Pleno I ini juga bertujuan untuk
mengejewantahkan akumulasi kebutuhan organisasi pada tataran konkrit serta landasan
konsepsional bagi implementasi program yang akan diarahkan pada penguatan konsolidasi
organisasi dalam memperkokoh komitmen pelayanan dengan penguatan spiritualitas,
implementasi kualitas pendidikan kader dan penguatan aksi partisipasi, serta membangun
keteladan kasih, dibawah terang Tema : Jadilah Teladan Dalam Berbuat Baik (Titus 2 :
7a) dan Sub Tema : Menjadi Gerakan Oikumenis, Nasionalis, Dan Bertanggungjawab
Untuk Mewujudkan Keadilan Dan Kesejahteraan Dalam Melaksanakan Tugas Dan
Panggilannya Di Indonesia.
II. GAMBARAN KONDISI ORGANISASI
A. KONDISI INTERNAL
Persekutuan sebagai wujud ideal organisasi belum mampu dioperasionalisasikan hingga
pada tataran praktis dan organisasi kemudian terjebak pada praktek yang hirarkis dan
birokratis. Dengan demikian perlu adanya perubahan kultur organisasi melalui upayaupaya internalisasi nilai-nilai GMKI yang lebih sistemik dengan mendorong
terbangunnya kekuatan gerakan pemikiran di internal organisasi, hal ini merupakan
agenda yang urgens dilakukan. Disamping itu, perubahan peta permasalahan dalam
lingkungan bersaing dan peta sosiologis pelayanan juga semestinya harus mampu
menjadi dorongan perubahan peta kebutuhan stakeholder organisasi, sebab perubahan
yang cepat dan modern telah menyebabkan organisasi ini mengalami kesulitan untuk
mengambil langkah-langkah adaptasi. Ini juga disebabkan oleh terbatasnya sumber
daya organisasi, lemahnya kinerja struktur, iklim organisasi yang cenderung kaku dan
lamban dengan perubahan lingkungannya. Perubahan tantangan dan konteks
pergumulan organisasi harus secara cermat diikuti oleh upaya perubahan gagasan dan
desain organisasi yang meliputi: sistem, strategi, struktur, proses, perilaku, dan aspekaspek lainnya, yang tentunya berpedoman pada fondasi filosofis, visi eskatologis, dan
misi organisasi.
Database organisasi dan peta sosiologis organisasi yang hingga kini belum dimiliki
secara lengkap dan komprehensif, merupakan input utama untuk mendesain
kemandirian kerja struktur, pengelolaan sumber daya organisasi, dan kemandirian dana
organisasi. Oleh karenanya sangat perlu dijawab pergumulan organisasi dengan
berdasar pada student need dan student interest. Relevan dengan itu, maka penataan
dan penyelenggaraan sistem administrasi organisasi dan manajemen komunikasi
berbasis teknologi merupakan kebutuhan prioritas pengembangan organisasi untuk
lebih mandiri.
B. KONDISI EKSTERNAL
1. MEDAN LAYAN GEREJA
Hingga kini masih terdapat gereja yang sulit mengakui GMKI sebagai anak
kandungnya, pada hal dalam tugas dan panggilan pelayanan GMKI dan gereja
memiliki kesamaan visi yakni bersaksi, bersekutu, dan melayani. Hal ini secara tidak
lansung membentuk pola pikir sebagian masyarakat dan jemaat gereja bahwa seolaholah GMKI adalah organisasi yang terpisah dan jauh dari kepentingan umat, bahkan
hingga ada yang berfikir GMKI adalah organisasi politik yang akan hadir jika ada
momentum politik, padahal jauh sebelum itu GMKI telah hadir dengan kekhasannya
43
sebagai gereja untuk melayani warga perguruan tinggi sebagai basis pemuda dan
mahasiswa.
Namun demikian, tidak jarang pula kita menemukan adanya keterlibatan tokoh
panutan dalam lingkup gereja semisal pendeta ataupun penatua dalam politik praktis
dengan alasan sebagai perwakilan gereja dalam menyuarakan suara kenabian di
tengah kehidupan sosial politik, namun ketika berada di medan pelayanan tersebut
bukannya memperkuat peran gereja dalam memperjuangkan hak-hak jemaat dan
masyarakat melainkan menjadikan jemaat dan gereja sebagi basis kekuatan untuk
mendapat kekuasan dan jabatan, sementara jemaat dan masyarakat tetap hidup dalam
keterpurukan yang berkepajangan. Oleh karena itu sebagai organisasi kader, GMKI
harus terus memantapkan konsilidasi anggota di cabang-cabang agar turut
mengambil bagian dalam melakukan fungsi dan peran profertis bagi warga gereja
secara menyeluruh.
Ketiadaan usaha dalam penataan format pembinaan dan pelayanan terhadap jemaat
secara umum dan pemuda pada khususnya mengakibatkan ketimpangan dalam aspek
pemberdayaan jemaat sehingga jemaat (pemuda) cenderung berada pada posisi tidak
kreatif baik untuk kemampuan manajerial dan kepemimpinan maupun pemenuhan
kebutuhan ekonomi.
2. MEDAN LAYAN PERGURUAN TINGGI
Pada medan layan perguruan tinggi, harus diakui bahwa kampus merupakan dapur
intelektualitas yang senantiasa menghadirkan figur-figur yang tidak diragukan
intelektualitasnya, namun kini fenomena menjadi terbalik dimana lembaga
perguruan tinggi sering kali menerapkan kebijakan yang justru melemahkan posisi
tawar mahasiswa sebagai akibat dari tidak kebijakan kampus yang tidak berpihak,
demikian juga penerapan pendidikan serta sarana dan prasarana yang tidak adaptif
dengan perkembangan zaman. Dalam proses akademik, mahasiswa juga seringkali
diperhadapkan dengan persoalan seperti profesionalitas dosen yang cenderung
project oriented. Staf pengajar dengan kualifikasi tertentu yang diharapkan dapat
melakukan pembimbingan dan tatap muka dengan mahasiswa pada proses-proses
akademik cenderung mengejar dan menempati jabatan-jabatan struktural pada
lembaga didalam kampus maupun diluar kampus yang pada akhirnya lebih
berkonsentrasi pada tugas-tugas jabatan atau tugas-tugas lain di luar tugas utamanya
membimbing mahasiswa dalam belajar dan mengembangkan diri, belum lagi disusul
dengan subjektifitas dosen dan metode perkuliahan yang kadang monoton, kalender
akademik yang tidak jelas dan kadang tidak ditemukan transparansi penilain dosen
terhadap mahasiswa.
Lembaga-lembaga kemahasiswaan yang diharapkan mampu mendorong kreatifitas
dan kemandirian belajar mahasiswa pada perkembangannya semakin dikerdilkan
dengan cara mempersempit ruang geraknya, intervensi yang berlebihan dari pihak
kampus, pada akhirnya mampu membuat lembaga-lembaga tersebut jauh dari
kebebebasan berekspresi dan berkreasi. Semua dimensi ini secara tidak lansung
membunuh dinamikia organisasi ekstra kampus termasuk GMKI yang merupakan
compelementary school bagi kader-kedernya. Disinilah GMKI dituntut untuk terus
kreatif dan konsisten dalam membina kader-kadernya. Mungkin kita berpikir ini
44
merupakan hal yang biasa tetapi secara organisasi sesungguhnya dinamika tersebut
merupakan suatu titik persoalan dalam pemetaan dan konsilidasi organisasi.
3. MEDAN LAYAN MASYARAKAT
Secara nasional kondisi kekinian bangsa Indonesia senantiasa diperhadapkan dengan
banyaknya masalah sosial kemasyarakatan yang sulit dihindari. Hari-hari kita selalu
dipenuhi dengan pemberitaan media massa akan berita-berita buruk tentang
pelanggaran HAM, korupsi, pembunuhan, pemerkosaan, tawuran dan pertikaian
antar kelompok masyarakat, perusakan dan penutupan tempat-tempat ibadah yang
kadang membuat kita resah dan merasa tidak nyaman bahkan seolah kehilangan
harapan akan adanya kedamaian, ketentraman, kesejahteraan dan keadilan ditengahtengah kehidupan bermasyarakat di republik ini. Kebohongan dan janji-janji palsu
pemerintahan terhadap rakyat, ketidakadilan, lemanya supremasi hukum, masalah
traffiking dan lain sebagainya adalah konsumsi masyarakat kita setiap hari.
Pertanyaan yang semestinya muncul untuk digumuli sekaligus memberi solusi
adalah di mana GMKI sebagai organisasi civil sosciety yang berpihak pada
kepentingan rakyat, kepentingan orang-orang lemah dan teraniaya, di mana peran
dan fungsi social control terhadap kehidupan kebangsaan kita yang nyaris
meninggalkan spirit awal kita membangun bangsa ini?. Realitas ini memberi
cerminan bahwa diperlukan adanya konsilidasi organisasi secara simultan dan
menyeluruh dalam memberi sikap moral terhadap persoalan-persoalan bangsa yang
semakin menghawatirkan di masa kini.
III. POKOK-POKOK PIKIRAN
GMKI sebagai organisasi kader yang bercirikan kemahasiswaan, kekristenan, dan
keindonesiaan harus senantiasa terpanggil untuk melakukan pembaharuan pada setiap
medan gumulnya, menjadi agent of change. Maka dalam rangka menjadi gerakan
pembaharu, pelopor perubahan, dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang tepat
terhadap situasi dan posisi organisasi serta segala hal berkenaan dengan desain dan
sumber daya organisasi, sehingga dalam rangka melaksanakan pembaharuan tersebut
dilakukan kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara sistemik, terpadu dan
berkesinambungan.
Dalam kenyataannya eksekusi program-program GMKI seringkali terkendala akibat
minimnya sumber daya organisasi secara material, informasi, finansial, dan bahkan
sumber daya manusia ataupun akibat ketidak tepatan desain organisasi dalam menjawab
problmatika aktual yang dihadapi organisasi, maka untuk itu perlu sekali dilaksanakan
pemetaan kondisi riil terhadap desain dan sumber daya organisasi. Dengan adanya
gambaran tentang desain dan kondisi sumber daya organisasi tersebut, GMKI akan
mampu mengetahui secara akurat ketersediaan sumber daya dan kemampuan alokasinya,
bahkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengoperasionalisasikan aktivitas organisasi
dan ketepatan dari struktur, sistem, proses, perilaku dan berbagai aspek dalam mendukung
segala upaya yang dilakukan organisasi dalam menjawab tuntutan medan gumulnya.
Perubahan yang terjadi secara dinamis pada lingkungan eksternal organisasi, pada
lingkungan medan layannya, sesungguhnya dapat menciptakan peluang maupun
ancaman terhadap langgam kerja hingga eksistensi organisasi. Maka untuk itu sangat
45
dibutuhkan respon yang tepat dari GMKI untuk memanfaatkan peluang dan menyiasati
segala ancaman yang mungkin terjadi, sehingga juga sangat diperlukan adanya kajian
mendalam terkait kecenderungan yang terjadi pada medan layan gereja, perguruan tinggi,
dan masyarakat agar organisasi dapat melakukan respon terhadap perubahan yang terjadi
dan mungkin masih akan terjadi berdasarkan kecenderungan yang ditemui. Dengan
demikian kehadiran GMKI harus selalu terus mau dan mampu menata diri dan
pelayanannya sehingga mampu memperkuat dan terus-menerus meningkatkan posisi
bersaing yang unggul dalam konteks pergerakan mahasiswa.
Saat ini kita juga telah diperhadapkan pada realitas dinamika organisasi pada aras cabang
maupun wilayah yang tidak merata dan bahkan ada kecenderungan mengalami
penurunan kualitas dinamika sehingga tidak begitu menguntungkan bagi kemajuan
organisasi. Disamping mungkin juga terpengaruh atas melemahnya animo keinginan
berorganisasi mahasiswa, juga iklim pergerakan mahasiswa yang semakin terlihat
sporadis dan temporer, maka perlu dilakukan rangsangan terhadap setiap potensi
organisasi ditingkatan cabang/wilayah tertentu untuk bisa sampai pada dinamika yang
stabil dan mantap. Perkembangan organisasi yang baik dan mantap merupakan syarat
mutlak dalam setiap aktivitas organisasi pada medan layannya. Namun demikian, selain
ppenguatan bagi proses mobilisasi pergerakan organisasi, juga dipandang perlu adanya
perluasan jejaring GMKI pada kota-kota perguruan tinggi yang memungkinkan hadirnya
organisasi ini.
Sebagai sebuah respons atas tuntutan perubahan yang terjadi dalam organisasi dan
kebutuhan pelayanannya, maka pada Kongres XXXIII GMKI di Manado, Oktober 2012
yang lalu, dipandang perlu untuk melakukan study dan kajian terhadap konstitusi
organisasi, karena dirasa kurang memberi ruang yang cukup guna mengakomodir
kreatifitas dan inisiatif pergerakan organisasi dengan melihat pegumulan dan optimalisasi
pelayanan baik ditingkat pusat maupun cabang-cabang, maka Kongres XXXIII GMKI
merekomendasikan untuk membentuk Komisi Konstitusi yang akan bekerja dalam masa
bakti kepengurusan ini dan hasil kerjanya akan dilaporkan oleh Pengurus Pusat pada
GMKI Masa Bakti 2012-2014 pada Kongres XXXIV. Maka hal ini pun akan menjadi
perhatian penting bagi PP GMKI masa bakti ini sebagai mandataris Kongres.
IV. PENUTUP
Demikian pokok-pokok pikiran tersebut diatas disampaikan dalam kesempatan Sidang
Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014 ini dengan maksud menyegarkan dan
mengingatkan kembali pikiran kita untuk memahami persoalan yang ada ditengah-tengah
organisasi dan medan gumulnya dengan wacana, gagasan, dan ide-ide sebagai tawaran
solusi untuk setiap persoalan yang ada. Dengan demikian, program dan aktivitas
oeganisasi yang dirancang dalam Sidang Pleno I ini dapat menjadi jawaban atas setiap
pergumulan organisasi. Selamat berproses didalam Sidang Pleno I ini, kiranya apapun
yang diputuskan adalah yang terbaik untuk organisasi yang kita cintai ini sehingga nama
Tuhan kita, Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan pun akan semakin dipermuliakan.
Terimakasih, Tuhan Memberkati.
Ut Omnes Unum Sint
46
1.5.Partisipan
1.6.Indikator capaian :
Terbentuk Tim Pemetaan Sumber Daya Organisasi
Minimal terkumpul data sumber daya organisasi dari 50% cabang GMKI dari 15
wilayah GMKI
1.7.Lokasi
: Jakarta
1.8.Waktu
: Desember 2012 Juni 2013
1.9.Skala Prioritas
: Primer
1.10. Anggaran
: Pengadaan server Rp. 10.000.000,Pengumpulan data Rp. 5.000.000,2. Studi Analisa Konstitusi, Sistem, Struktur, Manajemen, Dan Budaya Organisasi
2.1.Dasar Pemikiran :
GMKI berdiri pada tahun 1950 dan saat ini sudah berumur 62 tahun. Bisa dibilang,
GMKI adalah salah satu organisasi kemahasiswaan tertua di Indonesia. GMKI patut
bangga dalam hal ini karena walaupun sudah berumur 62 tahun, GMKI masih tetap
eksis dan hadir di tengah pergumulan bangsa.
Namun, di tengah kebanggaan tersebut, ada tantangan yang harus diselesaikan oleh
GMKI yakni bagaimana organisasi yang sudah berumur 62 tahun ini dapat
menyesuaikan diri dengan dinamika kehidupan mahasiswa dan masyarakat di tahun
2012 ke depan. GMKI yang walaupun sudah berumur tua harus tetap dikemas
sehingga selalu kelihatan muda. Muda disini bukan berarti GMKI menurunkan
standarnya, namun GMKI haruslah dinamis dan terus berupaya menyesuaikan diri
dengan zaman, sehingga GMKI tidak disebut sebagai organisasi yang kaku dan
konvensional.
Oleh karena itu, Pengurus Pusat GMKI harus melakukan studi dan kajian terkait
sistem, struktur, manajemen, dan budaya organisasi untuk menyesuaikan dirinya
dengan zaman sekarang. Sehingga walaupun GMKI sudah berumur tua (62 tahun),
GMKI akan selalu muda dan awet di setiap zaman yang dihadapinya.
2.2.Tujuan :
Melakukan studi analisa terhadap kondisi internal dan eksternal GMKI
Membumikan GMKI pada konteks pelayanan dan tantangan zaman sekarang
2.3.Jenis Kegiatan:
Membentuk tim/komisi untuk melakukan studi analisa terhadap konstitusi,
sistem, struktur, manajemen, dan budaya organisasi
Menyebar kuisoner ke cabang-cabang untuk menarik aspirasi dan data terkait
kondisi di cabang-cabang
Melakukan penarikan data secara langsung ke cabang-cabang yang disesuaikan
dengan kegiatan cabang/wilayah (disesuaikan dengan kunjungan rutin, konsultasi
wilayah, dan aktivitas lainnya)
Melakukan sosialisasi kepada cabang-cabang terkait hasil-hasil studi dari
tim/komisi yang sudah dibentuk
Melakukan perubahan terhadap konstitusi apabila diperlukan dari rekomendasi
tim/komisi
2.4.Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI
2.5.Partisipan : Pengurus Pusat GMKI
BPC GMKI se-tanah air
Senior Member/Friend
48
2.6.Indikator Capaian :
Terbentuk tim/komisi untuk studi analisa
Kuisoner disebar ke semua cabang dan minimal terkumpul data kuisoner dari
50% cabang GMKI dari 15 wilayah GMKI
Minimal 50% cabang GMKI mendapatkan hasil studi analisa
2.7.Lokasi
: GMKI se-tanah air
2.8.Waktu
: Desember 2012 Juni 2013
2.9.Skala Prioritas
: Primer
2.10. Anggaran
: Pembentukan komisi dan studi analisa Rp. 3.000.000,Pembuatan dan penyebaran kuisoner Rp. 1.000.000,3. Pemerataan Pemahaman Tentang Organisasi Dan Konstitusi
3.1.Dasar Pemikiran :
Pemahaman tentang organisasi dan konstitusi belum merata di cabang-cabang. Hal
ini dikarenakan adanya cabang baru, cabang vakum, ataupun kebiasaan/kultur di
cabang-cabang mapan yang justru bertentangan dengan nilai-nilai dasar organisasi
dan konstitusi GMKI. Pengurus Pusat GMKI harus melakukan upaya pemerataan
sehingga setiap kader di setiap cabang di seluruh Indonesia akan memiliki mindset
yang sama terhadap nilai-nilai organisasi dan konstitusi GMKI
3.2.Tujuan :
Melakukan usaha pemerataan tentang nilai-nilai organisasi dan konstitusi sehingga
GMKI dapat bergerak sesuai dengan visi dan misinya
3.3.Jenis Kegiatan :
Melakukan pembekalan tentang organisasi dan konstitusi yang disesuaikan
dengan aktivitas cabang
Menyebar buku konstitusi ke cabang-cabang dan mendorong cabang untuk
memberikan pemahaman organisasi dan konstitusi kepada anggota-anggota baru
GMKI
Mendorong cabang-cabang untuk melakukan kegiatan bersama seperti debat
konstitusi, cerdas cermat konstitusi, dan lainnya yang dikoordinasi oleh korwil
Melakukan pemerataan pemahaman terkait materi maper dan pelaksanaan
konfercab.
Memberikan apresiasi di kegiatan-kegiatan Nasional kepada cabang-cabang yang
menjalankan kepengurusan sesuai dengan nilai-nilai organisasi dan konstitusi
sehingga dapat memberi motivasi kepada cabang se-tanah air
3.4.Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI
3.5.Partisipan : Pengurus Pusat GMKI
BPC dan Anggota GMKI se-tanah air
Senior Member/Friend
3.6.Indikator capaian :
Dicetak buku konstitusi dan semua cabang mendapatkan buku tersebut
Minimal 5 wilayah mengadakan kegiatan bersama terkait pemahaman konstitusi
dan nilai-nilai organisasi
Minimal 30 cabang mendapatkan pembekalan langsung dari Pengurus Pusat
terkait pemerataan pemahaman tentang konstitusi dan nilai-nilai organisasi
3.7.Lokasi
: GMKI se-tanah air
3.8.Waktu
: Juli 2013 Desember 2013
3.9.Skala Prioritas
: Primer
3.10. Anggaran
: Pengadaan buku konstitusi Rp. 5.000.000,-
49
kegiatan cabang)
2. Pengesahan Cabang Baru Dan Pembentukan Calon Cabang
2.3.Jenis Kegiatan
:
Melakukan komunikasi dan kerjasama dengan BKS PGI-GMKI dalam
mengupayakan penyediaan beasiswa di cabang-cabang
Melakukan komunikasi dan menarik dukungan dari Senior Member/Friend yang
konsen dalam bidang pendidikan dan peningkatan kualitas kader
Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga mitra dan kedutaan-kedutaan besar
Membentuk tim beasiswa yang terdiri dari unsur Pengurus Pusat dan Senior M/F
yang bertugas untuk menyeleksi calon-calon penerima program beasiswa
Melakukan motivasi dan pemantauan terhadap kader-kader yang mendapatkan
program beasiswa agar dapat menyelesaikan studinya dan siap diutus di berbagai
bidang profesi di Indonesia
2.4.Pengorganisasian : Pengurus Pusat GMKI dan Tim Beasiswa GMKI
2.5.Partisipan
: Pengurus Pusat GMKI
BPC dan Anggota GMKI se-tanah air
BKS PGI-GMKI
Senior Member/Friend
Lembaga Mitra
Tim Beasiswa GMKI
2.6.Indikator capaian :
Minimal 3 kader GMKI mendapatkan beasiswa pendidikan S2
2.7.Lokasi
:2.8.Waktu
: Sepanjang kepengurusan
2.9.Skala Prioritas
: Sekunder
2.10. Anggaran : - (sesuai penawaran kerjasama)
56
Semangat dan jiwa wirausaha yang sudah ada di cabang-cabang perlu mendapat
perhatian dari stakeholder GMKI.
Memberdayakan asset-aset organisasi
b. Pokok-Pokok Program Pendidikan Kader dan Kerohanian
Berdasarkan gamabaran diatas, maka pokok-pokok pendidikan kader dan kerohanian
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan evalusasi terhadap implementasi PDSPK, TOT dan mendorong
implementasi PDSPK di cabang-cabang
2. membangun kemitaraan strategis bersama Gereja dan Perguruan Tinggi Kristen
untuk membangun lembaga pendidikan kader bagi GMKI dan pemuda Kristen di
seluruh Indonesia
3. mendorong GMKI diseluruh Tanah air untuk menjadikan GMKI sebagai sekolah
latihan dan gereja fungsional di perguruan tinggi melalui pendekatan penelaahan
alkitab kontekstual dan kelompok studi interdisipliner
4. mendorong spirit pengembangan kewirausahan yang menghidupkan dan
berkelanjutan
D. Penutup
Demikianlah pokok-pokok pikiran ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Teriring salam dan doa Agung Tuhan Yesus Kristus. Ut Omnes Unum Sint
58
1.
Pendahuluan
Sejak Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menentukan jati dirinya sebagai
organisasi kader, dengan tuntutan mendasar bagi para anggotanya yaitu perlu adanya
konsistensi pembinaan untuk menjadi kader-kader1 yang sejalan dengan maksud dan tujuan
GMKI2. Dalam sejarah GMKI, format organisasi kader kemudian ditempatkan secara
terencana, tersistematis, terukur, dan integralistik (ini terpisah dari program konsolidasi
organisasi). Berdasarkan pada kerangka pikir tersebut, GMKI mengarahkan diri sebagai
organisasi yang menyediakan sebuah sistem pendidikan kader, yang selain ingin mencapai
maksud dan tujuan organisasi, wadah (sistem) itu juga mampu menjadi pembelajaran
alternatif bagi para anggotanya.
Pada aspek spiritualitas organisasi, Penelaahan Alkitab (PA) telah menjadi roh pergerakan
GMKI. Ini telah dilakukan bahkan sejak baru menjadi cikal bakal yakni CSV op Java dan
sampai pada pembentukan dan masa-masa perkembangan GMKI. PA ini dimulai melalui
kelompok-kelompok kecil yang membicarakan peranan pemuda Kristen secara imaniah
maupun kontekstual, serta ditata secara tematis. Namun, baru setelah GMKI menentukan
jati dirinya sebagai organisasi kader, secara struktural bidang spiritualitas organisasi
diarahkan pada bentuk pembinaan, sehingga tidak dapat dipisahkan dari pendidikan kader.
Terakhir pada 2011, secara nasional (meninjau pada pelaksanaan program Pengurus Pusat
GMKI Masa Bakti 2010-2012) dilakukanlah pendistribusian bahan PA kepada seluruh
cabang GMKI di tanah air, ini dilakukan dalam rangka penataan spiritualitas GMKI yang
integralistik.
2.
Kader dapat diartikan sebagai tenaga-tenaga inti dalam suatu kelompok yang selalu siap dalam kondisi apapun
untuk menjalankan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. (Hasil Rumusan Seminar dan Lokakarya
Pendidikan Kader GMKI di Salatiga. Maret, 1981)
2
Lihat AD GMKI Pasal 3 Tentang Visi dan Misi; AD Pasal 4 jo ART Pasal 1 Tentang Usaha
59
PDSPK GMKI 2006 di tingkat cabang. Ini berimplikasi pada pelaksanaan evaluasi
terhadap PDSPK GMKI 2006 yang masih mengalami kemandegan.
2.1. Evaluasi Terhadap Program Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian
di Kongres XXXI Surabaya, Kongres XXXII di Makassar dan Kongres XXXIII
di Manado
Pada kepengurusan PP GMKI Masa Bakti 2006-2008, TOT PDSPK GMKI 2006
dilakukan sebanyak 4 (empat) kali. Dari evaluasi Kongres XXXI di Surabaya terhadap
kegiatan TOT yang dilakukan PP GMKI, ternyata implementasi PDSPK GMKI belum
dilakukan di cabang-cabang GMKI. Pemahaman Lulusan TOT yang terukur dengan
baik ternyata belum (atau bahkan tidak) dapat diterapkan di cabang masing-masing.
Berikut rekomendasi yang muncul dari evalusi Kongres XXXI di Surabaya :
a. Pelaksanaan TOT PDSPK GMKI harus dilakukan lagi dengan pendekatan metode
pelaksanaan yang leih praktis (uji coba pembuatan silabus).
b. Sebelum pelaksanaan TOT, harus dilaksanakan studi tentang PDSPK.
c. Pelaksanaan TOT sebaiknya dilaksanakan pada skala yang lebih kecil, seperti
pelaksanaan dalam satu wilayah.
d. Perlu adanya evaluasi kepada seluruh peserta TOT setelah pelaksanaan.
e. Cabang-cabang harus selektif dalam mengirimkan delegasi, untuk dapat menjadi
fasilatator yang tepat pada saat kembali ke cabang.
f. Kepada PP GMKI yang baru agar melakukan kajian kembali tentang petunjuk
pelaksanaan PDSPK GMKI 2006 yang hanya mengarahkan untuk
dilaksanakan/diimplementasikan bertingkat/sekulen (level I, level II dan level III),
agar ditambah dengan pengimplementasian secara lateral/setara (non-level) dengan
tetap memperhatikan cakupan dan muatan kompetansi yang harus dipenuhi oleh
peserta sesuai dengan kebutuhan cabang.
g. Demi proses pelaksanaan pengkaderan secara komperhensif di GMKI maka
diharapakan agar PDSPK GMKI 2006 harus dipahami secara menyeluruh oleh
seluruh fungsionaris BPC (tanpa membedakan fungsi struktur), dimana dalam
pengalaman konsep PDSPK GMKI 2006 hanya dikuasai oleh Bidang Pendidikan
Kader.
h. Harus dilaksanakan try-out PDSPK GMKI 2006 di cabang-cabang dengan
penyebaran klasifikasi dan berdasarkan sampel yang ditentukan oleh PP GMKI
Masa Bakti 2008-2010.
i. Perlu adanya evaluasi yang jelas tentang implementasi PDSPK GMKI 2006,
dengan mempertimbangkan evaluasi yang lebih tepat mengingat adanya pola
berjenjang yang tercantum dalam PDSPK 2006.
Berdasarkan keputusan Kongres XXXI di Surabaya tersebut, maka PP GMKI Masa
Bakti 2008-2010 kembali menyusun dan menetapkan Garis Besar Program Bidang
Pendidikan Kader dan Kerohanian, dan hasilnya dilaksanakanlah 5 (lima) kali TOT
PDSPK GMKI 2006. Ini dilaksanakan di Bengkulu (untuk cabang GMKI di daerah
Sumatera), Palu (untuk cabang GMKI di daerah Sulawesi), Jayapura (untuk cabang
GMKI di daerah Papua, Maluku, dan Maluku Utara), Malang (untuk cabang GMKI di
daerah NTT, Bali, Kalimantan, dan Jawa Timur), Salatiga (untuk cabang GMKI di
daerah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa tengah). Kegiatan ini diikuti oleh 44
cabang GMKI dan 117 Peserta. Evaluasi terhadap pelaksanaan program tersebut
dilakukanlah dalam Konsulasi Nasional GMKI di Jayapura 2010 dan pada Kongres
GMKI XXXII di Makassar yang muatan evaluasinya hampir serupa dengan evaluasi
yang terjadi di Kongres GMKI XXXI di Surabaya. Catatan penting, pada KONAS
60
GMKI di Jayapura 2010 terdapat masalah yang ditengarai sangat urgen berpengaruh
terhadap pelaksanaan PDSPK GMKI 2006. Pertama, hampir 90% cabang-cabang
GMKI belum memahami PDSPK GMKI 2006, baik dari segi pemahaman filosofis
PDSPK, maupun pemahaman akan manajemen implementasipengorganisasian
implementasi PDSPK, penyusunan Silabus dan RPP di tingkat cabang(bahkan
evaluasi) terhadap PDSPK GMKI 2006. Kedua, persoalan penataan dan konsolidasi
organisasi di tingkat cabang juga mempengaruhi kemandegan implementasi PDSPK
GMKI 2006.
Berikut Garis-Garis Besar Program Tahun 2010-2012 mengenai Bidang Pendidikan
Kader Dan Kerohanian yang ditetapkan dalam Kongres GMKI XXXII di Makassar:
a. Implementasi PDSPK 2006 GMKI yang berbasis cabang yang disertai
pendampingan, kontrol, dan evaluasi yang efektif dan terencana.
b. PP GMKI bersama Yayasan Bina Dharma menyusun silabus dan RPP kurikulum
PDSPK 2006 GMKI sebagai contoh untuk nantinya dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan cabang.
c. Perlu di cari format baru model pelatihan yang lebih efektif untuk meningkatkan
kemampuan kader.
d. Penerbitan kembali buku paduan penelahaan Alkitab yang menjadi acuan
pelaksanaan PA di cabang-cabang GMKI
Dari keputusan tersebut, pelaksanaan program PP GMKI Masa Bakti 2010-2012 yang
terkait implementasi PDSPK GMKI 2006, ternyata belum berjalan secara maksimal
pada cabang-cabang GMKI di tanah air. Hal ini terlihat dari 10 cabang GMKI yang
melakukan implementasi, dan hanya 2 cabang GMKI (Balikpapan dan Ambon) yang
telah menyampaikan laporan hasil implementasi PDSPK GMKI 2006.
Di sisi lain, yang mengalami pencapaian cukup signifikan terkait dengan pelaksanaan
sosialisasi dan internalisasi PDSPK GMKI 2006 melalui kegiatan TOT adalah dengan
terlaksananya TOT PDSPK GMKI 2006 di 8 tempat yang berbeda, dengan
merangkum 13 wilayah (terdiri dari 46 cabang GMKI dan 219 peserta). Dan hanya
terdapat 2 wilayah pelayanan yang belum dilaksanakan TOT PDSPK yakni di
Wilayah XI dan XII. Ini membuktikan bahwa kerja keras Bidang Pendidikan Kader
dan Kerohanian telah sampai pada sosialisasi dan internalisasi menyeluruh PDSPK
GMKI 2006.
Rincian pelaksanaan TOT PDSPK GMKI 2006 pada Masa Bakti 2010-2012 adalah
sebagai berikut; Wilayah I dan XIII dilaksanakan di Dumai, dengan jumlah peserta 28
Orang (Medan, Pemantang Siantar, Tarutung, Padang Sidempuan, Gunung Sitoli,
Dumai, Padang, Pekan Baru, Batam); Wilayah II dilaksanakan di Palembang, dengan
jumlah peserta 20 Orang (Palembang, Bandar Lampung, Jambi, Bengkulu); Wilayah
III dan IV dilaksanakan di Salatiga, dengan jumlah peserta 21 orang (Jakarta, Bogor,
Bandung, Salatiga, Semarang, Purwokero, Yogyakarta); Wilayah VI dilaksanakan di
Banjarmasin, dengan jumlah peserta 30 Orang (Palangkaraya, Banjarmasin,
Banjarbaru, Samarinda, Balikpapan); Wilayah V dan VII dilaksanakan di Denpasar,
dengan jumlah peserta 21 Orang (Kupang, Kalabahi, Malang, Denpasar); Wilayah
VIII dan IX dilaksanakan di Palopo, dengan jumlah peserta 41 Orang (Makassar,
Toraja, Mamasa, Kendari, Polewali, Palopo, Palu, Luwuk); Wilayah X dan XIV
dilaksanakan di Jailolo, jumlah perserta 38 Orang (Ternate, Bacan, Tobelo, Jailolo,
Tondano, Bitung); dan di Wilayah XIV dilaksanakan di Sintang, jumlah peserta 20
orang (Pontianak, Sintang, Bengkayang).
61
Pada pengawasan dan evaluasi implementasi PDSPK GMKI 2006, juga belum
berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dari belum adanya pembentukan tim
pengawas dan evaluasi PDSPK GMKI 2006 yang dikoordinir oleh PP GMKI. Oleh
karena itu rekomendasi yang disampaikan oleh PP GMKI Masa Bakti 2010-2012
adalah sebagai berikut; Pertama, PP GMKI Masa Bakti 2012-2014 perlu
melaksanakan TOT di Wilayah XI dan XII yang tidak sempat terlaksana. Kedua,
bahwa program PP GMKI Masa Bakti 2012-2014 tidak lagi memfokuskan pada TOT
PDSPK GMKI Tahun 2006, namun lebih pada implementasi PDSPK dengan
memaksimalkan Lulusan TOT PDSPK GMKI 2006, pada wilayah implementasi ini
juga perlu bekerja sama dengan Yayasan Bina Darma. Ketiga, PP GMKI perlu
mengadakan evaluasi terhadap Lulusan TOT PDSPK GMKI Tahun 2006 untuk
memetakan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab PP GMKI.
Melalui tiga poin tersebut catatan rekomendatif yang sampaikan oleh Kongres XXXII
di Manado adalah sebagai berikut :
a. Pengurus Pusat Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian Periode 2012-2014
memfokuskan koordinasi pada Implementasi PDSPK GMKI Tahun 2006 dengan
memaksimaakan Fasilitator yang telah mengikuti TOT PDSPK.
b. Pengurus Pusat melakukan evaluasi terhadap peserta TOT PDSPK GMKI.
c. Pengurus Pusat bersama-sama dengan Yayasan Bina Dharma mengadakan
Implementasi PDSPK GMKI Tahun 2006 di beberapa wilayah berdasarkan pada
kebutuhan wilayah tersebut akan Implementasi PDSPK GMKI Tahun 2006.
d. BPC membentuk lembaga bentukan jika dianggap perlu dalam melakukan
implementasi PDSPK GMKI Tahun 2006.
e. Pengurus Pusat wajib melakukan sosialisasi (TOT) pendampingan implementasi
dan pengawasan, evaluasi PDSPK GMKI tahun 2006 ditiap-tiap cabang.
f. Pengurus Pusat dan Yayasan Bina Dharma menyiapkan fasilitator/pemateri untuk
menunjang Implementasi PDSPK GMKI di tingkatan cabang.
Pada aspek penataan spiritualitas organisasi secara nasional, pada 2011 telah
dilakukanlah pendistribusian bahan PA kepada seluruh cabang GMKI di tanah air. Hal
ini dilakukan dalam rangka penataan spiritualitas GMKI yang integralistik.
3.
Garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi Bidang Pendidikan Kader
dan Kerohanian Tahun 2012-2014
Berikut GBP Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian 2012-2012 berdasarkan arahan
keputusan Kongres XXXIII di Manado.
a. Implementasi PDSPK tahun 2006 yang berbasis pada karakter cabang perlu
dioptimalisasi dengan baik, begitu pula pendampingan, kontrol, dan evaluasi yang
efektif dan terencana terhadap implementasi tersebut yang harus ketat.
b. PP GMKI bersama YBD menyusun silabus dan RPP Kurikulum PDSPK GMKI tahun
2006 sebagai contoh untuk nantinya dikembangkan sesuai kebutuhan cabang.
c. Perlu dicari format baru model pelatihan yang lebih efektif untuk meningkatkan
kemampuan kader.
d. Penerbitan buku panduan penelaahan alkitab yang menjadi acuan pelaksanaan PA
cabang-cabang GMKI terus dikembangkan.
e. ToT PDSPK yang dinilai sangat tidak membantu membentuk peserta menjadi seorang
trainer namun seolah sebagai seorang planner.
f. PP GMKI mendorong cabang-cabang yang belum melaksanakan TOT untuk segera
melaksanakan TOT;
62
Di sisi lain, GBP tersebut kemudian dijabarkan dalam pilihan-pilihan strategis organisasi
yang termaktub dalam Arahan Strategis dan Kebijakan Umum Organisasi, yaitu :
1. Terciptanya kader yang berkarakter kristiani adalah keharusan. Oleh karena itu,
pengembangan materi-materi penelaahaan alkitab harus di dorong dari tingkat pusat.
Bahan penelahaan alkitab yang rutin akan mendorong aktivitas anggota hingga di
tingkatan cabang dan komisariat.
2. Implementasi PDSPK 2006 perlu dituntaskan untuk mendapatkan feedback tentang
konten PDSPK itu sendiri. Mendorong implementasi pendidikan kader melalui jalur
formal, informal dan non formal agar lebih efektif dan efisien.
3. Penguatan kader lewat aktifitas aktifitas alternatif melalui jalur formal, informal dan
non formal misalnya persekutuan doa, penelahaan alkitab, kelompok studi, kepanitian,
pengutusan dan sebagainya harus terus dilakukan secara konsisten
4. Tantangan kompetisi dunia kerja yang makin kompetitif membutuhkan soft skil yang
matang. Oleh karena itu, penguatan jiwa kewirausahaan dalam diri kader GMKI
menjadi kebutuhan.
5. Mendorong keteladanan senior members/friends dan aparat organisasi seperti personal
Pengurus Pusat, BPC, Pengurus Komisariat agar bisa menginspirasi anggota biasa
untuk bertindak, bersikap layaknya kader GMKI yang sejati yakni tinggi iman, tinggi
ilmu dan tinggi pengabdian.
6. Menata keseragaman materi Masa Perkenalan GMKI, sebagai acuan awal dalam
penataan doktrin organisasi
Berdasarkan pada GBP beserta strategi organisasi di atas, maka program utama Bidang
Pendidikan Kader dan Kerohanian Masa Bakti 2012-2014 adalah sebagai berikut.
1. Mendorong implementasi PDSPK GMKI 2006 melalui pendidikan kader formal,
informal dan nonformal.
2. Melakukan evaluasi terhadap PDSPK GMKI 2006.
3. Membangun kemitraan strategis untuk mendorong implementasi PDSPK GMKI 2006
secara berkelanjutan.
4. Menata keseragaman materi Masa Perkenalan GMKI, sebagai acuan awal dalam
penataan doktrin organisasi.
5. Mendorong aktivitas anggota di tingkat cabang dan komisariat melalui pengembangan
materi-materi Penelaahaan Alkitab dari tingkat pusat.
4.
5.
Penutup
Demikian program Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian PP GMKI Masa Bakti 20122014. Catatan penting bagi seluruh elemen organisasi adalah bahwa komitmen
implementasi kurikulum PDSPK GMKI 2006 perlu dimanifestasikan secara praktis dalam
tiga hal yakni aksi (bergerak, bertindak melaksanakan), konsistensi (ketetapan dan
kemantapan dalam bertindak, ketaatasasan), persistensi (kegigihan, keras kepala, tapi
maksudnya positif, tidak mudah menyerah waktu menghadapi kesulitan). Dalam
penerapan implementasi juga diperlukan penekanan fleksibilitas. Disamping itu, penataan
spiritulitas GMKI akan terus dilaksanakan apabila seluruh elemen juga mampu turut ambil
bagian dalam melaksanakan roh pergerakan organisasi, yakni menumbuh-kembangkan
basis-basis kelompok PA GMKI. Kristus Sang Kepala Gerakan Menyertai Kita Sekalian.
Ut Omnes Unum Sint
63
Program
Kegiatan
Sosialisasi dan
Internalisasi
PDSPK GMKI
2006
TOT PDSPK
GMKI 2006 di
Wilayah XI dan
XII
Tujuan
Peserta memahami
filosofi PDSPK
GMKI 2006
Peserta memahami
dan mampu
mempraktekkan
menajemen
implementasi
(menyusun Silabus
dan RPP) untuk
implementasi
PDSPK GMKI di
tingkat cabang
masing-masing.
Sasaran/Indikator
Keberhasilan
Peserta Luaran TOT
mampu
mensosialisasikan
PDPSK GMKI 2006
di tingkat cabang
masing-masing.
Peserta Luaran TOT
dapat
mengimplemetasikan
PDSPK 2006 di
tingkat cabang
masing-masing.
Target; 4 cabang
GMKI di Wilayah XI
dan XII
melaksanakan
Implementasi PDSPK
GMKI 2006.
Peserta Luaran TOT
mampu menyusun
Silabus serta rencana
pelaksanaan pelatihan
(RPP), yang
diperuntukkan bagi
implementasi PDSPK
GMKI 2006 di
tingkat cabang
masing-masing.
Peserta Luaran TOT
diharapkan mampu
mengorganisir
kegiatan
implementasi PDSPK
GMKI 2006 di
Peserta/
Partisipan
Anggota
Badan
Pengurus
Cabang GMKI
di Wilayah XI
dan XII
Yayasan Bina
Darma
Pengurus
Pusat GMKI
Waktu dan
Tempat
Waktu :
21-24
Maret 2013
Tempat :
Sorong
atau
Jayapura
(atau
Wilayah
Papua)
Aliansi
Strategis
Yayasan
Bina Darma
Pelaksana
PP
GMKI
cq.
Sekfung
PKK
BPC
GMKI
Pembiayaan
Rp. 20.000.000,(Primer)
64
Pendidikan
Kader GMKI
Tingkat
Nasional
(Implementasi
PDSPK GMKI
2006 Level III)
Koordinasi
Implementasi
PDSPK GMKI
2006
Semiloka
PDSPK GMKI
2006 Tingkat
Wilayah
(Dibicarakan
kembali
pembuatan
mekanisme
semiloka nya)
Peserta Memahami
dan Menerapkan
Ketrampilan
Manajerial.
Peserta Memahami
dan
Mendemonstrasika
n Kehidupan
Persekutuan
Kristen dalam
Konteks Indonesia
dan Global
Peserta memahami
filosofi PDSPK
GMKI 2006
Peserta memahami
menajemen
implementasi
PDSPK GMKI di
tingkat cabang
masing-masing.
Tersusunnya
Instrumen
Implementasi
PDSPK GMKI
2006 (Kebutuhan
Anggota untuk
Implementasi
PDSPK GMKI,
Silabus PDSPK
Berbasis Cabang
GMKI, PokokPokok Materi
tingkat cabang
masing-masing.
Minimal, peserta
terdiri dari 30 Orang
untusan cabangcabang GMKI
Lulusan Memperoleh
Sertifikasi Nasional
Kader GMKI
Lulusan berkomitmen
mengorganisir
kegiatan implementasi
PDSPK GMKI 2006
di tingkat cabang
masing-masing.
Target; 30 cabang
Implementasi PDSPK
GMKI 2006
Minimal terlaksana di
3 (tiga) wilayah
pelayanan GMKI
Peserta berkomitmen
mengorganisir
kegiatan
implementasi PDSPK
GMKI 2006 di
tingkat cabang
masing-masing.
Target; 20 cabang
Melaksanakan
Pendidikan Kader
GMKI 2006
Anggota
Badan
Pengurus
Cabang
GMKI
Yayasan Bina
Darma
Pengurus
Pusat GMKI
Lulusan TOT
PDSPK
GMKI pada
Masa Bakti
2010-2012
Badan
Pengurus
Cabang
GMKI
Yayasan Bina
Darma
Pengurus
Pusat GMKI
Waktu :
18-21 Juli
2013
Tempat :
Yayasan
Bina
Darma
Salatiga
WIL I Juni
2013
WIL II Agust
2013
WIL III Mei
2013
WIL IV Feb
2013
WIL V Juni
2013
WIL VI Juli
2013
WIL VII Sept
2013
WIL VIII Juli
2013
WIL IX Sept
2013
WIL X Agust
2013
WIL XI Mar
2013
WIL XII Mar
Yayasan
Bina Darma
PP
GMKI
cq.
Sekfung
PKK
BPC
GMKI
Rp. 30.000.000,(Sekunder)
(Primer)
Yayasan
Bina Darma
PP
GMKI
cq.
Sekfung
PKK
BPC
GMKI
Rp.
120.000.000,(Primer)
65
Penyusunan
Contoh Silabus,
RPP dan
Instrumen
Evaluasi
Melakukan
evaluasi
terhadap
PDSPK GMKI
2006
Sertifikasi,
Pengawasan
dan Evaluasi
PDSPK GMKI
2006
Pembentukan
Tim Sertifikasi,
Pengawasan
dan Evaluasi
PDSPK GMKI
2006
Membangun
kemitraan
strategis untuk
Kemitraan
Strategis Yang
Mendorong
Pembentukan
Lembaga
Pendidikan
Pendidikan Kader,
Ketersediaan
Fasilitator,
Instrumen
Evaluasi
Implementasi
PDSPK GMKI di
tingkat Cabang)
Tersusunnya
Contoh Silabus dan
RPP
Tersusunnya
Contoh Instrumen
Evaluasi
Mengawasi
Implementasi
PDSPK GMKI
Secara Nasional
Melakukan
Evaluasi Terhadap
PDSPK GMKI
2006
Melakukan
Sertifikasi
Terhadap Lulusan
dari Implementasi
PDSPK GMKI
2006
Menginventarisir
dan membangun
kemitraan-
2013
WIL XIII Feb
2013
WIL XIV Juni
2013
WIL XV Juli
2013
Tersusunnya Contoh
Silabus, RPP dan
Instrumen Evaluasi
PDSPK GMKI (Level
I, Level II, Level III)
Terdistribusinya
Contoh Silabus RPP
dan Instrumen
Evaluasi PDSPK
GMKI (Level I, Level
II, Level III) ke
cabang-cabang
GMKI.
Evaluasi secara
Konseptual,
Metodologi, Praktis
terhadap PDSPK
GMKI 2006
Minimal, terbentuknya
1 (satu) Lembaga
Pendidikan Kader
Lulusan TOT
PDSPK
GMKI pada
Masa Bakti
2010-2012
Yayasan Bina
Darma
Pengurus
Pusat GMKI
Waktu : 16
26 Mei
2013
Tempat :
Yayasan
Bina Darma
Yayasan
Bina Darma
PP
GMKI
cq.
Sekfung
PKK
Rp. 6.000.000,(Sekunder)
Lulusan TOT
PDSPK
GMKI pada
Masa Bakti
2010-2012
Pengurus
Pusat GMKI
Sepanjang
Kepengurusan
PP
GMKI
cq.
Sekfung
PKK
Rp. 6.000.000,(Primer)
Lulusan TOT
PDSPK
GMKI 2006
Sepanjang
Kepengurusan
PT
Negeri
dan
PP
GMKI
cq.
Rp. 10.000.000,(Primer)
66
mendorong
implementasi
PDSPK GMKI
2006 secara
berkelanjutan
Implementasi
PDSPK GMKI
2006
Kader GMKI
Menata
keseragaman
materi Masa
Perkenalan
GMKI,
sebagai acuan
awal dalam
penataan
doktrin
organisasi
Mendorong
aktivitas
Menata
Materi-Materi
Masa
Perkenalan
GMKI
Penerbitan dan
Pendistribusian
Buku/Materi
Masa
Perkenalan
GMKI
Penerbitan dan
Pendistribusian
Penerbitan dan
Distribusi
kemitraan strategis
(dengan Perguruan
Tinggi Negeri
maupun SwastaKristen atau
Sinode-Sinode
Gereja) untuk
mendorong
implementasi
PDSPK GMKI
2006
Menjadi wadah
supporting system
dalam pelaksanaan
implementasi dan
evaluasi PDSPK
GMKI 2006 di
wilayah-wilayah
pelayananan
GMKI
Menjadi wadah
pendorong
pelaksanaan
implementasi
PDSPK GMKI
2006 secara
berkesinambungan
Tersedianya
buku/materi Masa
Perkenalan GMKI
yang akan
dilakukan di
cabang-cabang
GMKI.
Tersedianya
Bahan-Bahan PA
GMKI
Implementasi PDSPK
GMKI 2006 di
wilayah-wilayah
pelayanan GMKI yang
terdekat dengan
Lembaga Pendidikan
Kader tersebut.
Badan
Pengurus
Cabang GMKI
Pengurus
Pusat GMKI
PT Negeri
maupun
SwastaKristen atau
Sinode-Sinode
Gereja
SwastaKristen
Sinode
Gereja
Anggota
GMKI
Pengurus
Pusat GMKI
2 (dua) kali
yaitu, April
2013 dan
April 2014
Anggota
GMKI
2 (dua) kali
yaitu, Februari
Sekfung
PKK
PP GMKI
cq. Sekfung
PKK
Rp. 18.000.000,(Primer)
PP
GMKI
Rp. 18.000.000,(Primer)
67
anggota di
Bahan PA
demi terlaksana
Renungan
tingkat cabang
PA-PA Tematis
Spiritualitas
dan komisariat
GMKI
dan Kontekstul di
melalui
cabang-cabang
pengembangan
GMKI
materi-materi
Penelaahaan
Alkitab dari
tingkat pusat
Total Budjet Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian
Renungan Spiritulitas
GMKI di cabangcabang GMKI.
Pengurus
Pusat GMKI
Umum
2013 dan
Februari 2014
cq.
Sekfung
PKK
Rp.228.000.000,-
68
Tujuan
Merubah cara pandang seseorang mengenai wirausaha
Meningkatkan kemauan anggota-anggota GMKI dalam berwirausaha
Melatih anggota-anggota GMKI dalam penyusunan Bisnis plan, Perencanaan
keuangan usaha.
Indikator
Meningkatnya jiwa kewirausahaan anggota-anggota GMKI
Mampu merancang sebuah usaha yanga akan dijalankan oleh anggota-anggota
GMKI
Mampu membuat bisnis plan dan perencanaan keuangan usaha
Skala
: Prioritas
Waktu
: Januari Desember 2013
Tempat
: Pulau Sumatera
: Mei
Pulau Jawa, Bali, NT
: Maret
Pulau kalimantan
: Juli
Pulau sulawesi, maluku
: September
Pulau Papua
: November
Pembiayaan : Rp. 80.000.000
2. Nama program : Pemberian Modal Usaha
Proyek : Pemberian Modal Usaha bagi anggota GMKI
Tujuan
Merangsang anggota GMKI untuk berwirausaha
Memberikan modal awal untuk memulai usaha baru
Menciptakan para wirausaha baru yang kreatif dan inovatif
Pengorganisasian
PP GMKI
BPC GMKI
Mitra Kerja
CIPUTRA
Kementrian yang terkait
Perusahaan-perusahaan swasta dengan memanfaatkan CSR
BUMN
Senior-senior GMKI
Indikator
Berjalannya usaha yang dilakukan oleh anggota GMKI
Adanya produk yang dihasilkan dari usaha baru Anggota GMKI
Skala
:Prioritas
Waktu
:Januari- Juni 2014
Tempat
: Jakarta
Pembiayaan : Rp. 50.000.000
3. Nama Program: Pendampingan dan evaluasi usaha
Proyek
: Pendampingan dan Evaluasi Usaha Anggota GMKI
Tujuan
:
Mendampingi wirausaha baru dalam menjalankan usahanya
Sebagai wadah bertukar pikiran dalam memecahkan hambatan-hambatan dan
memulai usaha baru
Untuk lebih Memperkokoh usaha dan pengembangan usaha
Pengorganisasian
70
PP GMKI
BPC GMKI
Mitra Kerja
Yayasan Bina Dharma
Senior-senior GMKI
Indikator
Wirausahawan baru harus melaporkan kondisi usahanya per 2 bulan
Adanya pendampingan yang dilakukan tim pendamping yang ditunjuk oleh PP
GMKI
Skala
: Prioritas
Waktu
: Juli- Desember 2014
Pembiayaan : -
71
spiritual yang pragmatis tanpa melakukan promosi dan pemaknaan ulang spiritualitas
sebagai pendekatan yang lebih strategis dalam penyelesaian persoalan-persoalan
yang lebih strategis dalam penyelesaian-penyelesaian persoalan yang terjadi.
Sedangkan pada sisi lain, gereja berhadapan dengan fakta globalisasi yang
menyebabkan musnahnya lingkungan hidup; rusaknya tatanan dan proses-proses
politik dan perubahan yang begitu cepat serta tidak memberikan kesempatan untuk
melakukan penyesuaian. Globalisasi juga telah meyebabkan lahirnya
fundamentalisme agama dan fundamentaisme pasar disamping meningkatnya angka
kemiskinan, tingkat pengangguran, dan rusaknya pola pendekatan pembangunan.
Fakta-fakta ini telah menempatkan gereja dalam posisi dilematis.
Pada posisi lain, persoalan pluralitas menciptakan demarkasi teologi, misiologi, dan
ekklesiologi antar gereja. Usaha sistematis untuk memperpendek perbedaanperbedaan antar gereja hanya bersifat sporadik dan spontanitas, tidak melalui rencana
strategis dan berdimensi jangka panjang. Gereja-gereja sering memperdebatkan
persalan-persoalan yang tidak substansial. Kondisi ini seharusnya segera disadari
oleh gereja-gereja dan tentunya juga GMKI. Perlu adanya semacam kesepakatan agar
gereja-gereja keluar dari ketidakbersatuan untuk menuju persatuan, dari saling
menyalahkan ke dialog, dari saling mengasingkan ke bekerja sama bukan hanya
untuk kepentingannya sendiri tetapi juga untuk kepentingan warga lain di luar gereja.
Terkait dengan pelayanan gereja ke luar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain: pertama: gereja perlu sadar bahwa kehadiran kekristenan di Palu adalah
kehadiran dan keterlibatan yang kritis. Karena itu mau tidak mau pergumulan akan
konteks penting untuk dihadirkan. Kedua: perlu memetakan potensi gereja. Meskipun
lahir dari kandungan kolonial, gereja perlu menemukan cara pandang baru untuk
memaksimalkan potensi demi konstribusi yang signifikan, Ketiga: gereja perlu
merumuskan perspektif Theologi baru yang tidak bebas konteks dan berada dalam
lingkungan konteks dan berada dalam lingkaran dialog antara teks biblical dan teks
sosial. Kondisi-kondisi ini perlu diberikan tempat istimewa dalam pergumulan gereja
dan kekristenan diBangsa dan Negara agar pelayanan gereja menjadi kontekstual
bagi dunia di mana ia melayani.
2. Bidang Perguruan Tinggi
Kondisi yang dihadapi organisasi pada saat ini: perkembangan globalisasi telah
menyebabkan perubahan yang signifikan dalam pengelolaan dunia perguruan tinggi
(PT). Secara dinamis aktivitas PT bergerak ke arah-arah industri kapital yang
dikelola oleh globalisasi. Konteks ini telah menyebabkan pendidikan kemudian
dipandang sebagai bisnis yang menjanjikan d masa mendatang, suatu gambaran yang
menegasikan hakekat pendidikan itu sendiri. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan di
masa mendatang, sebab kepentingan global akan memaksa pendidikan termasuk PT
menciptakan sebuah penjajahan baru bagi manusia dan kemanusiaan itu sendiri. Di
mana PT akan semakin birokrati dan meningalkan etika ilmu dan etika profesi karena
terkooptasi kekuasaan, sehingga PT akan laksana menara gading yang menjauhi
realitas fungsi kehadirannya dan kesejarahannya. PT menjadi semakin birokratis,
membelenggu kebebasan mimbar Akademik yang berorientasi Rakyat dan kreatifitas
yang semakin terkungkung dan biaya pendidikan semakin tinggi. Pendidikan Kristen
perlu dibangun dengan mengembangkan : lingkungan kampus yang aman dan tertib,
ada visi target mutu yang ingin dicapai , ada kepemimpinan yang kuat, adanya
komitmen dari dosen dan para mahasiswa untuk beprestasi, adanya pengembangan
staf pengajar yang terus menerus sesuai dengan tuntutan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek
Akademik dan Administrative dan pemanfaatan hasilnya untuk penyempurnaan/
73
perbaikan mutu dan adanya komunilasi dan dukungan intensif dari orang tua
mahasiswa.
3. Bidang masyarakat.
Persoalan kemasyarakatan terutama yang berkaitan dengan aspek ekonomi, politik,
demokrasi, budaya, lingkungan hidup, hukum serta HAM, analisa yang mampu
menginteraksikan pembenturn dua sudut pandang, yakni subjektif dan objektif.. sudut
objektif adalah sikap, pandangan, kehendak dan kapasitas/kemampuan daripada
pemerintah dan masyarakat. Sedangkan sudut subjektif menyangkut perubahan
struktural dari formasi sosial masyarakat. Perubahan-perubahan ini merupakan
dinamika sosial yang tidak bisa dipungkiri. Hal ini memaksa masyarakat dan
pemerintah untuk dapat melihat perubahan-perubahan itu secara libh mendalam dan
spesifik dengan maksud untuk mengetahui cara, proses, pola pikir, penyelesaian,
dalam menangkap kondisi sosial yang terjadi. LSM juga perlu membangun dengan
melihat pada kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Berkaitan dengan itu
maka persoalan sosial dinilai sebagai penyimpangan dari nilai dan norma bersama,
karenanya persoalan sosial juga dianggap membahayakan stabilitas sosial. Upaya
penyelesaian masalah sosial selalu diniscayai di dalam kerangka tata sosial yang
sudah baku dan tidak perlu mempersoalkan struktur sosial. Sesungguhnya konsensus
melatarbelakangi dua idiologi, yakni konservatif dan liberal. Masing-masing idiologi
memiliki cara pandang tertentu dalam memahami dan menganalisis persoalan sosial.
Pada wilayah perkembangan demokrasi, kita melihat bahwa sejauh ini perkembangan
demikrasi pasca reformasi belum dinikati oleh seluruh masyarakat. Masih terdapat
sejumlah masalah terkait perkembangan demokrasi yang berdampak pada
perkembangan dan pertumbuhan masyarakat. Perubahan sistem politik secara
diametral berdampak pada sistem demokrasi. Partai politik gagal melakukan
pendidikan politik kepada masyarakat, gagal melakukan rekruitmen politik dalam
memenuhi kuota parlemen, para legislator kita tidak lebih dari sekelompok orang
hanya mengejar keuntungan pribadi untuk menumpuk kekayaan.
Upaya pembangunan demokrasi setali tigaa uang dengan penegakan hukum . muncul
banyak gerakan atas nama demokrasi untuk melakukan penegakan hukum.
Memandang sisi positif gerakan ini adalah upaya untuk menyadarkan pemerintah
akan lemahnya penegakan hukum, namun yang dalam perkembangannya asa
sejumlah gerakan yang akhirnya inkonstitusional dan semakin kuat terorganisir dan
akhirnya mengancam eksistensi hukum sendiri. Lemahnya aparat penegak hukum
dalam menyikapi dan menyelesaikan beberapa persoalan menjadi bumerang bagi
kredibilitas lembaga-lembaga penegak hukum. Pelayanan terhadap kebutuhan dasar
seperti kesehatan, pendidikan, pelayanan administrasi pemerintahan tidak berjalan
selayaknya. Kesenjangan pembangunan ekonomi akhirnya menghasilkan disparitas
distribusi hasil pembangunan yang luas. Ada daerah-daerah tertentu yang sangat
diperhatikan namun yang lain ditinggalkan.
74
1945. Hal ini tentu berdampak terhadap pelayanan GMKI dimana minat mahasiswa untuk
melayani di GMKI semakin menurun mengingat terlalu mahalnya biaya yang di keluarkan
untuk masuk dalam perguruan tinggi, sehingga paradigma dan konstruksi berpikir
mahasiswa masa kini hanya bagaimana menyelesaikan kuliah secepat mungkin tanpa di
bebani oleh organisasi seperti GMKI. Belum lagi permasalahan yang muncul dikarenakan
adanya peraturan perundang-undangan yang melarang organisasi eksternal untuk masuk
andil bagian dalam dunia kampus.
Persoalan selanjutnya adalah yang berkembang dalam masyarakat hampir memiliki
keterkaitan karena probelmatika kehidupan yang ada di dalam masyarakat merupakan
penyebab dari lemahnya peran atau optimalisasi gerakan pada salah satu medan
pelayanan, bahkan sebaliknya. Sehingga program yang akan di lakukan pada bidang aksi
dan pelayanan di harapkan dapat memberikan cerminan akan keberadaan organisasi ini
dengan sifatnya ke-Mahasiswaan, ke- Kekristenannya, dan ke- Indoneiaannya bagi seluruh
insan di bumi pertiwi. Sehubungan dengan itu maka program-program kerja yang akan
dilakukan sebagai aksi nyata dari keberadaan GMKI, namun program program yang
akan dilakukan pun, di sesuaikan dengan isu dan persoalan hukum, sosial, politik,
ekonomi, budaya, agama dan lingkungan. Namun tidak semua isu dan persoalan harus di
lakukan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi pada level lokal,
nasional dan dunia. Target dari program-program ini diharapkan dapat mengangkat posisi
tawar GMKI di tingkat lokal, nasional bahkan di tingkat dunia. Program program ini
tidak akan di pusatkan ataupun semata-mata menjadi program Pengurus Pusat GMKI
tetapi mengharapkan peran serta seluruh Korwil dan Cabang di seluruh tanah air. Dimana
program-program ini akan lebih banyak di lakukan di tingkatan lokal, dan kegiatan
kegiatan yang bersifat insidentil dan merupakan isu nasional dan bersifat temporal yang
dilakukan dipusat atau ibu kota negara. Dan yang terakhir adalah Menjalankan fungsi
bidang aksi dan pelayanan sebagai kontrol terhadap kebijakan pemerintah pusat maupun
daerah yang bersinggungan dalam tiga medan pelayanan diatas. Maka untuk menjawab
realitas diatas tentu kiranya perlu penataan atau menjalin komunikasi hubungan antar
lembaga-lembaga kekristenan maupun di luar lembaga-lembaga lainnya. Sebagai wujud
keseriusan kita bahwa ada permasalah bersama yang harus di tuntaskan secara bersamasama.
B. Program Rutin
1. Program Utama
Kajian-kajian ilmiah berbasis keilmuan untuk memperkokoh posisi GMKI sebagai
gerakan intelektual/gerakan pemikiran yang disajikan dalam karya ilmiah. Forum
forum diskusi yang secara sadar dikondisikan oleh lembaga, selain sebagai media
impressi konteks pergumulan lingkungannya, juga sebagai media promosi kader.
Kehadiran GMKI di tiga medan layanan harus dirasakan secara langsung oleh
masyarakat hingga pada tingkatan terendah. Perlu diformulasikan sebuah aktivitas
aksi pelayanan yang tidak hanya mengadvokasi kebijakan-kebijakan makro
pemerintah, tetapi juga hadir dan merasakan langsung kehidupan masyarakat
terpinggirkan
a. Program : Pengkajian isu-isu strategis
b. Kegiatan :
Seminar tematis
Berkoordinasi dengan sekfung KHI dalam menyajikan bahan kajian
c. Tujuan :
Meningkatkan peran serta GMKI dalam menganalisa permasalahan dalam:
76
d.
e.
f.
g.
h.
Pendidikan
Agama
Hukum
Politik
Sosial
Lingkungan Hidup/Agraria
bersama dengan lembaga-lembaga lainnya
Sebagai media interaksi dengan kelompok organisasi lainnya
Sasaran/indikator keberhasilan
Tolak ukur keberhasilan Program ini adalah mampu mengajak masyarakat berupa
LSM, ORMAS, dan Pemuda Gereja dll. untuk bersama dan memahami
permasalahan di Gereja, masyarakat, perguruan tinggi, dan permasalahan
lainnya serta menemukan solusi atas permasalahan yang terjadi di tiga medan
pelayanan tersebut
Peserta
Anggota GMKI
LSM
Organisasi Pemuda Gereja
Kelompok Cipayung
Waktu dan Tempat
Dilaksanakan 4 bulan sekali dan tempat menyesuaikan
Aliansi Strategis
Masyarakat
Lembaga Masyarakat
Pemuda Gereja
Kelompok Cipayung
Pelaksana
2. Cabang-Cabang
3. Lembaga Masyarakat
4. Bersama dengan cipayung
Waktu Pelaksanaan : Menyesuaikan Kondisi Isu-isu nasional dan lokal
Tempat
: Tentatif
Parameter Keberhasilan : Tolak ukur dari keberhasilan program ini yaitu diikuti oleh
LSM, Masyarakat, cabang-cabang, dan kelompok cipayung
C. Penutup
Program-program tersebut di atas dibuat berdasarkan GBPKUO. Oleh karena itu
terlaksananya tidaknya program-program tersebut masih perlu dipertimbangkan secara
bersama. Demikian program dari Bidang Aksi dan Pelayanan PP GMKI Masa Bhakti
2012-2014. Semoga Tuhan Sang Gerakan memberikan kekuatan kepada kami agar kami
mampu meiaksanakan program tersebut. Syalom "UT OMNES UNUM SINT'
Merdeka......!
78
79
80
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) harus senantiasa melakukan transformasi dari
waktu ke waktu, demikian halnya dengan proses organisasi selama tahun 2012-2014 yang
telah digambaran secara umum melalui kongres XXXIII di Manado. Perubahan yang telah
disusun melalui kongres merupakan janji yang harus dibayar lunas oleh PP GMKI sebagai
perencana di tataran nasional secara khusus dan seluruh cabang serta civitas GMKI secara
umumnya.
Mewujudkan Efektivitas Organisasi Melalui Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi merupakan elemen penting dalam organisasi dan manajemennya. Keberhasilan
personal dan program kerap kali tergantung pada efektif atau tidaknya komunikasi yang
dibangun. Atas dasar ini organisasi harus mampu mewujudkan terciptanya komunikasi yang
baik antar instrument di dalamnya.
Jika dikaitkan dengan kondisi saat ini maka tak ada satu orangpun yang dapat menyangkal
bahwa saat ini teknologi sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat. Hal tersebut yang
harus juga diadaptasi oleh GMKI sebagai salah satu bagian dari lingkup masyarakat. GMKI
harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada dalam mewujudkan komunikasi
yang efektif untuk efektivitas organisasi.
Peran PP GMKI
Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional (KHI) akan berperan aktif dengan
mengambil peran dalam usaha pengembangan media komunikasi, dalam membantu bidang
lain melakukan sosialisasi program ke cabang-cabang setanah air demikian halnya dengan
informasi yang diperoleh dari cabang-cabang serta seluruh jejaring yang terkait dengan
pergerakan organisasi di tiga matra pelayanan (Perguruan tinggi, gereja, dan masyarakat)
baik tataran lokal, nasional, dan internasional.
Sesuai dengan pembahasan yang telah dilakukan di kongres dalam pembicaraan tentang
kondisi internal terkait dengan komunikasi dengan jejaring dan rekan sekerja, maka bidang
KHI juga akan berperan dalam membangun komunikasi dengan World Student Christian
Federation (WSCF), SCM-SCM yang tergabung dalam WSCF khususnya yang berada di
regional Asia Pasifik berikut juga mengembangkan jaringan (networking) dengan gerejagereja dan lembaga-lembaga internasional yang memiliki kesamaan visi dan misi.
Realitas di GMKI
Ada beberapa poin utama dari kondisi GMKI saat ini, terkhusus mengenai bidang KHI :
1. GMKI masih ketinggalan beberapa langkah dari organisasi lain dalam hal pemanfaatan
media komunikasi dan informasi. Dengan demikian PP GMKI diharapkan sebagai pihak
yang dapat menstimulus pemanfaatkan media komunikasi dan informasi secara positif;
2. Penerbitan buletin dan media yang dapat mengakomodir pemikiran-pemikiran civitas
terbilang minim;
3. GMKI tidak berpartisipasi dalam General Assembly baru-baru ini di India. Hal ini
membuat kita perlu melakukan kerja ekstra dalam mengejar ketinggalan informasi,
pemahaman serta pendalaman terhadap isu global yang tengah menjadi fokus utama
WSCF.;dan
4. Hubungan GMKI dengan SCM-SCM serta WSCF yang sudah terjalin baik tentunya terus
dikembangkan melalui kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan dan efektif.
Selama ini PP GMKI masih belum memiliki jaringan yang kuat dengan lembaga-lembaga
dan organisasi internasional selain WSCF, maka merupakan tuntutan apabila GMKI
81
memperluas jaringan lebih lebar lagi baik dengan Gereja-gereja sedunia serta lembaga
pendanaan internasional.
Garis Besar Program Komunikasi Dan Hubungan Internasional
Secara umum program yang akan disusun oleh Bidang Komunikasi dan Hubungan
Internasional diarahkan kepada penguatan komunikasi baik internal maupun eksternal
organiasi sehingga terwujud sistem komunikasi yang efektif.Secara global GMKI harus
memberikan warna atas kondisi kekinian, tentunya dengan bangunan jejaring internasional
yang kuat serta hubungan interpersonal dengan WSCF,SCM-SCM serta Organisasi dunia
Pelaksanaan program yang akan dijalankan oleh Bidang Komunikasi dan Internasional, tidak
terlepas dari peran dan kerjasama seluruh bidang serta pelaksana fungsi organisasi agar dapat
menjalankan fungsi secara efisien dan efektif. Semoga kreatifitas yang boleh kita lakukan dan
kembangkan bersama, dapat menjawab kebutuhan organisasi.
82
Program
- Bilateral Kedutaan Besar
A.1.1 Kegiatan
- Melakukan perkunjungan ke Kedutaan Besar di Indonesia;
- Pengkomunikasian pokok-pokok pikiran ke Duta Besar di Indonesia.
A.1.2
Tujuan
- Meningkatkan hubungan yang baik dengan Kedutaan Besar Negara lain di
Indonesia;
- Memberikan sumbangsih ide dan pemikiran yang menyangkut ketahan
Nasional dan persoalan-persoalan Global.
83
A.1.3
A.1.4
Partisipan
- Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2012-2014
- Duta Besar Negara lain di Indonesia
A.1.5
A.1.6
A.1.7
Pelaksana
- Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional
A.1.8
Pembiayaan
- Transportasi : Rp. 400.000,- x 10 Kali kunjungan
: Rp. 4.000.000,- Cendra Mata : Rp. 100.000,- x 10 Duta Besar
: Rp. 1.000.000,- Paper Pokok Pikiran : Rp. 50.000,- x 10 Kedutaan x 2 exp v: Rp.
1.000.000,-
B. Program Utama
Kemitraan World Student Chistian Federation (WSCF)
B.1
Program
- Partisipasi kegiatan dan peningkatan komunikasi WSCF
B.1.1 Kegiatan
- Ikut serta dalam kegiatan yang diadakan WSCF;
- Joint program dengan Student Christian Movement(SCM) dan atau WSCF;
- Membangun Website GMKI dengan fasilitas bahasa Internasional.
B.1.2 Tujuan
- Mewujudkan peran dan pasrtisipasi GMKI dalam kerangka kerja parsitifatif
dengan WSCF;
- Menjadikan GMKI sebagai representasi mahasiswa Kristen di Indonesia
pada tataran Internasional;
- Menguatkan sinergitas Hubungan dengan WSCF, MSC, Gereja-gereja Dunia
dan Lembaga-lembaga internasional yang se-visi.
B.1.3 Sasaran dan Indikator Keberhasilan
- Adanya komunikasi yang rutin dan periodik dengan WSCF,MSC, Gerejagereja Dunia dan Lembaga-lembaga internasional yang se-visi dalam bentuk
surat, e-mail dan media komunikasi lain;
- Adanya pastisipasi dalam kegiatan atau program WSCF,MSC, Gereja-gereja
Dunia dan Lembaga-lembaga internasional yang se-visi;
- Adanya website dengan menggunakan bahasa Internasional.
84
B.1.4 Partisipan
- Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2012-2014;
- WSCF;
- SCM;
- Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Internasional yang se-visi.
B.1.5 Waktu dan Tempat
- Waktu
: Sepanjang Masa Bakti 2012-2014
- Tempat
: Dikondisikan
B.1.6 Aliansi Strategis
- WSCF;
- SCM;
- Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Internasional yang se-visi.
B.1.7 Pelaksana
- Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional
B.1.8 Pembiayaan
- Transportasi : Rp. 15.000.000,- x 5 kali kegiatan : Rp.75.000.000,- Akomodasi : Rp. 500.000,- x 5 Kali kagiatan
: Rp. 2.500.000,C. Program Utama
Pendokumentasian dan distribusi informasi kegiatan
C.1
Program
- Pengembangan dan pengelolaan Media online
C.1.1 Kegiatan
- Pengelolaan dan pengembangan website GMKI (www.gmki.co.id) secara
professional;
- Pengelolaan akun jejaring sosial GMKI (Facebook,Twitter dan Yahoo
Groups);
- Sosialisasi mengenai sistem informasi dan pemamfaatan website GMKI;
- Bekerjasama dengan bidang lain untuk pengumpulan informasi dan berita;
- Pembagunan sistem SMS central yang disinergikan dengan website.
C.1.2 Tujuan
- Menciptakan kualitas komunikasi yang terbuka, cepat dan mudah secara
online;
- Mendistribusikan informasi dengan baik untuk peningkatan pertukaran
informasi secara online;
- Menciptakan sarana guna menunjang aktifitas pemberitaan oraganisasi
secara online;
- Mendorong partisipasi anggota dalam pemberitaan menyangkul tiga
medan layan secara online;
- Meningkatkan kualitas komunikasi dan kerjasama melalui media, baik
Nasional maupun Internasional;
85
:
:
:
:
C.2.1 Kegiatan
- Penerbitan buletin GMKI yang diberinama Gemeinscheft secara online;
- Pembentukan wadah kelompok kerja untuk pengimplementasian buletin.
C.2.2 Tujuan
- Adanya pemberitaan yang lebih spesifik secara periodik menyangkut dengan
Interen dan Eksteren Organisasi, baik skala Nasional maupun Internasional;
- Penggalian potensi dari seluruh anggota, dapat disalurkan melalui wadahwadah yang memadai.
C.2.3 Sasaran dan Indikator Keberhasilan
- Adanya penerbitan buletin Gemeinscheft rutin secara bulanan;
- Adanya pasrtisipasi anggota dalam sumbangsi pemikiran, dan kontribusi
informasi untuk bahan buletin;dan
- Terbentuknya kelompok kerja yang akan fokus mengelola dan
mengembangkan buletin
86
C.2.4 Partisipan
- Pengurus Pusat Masa Bakti 2012-2014
- Kelompok Kerja (Pokja) Pers
- Anggota GMKI
C.2.5 Waktu dan Tempat
- Waktu
: Sebulan sekali selama Masa Bakti 2012-2014
- Tempat
: Di Jakarta
C.2.6 Aliansi Strategis
- Tidak Ada
C.2.7 Pelaksana
- Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional
- Pokja Pers
C.2.8 Pembiayaan
- Layout desain
: Rp. 200.000,- x 24 edisi
- Transportasi & akomodasi : Rp.1.000.000,- x 24 edisi
D. Program Utama
Penerbitan Literatur.
D.1 Program
- GMKI Publishing
D.1.1
-
Kegiatan
Pengumpulan tulisan-tulisan anggota GMKI untuk diperbanyak;
Bekerjasama dengan lembaga percetakan untuk proses pencetakan;
Mendistribusikan tulisan-tulisan anggota GMKI yang dikemas dalam bentuk
buku.
D.1.2 Tujuan
- Menjaring potensi-potensi anggota GMKI dalam hal karya tulis dengan
bermacam-macam latar belakang Pengalaman, Pendidikan dan Profesi;
- Memfasilitasi distribusi tulisan anggota GMKI;
- Mendorong dan Memotifasi anggota-anggota untuk menulis dengan tujuan
peningkatan kapasitas;
- Meningkatkan posisi tawar organisasi di lingkup internal dan eksternal.
D.1.3
-
D.1.4 Partisipan
- Pengurus Pusat Masa Bakti 2012-2014
- Anggota GMKI
D.1.5 Waktu dan Tempat
- Waktu
: Selama Masa Bakti 2012-2014
87
- Tempat : Di Jakarta
D.1.6 Aliansi dan Strategi
- Percetakan dan atau penerbit.
D.1.7 Pelaksana
- Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional;
- Komisi Literatur GMKI
D.1.8 Pembiayaan
- Percetakan
- Operasional Komisi
Transportasi
- Akomodasi
III. PENUTUP
Program yang telah direncanakan ini, kemudian akan direalisasikan dalam bentuk
pelaksanaan program, sehingga dapat menjadi salah satu langkah dalam pemenuhan
dari Garis-Garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi Masa Bakti 20122014 yang menjadi harapan dari Kongres XXXIII, dan menjadi support system untuk
memantapkan peran GMKI di Indonesia dan dunia Internasional dalam upaya
mewujudkan visi organisasi. Amin.
88
1. Bahwa dalam rangka kelacaran kerja organisasi, maka perlu disusun strategi
dan kebijakan keuangan;
2. Bahwa strategi dan kebijakan keungan merupakan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan operasional PP GMKI yang berkaitan dengan keluar
masuknya uang organisasi.
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
Memperhatikan
Aspirasi, usul, dan saran peserta sidang pleno I PP GMKI Masa Bakti 20122014
Memutuskan
Menetapkan
Ditetapkan di
Hari
Tanggal
Jam
:Cariu, Bogor
:Sabtu
:17 November 2012
:21.37 Wib
PIMPINAN SIDANG
Supriadi Narno
Ketua
89
90
BAB II
SISTEM ADMINISTRASI KEUANGAN PENGURUS PUSAT
A. ADMINISTRASI KEUANGAN
Sistem penataan keuangan Pengurus Pusat GMKI dimaksudkan sebagai sarana alat kontrol
internal (internal control) dalam rangka usaha menciptakan Mekanisme Kerja
Administrasi Keuangan secara tertib dan teratur. Sistem yang dimaksud adalah, bagaimana
pengaturan Administrasi Keuangan terhadap:
1. Arus Uang Masuk Pengurus Pusat GMKI
1.1 Pengaturan Uang Pengurus Pusat GMKI berupa Iuran Cabang, Bantuan Rutin,
Bantuan
Program, Sumbangan-sumbangan, Usaha Keuangan dan lain-lain,
seluruhnya harus melalui Bendahara Umum.
1.2 Seluruh Penerimaan Uang harus disetor melalui Rekening Pengurus Pusat GMKI di
Bank, kecuali karena pertimbangan efektifitas dan efisiensi dapat disetor pada Kas
Pengurus Pusat GMKI untuk menambah Cash in Hand
1.3 Pada saat penerimaan Uang/surat-surat berharga (cek dan giro), Pengurus Pusat
GMKI membuat Tanda Terima yang ditandatangani oleh Ketua Umum/Sekretaris
Umum dan Bendahara Umum/Bendahara Pengurus Pusat GMKI, dibuat 2 (dua)
rangkap, masing-masing 1 (satu) untuk pemberi uang/pengirim dan 1 (satu) untuk
Bendahara Umum Pengurus Pusat GMKI, sebagai bukti kas disertai tanda bukti
transfer
1.4 Dalam hal penerimaan Uang/surat berharga diterima oleh fungsionaris PP GMKI
yang lain atau diberi mandat, harus melaporkan kepada Tim Kerja Keuangan beserta
lampiran berupa tanda terima yang diberikan kepada bendahara umum/bendahara
Pengurus Pusat GMKI
1.5 Pembukuan penerimaan uang/surat berharga dibukukan pada waktunya dan sesuai
dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam butir 1.1, 1.2, 1.3, dan 1.4
1.6 PP GMKI berkoordinasi dengan Forum Senior untuk menggalang dana di cabang atau
wilayah masing masing
2. Arus Uang Keluar Pengurus Pusat GMKI
2.1 Biaya Rutin
Pengeluaran Rutin yang bersifat tetap dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada.
2.2 Biaya Program
Seluruh pengeluaran untuk kebutuhan program dilaksanakan sesuai dengan prosedur
sebagai berikut :
91
7.
juta rupiah) pertransaksi harus disetujui oleh Bendahara Umum ----- dari 1 jt menjadi
2jt maksimal
Wakil Bendahara umum bertugas untuk mengkoodinir penerimaan iuran cabang.
93
BAB III
KETENTUAN UMUM
A. Sumber-Sumber Pendanaan
Penggalangan dana merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dilakukan untuk
dapat mencukupi segala kebutuhan/belanja organisasi. Dalam melakukan penggalangan
dana maka sangat perlu diperhatikan sumber daya dan stakeholder yang dimiliki oleh
organisasi, dengan harapan dana yang diperoleh juga akan dimanfaatkan untuk masa
depan organisasi dimasa yang akan datang. Usaha-usaha penggalangan dana yang akan
dilakukan untuk mencukupi belanja organisasi adalah:
1. Iuran Cabang
Iuran cabang merupakan salah satu wujud tanggungjawab terhadap organisasi sesuai
dengan pasal 9 AD GMKI dan pasal 9 ART GMKI. Pengurus pusat GMKI
mengharuskan Badan Pengurus Cabang untuk membayar iuran cabang kepada pengurus
pusat dalam hal ini yang di kelola langsung oleh wakil bendahara umum. Adapun
penarikan iuran tersebut dilakukan dengan metode sebagai berikut:
a. Sekurang-kurangnya empat bulan sekali cabang menyetor iuran cabang
b. jumlah iuran yang disetor kepada PP GMKI adalah Rp. 10.000,- per bulan
2. Sumbangan/ Bantuan Dana
Pengurus pusat GMKI berkewajiban mencari sumber dana yang bersifat rutin tetapi
tidak mengikat, diantaranya pendanaan yang tetap berasal dari senior members/friends
GMKI secara pribadi atau organisasi lembaga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
organisasi.
3.Bantuan Program/ Kerjasama Program
Dalam rangaka pelaksanaan program pengurus pusat GMKI di mungkinkan untuk
mencari sumber sumber pendanaan berupa bantuan progam atau kerjasama program.
Dalam hal ini yang memungkinkan bagi pengurus pusat GMKI memungkinkan
mengajukan sumber pedanaan program atau kerjasama program adalah sebagai berikut:
a. Gereja
Gerakan mahasiswa Kristen Indonesia adalah salah satu organisasi yang berbasiskan
kekristenan yang melingkupi seluruh mahasiswa kristen di seluruh Indonesia oleh
sebab itu pengurus pusat di diharapkan dapat menjalin kerjasam dengan setiap
sinode gereja yang ada di Indonesia.
b. Pemerintah
Gerakan mahasiswa Kristen Indonesia organisasi ektra kampus yang sejak
berdirinya sampai saat ini tetap eksis dalam pengkaderan mahasiswa untuk
mempersiapkan diri menjadi pemimpin pemimpin masa depan di tengah tengah
bangsa dan negara ini. Oleh karena itu pengrus pusat GMKI dapat bekerjasama
dengan kementrian atau departemen pemerintah untuk kerjasama program maupun
progeam pengurus pusat.
c. Pihak Swasta
Kerjasama dengan pihak swasta merupakan bentuk penggalian dana yang sangat
potensial untuk mencukupi kebutuhan dana kegiatan-kegiatan berskala nasional dan
wilayah. Bantuan dana yang sangat mungkin dilakukan adalah dengan menjadi
sponsor kegiatan, untuk itu upaya-upaya membangun jaringan dengan perusahaanperusahaan, NGO-NGO lokal, Perguruan Tinggi, dan Lembaga-lembaga gerejawi
yang potensial menjadi sponsor sangat perlu dilakukan.
d. Bantuan Luar Negeri
GMKI sebagai salah satu organisasi pelayanan yang bergerak di tiga medan
layanan, danberada satu dalam WSCF maka pengurus pusat dapat mengupayakan
94
bantuan luar negeri baik dari WSCF sendiri maupun lembaga NGO NGO luar
negeri maupun gereja gereja yang ada di luar negeri.
e. Usaha Keuangan
Pengurus pusat GMKI perlu mengembangkan usaha usaha keuangan dalam
rangka penggalangan dana.
1. Penggalangan dana abadi
Artinya adalah ada dana tetap yang tidak akan diganggu gugat oleh pengurus atau
anggota kecuali sudah sangat terdesak.
Caranya : dibentuk sebuah team dari anggota biasa dan anggota luar biasa untuk
menghimpun/menggalang dana yang akan disimpan oleh team tersebut dan
disimpan dalam suatu badan usaha/perbankan untuk dibuat menjadi
tabungan/deposito dan pengurus GMKI akan mengambil bunga dari tabungan
tersebut untuk dana operasional organisasi.
Contoh : Saat dana abadi yang dimaksud sudah terkumpul Rp. 100.000.000,Rp. 100.000.000,- x 5% (triwulan)
= Rp. 5.000.000,Maka dana untuk perbulannya yang didapat dari penggalangan dana abadi
tersebut adalah Rp. 1.666.666,Dana abadi tersebut dapat dihimpun dari anggota GMKI yang diarahkan kepada
pembentukan team penghimpun dana abadi dan kepada korwil-korwil untuk
memberitahukan diwilayahnya tentang program penggalangan dana abadi
tersebut.
2. Pembentukan usaha-usaha mikro di cabang-cabang
Cara kerjanya adalah bidang kebendaharaan dan kewirausahaan PP GMKI
dengan meminta BPC mengumpulkan 3-5 orang anggota yang kreatif yang dapat
membuat bisnis plan dan GMKI memberikan bantuan modal usaha baik dalam
bentuk investasi, frenchise atau dengan modal yang dititipkan anggota untuk
dikelola dalam usaha mikro tersebut.
3. Kreatif kebendaharaan
a. NSP Mars GMKI
Prosesnya adalah pengajuan kepada provider operator untuk menjadikan
mars GMKI sebagai nada sambung pribadi.
b. Penjualan Merchandise GMKI
Modal : @ Rp. 25.000,Harga jual : Rp. 50.000,Total baju : 1.000 buah
Maka modal : Rp. 25.000.000,Keuntungan : Rp. 25.000.000,f. Lain lain
Semua sumbangan dan pendapatan lain yang tidak termasuk di atas dapat diterima
sejauh tidakmengikat dan bertentangan dengan tujuan dan usaha organisasi.
B. Alokasi Pengeluaran
Pengalokasian pos pengeluaran dana sangat penting untuk memperhatikan kebutuhan
organisasi dan menyusunnya dalam skala prioritas. Hal ini diperlukan untuk melakukan
efisiensi dan efektifitas dari pengeluaran yang akan dilakukan, sehingga alokasi belanja
dapat lebih realistis. Alokasi pengeluaran dana harus disertai dengan rencana biaya secara
detail. Alokasi pengeluaran dana secara garis besar terdiri dari:
95
1. Pengeluaran Program
Pengeluaran program adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk pelaksanaan
program, baik program rutin maupun program bidang
2. Pengeluaran Rutin
Pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan kerumahtanggaan PP GMKI, yang meliputi administrasi/kesekretariatan,
operasional staff GMKI, serta akomodasi dan operasional PP GMKI
3. Pengeluaran Non Program
Pengeluaran non program adalah pengeluaran yang digunakan untuk kegiatankegiatan diluar dari pengeluaran rutin dan pengeluaran program.
Ketentuan Umum Alokasi pengeluaran secara garis besar ditetapkan sebagai berikut:
1. Tunjangan Pengurus Pusat GMKI Per-bulan ditetapkan :
Seluruh Pengurus Harian : @Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) untuk 15 orang
2. Seluruh transport antar kota di Pulau Jawa, termasuk Lampung dan Bali, hanya boleh
menggunakan fasilitas transport Kereta Api dan Bus antar kota maksimal kelas bisnis
3. Bagi Pengurus Pusat GMKI untuk transport keluar pulau kecuali Lampung dan Bali,
hanya boleh menggunakan Pesawat Lion, Batavia, Sriwijaya, Air Asia, Merpati,
Wings, Kapal Laut, dan menggunakan Pesawat Garuda, bila dikota tujuan yang
bersangkutan tidak dapat dijangkau pesawat non-garuda
4. Transportasi pengurus pusat dalam menghadiri kegiatan lokal (dalam kota) adalah
Rp50. 000,- per orang
5. Sehubungan dengan pelaksanaan program (penugasan) untuk fungsionaris Pengurus
Pusat GMKI, dialokasikan biaya perorangan per-harinya sebagai berikut :
a. Biaya Akomodasi = Rp. 100.000,b. Biaya Konsumsi = Rp. 50.000,c. Biaya Harian = Rp. 50.000,6. Pemberlakuan biaya-biaya tersebut diatas tergantung pada fasilitas yang tersedia
dalam pelaksanaan program yang bersangkutan, kecuali pada kota/cabang tujuan,
dimana terdapat student centre yang dapat digunakan untuk penginapan dan atau
mendapat fasilitas dari pengundang, maka tidak diberikan biaya akomodasi dan
konsumsi.
7. Gaji/Uang makan/Tunjangan Kesehatan karyawan Pengurus Pusat GMKI per-bulan :
Rp. 1.650.000 ,- (satu juta rupiah). Untuk Tunjangan Hari Raya diberikan tambahan 1
bulan gaji dan asuransi Rp. 1.650.000,- / tahun (satu juta rupiah per tahun). Mengenai
tugas dan tanggung jawab staff pengurus pusat GMKI perlu di sosialisaikan dan di
bahas di sidang pleno.
8. Jumlah uang tunai yang diijinkan dipegang Wakil Bendahara Umum atas nama
Bendahara Umum maksimum : Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)
9. Untuk setiap Program Pengurus Pusat yang dilaksanakan di daerah, dimana
pelaksanaannya dilakukan oleh Panitia Lokal/Cabang, maka bantuan pembiayaan
program ditetapkan oleh PP GMKI melalui Rapat Tim Kerja Keuangan
10. Setiap pengajuan anggaran Program Pengurus Pusat GMKI di tingkat cabang dan
wilayah, diwajibkan ditandatangani oleh penanggung jawab Pengurus Pusat GMKI di
tingkat wilayah masing-masing
11. Pengurus pusat GMKI dalam rangka urusan pribadi atau keluarga pengurus pusat
tidak berhak menggunakan uang organisasi terkecuali dalam hal berita duka cita,
sakit, dan hal yang sangat genting menyangkut study.
96
97
Keterangan
83 cabang x 24 bulan x Rp.
10.000,500 orang x 24 bulan x Rp.
100.000,-
Donasi Tetap
3
4
5
6
7
8
Donasi Temporer
Bantuan Instansi Pemerintah 5 instansi x Rp. 100.000.000,Bantuan Pihak Swasta
5 instansi x Rp. 100.000.000,Bantuan Luar Negeri
2 instansi x Rp. 250.000.000,Usaha Keuangan
Lain-lain
TOTAL
Rupiah
19.920.000,1.200.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,190.000.000,46.695.800,3.456.615.800
Rupiah
90.298.000,56.580.000,239.600.000,125.000.000,120.000.000,130.000.000,228.000.000,125.000.000,55.000.000,245.300.000,1.338.000.000,382.400.000
7.200.000,3.142.378.000
314.237.800
3.456.615.800
98
Frekuensi
Rim
Kali
Box
Kali
25.000
1.200.000
Kertas HVS A4
Rim
Kali
35.000
840.000
4
5
6
7
8
Kertas HVS F4
Tinta hitam printer
Tinta warna printer
Pengadaaan ATK
Pengiriman Surat via post
Rim
botol
Botol
2
12
12
6
24
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
37.000
35.000
36.000
300.000
15.000
220.000
420.000
1.296.000
1.800.000
10.800.000
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
210.000
150.000
250.000
6.000.000
5.000.000
1.500.000
50.000
1.512.000
3.600.000
6.000.000
12.000.000
20.000.000
3.000.000
2.000.000
Kali
200.000
800.000
Kali
10.000.000
10.000.000
90.298.000
1
2
2
4
1
2
3
1
3
3 Surat
0
9
Biaya langganan koran
3 Jenis
24
10 Pembayaran telpon dan faximile 1 Buah
24
11 Pembayaran Wifi
1 Buah
24
12 Pengadaan laptop
2 Unit
1
13 Pengadaaan Komputer
2 Unit
2
14 Pembelian Printer
1 Unit
2
15 Maintenance Komputer dan 5 Unit
8
Printer
16 Maintenance Wifi, telepon dan 1 Unit
4
Faximili
17 Pengadaaan LCD Proyektor
1 Unit
1
SUB TOTAL
2. Anggaran Belanja Operasional staff GMKI
No Kebutuhan
Volume
Frekuensi
1
2
3
4
Harga
Jumlah
satuan
(Rp)
50.000
1.200.000
1
1
Orang
Orang
24
2
Kali
Kali
Harga
satuan
1.650.000
1.650.000
1
2
3
Orang
Hari
2
24
Kali
Kali
1.500.000
15.000
Jumlah
(Rp)
39.600.000
3.300.000
3.000.000
8.280.000
4
Transport distribusi surat
24 Kali 100.000
Sub Total
3. Anggaran Belanja Akomodasi dan operasional PP GMKI
No
Kebutuhan
Volume
Frekuensi
Tempat tinggal PP
GMKI
Biaya listrik
Biaya air bersih
Kebutuhan
dapur
umum sekretariat
Rumah
Kali
1
1
1
Rumah
Rumah
bulan
24
24
24
Kali
Kali
Kali
2
3
4
2.400.000
56.580.000
Harga
Jumlah (Rp)
satuan
15.000.000
30.000.000
200.000
200.000
2.000.000
4.800.000
4.800.000
48.000.000
99
5
6
7
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Eksle
mpar
Eksle
mpar
Eksle
mpar
24
Kali
50.000
24.000.000
24
2
Kali
Kali
300.000
10.000.000
108.000.000
20.000.000
239.600.000
Frekuensi Harga
Jumlah (Rp)
satuan
2 kali
10.000.000
20.000.000
1 Kali
200.000.000
200.000.000
1 Kali
100.000
12.000.000
1
1
Kali
Kali
500.000.000
100.000
500.000.000
12.000.000
3
2
Kali
Kali
30.000.000
100.000
90.000.000
24.000.000
1
5
9
2
2
0
2
0
2
4
Kali
4.000.000
60.000.000
Kali
3.000.000
276.000.000
Kali
3.000.000
60.000.000
Kali
3.000.000
60.000.000
Kali
1.000.000
24.000.000
Sub Total
5. Anggaran Program Bidang & Koordinator Wilayah
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.338.000.000
Rp15,000,000
Rp4,000,000
Rp5,000,000
Rp30,000,000
Rp30,000,000
Rp0
Rp0
Rp30,000,000
Rp0
Rp6,000,000
100
Bentukan GMKI
11 Pemberian Beasiswa
Rp0
Rp120,000,000
B
1
2
3
4
5
6
7
Penerbitan
dan
Pendistribusian
8 Buku/Materi Masa Perkenalan GMKI
Penerbitan dan Distribusi Renungan
9 Spiritualitas GMKI
Rp20,000,000
Rp30,000,000
Rp120,000,000
Rp6,000,000
Rp6,000,000
Rp10,000,000
Rp18,000,000
Rp18,000,000
Rp228,000,000
C
1
2
3
4
5
Rp80,000,000
6 Pulau Papua
7 Pemberian Modal Usaha
Rp50,000,000
Rp75,000,000
Rp50,000,000
Rp125,000,000
Rp5,000,000
Rp50,000,000
Rp55,000,000
Kemitraan
World Student Chistian
Federation (WSCF)
Pendokumentasian
dan
distribusi
informasi kegiatan
Penerbitan Buletin GMKI
Penerbitan Literatur
Rp6,000,000
Rp77,500,000
Rp28,000,000
Rp28,800,000
Rp105,000,000
Rp245,300,000
G
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Koordinator Wilayah
Koordinator Wilayah 1
Koordinator Wilayah 2
Koordinator Wilayah 3
Koordinator Wilayah 4
Koordinator Wilayah 5
Koordinator Wilayah 6
Koordinator Wilayah 7
Koordinator Wilayah 8
Koordinator Wilayah 9
Koordinator Wilayah 10
Koordinator Wilayah 11
Koordinator Wilayah 12
Koordinator Wilayah 13
Koordinator Wilayah 14
Koordinator Wilayah 15
Rp100,000,000
Rp10,300,000
Rp15,000,000
Rp28,000,000
Rp1,500,000
Rp16,500,000
Rp30,000,000
Rp15,000,000
Rp16,500,000
Rp15,000,000
Rp15,000,000
Rp74,600,000
Rp15,000,000
Rp15,000,000
Rp15,000,000
Rp382,400,000
102
NO
REK
BIDANG
1.1
1.2
Saldo Awal
Kas
Piutang
1.3
1.4
1.5
Penerimaan
Iuran Cabang
Donasi Tetap
Donasi Temporer
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
JUMLAH
REK
BIDANG
JUMLAH
2.1
2.2
2.3
2.4
PENGELUARAN RUTIN
Biaya Bidang Keseketariatan
Operasional staff PP GMKI
Operasional PP GMKI
Kebendaharaan
Rp90,298,000
Rp56,580,000
Rp239,600,000
Rp125,000,000
Rp19,920,000
Rp1,200,000,000
Rp500,000,000
3.1
3.2
PENGELUARAN PROGRAM
Biaya Bidang Organisasi
Biaya Bidang Kewirausahaan
Rp120,000,000
Rp130,000,000
Rp500,000,000
Rp500,000,000
Rp500,000,000
3.3
3.4
3.5
Usaha Keuangan
Bidang Organisasi
Bidang Pendidikan Kader dan
Kerohanian
Bidang Aksi dan Pelayanan
Bidang Komunikasi dan Hubungan
Internasional
Bidang Umum
Koordinator Wilayah
Lain-lain
Rp190,000,000
Rp0
3.6
3.7
Rp0
Rp0
3.8
Koordinator Wilayah
Rp382,400,000
4.1
4.2
NON PROGRAM
Rapat Organisasi
Biaya Lain-Lain
Rp7,200,000
Rp314,237,800
TOTAL PENERIMAAN
Rp0
Rp0
Rp0
Rp0
Rp0
Rp46,695,800
Rp3,456,615,800
TOTAL PENGELUARAN
Rp228,000,000
Rp125,000,000
Rp55,000,000
Rp245,300,000
Rp1,338,000,000
Rp3,456,615,800
103
Mengingat
1.
2.
3.
4.
Memperhatikan
Memutuskan
Menetapkan
:Cariu, Bogor
:Sabtu
:17 November 2012
: 21.57 Wib
PIMPINAN SIDANG
Supriadi Narno
Ketua
104
A. Kerangka Pikir
Mengacu pada Keputusan Kongres XXXIII GMKI Nomor : 019/K-XXXII/GMKI/2012, tentang
Kelembagaan Koordinator Wilayah, maka BPC dan anggota GMKI harus mampu memahami
Konstitusi yang merupakan hukum. Hal ini berarti mengikat, anggota maupun lembaga sebagai
aparat organisasi di segala tingkatan. Konstitusi berarti hukum dasar yang berarti sebagai hukum
yang tertinggi dimana semua hukum dan peraturan di dalam organisasi lahir dari padanya.
Karena konstitusi merupakan hukum yang tertinggi dalam suatu organisasi, maka konsitusi
hendaknya telah dapat mengatur hal-hal pokok bagi kehidupan organisasi. Hal-hal pokok itu
mengatur kelembagaan organisasi dan yang mengatur keanggotaan serta hubungan antara
kelembagaan dan anggota.
Merujuk dari pernyataan tersebut diatas, maka dalam AD Pasal 7 ayat (1) poin (b), menyatakan
sangat jelas, tentang Alat Kelengkapan Organisasi. Kelembagaaan Koordinator Wilayah dalam
pendekatan konstitusi organisasi, menjadi keputusan pengurus pusat yang dalam
menterjemahkan Keputusan Kongres XXXIII, yang di jabarkan dalam Sidang Pleno I PP GMKI
Masa Bakti 2012-2014.
AD merupakan aturan pokoknya dan ART adalah kelengkapan dari aturan proses tersebut.
Sehingga dalam penataan pelayanan organisasi ditingkat wilayah I sampai dengan wilayah XV,
menjadi tugas dan tanggung jawab Koordinator Wilayah sebagai aparatur Pengurus Pusat GMKI.
Namun perlu dipahami, bahwa menjadi kader GMKI yang paripurna, tidaklah hanya menjadi
anggota GMKI semata. Dalam tingkatan menyiapkan kader, Bidang Organisasi/Sekfung cq.
Koordinator Wilayah juga melaksanakan kegiatan, yaitu Konsultasi Study Wilayah, yang
dikemas oleh masing-masing Koordinator Wilayah. Pelaksanaan Konsultasi Study Wilayah, juga
merupakan satu jenjang keparipurnaan setiap kader GMKI.
AD/ART GMKI mengatur hal-hal pokok dan mendasar dalam kehidupan organisasi, baik itu
tentang kelembagaan organisasi dan keanggotaan, maupun hubungan antara kelembagaan
anggota. Namun dalam praktek kegiatan organisasi sering terjadi berbagai masalah yang tidak
semua pemecahannya dapat diselesaikan hanya berdasarkan AD/ART GMKI saja. Kondisi yang
demikian dapat mengakibatkan kesenjangan pemahaman pelaksanaan program dalam rangka
usaha-usaha organisasi untuk mencapai visi dan misinya.
B.
Penataan Kelembagaan
Adapun penataan kelembagaan koorwil yang dapat di kaji sebagai berikut :
Strenghts/Kekuatan
adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
Dari sisi kuantitatif, PP GMKI memiliki legalitas dang dukungan dari peserta kongres XXXIII
(AD Pasal 7 jo ART Pasal 11 ayat (1) AD Pasal 3). Dari sisi pelakasanaan kegiatan internalisasi
GMKI, tentunya terproses pada hirarkih keputusan yang mampu dilaksanakan dengan baik, serta
mempertimbangkan alat kelengkapan organisasi dan tingkat keputusan organisasi.
Tidak semua pemecahannya dapat diselesaikan hanya berdasarkan AD/ART GMKI saja. Kondisi
yang demikian dapat mengakibatkan kesenjangan pemahaman pelaksanaan program dalam
rangka usaha-usaha organisasi untuk mencapai visi dan misinya.
Weaknesses/Kelemahan
Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang
dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi.
Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal
yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak
dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.
Pemahaman terhadap konstitusi organisasi pada tingkatan PP dan BPC, belum mampu
menterjemahkan keputusan kongres XXXIII. Pada tingkatan yang lain spefikasi keputusan
kongres XXXIII tidak tegas membentuk Tim/Komisi (nama lainnya) yang mampu membahas
konstitusi organisasi dalam pendekatan kelembagaan koordinator wilayah.
Opportunity/kesempatan
Adalah faktor positif yang muncul dari keputusan kongres XXXIII yang memberikan
kesempatan bagi setiap anggota dan atau peserta kongres untuk mendiskusikan kelembagaan
koodinator wilayah pada panitia khusus.
Kesempatan tidak hanya berupa kebijakan organisasi, akan tetapi bisa juga berupa respon dari
PP GMKI terhadap hasil keputusan sidang Pleno I yang dapat memutuskan keputusan dimaksud
denga arif dan bijaksana.
PP GMKI, juga harus mampu memainkan perannya terkait dengan isu strategis, dengan
semangat beda atau amandemen konstitusi organisasi. Hal lain juga yang dapat memberikan
kekuatan kesempatan untuk membentuk tim kajian konstitusi.
Threat/ancaman
Adalah factor negative dari organisasi yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau
berjalannya sebuah organisasi dan program kerja PP GMKI.
PP GMKI, dalam menyikapi keputusan kongres XXXIII, dispesifikasi lewat sidang pleno I untuk
dapat membentu tim hukum (dengan sebutan lain) yang mengkaji konstitusi organisasi secara
konperhensif, sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang ganda terhadap status koordinator
wilayah.
C. Alternatif Solusi
106
Dengan merujuk pada Lampiran Keputusan Kongres XXXIII GMKI Nomor : 019/KXXXII/GMKI/2012, tentang Kelembagaan Koordinator Wilayah yang direduksi dalam
rekomendasi-rekomendasi :
1. Memisahkan Koordinator Wilayah dari Pengurus Pusat dengan cara mengkaji pembentukan
Badan Koordinator Wilayah lebih mendalam mengenai rencana perubahan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga terkait Pasal 7 tentang Alat Kelengkapan Organisasi;
2. Koordinator Wilayah diwajibkan mengangkat Staff atas legitimasi Pengurus Pusat guna
mengefektifkan dan membantu Tugas Koordinator Wilayah di Wilayah koordinasi masingmasing wilayah seluruh Indonesia.
Jawaban terhadap rekomendasi poin 1 :
Apapun bentuknya, terhadap penamaan Koordinator Wilayah yang akan di konvert ke
Badan Koordinator Wilayah dengan pendekatan kelembagaan. Hal ini menunjukan,
bahwa (AD Pasal 7 jo ART Pasal 11 ayat (1) AD Pasal 3), mengisyaratkan bahwa
konsekuensi dari pembentukan kelembagaan koordinator wilayah, sudah barang tentu
diamandemen konstitusi organisasi secara menyeluruh lewat tim yang dibentuk (sebutan
nama lain) untuk mengkaji dan merumuskan hasil kerja dimaksud, dan 6 (enam) bulan
sebelum pelaksanaan kongres XXXIV, maka hasil kajiaan sudah didistribusikan kepada
teman-teman BPC se-Tanah Air.
Jawaban terhadap rekomendasi poin 2 :
Dalam pelaksanaan tugas-tugas organisasi dengan letak geografis yang cukup luas, maka
staff-staff koordinator wilayah sangat dibutuhkan legitimasi PP GMKI untuk membantu
tugas-tugas koordinator wilayah.
D. Penutup
Demikian penyampaian hasil kerja panitia kerja kelembagaan koordinator wilayah.
Meski aku bekerja, tahan sampai berlelah, tidak cukup kuatku, hanya oleh sayang-Mu, oleh
darah-Mu kudus, dapat aku ditebus (Ny. Rohani 157 : 2)
Ut Omnes Unum Sint
Tuhan Yesus Memberkati
Cariu-Bogor, 17 November 2012
107
Mengingat
1.
2.
3.
4.
Memperhatikan
Memutuskan
Menetapkan
:Cariu, Bogor
:Sabtu
:17 November 2012
:00.12 Wib
PIMPINAN SIDANG
Supriadi Narno
Ketua
108
109
Mengingat
4.
Memperhatikan
Kongres
XXXIII
GMKI
:
017/KXXXIII/GMKI/X/2012Tentang:Hubungan Gerakan Mahasiswa Kristen
Indonesia Dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
Keputusan Sidang Pleno I PP GMKI No :03/SP-I/PP-GMKI/XI/2012
tentang Susunan Acara Sidang Pleno I PP GMKI Masa Bakti 2012-2014;
Memutuskan
Menetapkan
:Cariu, Bogor
:Minggu
:18 November 2012
:00.04 Wib
PIMPINAN SIDANG
Supriadi Narno
Ketua
110
PETUNJUK TEKNIS
KEIKUTSERTAAN DAN MEKANISME DISTRIBUSI KADER DI KNPI
PASAL 1
1. Keikutsertaan di KNPI adalah mendukung program dan aktifitas serta menghadiri
KONGRES, musyawarah provinsi dan musyawarah kabupaten KNPI diseluruh wilayah
NKRI dimana terdapat cabang GMKI
2. Keikutsertaan tersebut dijiwai semangat kepeloporan, kepanduan dan memberi kontribusi
yang lebih besar bagi kemajuan bangsa dan negara
PASAL 2
1. Pengurus Pusat ditingkat nasional menghadiri dan menjadi peseta KONGRES KNPI
1.
2.
3.
4.
PASAL 3
Pengurus Pusat di wilayah/ Korwil memiliki kewenagan untuk menghadiri dan menjadi
peserta Musyawarah DPD KNPI di tingkat Propinsi.
Dalam hal korwil tidak dapat menghadiri dan menjadi peserta Musyawarah DPD KNPI di
tingkat propinsi, maka korwil berhak melimpahkan kewenangannya kepada BPC-BPC
yang ada di propinsi tersebut untuk menghadiri dan menjadi peserta kegiatan tersebut.
Terkait kebijakan organisasi dalam Musyawarah DPD KNPI di tingkat propinsi tersebut
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dimusyawarahkan oleh BPC-BPC yang hadir dan
tetap berkoordinasi dengan Kordinator wilayah.
Apabila tidak ditemukan keseragaman pendapat dintara BPC-BPC sebagaimana
dimaksud pada ayat 3, Maka Korwil mengambil alih permasalahan tersebut. ( PO Pasal
10 )
PASAL 4
1. BPC menghadiri dan menjadi peserta MUSKAB di tingkat kabupaten atau kota dimana
BPC tersebut berada
2. Setiap BPC hanya diperkenankan menghadiri dan menjadi peserta di 1 (satu) kabupaten
atau kota dimana kota perguruan tinggi cabang tersebut berada
2. GMKI tidak menghadiri MUSKAB di kabupaten dimana tidak terdapat cabang GMKI
1.
2.
3.
4.
PASAL 5
Pengurus Pusat berhak merekomendasikan kader GMKI untuk duduk dalam struktur DPP
KNPI
Pengurus Pusat yang berada di wilayah atau Korwil atas nama Sekum berhak
merekomendasikan kader GMKI sebagai pengurus DPD KNPI Propinsi dengan
memperhatikan pertimbangan yang disampaikan oleh BPC-BPC yang ada di wilayah.
BPC berhak merekomendasikan kader-kader GMKI untuk duduk dalam strukturn DPD
KNPI di tingkat kabupaten atau kota.
Syarat untuk direkemendasikan sebagai DPD KNPI Propinsi :
- Pernah duduk sebagai Pengurus Pusat GMKI
- Mempunyai loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap GMKI
111
112
Mengingat
1.
2.
3.
4.
Memperhatikan
Memutuskan
Menetapkan
:Cariu, Bogor
:Minggu
:18 November 2012
:01.55 Wib
PIMPINAN SIDANG
Supriadi Narno
Ketua
113
Perguruaan
Nama PTN/PTS
1
2
3
4
5
114
1
2
3
4
5
3.1.3 Data Jumlah Mahasiswa Kristen
No
Perguruan
Tinggi
Mahasiswa
Kristen
L
P
Jumlah
1
2
3
4
5
3.1.4 Data Lembaga Gereja dan Lembaga Keumatan Kristen lainnya yang ada
No
Bakal Calon Cabang
Lembaga Gereja
Lembaga Keumatan
1
2
3
4
5
3.1.5 Data Senior Members/Friends
Bakal
Calon
No Cabang
Nama Senior
Tahun Maper
Asal Cabang
1
2
3
4
5
3.1.6. Data Potensi Lain Yang Dianggap Perlu Untuk Rencana Pembentukan Cabang
Bakal
Calon
Transportasi
SDA
No
Cabang
Pendidikan
Komunikasi
1.
2
3
4
115
5
3.2. Berdasarkan data-data tersebut diatas, yang diberikan oleh korwil, maka PPH GMKI
kemudian membentuk tim studi yang terdiri Korwil dan satu atau dua cabang yang masih
dalam satu wilayah untuk melakukan studi kelayakan pembentukan cabang GMKI. Studi
kelayakan yang dilakukan meliputi:
3.2.1. Studi terhadap perhatian aktif dan dukungan gereja terhadap kehadiran Bakal calon
cabang di kota perguruan tinggi dibuktikan dengan rekomendasi/bukti tertulis.
3.2.2. Studi terhadap kondisi
3.2.2.1.Aspek Agama: (menggambarakan kehidupan keagamaan yang berada dimana
akan dilakukan pemekaran cabang)
3.2.2.2.Aspek Sosial (menggambarkan kehidupan sosial masyarakat dalam kehidupan
sehari-harinya
3.2.2.3.Aspek Budaya ( menggambarkan kehidupan budaya masyarakat yang ada
pada kota calon cabang tersebut
3.2.2.4.Aspek Ekonomi (menggambarkan pertumbuhan perekonomian masyarakat
maupun provinsi atau kab/kota dimana calon cabang tersebut akan dibentuk
3.2.2.5.Aspek Politik (menggambarkan dinamika perpolitikan yang sedang
berlangsung dan terjadi di kota calon cabang tersebut
3.2.2.6.Aspek Lingkungan (menggambarkan demografi kehidupan masyarakat dan
aspek lingkungan yang mampu membentuk dan merubah behavioralisme
kelompok atau komunitas yang ada pada kota calon cabang tesebut.
3.2.3. Studi terhadap senior members / friends yang mendukung dengan kehadiran GMKI
di kota perguruan tinggi tersebut.
3.2.4. Studi khusus lainnya, yang disesuaikan dengan kondisi obyektif di kota bakal calon
cabang GMKI tersebut dan merupakan potensi organisasi dalam mengarahkan,
mendorong dan membina bakal calon cabang tersebut.
3.3. Hasil studi tersebut disampaikan oleh korwil kepada PPH GMKI, PPH GMKI melakukan
penilaian terhadap laporan tersebut atas dasar kelayakan, PPH GMKI mengeluarkan SK
pembentukan calon cabang GMKI pada kota tersebut. Dalam SK tersebut diberikan tugas
pula kepada tim pembina yang terdiri dari Korwil dan satu atau 2 cabang terdekat untuk
menjadi cabang pembina.
3.4. Pembinaan terhadap calon cabang dilakukan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan (ART GMKI
pasal 8.c) selama masa pembinaan tersebut, korwil dan cabang pembina dapat melakukan
beberapa hal:
3.4.1. Masa Perkenalan (Penerimaan Anggota) pada calon cabang yang di koordinir oleh
masing-masing cabang pembina terdekat. Anggota yang diterima melalui masa
perkenalan tersebut, kemudian terdaftar sebagai anggota cabang pembina yang
menyelenggarakan masa perkenalan tersebut.
3.4.2. Pembentukan pengurus calon cabang GMKI diarahkan dan dipimpin oleh masingmasing cabang pembina, pengurus calon cabang tersebut sekurang-kurangnya terdiri
dari 3 (tiga) orang yaitu: Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Untuk kepengurusan
sementara tersebut, minimal ketiga anggota ini adalah senior GMKI. Pengurus Calon
Cabang bertugas untuk berkoordinasi kepada korwil dan cabang pembina dalam
melakukan pembinaan.
3.4.3. Cabang pembina senantiasa melibatkan calon cabang GMKI Dalam programprogram cabang atau wilayah, khususnya yang berhubungan dengan pembinaan
anggota.
3.4.4. Melakukan pendampingan komunikasi yang intensif dan kontinu kepada pemerintah
daerah, gereja dan lembaga keumatan kristen, serta senior members/friends yang
berdomisili di calon cabang tersebut.
116
3.4.5.
3.5. Pembinaan yang dilakukan tersebut dilaporkan secara kontinu oleh korwil dan cabangcabang pembina yang berisi laporan pembinaan yang telah dilakukan tiap bulan..
4. Evaluasi
4.1. Evaluasi tahapan pertama
PP GMKI melakukan evaluasi terhadap pertama seluruh kesiapan pembentukan calon
cabang 6 (enam) bulan setelah SK calon cabang dikeluarkan. Evaluasi tahap pertama yang
dilakukan oleh PP GMKI ini dapat ditempuh melalui beberapa alternatif kebijakan, antara
lain:
4.1.1. Alternatif pertama
Apabila dievaluasi bahwa semua usaha pendekatan dan pembinaan telah dilakukan
secara optimal oleh masing-masing cabang pembina dibawah koordinasi korwil. Dan
menunjukkan hasil memuaskan, dalam arti kehidupan calon cabang GMKI berjalan
dinamis dan mampu menata konsolidasinya sendiri, maka akan dikelurkan SK
pembentukan cabang yang definitif.
4.1.2. Alternatif kedua
Apabila dievaluasi bahwa semua usaha pendekatan telah dilakukan secara optimal
oleh cabang pembina melalui koordinasi korwil dan menunjukkan hasil yang tidak
memuaskan, dalam arti kehidupan calon cabang GMKI statis dan menghadapi
kendala konsolidasi maka akan diberikan kesempatan kepada korwil dan cabangcabang pembina untuk melanjutkan pembinaan selama 6 (enam) bulan lagi.
4.1.3. Alternatif ketiga
Apabila dievaluasi bahwa cabang-cabang pembina melaluikoordinasi korwil tidak
melakukan usaha pendekatan dan pembinaan maka SK akan ditinjau kembali, dengan
suatu kemungkinan membatalkan SK tersebut, kecuali ada keseriusan dari bakal
calon cabang GMKI untuk menghidupkan terus menerus aktivitas GMKI di kota
masing-masing. Dalam kasus ini maka akan ditempuh kebijakan tertentu oleh PP
GMKI.
4.2.Evaluasi tahap kedua
Evaluasi tahap ledua oleh PP GMKI adalah evaluasi tahap tindak lanjut dari alternatif
kebijakan kedua dan ketika pada evaluasi tahap pertama diatas. Apabila pembinaan yang
dilakukan oleh masing-masing cabang pembina di bawah koordinasi korwil telah
menunjukkan kondisi calon cabang GMKI yang dinamis dan dapat menjalankan
konsolidasinya sendiri, maka akan diturunkan SK pembentukan cabang yang definitif.
5. Panitia Persiapan Konfercab
1. Terhadap Calon cabang yang telah mendapatkan Surat Keputusan Definitif sebagai
cabang,membentuk Panitia Persiapan Konferensi Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari
Ketua, Sekretaris, dan Bendahara minimal senior untuk mempersiapkan pelaksanakan
Konferensi Cabang Pertama sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan.
2. Panitia Wajib memberikan laporan kepada Pengurus Pusat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam satu bulan sejak Surat Keputusan Definitif sebagai cabang dikeluarkan
3. Apabila dalam waktu 6 (enam) bulan konfercab tidak terlaksana PP GMKI dapat meninjau
ulang Surat Keputusan Definitif terhadap cabang tersebut.
6. Pengambilan Data
Data-data yang dibutuhkan oleh PP GMKI sebagai dasar penjajakan pembentukan cabang GMKI
Diambil dan diolah oleh korwil dan/atau pemegang mandat berdasarkan surat tugas dari PP
GMKI. Untuk mempermudah dan memperlancar proses pengambilan dan pengilahan data, maka
korwil atau pemegang mandat PP GMKI dapat dibantu oleh fungsionaris cabang pembina
117
terdekat dan/atau senior members/friends yang berdomisili di wilayah kota calon cabang
tersebut.
7. Penutup
Demikian petunjuk teknis pelaksanaan pembentukan cabang GMKI ini dibuat sebagai panduan
mekanisme formal organisasi untuk melakukan penjajakan proses pembentukan calon cabang
menurut keputusan PP GMKI.
118
Mengingat
1.
2.
3.
4.
Memperhatikan
Memutuskan
Menetapkan
:Cariu, Bogor
:Minggu
:18 November 2012
:02.37 Wib
PIMPINAN SIDANG
Supriadi Narno
Ketua
119
120
Mengingat
1.
2.
3.
4.
Memperhatikan
Memutuskan
Menetapkan
:Cariu, Bogor
:Minggu
:18 November 2012
: 02.39 Wib
PIMPINAN SIDANG
Supriadi Narno
Ketua
121