Makalah Resistence Spot Welding
Makalah Resistence Spot Welding
Makalah Resistence Spot Welding
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Resistence Spot Welding.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Semoga makalah ilmiah tentang Resistence Spot Welding ini dapat memberikan
manfaat terhadap diri kami dan juga bagi pembaca.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
........................................................................................................................
2
Daftar Isi ................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................
4
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................
4
BAB II ISI ...............................................................................................................................
5
2.1. Pengertian Pengelasan ......................................................................................................
5
2.2. Jenis-jenis Pengelasan
.....................................................................................................
6
2.3. Resistace Spot Welding ...................................................................................................
8
2.4. Cara Melakukan Las Titik ...............................................................................................
10
....................................................................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya teknologi industry saat ini, tidak bisa
mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen
utama produksi suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling
sederhana seperti alat-alat rumah tangga hingga konstruksi bangunan
dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan pemakaian bahan-bahan
logam seperti besi cor, baja, aluminium dan lainnya menjadi semakin
meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa pemanfaatan logam,
kemajuan peradaban manuasia tidak mungkin terjadi.Dengan
kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam sebagai alat
bantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin,
bangunan dan lainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam
tersebut menimbulkan kebutuhanakan teknologi perakitan atau
penyambungan. Salah satu teknologi penyambungan tersebut adalah
dengan pengelasan.Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi
dalam dua kelompok besar,yaitu :
1 Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik
penyambungan logam yang dapat dilepas kembali.
2 Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik penyambungan
logam dengan cara mengubah struktur logam yang akan disambung
dengan penambahan logam pengisi.
3
BAB II
ISI
logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan
atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan
sambungan yang continue.
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas,
meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa
saluran dan sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga
dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi nlubang-lubang pada
coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang
sudah aus, dan macam-macam reparasi lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan
sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu
rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan
memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi
serta kegunaan disekitarnya.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya
didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya
memerlukan bermacam-macam penngetahuan.
Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta
mendampingi praktek, secara lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa
perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus
direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan
las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian
bangunan atau mesin yang dirancang.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan
lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las
adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan
termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang
disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang
disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih
lanjut.
Pemotongan yang dibahas dalam buku ini adalah cara memotong logam yang
didasarkan atas mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan
dalam pengelasan adalah pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan
dengan busur listrik.
Pengelasan yang paling banyak ndigunakan pada waktu ini adalah
pengelasan cair dengan busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las
busur listrik dan las gas akan dibahas secara terpisah. Sedangkan cara-cara
penngelasan yang lain akan dikelompokkan dalam satu pokok bahasan.
Pemotongan, karena merupakan masalah tersendiri maka pembahasannya juga
dilakukan secara terpisah.
Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan :
Pengelasan cair
Las gas
Las busur
o
Pengelasan tekan
Elektroda terumpan
Las m16
Las titik
Las penampang
Las tekan
Las tempa
Las gesek
Las ledakan
Las induksi
Las ultasonic
fluks
Elektroda tanpa
terumpan
Las titik adalah salah satu jenis las resistansi listrik yang mulai
Pada las titik, logam (plat) yang akan di sambungkan di jepit dengan
elektroda dari paduan tembaga dan kemudian di aliri arus listrik yang besar
dalam waktu yang sangat singkat. Karena aliran listrik antara kedua elektroda
tersebut harus melalui (logam) plat yang di jepit, maka pada tempat jepitan
timbul panas yang menyebabkan logam di tempat tersebut mencair dan
tersambung. Pada tempat kontak antara elektroda dan logam (plat) juga terjadi
panas karena tahanan listrik, tetapi tidak sampai mencairkan logam karena
ujung-ujung elektroda didinginkan.
Gambar diatas merupakan skema las titik. Cara kerja las titik,
transformator yang terdapat dalam mesin las merubah tegangan arus bolakbalik dari 110 volt atau 220 volt menjadi 4 volt sampai 12 volt dan arusnya
menjadi cukup besar sehingga dapat menimbulkan panas yang diperlukan
kemudian pelat yang dilas dijepit pada tempat sambungan dengan sepasang
elektroda dari paduan tembaga dan kemudian dialiri arus listrik yang cukup
besar dalam waktu yang singkat, maka pada tempat jepitan timbul panas karena
Setelah itu arus dihentikan namun tekanan tetap ada dan proses ini
Las titik menggunakan panas dari arus listrik dan besarnya panas dapat di
Q = I R t
Dengan:
R = resistansi (ohm)
Skema dari proses spot welding. R1- R5 resistansi antara Elektrodabenda kerja, R2 dan R4-benda kerja, R3-resistansi antar permukaan Panas yang
dihasilkan pada dasarnya tergantung pada besarnya arus listrik dan waktu yang
digunakan serta sifat tahanan listrik dari material diantara elektroda. Menurut
hukum Joule's, yang dinyatakan oleh persamaan di bawah, Q adalah panas yang
dihasilkan, I adalah kuat arus dan t adalah waktu saat arus listrik mengalir:
Q = I2Rt .........(1)
QG=QN + QL ........(2)
QG = (1+f)QN........(3)
I2 t = (1+f) V ..................(5)
Adapun proses pengelasan tahanan ini terdiri dari tiga langkah atau
tahap yaitu tahap squeezing, welding dan holding seperti yang ditunjukkan pada
Gambar.
1. Tahap 1 merupakan kondisi awal dimana kedua bahan belum dijepit oleh
kedua elektroda.
2. Tahap 2 merupakan tahap Squeezing terdiri dari penerapan gaya
pengelasan untuk benda kerja sehingga mendapatkan jumlah tekanan
yang sesuai, sebelum pengelasan.
3. Tahap 3 dan 4 merupakan tahap pengelasan dimana selama tahap ini arus
listrik mengalir melalui benda kerja, sedangkan gaya pengelasan
dipertahankan, sehingga menghasilkan panas.
4. Dalam tahap 5 yaitu holding time arus listrik sudah dimatikan dan gaya las
dipertahankan, sehingga memungkinkan lasan tetap tertekan dan
mengalami pendinginan di bawah tekanan.
5. Tahap 6 merupakan tahap akhir ketika nugget las sudah terbentuk.
1. Pengatur arus
2. Pengatur waktu
3. Pengatur kuatnya penekanan elektroda
bentuk benda kerjaan yang akan dilas. Jadi beberapa las titik dilengkapi dengan
beberapa elektroda yang dapat dipasang sesuai dengan keperluan mesinlas.
Sebelum menggunakan mesin las titik, harus diperhatikan sebagai berikut :
1. Kuasai betul betul cara bekerja dan cara mengatur mesin las titik.
2. Saklar atau tombol penghubung arus harus masah terputus (OFF),
sebelum mesin disambung pada jaringan listrik.
3. Pakailah sarung tangan kulit untuk mengurangi bahaya arus listrik.
4. Pada mesin las yang memakai pendingin air, periksalah selang selang air
pendingin terhadap kebocoran.
5. Lantai yang basah akan menghantarkan arus listrik harus dihindari.
1. Perhatikan data data pengaturan arus yang terdapat pada mesin, tiap
tebal bahan arusnya akan berbeda.
2. Aturlah arus sesuai dengan yang diperlukan, dengan cara
menghubungkan kontak sumbat(Shorting plug) sesuai dengan petunjuk
pada data data pengaturan.
3. Ada pula mesin las titik yang dilengkapi dengan saklar pengatur arus.
atau bahan lain yang lebih keras seperti tungsten. Pada mesin las-titik yang
besar, waktu bekerja, elektroda elektrodanya didinginkan dengan air.
Permukaan ujung ujung elektroda harus rata dan mempunyai ukuran antara
3/6 3/8 , kerusakan pada ujung ujung ini dapat diperbaiki dengan jalan
mengikirnya. Elektroda elektroda dibuat dalam berbagai bentuk disesuaikan
dengan keperluan las-titik.
Pemasangan Elektroda
Catatan :
1. Bila benda kerja sudah dijepit, bagian yang akan dilas dapat dipegang
dengan tangan yang bersarung kulit.
BAB III
Kesimpulan
3.1Kesimpulan
Mengingat besarnya pengaruh pengelasan bagi kehidupan dan
pesatnya perkembangan teknologi, sehingga mengharuskan untuk
mempelajari tentang pengelasan. Untuk beberapa jenis peralatan atau
perkakas rumah tangga memang tidak membutuhkan keterampilan yang
tinggi untuk membuatnya (menyambungnya). Tetapi untuk sebagian
peralatan yang membutuhkan kekuatan tinggi dan daya tahan terhadap
tekanan yang besar serta menyangkut keselamatan seseorang
memerlukan keterampilan yang tinggi untuk membuatnya serta harus
memahami tentang hal-hal yang bisa mempengaruhi hasil pengelasan.