Budidaya Sawit

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 95

BUDI DAYA KELAPA SAWIT

Tahap-tahap kegiatan
Sebelum suatu lahan dibuka utk suatu
perkebunan terlebih dahulu dilakukan studi

kesesuaian lahan (tanah dan iklim)


berdasarkan syarat-syarat lingkungan
tumbuh tanaman kelapa sawit (Tabel 1).
Tingkat kesesuaian atau kelas tanah
menentukan tingkat penerapan teknik
budidaya, biaya produksi dan proyeksi
hasil (Tabel 2 dan 3)

Tabel 1. Kesesuaian Iklim untuk Kelapa


Sawit
Uraian
Suhu kisaran;
rata-rata
optimum

Kelembaban
relatif (RH)

Norma

Keterangan

18 32 0 C;
24 28 0 C

Tumbuh baik dengan selang


suhu tersebut. Di atas atau di
bawah selang suhu tersebut,
produktivitas akan lebih rendah
karena rendahnya proses
asimilasi, gagalnya
perkembangan bunga dan
pematangan buah

> 75 %

Kelembaban udara yang rendah


memperlambat pertumbuhan
dan pembentukan bunga,sedang
pada kelembaban yang tinggi,
tanaman rawan terhadap
serangan penyakit

Uraian

Norma

Keterangan

Rata-rata
Curah
Hujan
Tahunan
(dengan
penyebaran
merata)

2.000 2.500 mm

Data curah hujan bulanan dan


jumlah hari hujan sangat
penting karena berhubungan
dengan sifat tanaman yang
berbuah sepanjang tahun.
Fluktuasi curah hujan secara
langsung berkorelasi erat
dengan fluktuasi hasil dari
bulan ke bulan

5 7 jam/hari

Kawasan dengan curah hujan


yang terlalu tinggi, akan
mengurangi intensitas cahaya,
sehingga produktivitas kelapa
sawit akan rendah.

Intensitas
Cahaya

Tabel 2. Kriteria Lahan Untuk Budidaya Kelapa Sawit


menurut Kelasnya (Berdasarkan Sifat Fisik Tanah dan Iklim)
Iklim & Sifat
Fisik Tanah

Tinggi (m
dpl)
Topografi

Lereng (%)

Kriteria Lahan
Baik
(Kelas I)

Sedang
(Kelas II)

Kurang
Baik
(Kelas III)

Tidak Baik
(Kelas IV)

0 400

0 400

0 400

0 400

Berbukit

Curam

25 36

> 36

Datar
berombak Bergelom
bang
0 15

16 25

Tabel 3. Standar Jumlah dan Bobot Tandan DxP


Pusat Penelitian Marihat Menurut Umur dan Kelas
Lahan
Umur
(tahun)

Klasifikasi Lahan dan Produksi


I

II

III

IV

R
B
T

T
B
S

R
B
T

T
B
S

R
B
T

T
B
S

R
B
T

T
B
S

21

16

14

14

20

17

20

15

20

13

19

10

48

21

18

19

18

16

17

14

17

10

25

17

22

17

19

16

16

16

12

28

16

11

25

16

10

23

15

19

15

14

30

15

13

27

15

12

25

14

11

22

13

16

30

13

15

27

13

13

25

12

13

22

Umur Klasifikasi Lahan Dan Produksi


(tahun)
I
II

III

IV

R
B
T

T
B
S

R
B
T

T
B
S

R
B
T

T
B
S

R
B
T

T
B
S

10

12

18

30

11

17

27

11

16

25

10

15

22

11

10

20

30

10

19

27

10

17

25

17

22

12

10

20

30

10

19

27

10

17

25

17

22

13

10

20

30

10

19

27

10

17

25

17

22

14

23

27

22

25

20

23

18

21

15

23

27

22

25

20

23

18

21

16

26

25

24

24

22

22

20

20

17

26

25

24

24

22

22

20

20

18

28

24

26

22

23

20

22

19

Umur Klasifikasi Lahan dan Produksi


(tahun)
I
II

III

IV

R
B
T

T
B
S

R
B
T

T
B
S

R
B
T

T
B
S

R
B
T

T
B
S

18

28

24

26

22

23

20

22

19

20

30

22

29

21

27

19

25

18

21

30

22

29

21

27

19

25

18

22

31

20

27

19

24

17

22

16

23

31

20

27

19

24

17

22

16

24

35

18

30

17

28

16

26

15

25

35

18

30

17

28

16

26

15

Ratarata

20

24

18

22

16

20

15

18

Keterangan :
T = Jumlah tandan/pokok/tahun
RBT
= Rata-rata bobot satu tandan
TBS
= Tandan Buah Segar (ton/ha/ tahun)

Sumber

PPKS, Medan (1997).

BAHAN TANAMAN
Kriteria bibit kelapa sawit
Kriteria bibit yang baik meliputi.
Kualitas : Germinated Seed (GS) atau
kecambah bersertifikat yang dikeluarkan
lembaga yang dipilih pemerintah yaitu Pusat
Penelitian Marihat, BPP Medan dan PT. Socfindo
Indonesia karena menyediakan bibit siap salur
yang superior. Hati-hati terhadap penjualan bibit
yang tidak jelas asal-usulnya atau bersertifikat
palsu atau bibit sapuan dari kebun produksi.

Varietas hibrida hasil perbanyakan


secara generatif. Dura x Pisifera atau
Tenera
Sejak tahun 1990 telah mulai diuji
lapangan 16 klon sebagai varietas hasil
perbanyakan secara vegetatif (melalui
kultur jaringan),.

Tabel 4. Sumber Bibit dan Potensi Produksi


Kelapa Sawit Dalam Negeri
No.

Nama Sumber
Benih

Alamat

1.

Pusat
Penelitian
Kelapa Sawit
(PPKS)Marihat

Jl. Brigjen.
Katamso 51 Kp.
Baru PO. BOX
1103Medan20001

40.000

1.100

2.

PT. Socfindo
(Socfin
Indonesia)

Jl. KL. Yos


Sudarso 106
Medan 20115

14.000

1.100

3.

PT. London
Sumatera

Jl. A. Yani No. 2


Medan 20111

15.000

1.100

Jml

Keterangan
Sumber

Potensi
Produksi/Thn
(butir)

69.000
: *) Harga bibit pada tahun 1997
: MMA IPB (1997)

Harga *)
(Rp/butir)

Saat ini terdapat 12 jenis alternatif bibit hasil


pengembangan teknologi pembibitan yang
memiliki potensi untuk dikembangkan secara
komersial (Tabel 2). Pengembangan varietas
unggul baik secara generatif maupun secara
vegetatif telah mulai digunakan teknik
bioteknologi (kultur jaringan).
Produsen bibit lainnya : Sinar Mas Group, Asian
Agri Group, Sampoerna Group dll.

Tabel 5. Deskripsi Varietas Kelapa Sawit


Unggul
Varietas

Umum Panen
(Bulan)

TBS
(ton/ha/Th)

OER (%)

CPO
(ton/ha/Th)

PKO
(ton/ha/Th)

SP 1

30

23 25

23 26

5,8 6,5

0,49

SP 2

30

24 27

23 25

6,2 6,7

0,51

Dolok
Sinumbah

30

23 24

23 25

5,5 6,7

0,56

Bah Jambi

30

22 24

23 26

5,8 6,7

Marihat

30

24 25

23 2 5

6,2 6,4

0,54

RISPA

30

24 27

23 26

5,3 5,5

0,54

La Me

30

27

23 26

5,3 5,9

0,60

Yangambi

30

25 28

23 26

5,3 5,5

0,62

SOCFIN

24

28,8

28,7

7,8

1,10

6,2 7,8

6,7

9,7

Bah Was
LONSUM
AMI

26 30

25 30
24

23 26

27,5 27,8 4,124,3


27,07

Keterangan : OER : Oil Extraction Rate


Sumber : PPKS, PT. SOCFIN dan PT. LONSUM (2000)

> 25

PEMBIBITAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Seleksi Lokasi Pembibitan


Beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki oleh
calon lahan antara lain :
Dekat dengan sumber air dan bebas dari banjir.
Datar sampai agak bergelombang.
Dekat dengan areal untuk penanaman dan mudah
dijangkau
Tanahnya cukup top soil, subur dan gembur.
Bebas dari banjir.
Letaknya berdekatan dengan sumber tenaga kerja.
Perencanaan luas bibitan disesuaikan dengan
rencana penanaman.
Saluran air

Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery) dan


Pembibitan Utama (Main Nursery)

Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery)


Petakan bedengan pesemaian/pembibitan
pendahuluan berukuran 8 m x 11,2 m, dalam
satu satuan naungan terdapat 4 6 petakan.
Setiap petakan memuat 1 000
bibit(kecambah). Kecambah ditanam dalam
kantong plastik berukuran 14 cm x 22 cm
dengan tebal 0,1 mm. Sebelum kecambah
ditanam kantong plastik tersebut dilubangi
dengan diameter 0,5 cm sebanyak 12
lubang.

Tanah yang digunakan sebagai media tanam


adalah tanah berasal dari lapisan atas (top
soil).
Tanah tersebut terlebih dahulu disaring dengan
saringan kurang lebih 1 cm. Satu hari sebelum
waktu penanaman, kantong plastik yang telah
berisi tanah disiram agar pada waktu
penanaman dapat dipadatkan.

Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan,


pengendalian hama dan penyakit, penjarangan
naungan.
# Penyiraman dilakukan dua kali satu hari jika
tidak ada hujan.
# Pemupukan dengan menggunakan urea atau
pupuk majemuk dengan dosis 2 g/liter air.
# Setelah bibit berumur 2,5 3 bulan naungan
perlu dihilangkan, agar bibit dapat beradaptasi.
# Demikian pula seleksi di persemaian pendahuluan
dimulai saat tanaman berumur 2,5 3 bulan.

Pembibitan Utama (Main Nursery)


Pekerjaan yang perlu segera dipersiapkan di
pembibitan utama adalah penyediaan air untuk
penyiraman, pemasangan pipa saluran air 2 3
bulan sebelum bibit dipindahkan ke pembibitan
utama. Jarak tanam di pembibitan utama 85 cm x
85 cm x 85 cm, sistem segitiga sama sisi.
Kantong plastik yang digunakan berukuran 40 cm
x 50 cm dengan tebal 0,2 mm, dibuat lubang
perforasi berdiameter 0,5 cm dengan jarak 5 cm x
10 cm. Tanah yang digunakan berasal dari lapisan
tanah atas.

Persiapan Penanaman dan Menanam


Ukuran dan mutu polybag

Polybag yang digunakan berwarna hitam,


dengan ukuran 50 cm x 40 cm dengan
ketebalan 0,2 mm.
Mutu plastik untuk polybag harus yang
baik, sehingga sampai dengan 12 bulan
di lapangan polybag masih cukup kuat,
tidak pecah untuk menahan perlakuanperlakuan selama pemindahan bibit ke
lapangan.

Membuat lubang polybag


Jumlah lubang pada setiap polybag 36 buah
dengan diameter 0,3 cm
Lubang tersusun dibuat sebagai berikut.
Setiap polybag terdiri atas 3 baris lubang yang
per baris terdiri 6 lubang.
Jarak antar baris 10 cm dan paling bawah
diambil 5 cm dari tepi bawah sehingga bila
polybag dibuka dan diisi tanah, lubang
terbawah menjadi lubang di dasar polybag.
Jarak lubang dalam barisan 5 cm.
Lubang pertama dan terakhir 5 cm dari tepi
plastik.

Penanaman dalam kantung plastik


caranya dengan membuat lubang tanam
sebesar kantung plastik di pesemaian
pendahuluan dengan menggunakan alat
ponjo. Kantung plastik kecil diiris dengan
silet pada kedua belah sisinya , dijaga
agar bulatan tanah tidak pecah. Bibit
beserta tanah yang dimasukkan ke dalam
lubang yang telah dibuat dan ditempatkan
pada posisi yang baik.

Pemeliharaan tanaman
Penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit serta seleksi bibit.
Penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore)
jika curah hujan kurang dari 10 mm.
Penyiangan dilakukan terhadap gulma di dalam kantong
plastik dan di petakan pembibitan. Pada saat
penyiangan sekaligus dilakukan penggemburan tanah.
Rotasi penyiangan dilakukan dua minggu sekali.

Pemupukan bibit di pembibitan utama


dilakukan dua minggu setelah pemindahan
dari pembibitan pendahuluan.
Pemberian pupuk selang dua minggu,
caranya pupuk ditaburkan secara merata di
atas permukaan tanah dalam kantong
plastik, pupuk jangan sampai mengenai
leher batang bibit.
Rekomendasi pemupukan di pembibitan
utama disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Rekomendasi Pemupukan dan


Pembibitan Utama K S
Umur
(minggu)

Dosis (gram/pohon)
Urea

RP

18, 20

1,82

1,36 1,36

0,46

5,0

22, 24, 28

3,64

2,73

2,73

0,90

10,0

30, 32, 34, 36

5,45

4,09

4,09

1,37

15,0

38, 40, 42, 44

7,27

5,45

5,45

1,83

20,0

10,91

8,17

8,17

2,75

30,0

46, 48

MOP Kieserite

Total
Campuran

Perhitungan Kebutuhan Bahan Tanaman.


1. kerapatan tanaman di lapang untuk 1 ha = 136
pohon/ha
2. sulaman 10 % , sehingga jumlah bibit diperlukan
150 pohon/ha
3. jumlah bibit afkir di main nursery sekitar 20 %
(serangan hama/penyakit, tumbuh kurang baik
dan rusak dalam pengangkutan)
4. seleksi awal pre nursery diperkirakan
5. dalam 1 ha main nursery (pembibitan utama)
menghasilkan bibit 16.400 bibit. Jumlah ini
diperkirakan cukup untuk 100 ha penanaman di
lapangan. Pengelolaan pembibitan secara
berkelompok lebih menghemat lahan dan biaya
pemeliharaan daripada dilakukan sendiri-sendiri
per petani.

Seleksi bibit

Untuk mendapatkan bibit yang baik dan


mengurangi biaya pemeliharaan di pembibitan
utama.
Bibit yang diafkir (dibuang adalah bibit yang
tumbuh tegak dan kaku, sudut pelepah
dengan batang kecil, pelepah muda lebih
pendek dari pelepah tua, bibit tumbuh lemah,
terserang penyakit dengan intensitas berat,
bentuk anak daun tidak sempurna.
Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 8 bulan
dan pada saat dipindahkan ke lapangan.

PERSIAPAN AREAL DAN PENANAMAN


Kegiatan terdiri atas :
merintis dan mengukur,
pembukaan areal,
pemberantasan alang-alang,
penanaman penutup tanah,
pengajiran,
pembuatan petakan,
pembuatan lubang tanam.
Bersamaan dengan kegiatan tersebut, biasanya
dilakukan pembuatan jalan dan sarana
penunjang lainnya.

a. Merintis dan mengukur


Kegiatan survei di lapangan untuk
mengetahui :
bentuk areal, batas-batas areal,
topografi tanah, jenis vegetasi dan
keadaan lapangan lainnya-----------
sebagai pedoman perencanaan kegiatan
selanjutnya dalam bentuk peta yang lebih
terinci daripada peta dasarnya.

b. Pembukaan areal
Kegiatan pertama pembukaan areal
adalah tebas-babat semak belukar dan
pepohonan yang berdiameter < 5 cm,
bertujuan membersihkan areal sehingga
tahap kegiatan selanjutnya dapat
dilakukan dengan lebih mudah

penebangan pepohonan dengan gergaji mesin (chainshaw), gergaji tangan dan kapak.
Pemotongan batang dan perancahan dahan dan
ranting
Perumpukan dahan dan ranting yang telah kering.
Pembakaran, kalau perlu diulang sampai 2 atau 3 kali
(tidak lagi dilakukan setelah metode TANPA Bakar)
Pembongkaran tunggul pohon jika perlu dan mungkin.
Metode tanpa bakar : perumpukan dan bongkar
tunggul secara mekanisasi (alat-alat berat dozer dan
excavator).

c. Pemberantasan Alang-alang
Areal yang terbuka merangsang pertumbuhan
alang-alang yang cepat------------. perlu
pengendalian alang-alang sedini mungkin.
secara kimiawi dengan menggunakan herbisida
secara mekanis dengan menggunakan bajak
dan garu.
Dowpon-M dan Roundup merupakan contoh
herbisida yang sering digunakan. Selang antar
aplikasi masing-masing tiga minggu. Biasanya
pada aplikasi terakhir, penyemprotan dilakukan
secara spot.

d. Penanaman Penutup Tanah


Untuk mencegah erosi permukaan
serta pertumbuhan alang-alang. Pada
keadaan demikian perlu dilakukan
penanaman tanaman penutup tanah.
Penanaman penutup tanah (benih
dengan dosis 14 kg/ha):
4 kg Pureria javanica (PJ),
6 kg Calopogonium mucunoides (CM)
4 kg Centrosema pubescent (CP)

Penanaman dilakukan dengan menggunakan


sistem larikan
dengan mencangkul dangkal sedalam mata garu ( 5 10 cm

Benih ditabur dalam larikan tersebut, kemudian


ditimbun kembali.

Pemeliharaan tanaman penutup tanah:


- pemupukan dan
- pemurnian tanaman penutup tanah dengan
cara membersihkan dari gulma yang dilakukan
secara manual. Pemurnian dilakukan secara
intensif terutama pada saat tanaman penutup
tanah belum menutup sempurna.

e. Pengajiran
Untuk mendapatkan pertanaman yang
teratur, sebelum penanaman bibit di
lapangan dilakukan pengajiran. Hal ini
berguna dalam menentukan di mana bibit
akan ditanam serta di mana jalan dan
sarana lainnya akan dibuat
Jarak tanam, jarak antar baris dan
kerapatan tanaman per ha pada Tabel 7.

Tabel 7. Kerapatan Tanaman pd Sistem


Tanam Segi Tiga Sama Sisi
sy

Jarak tanam (m)

Jarak antar baris


(m)

Kerapatan
tanaman/ha

8.8 x 8.8 x 8.8

7.62

150

9.0 x 9.0 x 9.0

7.79

143

9.2 x 9.2 x9.2

7.97

136

9.5 x 9.5 x 9.5

8.23

128

10.0 x 10.0 x10.0

8.67

116

f. Pembuatan Petakan

Pada areal yang merupakan tebing-tebing


yang cukup terjal, untuk mengurangi erosi,
dibuat sistem teras :
teras individu dan teras bersambung.
-Teras individu berbentuk tapal kuda dengan
panjang 4 m dan lebar 3 m dengan ujung
berbentuk setengah lingkaran (Gambar 3).
-Teras bersambung umunya dibuat dengan
mengikuti garis kontur denga jarak antar
kontur sekitar 2 m.

Teras individu merupakan petakan di


mana bibit akan ditanam. Petakan
dibuat dengan jalan mencangkul
(menggali tanah sebelah atas ajir dan
ditimbunkan ke bagian bawahnya,
sehingga dapat terbentuk tanah yang
datar (Gambar 4).

g. Pembuatan Lubang Tanam


Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat pada ajir-ajir
Lubang tanam berukuran
60 cm x 60 cm x 60 cm pada segitiga atas
40 cm x 40 cm x 40 cm pada bagian dasarnya
kedalaman 60 cm.

Penanaman Bibit
Seminggu sebelum tanam dilakukan pemutusan akarakar bibit yang keluar dari kantung plastik.
Dasar kantung plastik dan salah satu pinggirnya ditoreh
dengan pisau atau silet.
Dimasukkan bersama-sama ke dalam lubang tanam.
Setelah berada di lubang tanam, kantung plastik
dilepaskan secara hati-hati dan dikeluarkan dari lubang
tanam.
Penimbunan secara bertahap, sub soil kemudian top
soil. Tanah di sekitar bibit dipadatkan dengan cara
menginjak-injak dengan hati-hati. Leher akar diusahakan
tepat berada pada permukaan tanah.
Pada saat penanaman dilakukan pemupukan dengan
pupuk Rock Phosphate (RP) sebanyak 500
gram/lubang tanam. Setengah bagian dimasukkan ke
dasar lubang dan sisanya dicampur dengan top soil.

PEMELIHARAAN
Sensus pokok, penyulaman, pemupukan,
pengendalian HPT, pengendalian gulma,
kastrasi, penunasan, pemanfaatan limbah

PEMUPUKAN
Strategi pemupukan:
Tepat jenis (memilih kombinasi jenis pupuk
berdasarkan komposisi unsur hara utama &
tambahan; memilh berdasarkan sifat kelarutan dan
sifat tanahnya).
Tepat waktu & frekuensi (ditentukan oleh iklim/ CH,
sifat fisik tanah, logistik pupuk, adanya sifat sinergis &
antagonis antar unsur hara
Tepat cara (ditentukan berdasarkan jenis pupuk, umur
tanaman, jenis tanah)
Tepat dosis (pd TBM vs TM; diagnosis visual dan
secara kimia, yakni analisis tanah, analisis daun )
Pemanfaatan limbah sbg penyedia hara.

PEMUPUKAN
Penetapan dosis:
TBM berdasarkan analisis tanah dan umur tan.(utk
meningkatkan pertumbuhan vegetatif)
TM berdasarkan analisis daun (utk produksi buah)
Jenis pupuk tunggal, majemuk, slow release; organik
(terutama limbah) & anorganik
Cara melalui tanah (tebar, larikan), melalui daun, ketiak
pelepah, akar (infus)
Penentuan waktu dan frekuensi menurut iklim
(c.hujan), tanah, pengadaan pupuk, sifat sinergis &
antagonis antar unsur hara

Cara pemupukan :
1. Penyebaran secara merata pada lingkar luar
dan dalam batang (lihat gambar)
2. Penempatan pupuk pd jalur lingkaran
3. Penempatan pupuk pd larikan (lubang
memanjang) mengelilingi pokok dan pupuk
dibenamkan dalam larikan yg ditimbun lg dg
tanah
4. Pemupukan melalui daun
5. Pemupukan melalui ketiak pelepah (pupuk
Borate, pada daun ke-9 spi ke-17 )
6. Pemupukan melalui infus akar (unsur mikro).

1.00 m
0.50 m

2.75 m

Jari-jari
Piringan

: pohon kelapa sawit


: pohon kelapa sawit
: daerah penyebaran pupuk N
: daerah penyebaran

N, P, K, Mg

Gambar : Penyebaran pupuk N, P, K, dan Mg pada piringan KS


TM

Faktor Biotik : Hama, Penyakit dan Gulma


Jenis Hama, Tingkat Kepentingan dan Kemudahan Diatasi

Hama yang umumnya menyerang tanaman


kelapa sawit adalah serangga. Tabel 8 berikut ini
merupakan jenis hama yang umum menyerang
kelapa sawit dan cara menanggulanginya.
Berbagai jenis hama tersebut dapat dengan
cepat tersebar dari suatu areal kebun ke areal
lainnya. Keadaan yang demikian menghendaki
adanya upaya pengendalian hama secara
berkelompok dari petani-petani sehamparan.

Tabel 8. Jenis Hama dan Cara


Menanggulanginya
No.

Jenis Hama

Cara Menanggulanginya

Serangga (kumbang malam,


kutu daun, belalang
dan ulat api) pada tahap
pembibitan

Menggunakan
insektisida
dengan sangat hatihati karena bibit peka
terhadap bahan-bahan
kimia

Mammalia, seperti landak


(Porcupine), gajah, babi
dan tikus pada tanaman muda
dan pohon dewasa

Dengan pestisida,
mekanis, biologis
(burung hantu utk tikus)

Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)

Jenis Penyakit, Tingkat Kepentingan

Penyakit, patogen penyebab, gejala dan cara


menanggulangi disajikan pada Tabel 9

Tabel 9. Jenis Penyakit dan Cara


Menanggulanginya
No.

Jenis Penyakit

Gejala

Cara Menanggulanginya

Anthracnose

Daun membusuk, berwarna


kelabu dan sangat rapuh

Fungisida

Helminthosporium

Bercak pada daun

Fungisida

Phytopthora

Daun berwarna kecoklatan

Fungisida

Rhizotonia sp. Dan


Phytium
sp.

Warna daun berubah menjadi


coklat kemerahan seperti
terbakar dan akar busuk

Fungisida

Botiodiplodia sp.,
Glomaerella
singulata,
Melacoiem elaedis
(Anthracnose)

Menyerap daun (bercak daun


hijau)

Fungisida

Culvularia sp.,
Helminthosporium
sp.

Bercak daun/black spot

Fungisida

Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)

Jenis Gulma Dominan dan


Pengendaliannya

Gulma yang biasa sukar diatasi pada


tanaman kelapa sawit umumnya adalah
alang-alang dan pakis-pakisan. Jenisjenis gulma dan cara
menanggulanginya selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Jenis Gulma Dominan dan Cara


Menanggulanginya
No. Jenis Gulma
1.

Alang-alang, cynodon,
cyperus dan beberapa
jenis rumput-rumputan
(berdaun sempit)

2.

Mikania micrantha,
Eupathorium odoratum,
Boreraria alata (berdaun
lebar)

3.

Paku-pakuan

Cara Menanggulanginya
Secara manual dengan babat
tangan dan kored dan
secara kimia dengan
herbisida.
Jenis herbisida yang
digunakan
disesuaikan dengan kelompok
disesuaikan dengan kelompok
spesies pada areal yang
sangat luas.

Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)

Tabel 11. Perkembangan Bunga Betina


dan Tandan Kelapa Sawit
Umur Setelah
Seludang
Terbuka

Keadaan Bunga/Tandan

Daging Buah

10 hari

Bunga anthesis

Belum ada

1 bulan

Buah kecil terbentuk


pada tandan

Putih kehijauan
lunak berair

2 bulan

Tandan muda

Putih kehijauan

3 bulan

Tandan muda

Kuning kehijauan

4 bulan

Tandan mentah

Kuning kemerahan

5 bulan

Hampir masak

Kuning kemerahan

Sumber : PTPN VII (1993)

Kastrasi : Membuang bunga


Keuntungan kastrasi pada tanaman kelapa
sawit antara lain :
1. Merangsang pertumbuhan vegetatif dan
menghemat penggunaan unsur hara dan air.
2. Menyeragamkan pembungaan.
3. Menciptakan kondisi tanaman yang bersih
sehingga dapat mengurangi serangan penyakit
busuk buah.
Kastrasi masih dilakukan sampai sekitar 6 bln
sebelum panen pertama

Tabel 12. Bobot Tandan Rata-rata


Menurut Umur Tanaman
Umur (tahun)

Bobot Tandan (kg)

45

67

67

89

89

10 11

10

12 15

11 13

17

14 15

18

16 17

20

18 19

22

20 21

25

22 23

22

24 25

20

Sumber : PTPN. VII (1993)

Tabel 13. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Menurut


Umur Tanaman dalam Kondisi Kebun Percobaan
Balit Marihat

Umur Di
Lapangan
(Tahun)

Produksi
TBS
(ton/ha/
Thn)

Rendemen
Minyak
Sawit (%)

Produksi
Minyak
Sawit
(kg/ha/Thn)

15

15

Minyak Inti
Sawit
Rende
men

(%)

1.280

2,5

200

18

2.700

3,0

450

17

19

3.230

3,5

595

18

21

3.780

3,5

630

20

22

4.400

2,5

700

21

23

4.830

3,5

735

10

23

23

5.290

2,5

805

Umur Di
Lapangan
(Tahun)

Produksi
TBS
(ton/ha/
Thn)

Rendemen
Minyak
Sawit (%)

Produksi
Minyak
Sawit
(kg/ha/Thn)

11

25

23

12

26

13

Minyak Inti Sawit


Rende
men

(%)

5.750

3,5

875

23

5.980

3,5

910

30

23

6.900

3,5

1.050

14

30

23

6.900

3,5

1.050

15

30

23

6.900

3,5

1.050

16

30

23

6.900

3,5

1.050

17

29

23

6.670

3,5

1.015

Umur Di
Lapangan
(Tahun)

Produksi
TBS
(ton/ha/
Thn)

Rendemen
Minyak
Sawit (%)

Produksi
Minyak
Sawit
(kg/ha/Thn)

18

28

23

19

28

20

Minyak Inti Sawit


Rende
men

(%)

6.440

3,5

980

23

6.440

3,5

980

25

23

5.750

3,5

875

21

23

23

5.290

3,5

805

22

20

23

4.600

3,5

700

23

18

23

3.760

3,5

630

24

18

23

3.680

3,5

560

25

18

23

3.680

3,5

560

Sumber : PTPN. VII (1993)

Beberapa gejala visual tanaman yang tumbuh tidak


normal di lapangan dan perlu disulam antara lain
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pertumbuhan pelepah daun berputar (twisted frond).


Tanaman memperlihatkan gejala bercak oranye
(orange spotting).
Helaian daun melengkung berputar ke bawah,
sebagian daunnya membusuk.
Susunan anak daun pada pelepah sempit memanjang
(narrow leaves).
Susunan anak daun sangat rapat seperti sirip ikan.
Pohon kerdil atau kurus akibat terserang penyakit.
Tanaman bertunas atau bercabang (Viviparous).
Anak daun keriting-kusut (Wrinckled).

Penunasan dilakukan
dengan tujuan :
1. Sanitasi tanaman untuk mencegah serangan
cendawan Marasmius sp, tikus dan tumbuhnya
pakis.
2. Menghindari tersangkutnya brondolan.
3. Memudahkan pengamatan terhadap buah
matang.
4. Memperlancar proses penyerbukan alami.
5. Merangsang pembungaan dan perkembangan
buah.
6. Memudahkan pelaksanaan panen.

Tabel 14. Rotasi dan Tingkat Penunasan


Kelapa Sawit di Kebun Kertajaya
Umur
Tanaman

Rotasi

Daun yang
ditinggal

15 cm di atas tanah

6 bl

Maks.

2 3 th

2 lingkaran pelepah di
bawah tandan terbawah

6 bl

Maks.

3 5 th

2 lingkaran pelepah di
bawah tandan terbawah

8 bl

Maks.

5 10 th

2 lingkaran pelepah di
bawah tandan terbawah

8 bl

Maks.

10 th

2 lingkaran pelepah di
bawah tandan terbawah

8 bl

Maks.

15 bl 2 th

Tingkat Penunasan

Tabel 15. Tingkat Kematangan Buah


pada Tanaman Kelapa Sawit
Fraksi

Jumlah Berondolan Yang Lepas

Derajat Kematangan

00

Buah yang masih berwarna hitam *) dan belum


ada yang memberondol

Sangat mentah

Buah sudah berwarna merah/orange dan buah


luar sudah memberondol 1 sampai 12,5 %

Mentah

Buah luar sudah memberondol 12,5 sampai 25


%

Hampir matang

Buah luar sudah memberondol 25 sampai 50 %

Matang

Buah luar sudah memberondol 50 sampai 70 %

Matang

Buah luar sudah memberondol 75 sampai 100


%

Lewat matang

Bagian dalam buah sudah ikut memberondol

Lewat matang

Sumber

: Pedoman Teknis No. 40 tahun 1984, PPM Medan

PANEN

Persiapan panen
Organisasi panen
Kriteria matang panen
Kerapatan panen
Rotasi panen
Kapasitas panen
Premi panen
Pengawasan panen

Pemanenan kelapa sawit


Memotong tandan buah masak,
memungut brondolan serta mengangkut
buah dan brondolon ke tempat
pengumpulan hasil (TPH)
Buah dan brondolan yg terkumpul di TPH
diangkut ke pabrik untuk diolah

Persiapan panen

1.
2.
3.
4.

Persiapan kondisi areal


Mutasi TBM ke TM
Perbaikan jalan dan jembatan
Pemangkasan daun dan buah pasir
Pembersihan piringan, pasar tikus dan
rintis malang/tengah; satu pasar/jalan
tikus/pikul selebar 1 m searah dgn arah
barisan tanaman utara-selatan utk setiap 2
barisan tanaman.
5. Pemasangan titian panen
6. Pembuatan TPH (3 m x 5 m utk areal 2 ha)
7. Pembuatan tangga-tangga dan tapak kuda
utk areal berbukit

Persiapan panen
Penyediaan tenaga kerja
Kebutuhan tenaga panen harus mengacu
pada kebutuhan tenaga pd saat panen
puncak
Peralatan kerja berbeda berdasarkan tinggi
tanaman:
Alat potong TBS (dodos kecil dan besar, pisau
& bambu egrek, batu asah, kapak)
Alat bongkar muat (gancu, tojok)
Alat angkut TBS ke TPH (angkong, keranjang,
goni, pikulan)

Kebutuhan tenaga pemanen dan faktorfaktor penentu:


T=AxCxDxE
B
T = tenaga pemanen (HK)
A = luas kapel (ha)
B = kapasitas panen (kg/orang/hari)
C = kerapatan panen
D = Rata-rata bobot tandan (kg)
E = tanaman per ha
Kapasitas panen tergantung kepada kerapatan
panen dan keadaan lahan (topografi) tempat
panen

Organisasi panen
Jumlah tenaga potong buah per mandoran 20
25 org. Jumlah mandoran per afdeling 1 000
ha, maks tiga mandoran.
Mandor panen menentukan hanca setiap
pemanen (jika sistem hanca tetap)
Sistem penghancaan panen ada tiga:
(1) hanca giring murni, (2) hanca giring tetap
per mandoran, (3) hanca tetap

Kriteria Panen
Suatu areal dpt dipanen jika:
60% dr seluruh pokok yg hidup dlm areal sdh
mencapai matang panen
Sebagian buah sdh membrondol secara
alamiah, dan
Bobot tandan rata-rata sdh mencapai 3 kg

Kriteria mutu buah dan potong buah


Kualitas potong buah dan kualitas buah
kualitas pekerjaan panen, pengawasan,
pemeriksaan hasil panen
Buah dikatakan masak jika terdapat dua
brondolon yg lepas per kg TBS
Kriteria matang panen pd Tabel 16;
hubungan tingkat kematangan dan mutu
buah pada Tabel 17

Tabel 16. Tingkat kematangan buah pada tan. KS


Fraksi

brondolan lepas

Derajat
kematangan

00

Buah masih berwarna hitam, belum ada yg


membrondol

Sangat
mentah

Buah sdh merah/jingga dan buah luar sdh


membrondol 1 12.5 %

Mentah

Buah luar sdh membrondol 12.5 - 25 %

Hampir
matang

Buah luar sdh membrondol 25 50 %

Matang

Buah luar sdh membrondol 50 75 %

Matang

Buah luar sdh membrondol 75 100 %

Lewat
matang

Buah bagian dalam buah sdh ikut


membrondol

Lewat
matang

Sumber : Pedoman Teknis No.40, 1984, PPM Medan

Tabel 17. Hubungan Fraksi Buah dengan Kadar


Minyak dan Asam Lemak Bebasnya
Fraksi

Kadar Minyak Rata-rata (%)

Kadar ALB Rata-rata


(%)

10,0

1,6

21,4

1,7

22,1

1,8

22,2

2,1

22,2

2,6

21,9

3,8

Sumber : Pedoman Teknis No. 40 Tahun 1984, PPM Medan

Kerapatan panen
Kerapatan panen : perkiraan jumlah pohon yg
dapat dipanen dr seluruh pohon yg ada dalam
blok, dihitung secara acak dari sejumlah pohon
tertentu dalam blok tsb
Pekerjaan tsb disebut taksasi produksi
Pohon yg dpt dipanen, dg kriteria 2 brondolan
per kg tandan buah sdh jatuh ke tanah, diamati
utk semua pohon contoh.
Taksasi produksi penyediaan TK dn angkutan
buah

Rotasi panen
Rotasi panen : selang waktu antara satu panen
dan panen berikutnya dalam satu kapel panen
tertentu.
Kapel : luasan areal yg dipanen dalam sekali
panen oleh bbrp pemanen. Setiap afdeling
biasanya dibagi menjadi bbrp kapel yg panen, yg
jumlahnya sesuai dengan jumlah hari panen dalam
satu rotasi panen.
Contoh rotasi 3/7 3 kapel, masing2 dipanen
seminggu sekali.
Tergantung pada kelimpahan buah

Sistem panen
Dua sistem panen yg dipakai : sistem
giring penuh dan sistem hanca tetap.
Pengertian :
gawangan ruang yg berada di antara dua baris
tanaman dan
hanca : luasan areal yg dipanen oleh seorang
pemanen dalam sekali panen
Pada`sistem hanca tetap, pemanen diberi hanca
dg luasan tertentu dan tidak berpindah-pindah utk
panen berikutnya.

Pelaksanaan panen dan pengumpulan hasil


Lazimnya pemikul buah adalah pemanen
yg memotong tandan buah
Untuk memudahkan potong buah pelepah
daun di bawah buah dipotong terlebih
dahulu (songgo satu atau songgo dua)
Semua brondolan dikumpulkan
Buah dan brondolan diangkut ke TPH,
Selanjutnya buah dan brondolan diangkut
ke pabrik utk diolah

Premi panen
Premi panen diberikan kepada pemanen
yang memperolah panenan melebihi
target yang harus dipanen oleh seorang
pemanen
Bertujuan meningkatkan mutu hasil panen
dan pendapatan karyawan sesuai dengan
jumlah dan mutu hasil yang diperoleh.

Pengawasan panen
Beberapa hal yg perlu mendapat perhatian:
1. Terdapatnya tandan matang yg tdk dipanen
2. Terpotongnya tandan mentah
3. Pemungutan brondolan
4. Terdapatnya TBS panenan dg tangkai panjang
5. Tandan busuk atau tandan kosong agar tdk dikirim
ke pabrik
6. Panenan sedikit mungkin terkontaminasi tanah
7. Pemotongan dan pengaturan daun
8. Koordinasi yg baik dengan petugas transpor TBS

PENGOLAHAN HASIL
Buah menjadi CPO (crude palm oil) atau
minyak sawit dan PKO (palm kernel oil)
atau minyak inti sawit

Anda mungkin juga menyukai