Kuliah Trematoda

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 131

TREMATODA

Oleh :
Dr. M. Tumewu Wagey DAP,
SpParK
Bagian Parasitology Klinik
FAKED UNSRAT
MANADO
2008

Sifat

sifat
umum
Cacing
golongan
Trematoda adalah sebagai berikut :
1. Badan berbentuk daun, tidak bersegment.
2. Ukuran panjang 1 mm beberapa cm.
3. Mempunyai orac sucker (batil hisap mulut) dan
ventral sucker (batil hisap perut).
4. Semua cacing adalah Hermaphrodite kecuali
cacing
Schistosoma,
mempunyai
kelamin
terpisah, ada cacing jantan & betina.
5. Tidak mempunyai rongga badan, mempunyai
alat pencernaan tapi tidak lengkap.
6. Mempunyai alat ekskretoris yang spesifik.
7. Sistim reproduksi sempurna.
8. Telur hanya dapat berkembang di air dan semua
telur mempunyai opperculum (penutup) kecuali
telur golongan Schistosoma mempunyai kait.

Hospes definitif adalah manusia dan hewan mamalia seperti domba, sapi,
babi, anjing, kucing.
Hospes perantara adalah golongan molusca (siput atau keong air). Kadang
kadang memerlukan hospes perantara yang ke-2 seperti ikan, kepiting
atau ketam, tumbuh2an air dan semut.
Cara infeksi :
1. Menelan metaserkarya yang adalah bentuk infektif yang terdapat pada :
a)
b)
c)

Tanaman air
Ikan air tawar
Udang atau ketam

2. Melalui serkarya infektif yang menembus kulit.

Jenis jenis larva Trematoda yang ada dalam siklus hidupnya adalah sbb :
1. Merasidium yang keluar dari telur dalam air.
2. Sporokista , redia, serkarya yang berekor di dalam tubuh molusca.
3. Serkarya yang terdapat bebas di air sesudah keluar dari tubuh molusca
(siput air).
4. Metaserkarya yang terdapat dalam hospes perantara ke-2 seperti
tumbuh2an air & ikan.
Sporokista II
Telur Mirasidium Sporokista Redia Redia II Serkarya
Redia

Jenis jenis cacing Trematoda dibagi atas :


1. Trematoda Hati, yakni :
a)
b)
c)
d)

Clonorchis sinensis
Opistorchis fileneus
Opistorchis viverrini
Fasciola hepatica ed gigantica

2. Trematoda Paru, yakni :


Paragonimus westermani

3. Trematoda Usus, yakni :

a) Fasciolopsis Buski
b) Echinostoma
c) Heterophyes heterophyes

4. Trematoda Pembuluh Darah, yakni :

a) Schistosoma hematobium pada vena vesikalis (kandung


kencing & usus)
b) Schistosoma
Mansonie
pada
vena
porta,
vena
mesenterika inverior (hati & usus besar)
c) Schistosoma yaponicum pada vena porta, vena
mesenterika superior (hati & usus halus)
d) Schistosoma dermatitis pada vena2 kecil mesenterium
dari golongan unggas

Siklus Hidup Secara Umum Trematoda

Siklus Hidup Paragonimus Westermani

Siklus Hidup 3 Jenis Schistosoma

Hospes Perantara 3 Jenis Schistosoma

Siklus Hidup Schistosoma Dermatitis

Perbedaan Ke-3 Jenis Schistosoma

Clonorchis sinensis
Oleh:
Dr.M.Tumewu-W DAP SpParK
BAGIAN PARASITOLOGI KLINIK
FK UNSRAT MANADO

Sejarah
Pertama kali ditemukan di saluran empedu
seorang Cina di Kalkuta (Mc Connel 1874)

Hospes dan nama penyakit


Hospes Manusia, kucing, anjing, beruang
kutub dan babi
Penyakitnya klonorkiosis

Distribusi geografik
Cina, Jepang, Korea dan Vietnam
Indonesia bukan infeksi autokton

Morfologi
Cacing dewasa:
Hidup di saluran empedu, kadang pankreas.
Ukuran 10 - 25 mm x 3 - 5 mm
Bentuk pipih, lonjong, menyerupai bentuk
daun

Telur:
Ukuran 30 x 16 mikron
Bentuk seperti bola pijar berisi mirasidium
Ditemukan di saluran empedu

Daur hidup
Tinja (telur) HP I: keong air
(Bulinus, Semisulcospira)
mirasidium sporokista redia
induk redia anak serkaria HP
II: ikan (Famili CYPRINIDAE)
melepaskan ekor membentuk
kista di dalam kulit di bawah sisik
(metaserkaria)

Cara infeksi
Makan daging ikan yg mengandung
metaserkaria yang dimasak kurang
matang duodenum ekskistasi
larva ke duktus koledokus
saluran empedu yg lebih kecil 1
bulan dewasa
Keseluruhan daur 3 bulan

Patologi
Larva di saluran empedu iritasi dan
penebalan dinding saluran
Perubahan jaringan hati radang sel
hati
Keadaan lanjut sirosis hati + asites
+ edema
Luas kerusakan tergantung jumlah
cacing dan telur yg di deposit pada
jaringan serta lama infeksi

Gejala klinis
Stadium ringan : tanpa gejala
Stadim progresif: nafsu makan ,
perut rasa penuh, diare, edema,
pembesaran hati.
Stadium lanjut: Pembesaran hati,
ikterus, asites edema, sirosis hepatis
(sindrom hipertensi portal. Kadang
keganasan hati

Diagnosis
Menemukan telur dalam tinja atau
dalam cairan duodenum

Pengobatan
Prazikuantel

Epidemiologi
Faktor penting penularan makan
ikan yg diolah kurang matang, cara
pemeliharaan ikan, pembuangan tinja
di kolam ikan
Tujuan pemberantasan cegah
infeksi pd manusia. Misal penyuluhan
agar makan ikan yg sudah dimasak
dengan baik serta pemakaian jamban
yg tidak mencemari sungai.

Opistorchis felineus
Oleh:
Dr.M.Tumewu-W DAP SpParK
BAGIAN PARASITOLOGI KLINIK
FK UNSRAT MANADO

Hospes dan nama penyakit


Hospes Manusia
Kucing, anjing,
Penyakit opistorkiosis

Distribusi geografik
Eropa Tengah, Selatan dan Timur
Asia, Vietnam dan India.

Morfologi dan daur hidup


Cacing dewasa:
Hidup di saluran empedu, kadang pankreas.
Ukuran 7 12 mm
Mempunyai batil isap mulut dan perut
Bentuk seperti lanset, pipih dorsoventral
Telur:
Mirip C.sinensis, hanya bentuknya lebih
langsing
Infeksi:
Makan ikan yang mengandung metaserkaria
dan dimasak kurang matang

Patologi
Larva di saluran empedu iritasi dan
penebalan dinding saluran
Perubahan jaringan hati radang sel
hati
Keadaan lanjut sirosis hati + asites
+ edema
Luas kerusakan tergantung jumlah
cacing dan telur yg di deposit pada
jaringan serta lama infeksi

Gejala klinis
Stadium ringan : tanpa gejala
Stadim progresif: nafsu makan ,
perut rasa penuh, diare, edema,
pembesaran hati.
Stadium lanjut: Pembesaran hati,
ikterus, asites edema, sirosis hepatis
(sindrom hipertensi portal. Kadang
keganasan hati

Diagnosis dan Pengobatan


Menemukan telur dalam tinja
atau dalam cairan duodenum
Pengobatan
Prazikuantel

Epidemiologi
Faktor penting penularan makan
ikan yg diolah kurang matang, cara
pemeliharaan ikan, pembuangan tinja
di kolam ikan
Tujuan pemberantasan cegah
infeksi pd manusia. Misal penyuluhan
agar makan ikan yg sudah dimasak
dengan baik serta pemakaian jamban
yg tidak mencemari sungai.

Opistorchis viverrini
Oleh:
Dr.M.Tumewu-W DAP SpParK
BAGIAN PARASITOLOGI KLINIK
FK UNSRAT MANADO

Daerah endemi Muangthai


Morfologi dan daur hidup mirip
O.felinus
Infeksi terjadi dengan cara makan
ikan mentah yang mengandung
metaserkaria.
Gejala klinik kolangio karsinoma,
hepatoma. Diduga berhubungan
dengan cara pengawetan ikan.

Fasciola hepatica
Oleh:
Dr.M.Tumewu-W DAP SpParK
BAGIAN PARASITOLOGI KLINIK
FK UNSRAT MANADO

Hospes dan nama penyakit


Hospes Kambing dan sapi. Kadang
manusia
Penyakit fasioliosis

Distribusi geografik
Amerika Latin, Perancis, negara sekitar
Laut Tengah

Morfologi

Cacing dewasa:
Bentuk pipih seperti daun
Ukuran : 30 x 13 mm
Anterior berbentuk seperti kerucut
Puncaknya batil isap mulut besar kira-kira
1 mm
Dasar batil isap perut kira-kira 1,6 mm
Saluran pencernaan bercabang distal rektum
Testis, kelenjar vitelin bercabang
Telur:
Ukuran: 140 x 190 mikron

Daur hidup
Telur saluran empedu tinja (blm
matang) matang dalam air (9-15
hari), isi mirasidium telur menetas
mirasidium HP I: keong air M
S R1 R2 SK HP II:
tumbuhan air permukaan
tumbuhan air metaserkaria

Patologi dan gejala klinis


Migrasi cacing dewasa ke saluran
empedu kerusakan parenkim hati
Saluran empedu peradangan,
penebalan, sumbatan sirosis periportal

Diagnosis
Menemukan telur dalam tinja, cairan
duodenum, cairan empedu
Px serologis sgt membantu

Pencegahan
Mencuci sayuran yang berasal dari
sawah atau danau, kemudian masak
untuk merusak metaserkaria.
Pembuangan tinja hewan dan
manusia tidak mengkontaminasi
saluran air.

TREMATODA PARU
Paragonimus westermani
Hospes
Manusia
Hewan pemakan udang dan ketam
Penyakit : Paragonimiosis

Distribusi
RRC, Taiwan, Korea, Jepang, Filipina,
Vietnam, Thailand, Malaysia, India,
Afrika dan Amerika Latin.
Indonesia, autokton pada hewan
Manusia import ???

Morfologi
Cacing dewasa hidup di paru (dalam
kista)
Bentuk lonjong seperti biji kopi
8-12 x 4-6 cm, coklat tua
Batil isap mulut hampir sama
dengan b i p
Testis berlobus samping b i p
Ovarium belakang b i p

Telur:
Lonjong, operkulum tertekan ke dalam
Waktu keluar (sputum,tinja) belum
mirasidium
Menjadi matang setelah 16 hari
T-M-S-R1-R 2-Serkaria (keong air) HP 1
Serkaria-Metaserkaria (udang,ketam)
HP 2
Infeksi terjadi bila makan HP 2 mentah.

Cara infeksi :
Metaserkaria duodenum (cacing
muda) tembus dinding usus
rongga perut tembus diafragma
paru kista (2 ekor).
Patologi dan gejala:
Batuk kering, batuk darah (endemic
hemoptysis)

Dapat bermigrasi
(hati,limpa,otak,otot,dinding usus)
sebagai abses

Diagnosis :
Menemukan telur dalam sputum,
tinja.
Pemeriksaan serologi
Pengobatan :
Prazikuantel

Pencegahan :
Masak makanan ( HP 2 )
Pembuangan sputum dan tinja yang
benar
Pengendalian hospes perantara

Keluarga FASCIOLIDAE
Oleh:
Dr.M.Tumewu-W DAP SpParK
BAGIAN PARASITOLOGI KLINIK
FK UNSRAT MANADO

Sejarah
Fasciolopsis buski manusia & hewan
Ukuran terbesar diantara trematoda pd
manusia
Pertama kali Busk (1843) autopsi seorang
pelaut di London
Hospes dan nama penyakit
HD manusia dan babi
Anjing kelinci
Penyakit fasciolopsiosis
Distribusi geografik
RRC, Taiwan, Vietnam, Thailand, India,
Indonesia

Morfologi
Cacing Dewasa
Ukuran 2-7,5x0,8-2,0 cm
Bentuk lonjong dan tebal
Kutikulum ditutupi duri-duri kecil melintang
Batil isap kepala batil isap perut
Pencernaan Prefaring pendek, faring yg
menggelembung, esofagus pendek, sepasang
sekum yg tidak bercabang dgn 2 indentasi
Posterior: dua buah testis bercabang
Lateral: vitelaria sekum meliputi badan cacing
setinggi batil isap perut ujung badan
Ovarium bentuk agak bulat
Uterus berpangkal pd ootip, berkelok ke anterior
bermuara pd atrium genital, anterior batil isap perut

Telur
Bentuk lonjong, dinding tipis transparan,
dengan operkulum di sebuah kutub
Ukuran 130-140x80-85 mikron
1 ekor cacing 15.000-48.000 butir sehari
Telur dalam air (270-320 C) 3-7 minggu
menetas.
Mirasidium bersilia
Serkaria
Bentuk seperti kecobong, ekor lurus runcing di
bagian ujung
Ukuran 195x145 mikron
Badan C.dewasa dengan batil isap kepala
dan perut

Daur hidup
Mirasidium HPI: keong air tawar (genus
Segmentina, Hippeutis, Gyraulus) sporokista
jantung dan hati keong matang koyak
redia induk redia anak serkaria
Serkaria tidak mempunyai kecenderungan
memilih tumbuhan tertentu.
Metaserkaria Trapa, Eliocharis, Eichornia,
Zizania, Nymphoea lotus, Ipomoea.
Manusia tumbuhan air yg tidak dimasak
sampai matang 25-30 hari C.dewasa 3
bulan telur dlm tinja

Patologi dan gejala klinis


C.dewasa melekat dengan batil isap
perut di mukosa usus duodenum &
yeyenum, makanannya isi usus &
mukosa usus.
Tempat perlekatan radang, tukak
(ulkus), abses. Erosi perdarahan.
Dlm jumlah besar ileus akut
Infeksi berat edema muka, dinding
perut, tungkai bawah
Kematian exhaustion / intoksikasi

Patologi dan gejala klinis


Gejala klinis dini diare & nyeri ulu
hati (epigastrium). Mulanya diselingi
konstipasi persisten.
Warna tinja hijau kuning, bau busuk
berisi makanan yang tidak dicerna.
Beberapa pasien nafsu makan
cukup baik atau berlebihan, walau ada
yg mengalami gejala mual, muntah,
atau tidak punya selera makan
tergantung berat ringan penyakit

Diagnosis
Gejala klinis di daerah endemi
fasiolopsiosis
Pasti menemukan telur dalam tinja

Pengobatan
Diklorofen, niklosamid, prazikuantel.

Prognosis
Berat kematian
Pengobatan dini sembuh

Epidemiologi
Pd manusia tergantung kebiasaan makan
tumbuh-tumbuhan air yg mentah dan
tidak dimasak sampai matang.
Penyebarluasan penyakit budidaya
tumbuhan air yg tercemar dgn kotoran
manusia maupun babi.
Perbaikan kebiasaan defekasi,
pembuangan kotoran ternak, cara
budidaya tumbuhan air.
EndemikSei Papuyu, Kalimantan Selatan
(27,0%). Tertinggi 5-14 tahun (56,8%).
Anak sekolah 79,1%.

Keluarga ECHINOSTOMATIDAE
Oleh:
Dr.M.Tumewu-W DAP SpParK
BAGIAN PARASITOLOGI KLINIK
FK UNSRAT MANADO

Sejarah
Echinostoma 11 spesies
Garrison 1907 telur Echinostoma ilocanum
Tubangui 1931 Rattus rattus norvegicus
hospes reservoar
Chen 1934 menemukan di anjing
Brug dan Tesch 1937 Echinostoma lindoense
Palu, Sulawesi Tengah
Bonne, Bras, Lie Kian Joe 1948 Echinostoma
ilocanum penderita sakit jiwa di Jawa
Indonesia Echinostoma ilocanum,
Echinostoma malayanum, Echinostoma
lindoense, Echinostoma recurvatum, dan
Echinostoma revolutum

Hospes dan nama penyakit


Hospes manusia, tikus, anjing,
burung, ikan (poliksen)
Penyakit ekinostomiosis

Distribusi geografik
Filipina, Cina, Indonesia, India

Morfologi
Khas duri-duri leher 37-51 buah, letak dua baris
berupa tapal kuda, melingkar bagian belakang serta
samping batil isap kepala.
Bentuk lonjong, panjang 2,5 hingga 13-15 mm,
lebar 0,4-0,7 mm hingga 2,5-3,5 mm warna merah
keabu-abuan
Testis bentuk bulat, berlekuk, bersusun tandem di
posterior
Vitelaria sebelah lateral 2/3 badan cacing
bagian posterior
Telur mempunyai operkulum, 103-137x59-75
mikron
Isi: mirasidium

Morfologi
C.dewasa hidup dlm usus halus.
Mirasidium HPI: keong (Anisus,
Gyraulus, Lymnaea) sporokista
redia induk redia anak serkaria
HPII: keong besar (genus
Vivipar/Bellanya, Pila, Corbicula)

Patologi dan gejala klinis


Echinostoma kerusakan ringan pada mukosa
usus & tidak menimbbulkan gejala berarti
Infeksi berat radang kataral dinding usus
Anak diare, sakit perut, anemia, sembab
(edema)
Diagnosis
Menemukan telur dalam tinja
Pengobatan
Tetrakloroetilen, prazikuantel

Prognosis
Tanpa gejala berat sembuh sesudah
pengobatan

Epidemiologi
Keong sawah dimasak sampai
matang

Keluarga HETEROPHYIDAE
Oleh:
Dr.M.Tumewu-W DAP SpParK
BAGIAN PARASITOLOGI KLINIK
FK UNSRAT MANADO

Sejarah
Trematoda kerdil, ukuran sangat kecil.
Billharz (1851) autopsi seorang Mesir di Kairo
Indonesia Lie Kian Joe (1951) Haplorchis
yokogawai
Hospes dan nama penyakit
Hospes Pemakan ikan: Manusia, kucing, anjing,
rubah, burung tertentu
Penyakit heterofiosis
Distribusi geografis
Mesir, Turki, Jepang, Korea, RRC, Taiwan, Filipina,
Indonesia

Morfologi
Panjang 1-1,7 mm lebar: 0,3-0,75 mm.
Haplorchis P: 0,41-0,51 mm, L: 0,24-0,3
mm
Khas batil isap perut, batil isap kelamin
Testis 2 buah, lonjong
Ovarium kecil bulat dan 14 buah folikel
vitelin letak sebalah lateral
Uterus berkelok diantara kedua sekum

Telur:
Warna coklat muda, mempunyai
operkulum
Ukuran 26,5 -30 x 15-17 mikron
Isi: mirasidium

Daur hidup
Mirasidium HP I: keong air
tawar/payau (genus Pirenella,
Cerithidia, Semisulcospira)
Sporokista redia induk redia
anak serkaria HP II: Ikan
(genus Mugil, Tilapia, Aphanius,
Acanthogobius, Clarias) otot
metaserkaria.

Patologi dan gejala klinik


Std dewasa iritasi ringan pd usus muda
Bbrp cacing vilus usus
Telur aliran kgb katub/otot jantung
payah jantung
Infeksi berat mulas, kolik, diare dengan
lendir, nyeri tekan perut.
Diagnosis
Menemukan telur dalam tinja
Pengobatan
Prazikuantel, tetrakloretilen
Prognosis
Heterofiliosis Ringan, tidak berbahaya.

Epidemiologi
Manusia, Pedagang hewan sumber
infeksi
Telur dalam tinja air serta ikan
Pencegahan merubah kebiasaan
makan daging ikan mentah.

TREMATODA DARAH
Schistosoma / Bilharzia
Oleh:
Dr.M.Tumewu-W DAP SpParK
BAGIAN PARASITOLOGI KLINIK
FK UNSRAT MANADO

3 speseis penting:
Schistosoma japonicum,
Schistosoma mansoni,
Schistosoma haematobium
Hospes dan nama penyakit
HD: manusia. Reservoar: Binatang
Penyakit: skistosomiosis / bilharziosis

Morfologi
Dewasa jantan

warna kelabu / putih kehita-hitaman


Ukuran 9,5-19,5x0,9 mm
Bentuk gemuk bundar, kutikulum ada tonjolan
Ventral badan canalis gynaecophorus
Cacing betina di dalam pelukan cacing jantan

Halus, panjang
Ukuran 16,0-26,0x0,3 mm
Uterus isi 50-300 butir telur

Dewasa betina

Telur

Letak di pembuluh darah


Duri (+), lokasinya tergantung spesies
Ukuran: 95-135x50-60 mikron

Daur hidup
Telur pembuluh darah jaringan
lumen usus / kandung kemih tinja /
urin air mirasidium HP: keong air
sporokista I sporokista II serkaria.
Serkaria (bentuk infektif)menembus
kulit (5-10 menit) kapiler darah
jantung kanan Jantung kiri peredaran
darah besar v.portae hati dewasa
v.portae vena usus kandung
kemih.

Patologi dan gejala klinik


Masa tunas biologik
Gejala kulit dan alergi
Eritema + papul disertai rasa gatal dan
panas
Jlh banyak dermatitis
Hilang dlm 2-3 hari
Hasil metabolik skistosomula urtikaria,
udema angioneurotik disertai demam.
Gejala paru
Batuk, kadang disertai dahak yg produktif,
beberapa kasus bercampur darah
Berat asma

Patologi dan gejala klinik


Gejala toksemia
Berat tergantung banyaknya serkaria
Infeksi berat gejala toksemia berat
disertai demam tinggi
Gejala lain: lemah, malaise, tidak nafsu
makan, mual, muntah, sakit kepala, nyeri
tubuh, diare.
Kasus berat 3 bulan
Kadang nyeri perut dan tenesmus
Hati dan limpa membesar, nyeri pd
perabaan

Stadium akut
Efek patologis dna gejala klinis tergantung
jumlah telur
Demam, malaise, BB ,
Infeksi berat sindrom disentri, ringan
diare
Hepatomegali, splenomegali 6-8 bulan
setelah infeksi

Stadium menahun
Penyembuhan pembnetukan jaringan ikat /
fibrosis
Hepar besar kecil sirosis
Sirosis periportar hipertensi portal
splenomegali, edema tungkai bawah /alat
kelamin, asites, ikterus.
Stadium lanjut hematemesis akibat varises
esofagus

Diagnosis
Menemukan telur dalam tinja, urin, jaringan
biopsi
Serologis
Pengobatan
Umumnya tidak ada yg aman
Pengaruh anti Schistosoma terlepasnya
pegangan cacing dewasa hati hepatic sift
Menghambat enzim tertentu antimon trivalen
enz fosfofruktokinase cacing tidak dapat
memanfaatkan glikogen

Emetin (Tartras emetikus)


Fuadin Stibofen, Reprodal, Neo-antimosan
(Antimony-bispyrocatechin-disulfonic-Na
compund)
Astiban TW 56 (Stibocaptate anatu antimoniydimercaptosuccinate, garam Na dan K)
Lucanthone-HCL, Miracil D. Nilodin (1-R. Bdiethyl amino-ethylamino-4methyl
thioxanthone-hydro chloride)
Niridazol (1-Nitro-2), thiazoyl-2
imidazolidnone) (Ambilhar, Ciba-32, 644, Ba)
Prazikuantel (Embay 8440; Droncit ,
Biltricide ) Bayer, A.G. dan Merck Darmstadt

Epidemiologi
Masalah kesehatan di berbagai
negara
Indonesia skistosomiosis japonika
endemik Sulawesi Tengah.
Penanggulangan terutama
pengobatan massal tiap 6 bulan
sekali.

Schistosoma japonicum
Oleh:
Dr.M.Tumewu-W DAP SpParK
BAGIAN PARASITOLOGI KLINIK
FK UNSRAT MANADO

Hospes dan nama penyakit


Hospes: manusia, anjing, kucing, rusa,
tikus sawah (Rattus), sapi, babi, dll.
Penyakit: oriental schistosomiosis,
skistosomiosis japonika, penyakit
Katayama, Demam keong.
Distribusi geografik
RRC, Jepang, Filipina, Taiwan,
Muangthai, Vietnam, Malaysia, dan
Indonesia
Indonesia Danau Lindu dan Lembah
Napu

Morfologi
Dewasa jantan
Badan seperti daun melipat, gemuk
Tonjolan badan duri-duri halus
Panjang 12-20mm
Lebar 0,5-0,55 mm
Batil isap kepala dan batil isap perut
Testis 5-7 buah
Ventral: Canalis gynaecophorus
Dewasa betina
Badan kurus, lebih panjang
Tonjolan badan duri-duri halus
P: 26 mm, L: 0,3 mm
Batil isap kepala dan batil isap perut
ovarium di tengah-tengah badan

Telur:
Bentuk bundar lonjong
Ukuran 70-100x50-65 mikron
Dinding hialin
Mempunyai duri menyerupai kait pada
satu sisi dekat kutub
Isi mirasidium
Terdapat di dinding usus halus, hati,
paru, dan otak

Daur hidup
Tinja bersama telur air
mirasidium HP: Oncomelania
hupensis linduensis sporokista I
sporokista II serkaria
menembus kulit siklus paru
dewasa dalam hati v.mesenterika
usus halus.

Patologi dan gejala klinis


Kelainan tergantung beratnya infeksi
Stadium I: gatal-gatal (Urtikaria),
gejala intoksikasi disertai demam,
hepatomegali, eosinofilia tinggi
Stadium II: sindrom disentri
Stadium III: sirosis hati,
splenomegali, emasiasi
Mungkin terdapat: gejala saraf,
gejala paru,

Epidemiologi
Endemi di Sulawesi Tengah danau Lindu dan
Lembah Napu
Sumber infeksi: manusia, reservoar penting
tikus sawah selain itu rusa hutan, babi hutan,
sapi, dan aning
HP: keong air Oncomelania hupensis
lindoensis.
Habitat keong
Fokus daerah yg digarap
Fokus daerah hutan di perbatasan bukit dan
dataran rendah

Penanggulangan pengobatan masal dengan


Prazikuantel.

Schistosoma mansoni
Oleh:
Dr.M.Tumewu-W DAP SpParK
BAGIAN PARASITOLOGI KLINIK
FK UNSRAT MANADO

Hospes dan nama penyakit


HD: manusia. Hospes reservoar: kera
baboon Afrika
Penyakit: skistosomiosis usus

Distribusi geografik
Afrika, Negara Arab (Mesir), Amerika
Selatan dan Tengah

Morfologi
Dewasa jantan
Badan seperti schistosoma japonicum
Tonjolan badan duri-duri kasar
P:6,4-12 mm
Testis 6-9 buah
Dewasa betina
Badan seperti schistosoma japonicum
P: 7,2-17 mm
Telur
Bentuk lonjong
Dinding hialin
Ukuran 112-170x40-70 mikron
Mempunyai duri agak panjang di ujung kutub
Isi mirasidium

Daur hidup
Tinja bersama telur air
mirasidium HP: Biomphalaria
sporokista I sporokista II
serkaria menembus kulit siklus
paru dewasa dalam hati
v.mesenterika, kolon dan rektum

Patologi dan gejala klinis


Mirip S.japonicum tapi lebih ringan

Diagnosis, pengobatan, prognosis,


dan epidemiologi
Sama seperti S.japonicum

Schistosoma haematobium
Oleh:
Dr.M.Tumewu-W DAP SpParK
BAGIAN PARASITOLOGI KLINIK
FK UNSRAT MANADO

Hospes dan nama penyakit


HD: manusia. Hospes reservoar:
baboon dan kera lain
Penyakit: skistosomiosis kandung
kemih

Distribusi geografik
Afrika, Spanyol, Negara Arab (Timur
tengah, Lembah Nil)
Indonesia tidak ditemukan

Morfologi
Dewasa jantan
Badan seperti schistosoma japonicum
Tonjolan badan duri-duri halus
P:10-15 mm
Testis 4-5 buah
Dewasa betina
Badan seperti schistosoma japonicum
P: 20 mm
Telur
Bentuk lonjong
Dinding hialin
Ukuran 112-170x40-70 mikron
Mempunyai duri agak panjang di ujung kutub
Isi misrasidium

Daur hidup
Tinja bersama telur air
mirasidium HP: Bulinus
sporokista I sporokista II
serkaria menembus kulit siklus
paru dewasa dalam hati vena
kandung kemih

Patologi dan gejala klinis


Kelainan terutama pd dinding
kandung kemih
Gejala: hematuria dan disuria bila
sistitis
Sindrom disentri bila kelainan di
rektum

Diagnosis, pengobatan, prognosis,


dan epidemiologi
Sama seperti skistosomiosis lainnya
hanya telur ditemukan di urin.

Schistosoma Dermatitis
Oleh:
Dr.M.Tumewu-W DAP SpParK
BAGIAN PARASITOLOGI KLINIK
FK UNSRAT MANADO

Schistosoma dermatitis nama lainnya


adalah schistosoma unggas
Penyakitnya disebut swimmer itch atau
clam diggers itch atau water itch atau sea
bathers eruption
Yang berperan disini adalah bentuk
Serkarya Schistosoma dari berbagai macam
burung di darat & laut, itik serta tikus air.
Sejumlah burung mengandung cacing
dewasa yang berpindah pindah tempat
dan menemukan keong / siput yang sesuai
sebagai hospes perantaranya, maka pada
daerah
tersebut
ditemukan
banyak
dermatitis pada manusia.

Distribusi geografik :
Penyebarannya kosmopolit (seluruh dunia). Ada 25
species keong air tawar dan 4 species keong air laut
yang berfungsi sebagai hospes perantara. Penyakit ini
ditemukan pertama kali tahun 1928 di Michigan USA.
Tempat hidup
Pada vena vena kecil misenterium dari beberapa jenis
unggas, kadang kadang bisa sampai ke paru paru.
Siklus Hidup (Lihat Gambar)
Gejala gejala Klinis
Pada manusia serkarya schistosoma burung ini
menembus kulit dan menimbulkan perasaan seperti
ditusuk tusuk, diikuti dengan urtikarya yang cepat
menghilang, kemudian timbul makula kecil kecil pada
tempat tersebut. Makula ini membengkak karena
edema kemudian timbul papula. Bila papula kena
sekunder infeksi oleh bakteri, maka timbul pustula
(pernanahan). Selanjutnya bisa terjadi perdarahan dan
kelemahan badan.

Diagnosa ditegakkan dengan :


Anamnese yang baik dimana penderita habis berenang dan
timbul kemerahan di kulit (urtikarya).
Test Imunologis
Pengobatan
1) Dengan menggosok tempat kemerahan dengan lotion / salep
yang mengandung antihistaminika seperti Diprosone OV
Cream.
2) Minum obat yang mengandung kortikosteroid dan anti gatal
seperti Medrol, Allorisk
3) Beri Antibiotik untuk sekunder infeksinya seperti Prolic Capsule
Pencegahan
1) Pemusnahan keong air di tempat tempat berenang seperti di
kolam, pantai dengan cara menghilangkan tumbuh2an air dan
memakai moluscasida.
2) Menggosok badan secara kuat dan cepat dengan handuk
begitu keluar dari air, karena apabila air dibiarkan kering di
kulit, maka serkarya-nya sudah terlanjur masuk ke dalam
kulit.

Anda mungkin juga menyukai