Sop Ok
Sop Ok
Sop Ok
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
3.
4.
b.
SK Kepegawaian
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
hasilnya
direkomendasikan
kepada
Sub
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
maupun cito
1.
Untuk
kelancaran
tindakan
meningkatkan
pelayanan
pembedahan
2.
Untuk
pembedahan
3.
Untuk kepuasan pelanggan
Setiap pasien yang akan dilakukan harus dijadwal
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
2.
3.
b.
c.
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
4.
5.
2.
Petugas
ruang
atau
petugas
IGD
IGD
tentang
rencana
operasi
emergenci
tesebut.
3.
4.
5.
Kasus
operasi
yang
memerlukan
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
di IBS
1.
2.
3.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
a.
b.
Ada
operasi
emergenci
yang
lebih
d.
2.
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
4.
5.
banyak
dan
dimungkinkan
akan
dengan
ruangan
terkait
bila
Pemberitahuan
penundaan
kepada
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
3.
Menerangkan
langkah-langkah
pembedahan (pre-operatif)
Semua pasien yang akan dilakukan operasi
diterima dan dipantau oleh petugas pemantau
PROSEDUR
Mencocokan
identitas
pasien
Mencocokan
pembedahan
yang
Memberikan
motivasi
dan
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
3.
b.
c.
d.
e.
4.
5.
penjelasan
setiap
akan
melakukan
tindakan
6.
Membimbing
dan
memberikan
petunjuk
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
kunjungan
pasien
untuk
persiapan-
TUJUAN
persiapan anestesi.
Mempersiapkan mental dan fisik pasien.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Identifikasi pasien
Meliputi : nama, umur, alamat, pekerjaan, dll.
2.
3.
4.
5.
mempengaruhi
jalannya
anestesi,
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
a.
Pemeriksaan
fisik
rutin
meliputi
a)
Keadaan psikis
b)
Keadaan gizi
c)
d)
Tanda-tanda
penyakit
jantung
dan
kardiovaskuler
e)
Sistem-sistem:
Mandibula:
sikatrik,
faktur, trismus
Hidung:
obstruksi
Leher:
pendek/panjang, struma, sikatrik
f)
vertebrata
lumbalis
dan
sacralis
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
g)
h)
i)
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
kuku,
harus
dibersihkan
agar
tidak
dimasukan
ke
kamar
bedah
dengan
memberi
ijin
anestesi
secara
tertulis
(informed consent)
Pemeriksaan fisik yang penting dapat diulang sekali
dikamar
operasi,
karena
mungkin
terjadi
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
diberikan
kepada
pasien
sebelum
dilakukan
anestesi.
Memenuhi standar kelayakan anestesi
Meningkatkan keberhasilan suatu tindakan pembedahan
Memperkecil
jumlah
kegagalan
suatu
tindakan
KEBIJAKAN
pembedahan
Dilakukan 1 (satu) hari sebelum dilakukan pembedahan.
PROSEDUR
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
Pemeriksaan Radiologi
B.
Menentukan Prognosis
Berdasarkan status fisik pasien pada pra anestesi
diklasifikasikan dalam 5 kelompok:
ASA I:
Pasien dalam keadaan sehat yang memerlukan
tindakan pembedahan.
ASA II:
Pasien dengan kelainan sistemik ringan yang tidak
berkaitan dengan penyakit bedah yang akan dioperasi.
ASA III:
Pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat
yang diakibatkan karena berbagai penyebab.
ASA IV:
Pasien dengan kelainan sistemik berat yang secara
langsung mengancam kehidupannya.
ASA V:
Pasien dengan prognosis meninggal baik dilakukan
tindakan atau tanpa tindakan operasi dalam waktu 24
jam.
C.
Pembersihan
dan
pengosongan
saluran cerna.
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
2.
4.
5.
6.
7.
Kontrol
tanda-tanda
vital
pasien
PEMBERIAN PREMEDIKASI
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
b.
Memberikan ketenangan
c.
Membuat amnesia
d.
Memberikan analgesia
e.
KEBIJAKAN
Mencegah muntah
2.
Memudahkan induksi
3.
4.
5.
Mengurangi sekresi jalan nafas
Semua penderita yang akan dilakukan operasi dengan
teknik
PROSEDUR
pemberian
PEMBERIAN PREMEDIKASI
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
3.
b.
Diberikan
pada
saat
pasien
c)
b. Cara:
a)
b)
PEMBERIAN PREMEDIKASI
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
operasi
sesuai
agama/kepercayaan.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
rawat sebelumnya.
Semua pasien yang direncanakan operasi dan diketahui
C,
HIV
/ AIDS
homoseksual,
seperti
pengguna
pada
pasien:
obat-obatan
pelacur,
bebas
perlu
menggunakan
baju
dan
APD
(Alat
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
5. Kassa
bekas
dan
cairan
dari
tubuh
pasien
selesai,
kamar
operasi
tidak
dipakai
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
1.
Mengetahui
terjadi kehilangan
dengan
segera
bila
2.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
penanggung
jawab
logistic.
1.
Setiap pagi penanggung jawab logistic melaporkan
kepada kepala ruang IBS tentang jumlah dan keadaan
logistic.
2.
3.
4.
Setelah
selesai
operasi
petugas
mencatat
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
5.
maka
dikembalikan
lagi
pada
petugas
penanggungjawab logigistik.
6.
PENANGGULANGAN KETIDAKSESUAIAN
PENGHITUNGAN KASSA DAN ATAU
INSTRUMEN
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
Suatu
ketentuan
yang
mengatur
bila
ada
KEBIJAKAN
PROSEDUR
kassa
dan
instrument dilakukan:
a.
Sebelum operasi
b.
Sebelum
operasi
selesai
Hasil
lembar catatan
penghitungan
ditulis
di
operator.
3.
Apabila
ada
ketidak
sesuaian
teliti
sekitarnya,
pada
maka
medan
maupun
diputuskan
untuk
di
daerah
dilakukan
penutupan operasi.
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
5.
6.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
Memberikan pelayanan
anestesi
kebidanan atau
3.
KEBIJAKAN
pasien.
Semua pasien yang dilakukan operasi terutama pada
kasus yang membuka rongga abdomen atau pada
PROSEDUR
anticholinergik/antisaliva
sesuai
PROSEDUR TETAP
2. Ganjal bokong sebelah kanan atau miringkan
meja operasi sebelah kiri kira-kira 20-30 derajat
3. Pasang infuse dengan larutan garam berimbang
4. Beri oksigen dosis tinggi selama 3-5 menit (O2
100%)
5. Beri obat pelumpuh otot nondepolarisasi sesuai
indikasi dan dosis.
6. Induksi dengan obat sedative intra vena sesuai
indikasi dan dosis.
7. Berikan obat pelumpuh otot sesuai dengan
indikasi dan dosis.
8. Intubasi dengan penekanan cartilage krikoid.
9. Berikan gas anestesi dengan ratio N2O 60% O2
40% (50% : 50%).
10. Berikan obat anestesi inhalasi sesuai indikasi
dan dosis.
11. Berikan kembali obat pelumpuh otot dosis
pemeliharaan.
12. Lakukan nafas kendali.
13. Pengakhiran anestesi apabila operasi sudah
selesai.
14. Lakukan ekstubasi setelah pasien sadar
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
1.
2.
Memberikan
analgetika
(menghilangkan
rasa
KEBIJAKAN
bekerja)
Dilakukan pada pasien anak (kurang dari 14 tahun) yang
PROSEDUR
Masa anestesi
Pemberian Induksi
a.
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
b.
C.
Intubasi
1. Sesudah dilakuikan induksi pasien diberi obat
pelumpuh otot.
2. Masukan pipa endotrakeal yng sesuai dengan usia
anak. (sesuai dengan kebutuhan).
D.
Pemeliharaan Anestesi
Anestesi pada pediatric sangat dianjurkan dengan
intubasi dan nafas sedangkan dengan memakai
Oksigen (O2)
ANESTESI REGIONAL
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
optimal
1.
Menghambat
saraf
sensorik
Fungsi
sebagian
dan seluruhnya
sehingga terjadi
ANESTESI REGIONAL
PROSEDUR TETAP
3. Bila
obat
dengan
spuit
sebelum
untuk
dibaringkan
kembali
dengan
memakai bantal
7. Bila pasien tampak gelisah
berikan obat
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
bedah di
pembedahan
dengan
melakukan
Kemudian
menginstruksikan
sebelum
dilakukan pembedahan :
a.
Puasa
o Untuk dewasa
: 6 8 jam
o Untuk anak-anak
: 3 4 jam
b.
Beritahu
kepada
dokter
Datang
1-2
jam
sebelum
pembedahan
PROSEDUR TETAP
1.Lakukan induksi dengan memberikan obat
sedative sesuai indikasi dan dosis melalui
infuse
2.Pemeliharaan anestesi/maintenance O2/N2O
+ Inhalasi.
a. Selesai
melakukan
induksi
sampai
diberikan
2:2
50%-50%
sudah
relaks,
masukkan
obat
dikurangi
anestesi
sebelum
operasi
inhalasi
selesai
operasi dimulai
e. Pemberian
obat
dihentikan
anestesi
beberapa
inhalasi
saat
sebelum
semua,
pasien
operasi selesai.
f. Setelah
selesai
PROSEDUR TETAP
A. Teknik anastesi nafas spontan dengan pipa
endotrakea
1. Lakukan induksi dengan obat sedative
intra vena sampai pasien tidur. Sungkup
muka dipasang pada muka pasien jika
reflek sudah hilang, berikan obat pelumpuh
otot sesuai indikasi dan dosis secara intra
vena.
2. Setelah pasien apneu diberi nafas buatan.
Sesudah
dengan
cara
menekan
dada
kedalaman
anestesi
PROSEDUR TETAP
B. Teknik
anestesi
nafas
kendali
dengan
endotrakea
1. Lakukan induksi dengan obat sedative
sesuai indikasi dan dosis sampai pasien
tidur. Sungkup muka dipasang pada muka
pasien apabila reflek bulumata sudah
hilang berikan obat pelumpuh otot sesuai
indikasi dan dosis secara intra vena.
2. Setelah pasien apneu diberi nafas buatan.
Sesudah
PROSEDUR TETAP
1. Apabila
akan
terjadi
nafas
spontan
memberikan
kombinasi
obat
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
pulih sadar
Mendeteksi dan memantau kondisi dan kelainan yang
timbul pada
yang abnormal.
Semua penderita setelah selesai pembedahan harus
dipantau di ruang PACU ( Post Anesthetic Care Unit )/
PROSEDUR
penderita
dilakukan
pembedahan/anestesi,
penerita
diawasi
di
PROSEDUR TETAP
Sistem respirasi
o Posisi penderita terutama yang belum
sadar
o Pemeliharaan jalan nafas
o Amati frekwensi dan dalam/dangkalnya
pernafasan
o Suara nafas lancer / ada sumbatan
o Adekuat / inadekuatnya pernafasan
System peredaran darah
System pencernaan
System perkemihan
Warna kulit
Pengawasan terhadap perdarahan
Pengukuran temperature yang regular
sadar
menggunakan
parameter
Aldrete Score.
PROSEDUR TETAP
ALDRETE SCORING SYSTEM
NO KRITERIA
1. WARNA KULIT
Kemerahan / normal
Pucat
Sianosis
2.
3.
4.
5.
AKTIFITAS MOTORIK
Gerak 4 anggota tubuh
Gerak 2 anggota tubuh
Tidak ada gerakan
PERNAFASAN
Nafas dalam, batuk dan tangis
kuat
Nafas dangkal dan adekuat
Apneu dan nafas tidak
adekuat
TEKANAN DARAH
20 mmHg dari pre operasi
20 50 mmHg dari pre
operasi
50 dari pre operasi
KESADARAN
Sadar penuh mudah dipanggil
SCORE
2
1
0
2
1
0
2
1
0
2
1
0
1
0
PROSEDUR TETAP
Pasien dapat dipindahkan ke bangsal jika nilai
Aldrete Score minimal 8 dan penderita akan
dipindahkan ke ICU jika Aldrete Score kurang
dari 8
g. Sedangkan
criteria
yang
diapaki
untuk
sudah
obat
vaso
stabil
tanpa
presor.
Dan
dilakukan penilaian
BROMAGE SCORE
NO KRITERIA
1.
2.
3.
4.
SCORE
0
1
2
3
PROSEDUR TETAP
ALDRETE SCORING SYSTEM
NO
KRITERIA
1.
WARNA KULIT
Kemerahan / normal
Pucat
Sianosis
2.
3.
4.
5.
SCORE
2
1
0
AKTIFITAS MOTORIK
Gerak 4 anggota tubuh
Gerak 2 anggota tubuh
Tidak ada gerakan
2
1
0
PERNAFASAN
Nafas dalam, batuk dan tangis kuat
Nafas dangkal dan adekuat
Apneu dan nafas tidak adekuat
2
1
0
TEKANAN DARAH
20 mmHg dari pre operasi
20 50 mmHg dari pre operasi
50 dari pre operasi
2
1
0
KESADARAN
Sadar penuh mudah dipanggil
Respon terhadap rangsangan +, reflek protektif +
Tidak ada resp[on, reflek protektif +
2
1
0
BROMAGE SCORE
NO
KRITERIA
SCORE
1.
2.
3.
0
1
2
4.
PROSEDUR TETAP
NO
1.
KRITERIA
SCORE
PROSEDUR TETAP
NO
KRITERIA
SCORE
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
Banyumas.
1.
Memberikan kepuasan dan rasa nyaman pada
pasien.
2.
3.
KEBIJAKAN
perawat.
Sebagai pilihan pada pasien psikosis yang akan
PROSEDUR
dilakukan (TKL)
1.
Siapkan alat-alat untuk tinndakan anestesi
umum dengan intra vena berikut dengan obatobatnya.
2.
3.
4.
PROSEDUR TETAP
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
kembali
nafas
buatan
dengan
14.
PROSEDUR TETAP
15.
16.
17.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
kelangsungan hidup.
Falsafah dan tujuan penanganan pasien Gawat
Darurat (PPGD):
PROSEDUR
1.
Mencegah kematian.
2.
3.
1.
b.
c.
d.
Terlihat
seperti
mati
(death
like
PROSEDUR TETAP
a. Adrenalin 0,5-1 mg untuk orang dewasa
diberikan
secara
direncanakan
intravena
dengan
(adrenalin)
aquabidset
kali
sampai
terjadi
denyut
5.
6.
7.
PROSEDUR TETAP
8.
spontan
dan
jantung
telah
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
2.
3.
Setelah
15
menit
instrument
diangkat,
5.
6.
7.
PROSEDUR TETAP
8.
9.
Setelah
alat
dinyatakan
steril
angkat
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
Penambahan
pasien
operasi
adalah
KEBIJAKAN
2.
Untuk kepuasan pelanggan
Penambahan jadwal operasi dari jadwal operasi
PROSEDUR
ruangan
mendaftarkan
ke
3.
4.
PROSEDUR TETAP
5.
pasien
yang
sesuai
dengan
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
2.
1.
2.
3.
4.
KEBIJAKAN
5.
Manajemen bencana.
Bila ada bencana maka kamar operasi harus dapat
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada
PROSEDUR
korban.
A.
Di dalam jam kerja
Bila ada bencana atau musibah masal
1.
PROSEDUR TETAP
2.
3.
untuk
operasi
masal
pada
korban
tersebut,atau
bila
B.
yang
memerlukan
tindakan
pembedahan.
2. Petugas IBS dihubungi lewat telepon atau
bila tidak bisa dihubungi, maka petugas
supervisi
menghubungi
driver
untuk
pasien
memerlukan
tindakan
PROSEDUR TETAP
4. Semua
tim
operasi
terlibat
dalam
PENERIMAAN PASIEN
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
operasi
1.
Mengidentifikasi pasien
a.
dan
b.
2.
Memberikan
motivasi
dan
prosedur
baju
pasien/memastikan
pasien
PENERIMAAN PASIEN
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
PROSEDUR TETAP
5.
6.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
sadar.
TUJUAN
1.
2.
KEBIJAKAN
pembedahan/anestesi.
1.
Adanya tenaga di ruang pulih sadar sesuai
kebutuhan (4 orang perawat)
PROSEDUR
2.
3.
Sentral oksigen
b.
Sentral suction
c.
Laringoskop
d.
Endotracheal tube
e.
Guedel
f.
Tensimeter
g.
Stetoskop
h.
Termometer
i.
Ambu bag
j.
Sungkup
Menyiapkan
1.
keperluan
dan
PROSEDUR TETAP
2.
3.
Mengecek:
a.
Identitas pasien
b.
Catatan medik
c.
Advis dokter
d.
Perlengkapan pasien
yang harus dikembalikan ke ruang rawat
4.
memindahkan
ketempat tidur
pasien
5.
Memberikan
asuhan
keperawatan
a. Pasien dengan GA dilakukan asuhan
keperawatan dengan parameter Aldrete
Scrote (AS)
b. Pasien dengan (RA) dilakukan dengan
Bromage Score (BS)
c. Pasien dengan local anestesi dilakukan
pemantauan tanda-tanda alergi
d. Melakukan pencatatan di CM 16 dan di
ekspedisikan ruang pulih sadar
e. Menginformasikan
ke
operator
dan
PROSEDUR TETAP
6.
Timbang
terima
pasien
tangan
penerima
pasien
pada
format anestesi
7.
Menjaga
keutuhan,
8.
9.
WIB.
Selebihnya
pasien
menjadi
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
2.
3.
pembedahan
yang
menggunakan
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
Menghilangkan
kuman
dari
ruang
operasi
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
steril.
I. Pemakaian baju bedah sendiri
1.
Ambil
baju
memegang
bedah
bagian
steril,
leher,
dengan
angkat
cara
dengan
3.
4.
PROSEDUR TETAP
II. Memakaikan baju bedah pada orang lain
1.
2.
Prosedur
pengambilan
baju
4.
5.
6.
seluruh
bagian
belakang
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
luka
sekresi/eksresi,
terbuka/cairan
atau
tubuh,
barang-barang
darah,
yang
telah
KEBIJAKAN
PROSEDUR
cuci
tangan
jam tangan
2.
3.
Gunakan
cairan
antiseptic/sabun
sesuai
dengan petunjuk
4.
Cuci
tangan
sambil
mencuci
kran
air
Bilas
kran
air
sampai
bersih
dari
PROSEDUR TETAP
6.
Cuci
tangan
sekali
lagi
secara
8.
9.
Bilas
seluruhnya
dengan
air
yang
11.
Keringkan
tangan
dengan
handuk/tissue/hand dryer.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
b.
c.
Pakai
dan
ikat
tali
kancing
pada
punggung
d.
2.
tangan
sesegera
mungkin
setelah
PROSEDUR TETAP
d. Gulung baju kearah tali yang sudah
terikat, gulung dari atas ke bawah dan
buang
pada
tempat
yang
sudah
disediakan
e. Apabila karena keterbatasan jumlah gaun
maka
gantungkan
baju
dalam
posisi
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
tangan steril
I.
Memakai sarung tangan steril bila memakai
sarung tangan tidak memakai baju operasi
a.
b.
c.
Pakai
sarung
tangan
yang
lainnya
Masukan
jari-jari
tangan
seperti
II.
b.
c.
III.
Memakaikan
sarung
tangan
pada
b.
IV.
bagian
dalam
lengan
bawah,
c.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
tangan
2.
3.
4.
5.
6.
PROSEDUR TETAP
7.
8.
9.
10.
11.
tangan)
12.
PROSEDUR TETAP
13.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
hepatitis)
1.
Untuk melindungi pasien dari penyakit
infeksius (hepatitis)
2.
Untuk
meningkatkan
mutu
pelayanan
bedah di IBS
3.
Mencegah
terjadinya
kecelakaan
kegagalan pebedahan
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
2.
Semua
instrumernt
bedah
dan
linen
setelah
dipakai
bayclin
(larutan
operasi
harus
10%/15/30
direndam
ml)
sesuai
4.
5.
Pasien
dengan
HBSAG
positif
PROSEDUR TETAP
6.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
gawat janin
Semua pengelolaan bayi yang baru dilahirkan
melalui
pertolongan
invasive
di
IBS
harus
PROSEDUR
a.
b.
Melakukan suction
c.
d.
e.
f.
Menilai
Apgar
Score
menit
ke
sepuluh
g.
PROSEDUR TETAP
2.
Perawat
a. Menyiapkan incubator
b. Meletakan bayi di tempat tidur khusus
c. Mengatur posisi semi trenderlburg
d. Menyiapkan
perlengkapan
oksigenasi,
ruang
terkait
untuk
PENGELOLAAN MATERIAL PA
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
Suatu
prosedur
diambil
dari
kemungkinan
TUJUAN
pengelolaan
pasien
adanya
untuk
kelainan
jaringan
yang
mengetahui
anatomi
sel
pembentuk jaringan
1.
Memudahkan pengiriman specimen ke
laboratorium sentral
2.
KEBIJAKAN
kekeliruan
Semua pengambilan
jaringan
pasien
untuk
validasi pemeriksaan.
1.
Petugas kamar operasi (residen, coas,
perawat) mengurus jaringan / cairan dan
menulis identitas pasien pada formulir PA dan
pada kemasan (plastik/botol)
2.
Petugas
kamar
operasi
menyerahkan
PENGELOLAAN MATERIAL PA
PROSEDUR TETAP
4.
petugas
sambil
mengambil
hasil
Petugas
lab
PA
menyerahkan
hasil
JUMAT BERSIH
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
jumat bersih
Untuk membersihkan kamar operasi, mengurangi
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
5.
Kita
bersihkan
lantai
dengan
sikat,
JUMAT BERSIH
PROSEDUR TETAP
7.
8.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
2.
Tersedianya alat medis logam yang siap pakai
Proses sterilisasi menggunakan autoclave
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
operasi besar
Memberikan
KEBIJAKAN
pengemasan
1.
Setiap kemasan diberi indicator external
aturan
agar
tertib
dalam
dan internal
PROSEDUR
2.
1.
rangakap dua
Setelah linen disetrika linen kemudian
dilipat sesuai dengan kebutuhannya
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ikat kemasan
8.
Nama ruang
b.
Isi kemasan
PROSEDUR TETAP
c.
Tanggal Steril
d.
Tanggal kadaluwarsa
e.
Indikator eksternal
f.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
pengemasan
1.
Setiap kemasan diberi indicator eksternal
dan internal
PROSEDUR
2.
1.
rangkap dua
Setelah linen disetrika, kemudian linen
dilipat sesuai dengan kebutuhannya
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ikat kemasan
8.
9.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
almari
penyimpanan
sebelum
didistribusikan
1.
Memberi aturan agar kemasan dapat tetap
terjaga dalam kondisi steril
KEBIJAKAN
2.
Menjaga kemasan steril dari kontaminasi
Tempat penyimpanan harus benar bersih tidak
PROSEDUR
ada terkontaminasi
1.
Setelah kemasan
disteril
kemudian
Setelah
kemasan
kering,
masukan
kedalam plastic
3.
4.
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
almari
penyimpanan
sebelum
TUJUAN
didistribusikan
Memberikan
aturan
KEBIJAKAN
pengemasan
1.
Setiap kemasan diberi indicator eksternal
agar
tertib
dalam
dan internal
2.
rangkap dua
1. Setelah linen disetrika, kemudian linen dilipat
PROSEDUR
berisi
jas
operasi
dengan
pengemasan rangkap 2
4. Letakan indicator internal di dalamnya
5. Kemas
sedemikian
rupa
dengan
linen
rangkap 2
6. Kemas kembali dengan linen rangkap 2
7. Ikat kemasan
8. Setiap kemasan diberi label
a.
Nama ruang
b.
Isi kemasan
c.
Tanggal Steril
d.
Tanggal kadaluwarsa
e.
Indikator eksternal
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
operasi kecil
TUJUAN
KEBIJAKAN
1.
2.
PROSEDUR
rangkap dua
1. Setelah linen disetrika, kemudian linen dilipat
sesuai dengan kebutuhannya
2. Linen disortir sesuai dengan kegunaannya
3. Kemasan berisi 3 jas operasi dengan pengemasan
rangkap 2
4. Letakan indicator internal di dalamnya
5. Kemas sedemikian rupa dengan linen rangkap 2
6. Kemas kembali dengan linen rangkap 2
7. Ikat kemasan
8. Setiap kemasan diberi label
a. Nama ruang
b. Isi kemasan
c. Tanggal Steril
PROSEDUR TETAP
d. Tanggal kadaluwarsa
e. Indikator eksternal
9. Kemasan siap disteril
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
pengemasan
1. Setiap kemasan diberi indicator eksternal
dan internal
2. Setiap kemasan di bungkus dengan linen
rangkap dua
1. Setelah linen disetrika, kemudian linen
PROSEDUR
PROSEDUR TETAP
d. Tanggal kadaluwarsa
e. Indikator eksternal
9. Kemasan siap disteril
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
tindakan operasi.
Memberikan
aturan
KEBIJAKAN
pengemasan
1. Setiap kemasan diberi indicator eksternal
agar
tertib
dalam
dan internal
2. Setiap kemasan di bungkus dengan linen
PROSEDUR
rangkap dua
1. Setelah linen disetrika, kemudian linen
dilipat sesuai dengan kebutuhannya
2. Linen disortir sesuai dengan kegunaannya
3. Kemasan berisi 3 jas operasi dengan
pengemasan rangkap 2
4. Letakan indicator internal didalamnya
5. Kemas sedemikian rupa dengan linen
rangkap 2
6. Kemas kembali dengan linen rangkap 2
7. Ikat kemasan
8. Setiap kemasan diberi label
a. Nama ruang
b. Isi kemasan
c. Tanggal Steril
PROSEDUR TETAP
d. Tanggal kadaluwarsa
e. Indikator eksternal
9. Kemasan siap disteril
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
kemasan
dibungkus
dengan
linen
rangkap dua
1. Setelah linen disetrika, kemudian linen dilipat
sesuai dengan kebutuhannya
2. Linen disortir sesuai dengan kegunaannya
3. Kemasan
berisi
jas
operasi
dengan
pengemasan rangkap 2
4. Letakan indicator internal di dalamnya
5. Kemas sedemikian rupa dengan linen rangkap
2
6. Kemas kembali dengan linen rangkap 2
7. Ikat kemasan
PROSEDUR TETAP
d. Tanggal kadaluwarsa
e. Indikator eksternal
9. Kemasan siap disteril
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
GENSET IBS
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
sumber
listrik
bila
ada
gangguan
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
5.
GAS MEDIS
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
1.
2.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
3.
kosong
ditempatkan
pada
gudang
penyimpanan tabung.
GAS MEDIS
PROSEDUR TETAP
6. Tekanan gas pada instalasi sebesar 5 psi
dengan mengatur kran pengatur outlet sentral
yang hanya dilakukan oleh petugas.
7. Tempat sentral gas pintu harus selalu terkunci
untuk
menghindari
hal-hal
yang
tidak
UNIT TERKAIT
Oxygen
Nitrogen Dioxyda
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
3.
PROSEDUR TETAP
5.
UNIT TERKAIT
kerusakan di ICU.
IPSRS, ISPL, Bagian / Ruangan
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
untuk
kegiatan
pelayanan
langkah
persiapan
dengan
3.
Tempatkan
alat
pada
posisi
yang
PROSEDUR TETAP
5.
6.
Lakukan
pembersihan
dan
aksesoris alat.
UNIT TERKAIT
7.
Simpan alat pada tempatnya
IPSRS, ISPL, Bagian / Ruangan
PENGKABELAN LISTRIK
PROSEDUR TETAP
sterilkan
PENGERTIAN
Pengantar
untuk
listrik/instalasi/
mensuplai
jaringan
listrik
arus/daya
dari
induk
KEBIJAKAN
listrik
Ukuran
pengantar/kabel
disesuaikan
penyesuaian
persiapan
pengembangan
3.
4.
PROSEDUR
Sakit
1.
Sumber listrik di RSU Banyumas berasal
dari
Genset
dioperasionalkan
dengan
listrik
Genset
otomatis.
2.
Penggunaan
PLN
dan
PENGKABELAN LISTRIK
PROSEDUR TETAP
3.
Genset
digunakan
pada
saat
5.
6.
Jaringan
yang
masuk
kebangunan
KEBIJAKAN KERJASAMA
ANTAR DISIPLIN ILMU
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dengan baik.
1. Penderita
yang
membutuhkan
pasien
yang
dioperasi
dan
dengan
petugas
laboratorium/bank darah
4. Bila memerlukan obat-obatan/alat segera
dilakukan oleh petugas IBS bekerjasama
dengan
Instalasi
atau
ruang
yang
bersangkutan.
5. Bila memerlukan pemeriksaan radiology
dilakukan oleh petugas IBS bekerjasama
dengan Instalasi radiologi
6. Semua
pasien
yang
dioperasi
dan
Bila
pada
saat
operasi
memerlukan
petugas
IBS
menghubungi
sesuai
keperluan .
IPSRS, ISPL, Bagian / Ruangan
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
sehingga
tujuan
pembedahan
dapat
KEBIJAKAN
PROSEDUR
mandrainnya
sampai
cairan
berikut
liquor
jarum
cerebro
spinalis keluar
2. Bila cairannya sudah keluar, masukan obat
anestesi spinal yang sebelumnya diaspirasi
terlebih dahulu untuk memastikan apa betul
cairan lumbal yang keluar.
3. Bila obat sudah dimasukan, jarum lumbal
dicabut secara berlahan-lahan
PROSEDUR TETAP
Unit Trkait
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
terjadinya
syok
anapilaktik
dan
2.
3.
dasar
yang
keras,
dengan
kaki
4.
5.
6.
7.
PROSEDUR TETAP
8.
9.
Lakukan
kompresi
jantung
luar
sesuai
prosedur.
10. Bila upaya-upaya tersebut tidak berhasil
dilakukan
Unit Trkait
pemberian
adrenalin
secara
intracardial
Instalasi Bedah Sentral
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
Pasien
diperiksa
oleh
dokter
bedah
Kemudian
menginstruksikan
dilakukan pembedahan
sebelum
Puasa
Untuk dewasa: 6-8 Jam
Untuk anak-anak: 3-4 jam
perubahan
kondisi,
tambahkan
memakai
menyulitkan
kosmetik
pengawasan
yang
akan
selam
pembedahan.
PROSEDUR TETAP
Unit Trkait
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
sehingga
tujuan
pembedahan
dapat
TUJUAN
3.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
Tusukan
jarum
lumbal
sampai
menatap
Bila
cairannya
sudah
keluar,
masukan
PROSEDUR TETAP
3.
4.
5.
6.
7.
Unit Trkait
terlebih dahulu
Instalasi Bedah Sentral, poliklinik bedah, poliklinik
obsgyn