Definisi Dan Pengertian TANAH
Definisi Dan Pengertian TANAH
Definisi Dan Pengertian TANAH
menjadi
tempat
mahluk
Menurut pandangan dan pengertian yang diberikan oleh para ahli tanah adalah sebagai berikut :
1. Tanah adalah bentukan alam, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, yang
mempunyai sifat tersendiri dan mencerminkan hasil pengaruh berbagai faktor yang
membentuknya di alam.
2. Tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman.
Seorang Pedolog, melihat tanah sebagai lapisan kulit bumi yang lunak dan gembur yang berasal
dari batuan induk. Tanah mempunyai lapisan-lapisan yang berbeda warna sampai ke dalam
terdapat
bagian
keras
yang
sulit
ditembus
disebut
batuan
induk.
Tanah mempunyai beberapa sifat yang menentukan kualitas tanah seperti sifat biologi, sifat fisik
dan sifat kimia. Tanah bagian paling atas sering disebut Top Soil, selanjutnya ada lapisan-lapisan
dibawahnya sehingga terbentuk profil tanah
KONSERVASI TANAH
Reklamasi : mengubah sumber-sumber yang tidak produktif atau tidak berguna, menjadi
produktif dan bermanfaat kembali.
Efisiensi : pemanfaatan atau pengeluaran sesuatu sumber yang tidak boros atau
berlebihan tetapi sesuai dengan keperluan atau kebutuhan.
Daur Ulang dan Pemanfaatan Ulang (Recicling dan Reuse) : upaya untuk mengolah ulang
atau mendaur ulang bahan-bahan, sisa (waste) menjadi barang baru untuk bisa
dipergunakan kembali.
MANFAAT TANAH
pada kasus lain liat merupakan penyusun tanah yang terbesar. Sebaliknya pada tempat lain,
kandungan pasir, liat dan lempung terdapat sama banyaknya.
Perbandingan tersebut akan mudah terlihat pada grafik segitiga.
Pasir berukuran 2 mm - 20 m
Lempung berukuran 20 m - 2 m
Sesuai dengan klasifikasi USDA (The United States Department of Agriculture) butiran atau
partikel tanah dikelompokan dalam :
Sand : > 0.05 mm
Silt : 0.002 - 0.05 mm
Name of soil
separate
Clay
Silt
0.0020.05
0.100.25
Medium sand
0.250.50
Coarse sand
0.501.00
Very coarse
sand
1.002.00
Menurut tempatnya dalam segitiga ini dapat dibaca teksturnya. Maka tekstur berarti
perbandingan antara banyaknya liat, lempung dan pasir, yang dalam garis besarnya lebih dari :
Dari ketiga bagian liat, lempung dan pasir jika hanya satu bagian saja belum dapat
mencerminkan jenis tanah. Lazimnya disebut dua bagian tanah yang terpenting. misalnya :
tekstur liat berpasir, pasir berlempung dan seterusnya. dimana bagian yang terbanyak disebut
lebih dahulu.
Pada segitiga tidak menyebutkan kandungan pasir dan bahan organik, walaupun kapur dan bahan
organik sangat ikut menentukan sifat-sifat tanah. Jika kandungan ini besar maka perlu disebut
juga, misalnya tanah mengandung 20% liat dan 10-30% kapur; selanjutnya disebut tanah liat
berkapur.
Bila setiap bagian merupakan perbandingan yang merata, disebut tanah yang baik. Umpamanya
saja mengandung 50-70% pasir (halus dan kasar), 10-15% lempung, 5-10% liat, 1-5% kapur, 35% bahan organik.
Tekstur tanah merupakan dasar dari kebanyakan sifat-sifat tanah. Susunan menurut besarnya
butir-butir suatu jenis tanah biasanya dilihat pada grafik segitiga. Menurut besarnya tersusun dari
butir-butir pasir 60%, lempung 15% dan liat 25%.
Perlu diketahui : bahwa ada perbedaan penyebutan nama dan istilah dari partikel tekstur tanah
dalam bahasa Indonesia. Misalnya Istilah untuk "Loam" artinya Geluh dipergunakan oleh UGM
dan Lempung dipergunakan oleh IPB, sedangkan untuk istilah "Clay" artinya Lempung
dipergunakan UGM dan Liat dipergunakan oleh IPB.
KLASIFIKASI JENIS TANAH
Jenis tanah merupakan salah satu
faktor penting dalam pertumbuhan
tanaman karena perbedaan jenis tanah
mempengaruhi sifat-sifat dari tanah
tersebut. Untuk memahami hubungan
antara jenis tanah , diperlukan
pengetahuan yang mampu
mngelompokkan tanah secara
sistematik sehingga dikenal banyak
sekali sistem klasifikasi yang
berkembang. Untuk mempelajari
hubungan antar jenis tanah maka
sistem klasifikasi tanah dibagi menjadi
sistem klasifikasi alami dan sistem
klasifikasi teknis (Sutanto, 2005).
Aridisols, Entisols, Gelisols, Histosols, Inceptisols, Mollisols, Oxisols, Spodosols, Ultisols dam
Vertisols.
1. Alfisols. Tanah yang mempunyai epipedon okrik dan horzon argilik dengan kejenuhan
basa sedang sampai tinggi. Pada umumnya tanah tidak kering. Jenis tanah yang ekuivalen
dengan jenis tanah ini adalah tanah half-bog, podsolik merah kuning dan planosols.
2. Andisols. Merupakan jenis tanah yang ketebalannya mencapai 60%, mempunyai sifat
andik. Tanah yang ekuivalen dengan tanah ini adalah tanah andosol.
3. Aridisol. Tanah yang berada pada regim kelengasan arida atau tanah yang rgim
kelengasan tanahnya kering. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah
coklat (kemerahan) dan tanah arida (merah).
4. Entisols. Tanah yang belum menunjukkan perkembangan horizon dan terjadi pada bahan
aluvian yang muda. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah aluvial,
regosol dn tanah glei humus rendah.
5. Gelisols. Merupakan jenis tanah yang memiliki bahan organik tanah. Jenis ini tidak
dijumpai di Indonesia
6. Histosols. Tanah yang mengandung bahan organik dari permukaan tanah ke bawah,
paling tipis 40 cm dari permukaan. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah
tanah bog dan tanah gambut.
7. Inceptisols. Merupakan jenis tanah di wilayah humida yang mempunyai horizon
teralterasi, tetapi tidak menunjukkan adanya iluviasi, eluviasi dan pelapukan yang
eksterm. Jenis tanah ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah brown forest, glei
humik dan glei humik rendah.
8. Mollisols. Tanah yang mempunyai warna kelam dengan horizon molik di wilyah stepa.
Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah brunizem, tanah rendzina.
9. Oxisols. Tanah yang memiliki horizon oksik pada kedalaman kurang dari 2 meter dari
permukaan tanah. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah jenis tanah laterik.
10. Spodosols. Tanah yang memiliki horizon spodik dan memiliki horizon eluviasi. Jenis
yang menurun sesuai dengan kedalaman tanah. Tanah yang sudah berkembang lanjut
dibentangan lahan yang tua. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah
tanah laterik coklat-kemerahan dan tanah podsolik merah- kuning.
12. Vertisols. Tanah lempung yang dapat mengembang dan mengerut. Dalam keadaan kering
dijumpai retkan yang lebar dan dalam. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini
adalah tanah grumosol.
Di Indonesia jenis tanah yang umumnya dijumpai adalah jenis tanah Mollisols, Vertisols,
Andisols, Alfisols, Inceptisols, Ultisols, Oksisols dan Spodosols. Jenis tanah yang paling banyak
ditemui adalah jenis tanah Ultisols yang mencapai 16.74% dari luas lahan yang ada di Indonesia
(Sutanto, 2005).
Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah umumnya ditemukan
di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar,
hanya sekitar 3 5 % tetapi pengaruhnya
terhadap sifat-sifat tanah dan pertumbuhan tanaman besar sekali. Adapun pengaruh bahan
organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya terhadap pertumbuhan tanaman adalah :
Sumber bahan organik tanah yang utama adalah hasil fotosintesis yaitu bagian atas tanaman
seperti daun, duri serta sisa tanaman lainnya termasuk rumput, gulma dan limbah pasca panen.
Bahan organik di dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus atau
humus. Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran bahan organik kasar
serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui
kegiatan mikroorganisme di dalam tanah.
STRUKTUR TANAH
pecahan batuan terdiri dari koloid tanah, senyawa kapur, senyawa besi dan almunium yang
bertindak sebagai perekat yang menggabungkan agregat-agregat primer.
Penggabungan agregat primer menjadi bentukan yang masing-masing bentukan tersebut dibatasi
oleh bidang-bidang permukaan tertentu. Agregat primer sering disebut struktur mikro, sedangkan
agregat sekunder yang merupakan struktur lapisan olah disebut struktur makro.
Struktur tanah yang baik adalah mengandung udara dan air dalam jumlah cukup dan seimbang
serta mantap. Struktur seperti ini hanya terdapat pada ruang pori-pori besar dengan perbandingan
yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan terhadap kekuatan tetesan air hujan.
Selain itu struktur yang baik mempunyai perbandingan antara padatan, air dan udara yang sama.
Lapisan tanah pertanian umumnya mempunyai tiga bentuk struktur yang berbeda:
Struktur Gumpal
Struktur ini biasanya terdapat pada tanah liat. Gumpalan tanah biasanya lebih besar daripada
struktur lain, dan terdapat lebih banyak pori-pori mikro yang terisi oleh air daripada pori-pori
makro sehingga tata udaranya kurang baik. Struktur ini biasanya mudah larut karena air hujan.
Struktur Remah
Struktur ini adalah gumpalan yang lebih kecil. Pada struktur remah terdapat pori-pori makro nonkapiler yang tidak terisi air melainkan oleh udara. Ruang pori-pori mikro bersifat kapiler yang
dapat menahan air dan tidak merembesa ke bawah. Mudah larutnya struktur remah oleh air hujan
tergantung dari sifat bahan perekat yang membentuknya. Adanya bahan organik cenderung
membentuk struktur remah yang stabil dan mantap. Pada struktur remah terdapat keseimbangan
yang baik antara udara dan air tanah sebagai medium larutnya unsur hara tanaman. Struktur
rermah merupakan struktur yang sangat baik untuk tanaman.
Struktur Butir
Sebenarnya struktur ini bukan merupakan struktur melainkan campuran butir-butir primer yang
kasar tanpa adanya bahan pengikat agregat. Struktur ini terdapat pada tanah-tanah pasir, pasir
berlempung, atau pasir berdebu. Porositas tanahnya tinggi kaya pori-pori makro dan mudah
merembeskan air menyebabkan tanah mudah mengering.