Analisis Korelasi
Analisis Korelasi
Analisis Korelasi
Deddy Purnomo R, MT
PENDAHULUAN
Analisis korelasi merupakan salah satu teknik analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui
atau menguji adanya hubungan yang muncul antara gejala/variabel.
Contoh :
Variabel kecerdasan mahasiswa sangat dipengaruhi oleh keseharian yang bersangkutan dalam belajar
di rumah dan di kampus.
Teknik statistik korelasi dapat dilakukan terhadap berbagai macam data :
-Data yang bersifat interval
Korelasi (r) Product Moment Pearson (Pearson Product Moment Correlation)
-Data yang bersifat ordinal
Korelasi Tata Jenjang (Rank-Order Correlation)
-Data yang bersifat nominal
Korelasi Poin-Biserial (Point-Biserial Correlation)
KORELASI PRODUCT-MOMENT
Merupakan teknik korelasi yang sering digunakan untuk mencari korelasi antar 2 variabel
Dikembangkan oleh Karl Pearson
Sering juga disebut dengan Teknik Korelasi Pearson
Disebut korelasi product-moment karena koefisien korelasinya di dapatkan dengan mengalikan
antara moment-moment variabel yang dikorelasikan.
X1
NO URUT
mhs Kemampuan Penalaran
1
90
2
85
3
82
4
80
5
75
6
67
7
61
8
55
9
53
10
50
X2
Kemampuan Mengarang
Argumentatif
90
85
87
80
78
68
60
55
52
50
X2
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
X1
Dari diagram di atas dapat di lihat keterhubungan masing-masing skor. X 1 (kemampuan penalaran
mahasiswa) disebut dengan Variabel Dependen dan X2 (kemampuan mengarang argumentatif
mahasiswa) disebut dengan Variabel Independent.
Keterangan :
Graph A
Graph B
Graph C
= Korelasi Negatif
= Korelasi Positif
= Tidak ada Korelasi
Koefisien korelasi dinyatakan dengan bilangan yang bergerak antara 0 sampai +1 atau 0 sampai -1.
Apabila koefisien korelasi (r) mendekati +1 atau -1 berarti terdapat hubungan yang kuat dan
(hubungan positf sempurna atau hubungan negatif sempurna) sebaliknya apa bila mendekati 0
(nol) berarti hubungan/korelasinya lemah atau tidak ada hubungan
rxy
= angka indek korelasi product momen
N
= Number of cases
X1X2
= Jumlah hasil perkalian antara X1 dan X2
X1 = Jumlah seluruh skor X1
X2 = Jumlah seluruh skor X2
CONTOH :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
KEMAMPUAN
KEMAMPUAN
PENALARAN
ARGUMENTATIF
(X1)
(X2)
80
80
80
78
78
75
78
75
75
78
75
73
75
73
70
73
70
70
70
70
70
68
70
68
68
70
68
65
65
68
65
60
60
58
56
57
54
54
50
52
1377
1365
X12
X22
6400
6400
6400
6084
6084
5625
6084
5625
5625
6084
5625
5329
5625
5329
4900
5329
4900
4900
4900
4900
4900
4624
4900
4624
4624
4900
4624
4225
4225
4624
4225
3600
3600
3364
3136
3249
2916
2916
2500
2704
96193 94435
X1 X2
6400
6240
5850
5850
5850
5475
5475
5110
4900
4900
4760
4760
4760
4420
4420
3900
3480
3192
2916
2600
95258
TINGKAT
HUBUNGAN
sangat rendah
rendah
sedang
kuat
sangat kuat
Merupakan korelasi yang besar kecil atau kuat lemahnya variabel yang sedang
diamati diukur berdasarkan pada urutan kedudukan nilainya (Rank of
Difference)
Data yang dapat dianalisis adalah data yang berskala ordinal atau data
berjenjang atau data yang berurutan
Intrepretasi pada ahasil angka indek korelasi tata jenjang, maka harus dilakukan
pengujian terhadap hipotesis Nihil/Nol dan Hipotesis Kerja (alternatif) terlebih
dahulu.
H0
Ha
Hasil yang di dapat pada angka indeks korelasi tata jenjang Spearman (Rho)
kemudian di hubungkan dengan Tabel Nilai Rho dengan df = N pada taraf
signifikasi 5% dan atau 1%.
Jika Rho (0 ) yang di dapat sama dengan atau lebih besar pada Rho (1) pada
tabel (0 1) , maka hipotesis Nihil atau Nol (H0 ) di tolak.
Jika Rho (0 ) yang di dapat sama dengan atau lebih besar pada Rho (1) pada
tabel (0< 1) , maka hipotesis Nihil atau Nol (H0 ) di terima.
2.
3.
N
5
6
7
8
9
10
12
14
TARA SIGNI
F
F
5%
1%
1,000
0,886 1,000
0,786 0,929
0,738 0,881
0,683 0,833
0,648 0,794
0,591 0,777
0,544 0,715
N
16
18
20
22
24
26
28
30
TARA SIGNI
F
F
5%
1%
0,506 0,665
0,475 0,626
0,450 0,591
0,428 0,562
0,409 0,537
0,392 0,515
0,377 0,496
0,364 0,478
NAMA
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
JUMLAH
2
3
2
3
1
3
2
2
3
1
1
21
3
2
2
1
2
1
2
3
2
2
1
18
1
3
1
1
1
2
2
1
2
2
16
BUTIR PERTANYAAN
4
5
6
3
1
2
1
3
3
3
1
1
2
2
2
3
1
1
1
2
1
3
1
2
1
1
1
2
2
2
1
2
2
20
16
17
NAMA
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
8
1
3
1
3
1
2
2
1
2
2
18
HASIL PRESTASI
75
67
88
69
73
77
85
79
80
84
9
3
2
1
2
1
2
2
1
2
2
18
10
1
3
2
2
1
1
2
1
2
1
16
3
2
1
2
1
2
2
1
1
2
17
JUMLAH
(X)
20
24
15
19
14
17
21
13
18
16
177
=1-
Dari hasil = -0,3 dapat di interpretasikan bahwah hasil minus (-) memberikan
arti bahwa korelasinya adalah NEGATIF atau KORELASI YANG BERLAWANAN
ARAH, sehingga sepintas disimpulkan bahwa keaktifan mahasiswa mengikuti
ekstrakulikuler mengakibatkan prestasi mereka semakin menurun
Untuk menguji hipotesis lebih akurat dari hasil = -0,3 , maka perlu dicek
terlebih dahulu ke nilai TABEL RHO, dimana nilai MINUS (-) diganti dengan
PLUS (+), sehingga = 0,3
Dengan df = N = 10, berdasarkan Tabel Rho diperoleh taraf signifikansi 5% =
0,648 dan taraf siginifikansi 1% = 0,794, jika di komparasikan dengan hasil yang
diperoleh = 0,3 , maka hasil yang didapat lebih kecil dari ke 2 parameter (0,3 <
0,648< 0,749) tersebut, sehingga HIPOTESIS NIHIL (H 0 ) diterima, bahwa
TIDAK ADA KORELASI POSITIF ANTARA VARIABEL X DAN VARIABEL Y.
Namun secara teoritis (rho hitung) berarah negatif mengandung pengertian
bahwa ada korelasi sangat sedikit sekali atau tidak berkorelasi