FTTX
FTTX
FTTX
1. Latar belakang
Dengan berkembangnya internet (layanan berbasis IP) dan konektivitas broadband maka
kebutuhan akan bandwith yang besar dengan kecepatan tinggi menjadi meningkat. Hal ini juga
didorong oleh operator yang berusaha memberikan layanan baru untuk meninggkatkan
keuntungannya. Operator maupun vendor telekomunikasi saat ini sedang giat-giatnya jualan produk
maupun service seperti IPTV atau Cable TV/CATV, Video on Demand yang membutuhkan bandwith
yang besar.
Saat ini jaringan ke rumah-rumah didominasi oleh jaringan kabel tetap (fixed wireline) yang
menggunakan tembaga (cooper) yang memiliki kekurangan karena dianggap tidak dapat memberikan
bandwith yang tinggi dibandingkan dengan kabel fiber optik. Karena hal itu orang mulai beralih ke
teknologi kabel optik untuk mendapatkan bandwith yang lebih tinggi menggunakan teknologi FTTx
(Fiber to the x) yaitu istilah generik yang digunakan untuk beberapa arsitektur jaringan fiber optik
untuk telekomunikasi yang menggantikan jaringan kabel tembaga.
2. Pengertian FTTX
Fiber to the x (FTTx) adalah istilah umum untuk setiap arsitektur jaringan broadband yang
menggunakan serat optik untuk menggantikan seluruh atau sebagian dari kabel metal lokal loop yang
digunakan untuk telekomunikasi last mile. Istilah umum berasal dari generalisasi beberapa
konfigurasi penyebaran fiber (FTTN, FTTC, FTTB, FTTH), semua dimulai dengan FTT tapi dibedakan
oleh huruf terakhir, yang digantikan oleh x pada generalisasi tersebut.
Sistem FTTX paling sedikit memiliki 2 (dua) buah perangkat opto-elektronik yaitu 1 (satu)
perangkat opto-elektronik di sisi sentral dan 1 (satu) perangkat di sisi pelanggan selanjutnya disebut
Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan letak TKO menimbulkan modus aplikasi atau arsitektur FTTX
menjadi berbeda.
Industri telekomunikasi membedakan antara beberapa konfigurasi yang berbeda. Istilah-istilah yang
digunakan paling luas saat ini adalah :
1. FTTC (Fiber-To-The-Curb) atau ke-tepi jalan : ini sangat mirip dengan FTTN, tapi kabinet
lebih dekat ke tempat pengguna, biasanya dalam 300 m..
TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet, di atas tiang
maupun manhole.
2f
OLT
OLT
terminal
pelanggan
ONU
ONU
PS
2f
curb
LE
terminal
pelanggan
2f
OLT
ONU
ONU
2f
PS
TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi
basement. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga
indoor.
FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung (DCL) pada jaringan akses
tembaga.
LE
2f
CT
RT
Basement
2f/4f
ADM
LE
ADM
ADM
2f/4f
2f/4f
ADM
PM
OLT
ONU
PS
2f
ONU
ONU
2f
LE
2f
ONU
2f
ONU
4f
OLT
PS
Konfigurasi (4)
PON
ONU
2f
ONU
2f
2f
LE
ONU
ONU
path protection
4f
OLT
PS
ONU
2/4f
ADM
LE
ONU
2f
2f
2f
2f
ONU
ONU
ADM
2/4f
2/4f
ADM
ADM
OLT
PS
2f
PS
arsitektur jaringan kabel fiber optik dibuat hingga sampai ke rumah-rumah atau
ruangan dimana teminal berada
TKO terletak di dalam rumah pelanggan.
Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indor atau IKR
hingga beberapa puluh meter
OLT
OLT
2f
2f
ONU
PS
2f
LE
2f
OLT
OLT
2f
ONU
PS
4. FTTZ (Fiber-to-the-Zone) : TKO terletak di suatu tempat diluar bangunan, baik didalam
kabinet dengan kapasitas besar.
LE
terminal
pelanggan
2f
CT
CT
RT
RT
DP
Konfigurasi DLC
Jadi dapat disimpulkan bahwa inti perbedaan antara teknologi FTTx diatas adalah
bagaimana kabel fiber optik disambungkan sedekat mungkin dengan terminal yang dimiliki
pelanggan seperti diilustrasikan pada gambar berikut :
DLC
LE
V5.x C
RT
T
PON
PS
V5.x O
L
T
ONU
ONU
V5.x O
L
T
AON
ASP
ONU
ONU
CAS, V5.x
LE
CT
RT
Keterangan :
LE = Local Exchange
CT = Central Terminal
RT = Remote Terminal
2. PON (passive optical network)
PON adalah bentuk khusus dari FTTC atau FTTH yang mengandung perangkat optik
pasif dalam jaringan distribusi optik.
Perangkat optik pasif yang dipakai adalah konektor, passive splitter dan kabel optik
itu sendiri. Dengan passive splitter kabel optik dapat dipecah menjadi beberapa kabel
optik lagi, dengan kualitas informasi yang sama tanpa adanya fungsi addressing dan
filtering.
Dalam PON terdapat tiga komponen utama yaitu Optical Line Terminal (OLT),
Optical Distribution Network (ODN) dan Optical Network Unit (ONU).
Optical NetworkUnit
(OLT)
(ONU)
Passive Splitter
4. Topologi FTTX
Beberapa konfigurasi dapat digunakan untuk menghubungkan perangkat opto
elektronik di sisi sentral dengan perangkat opto elektronik di sisi pelanggan (TKO).
Sudut pandang dalam menentukan konfigurasi adalah berdasarkan topologi jaringan
yang menghubungkan sentral lokal dengan lokasi pelanggan.
Konfigurasi Single Star
LE
FDF
CT1
RT
CTn
Multiple Star adalah konfigurasi yang memiliki lebih dari satu buah titik star
kabel serat optik. Misalnya pada konfigurasi Double Star dengan teknologi
PON, titik star pertama terletak di perangkat opto elektronik di sisi sentral dan
titik star kedua di Passive Splitter.
FDF
LE
CT1
RT1
ONU
RT2
ONU
CT2
PS
OLT
Topologi RING
-
Rt1
Rt2
FDF
LOCAL
EXCHANGE
CT
ONU
ONU
CT
PS
OLT
4. FTTx Services
FTTx solution membantu operator menyediakan bandwidth yang lebih lebar dan
service yang lebih kepada pelanggan. Tripe play adalah service yang bisa dilayani yang
diintergrasikan dari beberapa jaringan yang berbeda, yang memungkinkan pelanggan
mendapatkan layanan IPTV, akses internet, dan voice service. Berikut adalah service yang
dapat didukung oleh teknologi FTTx :
High speed internet service berdasarkan LAN sampai 100M.
High speed internet service berdasarkan ADSL/VDSL sampai 100M
Voice service berdasarkan PSTN dan softswitch
TDM service
IPTV service
CATV service
Mobile Backhaul service
5. Beberapa Gangguan Yang Terjadi Pada FTTx :
Fiber Optic digelar di bawah tanah (under ground) sampai ke tiang telepon,
dipisahkan oleh coupler dan akhirnya diterminasikan pada masing-masing ONU dalam
pelanggan rumahan. Secara relative lebih banyak gangguan (fiber putus dan loss yang besar)
terjadi pada bagian antara coupler dan ONU (drop cable) dari pada trunk fiber. Ada 3
penyebab utama dari gangguan ini sebagai berikut :
1). Natural Disaster
Fiber dibentangkan pada tiang, persoalannya adalah stress yang berulang dari angin topan,
hujan yang deras dan lain-lain, sama seperti perubahan karena umur, yang menyebabkan
rusak dan loss.
2). Animal Damage oleh burung, serangga dan lain-lain.
Diserang oleh binatang, seperti bajing/tupai, tikus, burung gagak dan lain-lain, menyebabkan
kerusakan dan fiber putus. Di sebelah barat Jepang, telah banyak laporan kerusakan
disebabkan oleh jangkrik bertelur di kabel.
3.) Terlalu banyak fiber menekuk/bending di perumahan pelanggan.
Kadang, orang-orang menata ulang furniture mereka dan memindahkan ONU dapat
membekokkan fiber terlalu banyak, menyebabkan patah dan loss yang tinggi. Yang paling
penting dari isu ini seberapa cepat dan efektif service engineer menangani gangguan drop
cable yang disebabkan oleh beberapa type gangguan.
5. Penyebaran FTTH di Indonesia
Penyebaran teknologi fiber optic di Indonesia tegolong lambat dibandingkan dengan negaranegara lain. Contohnya di Jepang yang sudah mengaplikasikan FTTH pada jaringan mereka
sejak beberapa tahun lalu dan Malaysia yang sudah mengaplikasikan FTTH pada jaringan
mereka.
Hal ini mungkin dikarenakan biaya cukup tinggi yang harus dikeluarkan untuk mendeploy
teknologi fiber optic di Indonesia. Terlebih lagi penetrasi mobile network di Indonesia yang
cukup tinggi. Ini yang harusnya menjadi tantangan pemerintah dan industri telekomunikasi
dalam negeri, misalnya dengan cara menumbuhkan industri dalam negeri untuk penggunaan
perangkat dan infrastuktur local. Dengan cara ini diharapkan dapat meminimalisir biaya yang
harus dikeluarkan bagi operator untuk mendeploy jaringan fiber optic dalam negeri.
Dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki fiber optic harusnya ini bisa jadi solusi untuk
meningkatkan akses broadband di Indonesia, karena semakin hari permintaan akan koneksi
broadband yang murah dan cepat terus meningkat, dan dapat terlaksana di negeri ini.