Tugas Perbedaan Wawancara Dan Kuisioner Yuda

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

MATA KULIAH
METODOLOGI PENELITIAN
PERBEDAAN WAWANCARA DAN KUISIONER

Oleh :
YUDA OKTAVIANUS GINTING
NIM. 12212711
SEMESTER VII
MANAJEMEN PERTANAHAN

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL
PROGRAM DIPLOMA IV PERTANAHAN
YOGYAKARTA
2015

PERBEDAAN WAWANCARA DAN KUISIONER


DALAM PENGUMPULAN DATA

A. Wawancara
Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua
orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan
dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara
melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat
menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/
kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu
tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.
Yang dimaksud dengan wawancara menurut Nazir (1988) adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).
Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam
wawancara, yaitu: pewawancara, responden, pedoman wawancara dan situasi
wawancara. Pewawancara adalah petugas pengumpuk informasi yang diharapkan
dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk
menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan
dengan benar. Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat
menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap.
Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya
dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan
dengan baik. Situasi wawancara ialah berhubungan dengan waktu dan tempat
wawancara. Wawancara yang berdasarkan sifat pertanyaan, maka dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu: wawancara terpimpin, wawancara bebas dan wawancara

bebas terpimpin. Dan dari bentuk pertanyaannya dibagi menjadi tiga bentuk lagi,
yaitu: wawancara berstruktur, wawancara tak berstruktur dan campuran.
Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya
jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data
untuk suatu penelitian. Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan
percakapan sehari-hari adalah antara lain:

Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal-mengenal

sebelumnya.
Responden selalu menjawab pertanyaan.
Pewawancara selalu bertanya.
Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi

harus selalu bersifat netral.


Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat
sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide.
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya

jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian (Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007). Tanya jawab sepihak berarti bahwa
pengumpul data yang aktif bertanya, sermentara pihak yang ditanya aktif
memberikan jawaban atau tanggapan. Dari definisi itu, kita juga dapat
mengetahuibahwa Tanya jawab dilakukan secara sistematis, telah terencana, dan
mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.
Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer,
pelengkap atau sebagai kriterium (Hadi, 1992). Sebagai metode primer, data yang
diperoleh dari wawancara merupakan data yang utama guna menjawab
pemasalahan penelitian. Sebagai metode pelengkap, wawancara berfungsi sebagai
sebagai pelengkap metode lainnya yang digunakan untuk mengumpulkan data
pada suatu penelitian. Sebagai kriterium, wawancara digunakan untuk menguji
kebenaran dan kemantapan data yang diperoleh dengan metode lain. Itu
dilakukan, misalnya, untuk memeriksa apakah para kolektor data memeang telah
memperoleh data dengan angket kepada subjek suatu penelitian, untuk itu
dilakukan wawancara dengan sejumlah sample subjek tertentu. Mengenai latar
belakang pengguanaan wawancara sebagai metode pengumpulan data pada suatu

penelitian, pendapat Allport ( dalam Hadi, 1992) berikut perlu dipertimbangkan:


If we want to know how people feel, what their experience and what they
remember, what their emotions and motives are like, and the reasons for acting as
they do why not ask them? Dari pendapat itu, kita mengetahui bahwa
wawancara dapat atau lebih tepat digunakan untuk memperoleh data mengenai
perasaan, pengalaman dan ingatan, emosi, motif, dan sejenisnya secara langsung
dari subjeknya.
Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses
ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan
mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut ialah: pewawancara,
responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaaa, dan situasi
wawancara.

Pewawancara

diharapkan

menyampaikan

pertanyaan

kepada

responden, merangsang responden untuk menjawabnya, menggali jawaban lebih


jauh bila dikehendaki mencatatnya. Bila semua tugas ini tidak dilaksanakan
sebagaimana mestinya maka hasil wawancara menjadi kurang bermutu. Syarat
menjadi pewawancara yang baik ialah ketrampilan mewawancarai, motivasi yang
tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut untuk menyampaikan
pertanyaan. Demikian pula responden dapat mempengaruhi hasil wawancara
karena mutu jawaban yang diberikan tergantung pada apakah dia dapat
menangkap isi pertanyaan dengan tepat serta bersedia menjawabnya dengan baik.
Sukses tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap wartawan juga
ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Sikap yang baik
biasanya mengundang simpatik dan akan membuat suasana wawancara akan
berlangsung akrab alias komunikatif. Wawancara yang komunikatif dan hidup ikut
ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi seputar materi topik
pembicaraan baik oleh nara sumber maupun wartawan.

Kelebihan teknik wawancara:

1. Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi


orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan terbuka terhadap
pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
2.Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan
sesuai dengan situasi yang berkembang.
3. Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari
gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
4. Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak
selalu terjadi.
Kekurangan teknik wawancara:
1. Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara
relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
2. Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian
pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
3. Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang
tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan rmai.
4. Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila
waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
B. Kuesioner (Angket)
Kuesioner (angket) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
yang bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna.
Kuesioner atau angket hanya berbeda dalam bentuknya. Pada kuesioner,
pertanyaan disusun dalam bentuk kalimat tanya. Sedangkan pada angket,
pertanyaan disusun dalam kalimat pertanyaan dengan opsi jawaban yang telah
tersedia. Tujuan dari penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pertanyaan. Angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: angket terbuka (angket
tidak berstruktur) dan angket tertutup (angket berstruktur).

Kuesioner bias diartikan pula instrumen pengumpulan data atau informasi


yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan.Penyusunan
kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variable-variabel apa saja
yang menurut responden merupakan hal yang penting. Tujuan penyusunan
kuesioner adalah untuk memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang tepat
untuk diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden. Yang menjadi
dasar pembatasan menentukan variabel-variabel tersebut adalah harus dapat
dimengerti dan dirasakan manfaatnya. Kuesioner dapat berfungsi sebagai alat dan
sekaligus teknik pengumpulan data yang berisi sederet pertanyaan dalam wujud
konkrit.
Penyusunan kuesioner dilakukan dalam bentuk pertanyaan tertutup. Yang
dimaksud dengan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang membawa
responden ke jawaban yang alternatifnya sudah ditetapkan sebelumnya, sehingga
responden tinggal memilih pada kolom yang sudah disediakan dengan memberi
tanda x (Arikunto, 1998: 151). Dalam hal ini, kuesioner untuk konsumen dibagi
jadi 2 (dua) bagian, yaitu : 1. Bagian I berisi tentang pertanyaan mengenai data
umum responden. 2. Bagian II berisi pertanyaan mengenai kepentingan dan
kepuasan pelanggan. Bentuk pertanyaan adalah tertutup dan responden
menentukan pilihan jawaban berdasarkan apa yang sudah ditentukan.
Penggunaan kuesioner tepat bila :
1. Responden (orang yang merenpons atau menjawab pertanyaan) saling
berjauhan.
2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila
mengetahui berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau
tidak menyetujui suatu fitur khusu dari sistem yang diajukan.
3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat
sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu.
4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi
dan dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut.

JENIS PERTANYAAN DALAM KUISONER


Perbedaaan pertanyaan dalam wawancara dengan pertanyaan dalam
kuesioner adalah dalam wawancara memungkinkan adanya interaksi antara
pertanyaan dan artinya. Dalam wawancara analis memiliki peluang untuk
menyaring suatu pertanyaan, menetapkan istilah-istilah yang belum jelas,
mengubah arus pertanyaan, memberi respons terhadap pandanmgan yang rumit
dan umumnya bisa mengontrol agar sesuai dengan konteksnya.
Beberapa diantara peluang-peluang diatas juga dimungkinkan dalam
kuesioner. Jadi bagi penganalisis pertanyaan-pertanyaan harus benar-benar jelas,
arus pertanyaan masuk akal, pertanyaan-pertanyaan dari responden diantisipasi
dan susunan pertanyaan direncanakan secara mendetail.
Jenis-jenis pertanyaan dalam kuesioner adalah :
1. Pertanyaan Terbuka : pertanyaan-pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan
respons terbuka kepada responden. Pada pertanyaan terbuka antisipasilah
jenis respons yang muncul. Respons yang diterima harus tetap bisa
diterjemahkan dengan benar.
2. Pertanyaan Tertutup : pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau
menutup pilihan-pilihan respons yang tersedia bagi responden.
Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk kuesioner adalah
sebagai berikut :

Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar katakatanya tetap sederhana.

Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-jelasan dalam


pilihan kata-kata. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik.

Pertanyaan harus singkat.

Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan


pilihan bahasa tingkat bawah.

Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam


pertanyaan pertanyaan yang menyulitkan.

Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang-orang


yang mampu merespons). Jangan berasumsi mereka tahu banyak.

Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat


sebelum menggunakannya.

Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah


tepat bagi responden.

MERANCANG KUISONER
Merancang formulir-formulir untuk input data sangat penting, demikian juga
merancang format kuesioner juga sangat penting dalam rangka mengumpulkan
informasi mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik.
1. Format kuesioner sebaiknya adalah :

Memberi ruang kosong secukupnya,

Menunjuk pada jarak kosong disekeliling teks halaman atau layar. Untuk
meningkatkan tingkat respons gunakan kertas berwarna putih atau sedikit
lebih gelap, untuk rancangan survey web gunakan tampilan yang mudah
diikuti, dan bila formulirnya berlanjut ke beberapa layar lainya agar
mudah menggulung kebagian lainnya.

Memberi ruang yang cukup untuk respons,

Meminta responden menandai jawaban dengan lebih jelas.

Menggunakan tujuan-tujuan untuk membantu menentukan format.

Konsisten dengan gaya.

2. Urutan Pertanyaan Dalam menurutkan pertanyaan perlu dipikirkan tujuan


digunakannya kuesioner dan menentukan fungsi masing-masing pertanyaan
dalam membantu mencapai tujuan.

Pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya bagi responden untuk terus,


pertanyaan harus berkaitan dengan subjek yang dianggap responden
penting.

Item-item cluster dari isi yang sama.

Menggunakan tendensi asosiasi responden.

Kemukakan item yang tidak terlalu kontroversial terlebih dulu.

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain


dengan maksud agar orang yang diberikan tersebut bersedia memberikan respon
sesuai dengan permintaan pengguna. Selanjutnya angket menurut Suharsimi
Arikunto, dapat dibedakan menjadi:
1. Angket terbuka yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan
keadaannya. Angket terbuka dipergunakan apabila peneliti belum dapat
memperkirakan atau menduga kemungkinan alternatif jawaban yang ada
pada responden.
2. Angket tertutup yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (V) pada kolom
atau tempat yang sesuai.
3. Angket campuran yaitu gabungan antara angket terbuka dengan angket
tertutup.
Angket sebagai alat pengumpul data mempunyai beberapa keuntungan. Menurut
Suharsimi Arikunto keuntungan menggunakan angket antara lain:

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti


2. Dapat diberikan secara serempak kepada banyak responden
3. Dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan menurut
waktu senggang responden
4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malumalu menjawab
5. Dapat dibuat berstandar sehingga semua responden dapat diberi

Anda mungkin juga menyukai