Tugas Makalah Siklus Rankine 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SIKLUS RANKINE

Disusun Oleh :
Nama

:Ferino Galang Suryatmoro

NIM

:141.33.1038

Jurusan

:D3 Teknik Mesin

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2015/2016

A Pengertian Siklus Rankine


Siklus Rankine merupakan siklus ideal untuk siklus tenaga uap. Seperti halnya
pada siklus Brayton, pada siklus Rankine juga terdapat proses kompresi isentropik,
penambahan panas isobarik, ekspansi isentropik, dan pelepasan panas isobarik.
Perbedaan antar keduanya terletak pad fluida kerja yang digunakan. Siklus Rankine
fluida kerjanya adalah dua fase fluida, yaitu cair (liquid) dan uap (vapor), sedangkan
siklus Brayton merupakan siklus tenaga gas.
Pada siklus tenaga uap Rankine, fluida yang umum digunakan adalah air,
sedangkan fluida kerja lainnya adalah potassium, sodium, rubidium, ammonia dan
senyawa karbon aromatik. Merkuri juga pernah digunakan sebagai fluida kerja siklus
Rankine, hanya saja harganya sangat mahal dan berbahaya.
B Komponen Siklus Rankine

Gambar 1. Sistem Siklus Rankine


Sistem siklus Rankine terdiri atas empat komponen, yaitu:
1
2
3
4

Pump
Boiler
Turbine
Condenser
Fluida kerja berupa air jenuh pada kondensor dikompresi pompa sampai masuk

boiler atau ketel uap. Dari proses kompresi pada pompa terjadi kenaikan temperatur

kemudian didalam boiler air dipanaskan. Sumber energi panas berasal dari proses
pembakaran atau dari energi yang lainya seperti nuklir, panas matahari, dan lainnya.
Uap yang sudah dipanaskan di boiler kemudian masuk turbin. Fulida kerja
mengalami ekspansi sehingga temperatur dan tekanan turun. Selama proses ekspansi
pada turbin terjadi terjadi perubahan dari energi fluida menjadi energi mekanik pada
sudu-sudu menghasilkan putaran poros turbin. Uap yang keluar dari turbin kemudian
dikondensasi pada kondensor sehingga sebagian besar uap air menjadi mengembun.
Kemudian siklus berulang lagi.
Cairan yang meninggalkan kondensor pada 1 dipompa dari tekanan londensor ke
tekanan boiler maka kesetimbangan massa dan energi:
W p
=h2h1
m

Dimana

W p
m

(1)

adalah laju daya input per unit massa melewati pompa.

Fluida kerja suatu siklus seperti air meninggalkan pompa pada 2 disebut boiler
feedwater dipanaskan sampai saturasi dan diuapkan di dalam boiler. Dari keadaan 2
sampai 3, kesetimbangan lju massa dan energi:
Q
=h3h2

m
Dimana

(2)

adalah laju heat transfer dari sumber energi ke fluida kerja per unit

massa melalui boiler.


Pada Gambar 1, uap dari boiler pada keadaan 3 mempunyai kenaikan temperatur,
berekspansi melalui turbin menghasilkan kerja dan kemudian dikeluarkan ke
kondensor pada keadaan 4 dengan tekanan rendah. Heat transfer dengan lingkungan
diabaikan , laju kesetimbangan massa dan energi untuk control volume sekitar turbin
pada steady staete memberikan:

V V 2
0=QCV W t + m
h3 h4 + 1
+ g(z 3z 4 )
2

(3)

Atau:
Dimana

W t
=h3 h4
m

(4)

menunjukkan laju aliran massa fluida kerja dan

W t
m

adalah laju

kerja yang dibangkitkan per unit massa uap melalui turbin.


Pada kondensor disini heat transfer dari uap ke air pendingin mengalir dalam
aliran separasi. Uap kondensasi dan temperatur air pendingin meningkat. Pada steady
state, kesetimbangan massa dan energi untuk control volume:
Qout
=h4 h1
(5)
m

Dimana

Qout
m

adalah laju energi yang ditransfer oleh panas dari fluida kerja ke air

pendingin per unit massa fluida kerja melalui kondensor.


C Proses Siklus Rankine

Gambar 2. Diagram T-s siklus Rankine


Siklus Rankine ideal tidak melibatkan irreversibel internal dan terdiri dari 4
tahapan proses :
1 2 merupakan proses kompresi isentropik dengan pompa.
2 3 Penambahan panas dalam boiler pada P = konstan.

3 4 Ekspansi isentropik ke dalam turbin.


4 1 Pelepasan panas di dalam kondenser pada P = konstan.
Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh dan dikompresi sampai
tekanan operasi boiler. Temperatur air akan meningkat selama kompresi isentropik ini
melalui sedikit pengurangan dari volume spesifik air. Jarak vertikal antara 1 2 pada
T s diagram ini biasanya
dilebihkan untuk lebih amannya proses. Air memasuki boiler sebagai cairan
terkompresi pada kondisi 2 dan akan menjadi uap superheated pada kondisi 3.
Dimana panas diberikan oleh boiler ke air pada T tetap. Boiler dan seluruh bagian
yang menghasilkan steam ini disebut sebagai steam generator. Uap superheated pada
kondisi 3 kemudian akan memasuki turbin untuk diekspansi secara isentropik dan
akan menghasilkan kerja untuk memutar shaft yang terhubung dengan generator
listrik sehingga dihasilkanlah listrik. P dan T dari steam akan turun selama proses ini
menuju keadaan 4 dimana steam akan masuk kondenser dan biasanya sudah berupa
uap jenuh. Steam ini akan dicairkan pada P konstan didalam kondenser dan akan
meninggalkan kondenser sebagai cairan jenuh yang akan masuk pompa untuk
melengkapi siklus ini. Ingat bahwa data dibawah kurva proses pada diagram T s
menunjukkan transfer panas untuk proses reversibel internal. Area dibawah kurva
proses 2 3 menunjukkan panas yang ditransfer ke boiler, dan area dibawah kurva
proses 4 1 menunjukkan panas yang dilepaskan di kondenser. Perbedaan dari kedua
aliran ini adalah kerja netto yang dihasilkan selama siklus.

D Siklus Rankine Ideal Dan Aktual


Jika fluida kerja melewati bermacam-macam komponen dari siklus daya uap
sederhana tanpa irreversibilitas, gesekan pressure drop dari boiler dan kondenor dan
fluida kerja akan mengalir melalui komponen pada tekanan konstan, juga tidak ada
reversibilitas dan heat transfer dengan lingkungan, proses melalui turbin dan pompa
akan isentropis, sehingga suatu siklus menjadi ideal (siklus Rankine ideal).

Gambar 3. Diagram temperatur entropi siklus Rankine ideal

Pada kenyataannya terdapat penyimpangan dalam siklus Rankine yang terjadi


karena:
1. Adanya friksi fluida yang menyebabkan turunnya tekanan di boiler dan condenser
sehingga tekanan steam saat keluar boiler sangat rendah sehingga kerja yang
dihasilkan turbin (Wout) menurun dan efisiensinya menurun. Hal ini dapat diatasi
dengan meningkatkan tekanan fluida yang masuk.
2. Adanya kalor yang hilang ke lingkungan sehingga kalor yang diperlukan (Qin)
dalam proses bertambah sehingga efisiensi termalnya berkurang.
Penyimpangan siklus aktual dari siklus ideal dikarenakan karena beberapa faktor
seperti gesekan fluida, kerugian panas, dan kebocoran uap. Gesekan fluida
mengakibatkan tekanan jatuh pada banyak perlatan seperti boiler, kondensor dan di
pipa-pipa yang menghubungkan banyak peralatan. Tekanan jatuh yang besar pada
boiler mengkibatkan pompa membutuhkan tenaga yang lebih untuk mempompa air
ke boiler. Tekanan jatuh juga mengakibatkan tekanan uap dari boiler ke turbin
menjadi lebih rendah sehingga kerja turbin tidak maksimal. Kerugian energi panas

banyak terjadi pada peralatan. Pada turbin karena proses ekspansi uap air pada sudusudu dan rumah turbin banyak kehilangan panas. Kebocoran uap juga mengibatkan
kerugian yang tidak bisa diremehkan, biasanya terjadi didalam turbin. Karena sebabsebab tersebut mengakibatkan efisiensi menjadi turun.

Gambar 4. Diagram T-s siklus Rankine ideal dan aktual


Penyimpangan ini terjadi karena adanya irreversibilitas yang terjadi pada pompa dan
turbin sehingga pompa membutuhkan kerja (Win) yang lebih besar dan turbin
menghasilkan kerja (Wout) yang lebih rendah seperti pada grafik dibawah ini:

Gambar 5. Diagram T-s siklus rankine actual


Efisiensi pompa dan turbin yang mengalami irreversibilitas dapat dihitung dengan:

Dimana:
2a & 4a menyatakan keadaan yang sebenarnya pada turbin dan pompa
2a & 4s menyatakan keadaan isentropik.
E Analisa Energi dan Efisiensi Pada Siklus Rankine
Analisis energi ini dilihat dari tiap komponen (alat-alat) yang terdapat pada siklus
Rankine dengan menggunakan asumsi bahwa komponen-komponen tersebut bekerja
pada aliran steady. Persamaan energi untuk sistem yang alirannya steady yaitu:
E = m(h+Ep+Ek)i m(h+Ek+Ep)e + Q W
0 = hi he + Q W
Q - W = he hi
Persamaan energi untuk masing-masing komponen dapat ditulis:

Pompa (Q = 0) Wpompa,in = h2 h1
Boiler (W = 0) Qin = h3 h2
Turbin (Q = 0) Wturb,out = h3 h4
Condenser (W = 0) Qout = h4 h1

Berdasarkan hal diatas diperoleh Wnet yaitu :


Wnet = Qin Qout = Wturb,out Wpompa,in
Efisiensi termal siklus Rankine dapat ditulis :
=

W net
Q
=1 out
Q
Q

F Parameter desain
Untuk membuat sistem siklus Rankine dengan efisiensi termal yang baik serta
untuk menghindari penyimpangan siklus lain, dalam mendesain sistem siklus
Renkine harus memperhatikan parameter-parameter berikut:
1. Tekanan Minimum Kondensor
Dengan menurunkan tekanan minimum akan meningkatkan efisiensi termal dan kerja
spesifik dari siklus, tetapi akan meningkatkan kelembaban pada keluaran turbin,
menimbulkan kebocoran udara, menurunkan efisiensi turbin dan mengerosi turbin.
Batasan tekanan yang dibuat yaitu P < Psat.
2. Temperatur Maksimum Steam
Dengan menaikkan temperatur superheated steam akan meningkatkan kerja spesifik,
dan menurunkan kelembaban dalam steam pada keluaran turbin.

Batasan dari

temperatur steam adalah T > 6200C.


3. Tekanan Maksimum Boiler
Dengan meningkatkan tekanan maksimum akan meningkatkan kerja spesifik jika
temperatur maksimum boiler juga dipelihara, tapi akan meningkatkan kelembaban
dalam keluaran turbin. Solusi dari masalah tersebut adalah dengan pemanasan
kembali.

Daftar Pustaka
Culp, Archie W. 1987. Principles of Energy Conversion. McGraw-Hill, Inc:
Singapore
http://mesin.ub.ac.id/diktat_ajar/data/03_a_termo2.pdf
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/0690b1520a531271082a51f1fe0f175798
4802cb.pdf
http://www.scribd.com/doc/50624255/buku-ajar-mesin-konversi-energi

Anda mungkin juga menyukai