Proses Perpindahan Massa (Sap)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

PROSES PERPINDAHAN MASSA

PADA PT. SINAR ALAM PERMAI

( Makalah Perpindahan Massa Difusional )


Oleh :
Kelompok V
(Kelas 4 KC)

Anggi Della Syaputri

(NIM 0614 3040 1220)

Fikyh Hariyansyah

(NIM 0614 3040 1990)

Dosen Pembimbing :

Ir.H.M.Yerizam, M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
PALEMBANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik


Indonesia terkenal sebagai salah satu produsen minyak kelapa sawit
terbesar kedua didunia. Pada era tahun 70-an sebagian besar hasil pertanian
kelapa sawit di Indonesia dipasarkan baik dalam negeri maupun luar negeri hanya
dalam bentuk buah dan biji kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu
komoditi ekspor non-migas yang berfungsi sebagai sumber penghasil devisa yang
besar jumlahnya bagi negara.Mengingat luas areal perkebunan kelapa sawit di
Indonesia cukup besar terutama di Sumatera Selatandengan produksi kelapa sawit
yang terus bertambah setiap tahunnya maka didirikanlah beberapa industri
pengolahan minyak kelapa sawit di Indonesia.
Sumatera Selatan memiliki beberapa industri minyak kelapa sawit. Bahanbahan mentah yang dipakai untuk kelanjutan industri-industri pengolahan minyak
kelapa sawit tersebut didapat dari perkebunan kelapa sawit rakyat maupun
pemerintah. Luas areal perkebunan kelapa sawit di wilayah Sumatera Selatan
pada tahun 1995 adalah seluas 589.421 ha dengan lahan produktif seluas
213.188 ha meliputi daerah Kabupaten Banyuasin. Salah satu industri pengolahan
hasil kelapa sawit tersebut adalah PT. Sinar Alam Permai.
PT.Sinar Alam Permai merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing
(PMA) yang bergerak di bidang produksi dan pengolahan hasil kelapa sawit. Pada
awal tahun 1984 perusahaan minyak kelapa sawit ini bernama PT. Sinar Laut
yang mengolah kopra menjadi minyak goreng. Saham kepemilikan dipegang oleh
keluarga Sukrianto Halim dan modal awal yang digunakan untuk mendirikan
pabrik didapat dari pinjaman Bank Dagang Negara (BDN) dan sebagian lagi dari
modal produksi.

Pada tahun 1991 tepatnya tanggal 10 Oktober 1991, PT. Sinar Laut
mengalami kemunduran dalam berproduksi serta pemasaran produk, sehingga
diambil alih oleh perusahaan PT.Karya Prajona Nelayan (KPN). Nama PT. Sinar
Laut pun diganti menjadi PT. Sinar Alam Permai (SAP). PT. Sinar Alam
Permaimenjadi anak perusahaan dari group Prajona Nelayan. Sejak 1 September
2006, PT. Karya Prajona Nelayan berubah menjadi WILMAR group dengan salah
satu anak perusahaannya PT. Sinar Alam Permai. Perubahan ini terjadi pada "Top
Manager" saja, sedangkan staf dan karyawan masih seperti pada awal pendirian
PT. Sinar Laut.

BAB II
URAIAN PROSES
2.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan oleh PT. Sinar Alam Permai untuk pembuatan
minyak kelapa sawit adalah CPO (Crude Palm Oil). Bahan baku ini dikirim
melalui mobil tangki dan ada juga yang dikirim melalui angkutan air dengan
memanfaatkan ponton kapal. Sebelum CPO ditampung di dalam tangki
penampungan, terlebih dahulu adanya proses yang dilakukan terhadap pengecekan
beberapa parameter di Quality Assurance Department, diantaranya pengecekan
untuk kandungan FFA (Free Fatty Acid), M&I (Moisture and Impurities), IV
(Iodine Value), DOBI (Deteoriration Of Bleachability Index), dan karoten.
Selain dilakukan beberapa pengecekan untuk sifat fisik dan kimia terhadap
Crude Palm Oil di Quality Assurance Department, di dalam Crude Palm Oil juga
mempunyai kandungan beberapa asam lemak, seperti adanya asam lemak jenuh
dan asam lemak tak jenuh. Untuk lebih jelasnya mengenai asam lemak dapat
dilihat pada Tabel 3.adanya beberapa komposisi asam lemak yang terkandung
dalam Crude Palm Oil.
Tabel 3. Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit Mentah (CPO)
No. Jenis Asam
1
2
-

Asam Lemak Jenuh


Asam Laurat
Asam Miristat
Asam Palmitat
Asam Stearat
Asam Lemak Tak
Jenuh
Asam Oleat

Asam Linoleat

Asam Linolenat

Sumber : S.Ketaren, 1996

Rumus Molekul

Minyak
Sawit(%)

CH3(CH2)10COOH
CH3(CH2)12COOH
CH3(CH2)14COOH
CH3(CH2)16COOH

1
1-2
32-47
4-10

CH2 -(CH2)7-CH=CH(CH2)7COOH
CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH-(CH2)7COOH
CH3 CH3CH=CHCH2CH=CH CH2CH=CH2(CH2)7COOH

38-50
5-14
1

2.1.1

Sifat Fisika dan Kimia


Adapun untuk sifat fisika yang terdapat dalam minyak dan lemak antara
lain sebagai berikut:
1

Kelarutan

Titik cair

Titik didih

Viskositas
Di bawah ini beberapa sifat kimia yang terdapat pada minyak dan

lemak,meliputi :
1

Hidrolisa

Oksidasi
3

Hidrogenasi

2.2 Proses Produksi


Produksi minyak kelapa sawit di PT. Sinar Alam Permai terdiri dari 2
proses, yaitu refining station dan fractionation station.
2.2.1Refinery Station
Pada proses ini ada dua jenis pengolahan yaitu chemical refining dan
physicalrefining. Pada proses chemical refining digunakan bahan kimia seperti
H3PO4 (phosphoric acid), citric acid dan bleaching earth, sedangkan proses
physicalrefining menyangkut dalam proses fisik, seperti perubahan warna, bau,
kandungan air, temperatur cair, dan lain-lain. Proses physical refining ini terdiri
dari beberapa tahap, yaitu pretreatment section,bleaching section, dan
deodorization section.
Proses refinery bertujuan menghilangkan zat terlarut yang tidak diinginkan
serta zat pengotor yang terkandung dalam CPO, seperti gum atau getah, resin,
lendir, serat-serat pengotor, logam, serta menambah stabilitas dari minyak. Selain
itu, pada proses refinery juga terjadi pemucatan warna CPO dari kuning kemerahmerahan menjadi warna minyak goreng yang sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.

Pada tahap refinery, ada 2 proses utama yang terjadi, yaitu:


Chemical Refining (bleaching section)
Chemical refining merupakan proses pengolahan minyak

yang

perlakuannya dengan menggunakan bahan kimia seperti H3PO4 (phosphoric acid),


C6H8O7(citric acid), dan bleaching earth. Proses ini dikenal dengan istilah
bleaching section. Dahulu pabrik ini sempat menggunakan karbon aktif namun
sekarang tidak lagi, karena pemanfaatannya kurang begitu efektif dan harga
2

karbon aktif yang mahal.


Physical Refining (deodorizing section)
Physical refining adalah proses yang menyangkut perubahan warna
minyak, bau kandungan air dan udara. Ditinjau dari segi ekonomis pemurnian
secara fisik lebih baik, karena tidak ada menghasilkan limbah, minyak yang
hilang lebih kecil, biaya produksi lebih rendah, stabilitas minyak lebih tinggi.
Proses pengolahan minyak secara fisika didasarkan pada proses pemisahan asam
lemak yang terkandung dalam CPO dengan cara distilasi. Sebelum dilakukan
proses pengolahan di refinery sebaiknya perlu dianalisa:
- Kandungan asam lemak bebas dari CPO
- Moisture dan Impurities, ini untuk menentukan temperatur di Pre-treatment
- DOBI, ini untuk menentukan persentase pemakaian bleaching earth
- Phosphorus content, ini untuk menentukan persentase pemakaian H3PO4.
2.2.1.1Pre-treatment Section
Pada pretreatment section merupakan proses pendahuluan. CPO di dalam
storage tank dipanaskan terlebih dahulu hingga suhu 40-50oC dan disaring
terlebih dahulu di strainer CPO kemudian dipompakan (P.001) yang merupakan
pompa sentrifugal yang mempunyai kapasitas pompa 17 m 3/jam dan tekanan
pompa 5-6,5 bar menuju ke heat exchanger (E.001). Di dalam HE (E.001A)
terjadi aliran co-current sehingga terjadi perpindahan panas antara CPO dan
RBDPO dimana suhu CPO keluar harus lebih dari 100 oC yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air didalam CPO. Jika temperatur CPO yang keluar dari HE
(E.001)

belum

mencapai

100oC,

maka

perlu

dilakukan

pemanasan

lanjutan.Dengan menggunakan HE steam (E.001) sebagai media pemanasnya


yang memiliki suhu 130-140oC.

Kontrol Alat di Pretreatment Section meliputi beberapa komponen


peralatan, berikut akan dijelaskan :
a

Feed Pump (P.001)


Pompa yang digunakan untuk mentransfer CPO dari storage tank ke

heatexchanger (E.001A) menuju HE steam (E.001), mixer (M.001) dan slurrytank


(T.601) dan bleacher tank (B.602).
Temperatur masuk
: 40-50oC
Kapasitas
: 35 m3/jam
Tekanan
: 5-6 bar
b

Heat Exchanger Economizer (E.001A)


Heat exchanger economizer merupakan alat penukar panas yang dapat

meningkatkan temperaturmasuk CPO dari 40-50oC sampai 90-105oC. CPO akan


menerima panas dari RBDPO yang memiliki temperatur 125-135 oC melalui HE
(E.704).
c Heat Exchanger Steam (E.001)
Heat exchanger steam merupakan alat pemanas lanjutan. CPO dari
E.001A akan menerima panas sehingga temperaturnya meningkat sampai 115 oC.
Steam sebagai media pemanasnya memiliki suhu 130-140oC.
2.2.1.2Bleaching Section
Tujuan dari proses ini adalah untuk mengikat resin, gum atau getah, lendir
dan serat-serat pengotor yang terdapat dalam CPO sehingga akan menggumpal
dengan sendirinya dan akan terpisah dari minyak.
Proses bleaching yang digunakan adalah dengan cara adsorpsi. Proses ini
menggunakan adsorben sebagai penyerap yang memiliki aktivitas permukaan
yang tinggi untuk menyerap zat warna yang terdapat dalam minyak mentah.
Selain itu, adsorben juga menyerap zat-zat yang memiliki sifat koloid lainnya
seperti gum dan resin.
Kontrol alat di bleaching section meliputi beberapa komponen peralatan
yakni sebagai berikut :
a

Phosphoric Acid Tank (T.023A)


Phosphoric acid tankyaitu tangki penyimpanan H3PO4(phosphoric acid).
Temperatur : 30-32oC
Kapasitas
: 400 liter

Citric Acid Tank (T.023B)


Citric acid tankyaitu tangki penyimpanan citric acid, dimana didalam

tangki diberi pemanas dengan media steam untuk memanaskan dan menjaga suhu
didalam tangki citric acid karena pada suhu ruang citric acid berbentuk padat dan
juga didalam tangki terdapat stirrer untuk mengaduk/menghomogenkan larutan
citric acid.
Temperatur : 75-82oC
Kapasitas
: 400 liter
c Phosphoric Acid Pump (P.023A)
Phosphoric acid pumpyaitu pompa yang mengatur pemasukan phosphoric
acid dari T.023A menuju mixer (M.001).
Temperatur : 30-32oC
Kapasitas
: 26,9 liter/jam
d Citric Acid Pump (P.023A)
Citric acid pumpyaitu pompa yang mengatur pemasukan phosphoric acid
dari T.023B menuju mixer (M.001).
e Mixer (M.001)
Mixeryaitu alat yang digunakan untuk mengaduk campuran phosphoric
acid, citric acid dan CPO.Temperatur CPO yang masuk pada alat ini tetap dijaga
pada 100oC.
Kapasitas
: 2000 kg
f Slurry Tank (T.601)
Slurry tankyaitu tangki yang digunakan untuk menampung bleaching
earth kedalam campuran CPO dan phosphoric acid serta didalamnya terdapat 1
spurgingsteam

yang

digunakan

untuk

mengaduk

campuran

CPO

dan

bleachingearth.
Temperatur : 100-103oC
Kapasitas
: 12 ton
g Bleaching Tank (BT.601)
Bleaching tankyaitu tangki sumber bleaching earth yang akan digunakan
pada proses bleaching section.
Kapasitas
: 6 ton
h Bleacher Tank (B.602)
Bleacher tankyaitu tangki tempat terjadinya proses pencampuran antara
CPO dan bleaching earth dengan cara mengaduk campuran tersebut secara
sempurna. B.601 ini dilengkapi dengan 2 spurging steam dengan tekanan 2 bar,
agar tidak terjadi flok-flok pada CPO yang telah diberikatan dengan H3PO4.
Temperatur
: 106-110oC
Kapasitas
: 30 ton.

Untuk lebih jelasnya mengenai proses Pre-treatment Bleaching Section,


dapat dilihat pada diagram alir proses Pre-treatment Bleaching Section terdapat
pada lampiran C.
2.2.1.3Filtration Section
Hasil minyak dari bleacher tank, CPO dipompakan oleh pompa ke F.601
atau F.602 (Niagara Filter). Di niagara filter ini, minyak yang keluar yaitu berupa
BPO (Bleaching Palm Oil) dan SPTH (Spent Earth) yang sudah dipisahkan akan
keluar melalui bottom niagara filter.

Gambar4.Niagara Filter
Adapun proses penyaringan di niagara filter adalah sebagai berikut :

Stand By/Ready
Vacuum
Filling
Backrun
Filtration
Circulation
Emptying
Cake Discharge
Adapun diagram alir proses Filtration Section pada lampiran C. Kontrol

alat di Filtration Sectionmeliputi :


a Niagara Filter (F.601 atau F.602)
Niagara Filteryaitu suatu alat yang berfungsi untuk menyaring bleaching
earth dankotoranlainnya, dimana bleaching earth dan kotoran tertahan didalam
niagarafilter sedangkan minyak yang keluar dari niagara filter sudah dalam
keadaan bersih. Alat ini merupakan tabung silinder yang terdiri dari filter

leaf,vibrator,dan corong pembuangan limbah bleaching (spenthearth/SPTH) serta


residu lainnya.
Temperatur : 106-110oC
Tekanan
: 2-3 bar
Kapasitas
: 1,5 ton
b Filter Leaf
Filter Leaf yaitu saringan yang berukuran 120 mesh yang berbentuk
seperti daun yang terbuat dari bahan anyaman kawat stainless steal. Filter leaf
c

digunakan sebagai alat penangkap kotoran/bleaching.


Filter Bag (F.604, F.605, F.606)
Filter Bagyaitu alat yang didalamnya terdapat saringan berukuran 10

mikron, yang digunakan untuk menyaring kembali bleaching earth dan kotoran
yang masih lolos dari niagara filter.
d Filter Catrige (F.607, F.608)
Fungsinya sama seperti filter bag akan tetapi mempunyai ukuran yang
lebih kecil dari filter bag yaitu ukurannya 5 mikron. Catrige berfungsi untuk
penyaringan ulang agar minyak yang dihasilkan lebih jernih.
Temperatur : 106-110oC
Tekanan
: 0,2-0,5 bar
Kapasitas
: 1,5 ton.
2.2.1.4 Deodorization Section
Deodorizer.Proses deodorisasi ini merupakan suatu proses destilasi dalam
vakum yang terjadi di dalam menara deodorisasi PC-731. Proses deodorisasi ini
bertujuan untuk memisahkan asam lemak bebas (Free Fatty Acid/FFA). Bahanbahan yang menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak seperti senyawa-senyawa
aldehid, keton dan alkohol, serta zat-zat lainnya yang tidak dapat dipisahkan pada
proses bleaching.
Unit deodorisasi terpasang fasilitas scrubbing, dimana FFA dalam bentuk
uap di kondensasikan dengan aliran FFA dingin sehingga akan terjadi produk
samping dari proses deodorisasi ini yang disebut Palm Fatty Acid Distillation
(PFAD).
Dalam proses deodorisasi ini, didesain agar residence time berlangsung
lama, berlangsung dalam kondisi vakum,fasilitas spurging steam untuk
pengadukan, dan suhu tinggi untuk menghilangkan kadar FFA serta bau yang
masih tertinggal pada minyak tersebut.

Tahap deodorisasi terbagi menjadi dua bagian proses, yaitu :


1

Deodorization section 1 (preheating)


Pada proses ini, Bleach Palm Oil (BPO) dari tangki VE-701 dipompakan

ke peralatan Plate Heat Exchanger (HE-712) dilakukan heat transfer dengan


menggunakan steam, sehingga suhu Bleach Palm Oil (BPO) menjadi 125oC
untuk kembali menghilangkan uap air dan gas-gas volatile matter, selanjutnya
dialirkan ke peralatan deaerator (VE-711), peralatan ini under vacuum yang
berfungsi untuk menarik kandungan oksigen, moisture yang ada pada bleach palm
oil tersebut sebelum diproses pada temperatur tinggi,sehingga dapat mencegah
peristiwa oksidasi. BPO yang telah bebas dari uap air dan gas dipompakan dengan
pompa PU-711 setelah dari VE-711 menuju SpiralHeat Exchanger E-721 A/B dan
bertukar panas secara kontinyu antara BPO dan RBDPO.
Final heating BPO (Bleach Palm Oil) dilakukan pada Heat Exchanger
(HE-722) dengan menggunakan media pemanas berupa saturated steam yang
dihasilkan oleh high pressure boiler (HP boiler) yang bertekanan sekitar 60-70
bar. HP boiler ini dapat menghasilkan steam dengan temperatur dan tekanan yang
tinggi sehingga minyak yang dipanaskan dapat mencapai temperatur yang
optimal.
Temperatur setting pada final heating ini 265oC. Pada temperatur ini,
minyak akan terdestilasi sehingga PFAD dan impurities/volatile matter akan
menguap dan masuk ke dalam VE-741. Pada peralatan ini terjadi pertukaran
panas dengan memanfaatkan temperatur final productrefinery untuk memanaskan
bleach palm oil. Finalproduct berupa RBDPO yang masuk ke SpiralHeat
Exchanger Plate (HE-311) untuk memanaskan feedmaterial awal berupa CPO
(Crude Palm Oil). RBDPO yang diambil pada proses ini memanfaatkan RBDPO
dari PC-731, karena terjadi perpindahan panas ini, maka HE-311 ini sering disebut
sebagai Heat Exchanger Economizer.
2

Deodorization Section 2
BPO yang suhunya 265oC kemudian masuk ke tangki (CL-731),

peralatan ini di desain dengan kondisi under vacuum untuk awal penarikan PFAD

yang sudah mulai menguap, sehingga diharapkan proses destilasi pada proses
selanjutnya akan lebih sempurna dan stabilitas minyak lebih baik. Dalam
cyclonetank ini terjadi pemisahan antara minyak dan zat-zat seperti air,FFA,
karoten, dan volatile matter. Selanjutnya zat-zat tersebut akan keluar menuju
deodorizer PC-731 melalui top cyclone. Pemisahan ini disebabkan oleh
temperatur yang sangat tinggi. Dalam deodorizer inilah BPO akan diolah menjadi
RBDPO dan PFAD, terjadi pada keadaan vakum. Proses deodorization adalah
proses di desain undervacuum (0,7-1,5 bar), guna menjaga agar tidak terjadi
oksidasi pada temperatur tinggi, sekaligus membantu proses penguapan. Feed Oil
(Bleach Oil) dipanaskan, untuk memisahkan berdasarkan titik didih. Pada proses
ini, Free Fatty Acid, moisture, keton, akan menguap karena titik didihnya lebih
rendah, sedangkan karoten akan pecah pada temperatur 250 oC.Peralatan ini
diinstal scrubber/mellpack fungsinya untuk menambah retention time di dalam
deodorizer (PC-731), juga memperluas permukaan minyak dimana flow minyak
akan berbentuk spray sehingga proses destilasi lebih baik.
Pada deodorizer juga terpasang tray, fungsinya untuk menambah retention
time proses destilasi, agar proses destilasi lebih sempurna digunakan
spurgingsteam dipasang di tiap-tiap tray, besarnya tekanan steam di setting sesuai
dengan FFA feed material yang diproses. Setelah proses deodorizer produk
disebut Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO tersebut
selanjutnya dipompakan melalui pompa PU-731. A/B menuju E-721, ada juga
yang jatuh ke dasar deodorized tanpa melalui tray, yakni karena lompatan minyak,
nantinya minyak ini akan ditampung di splash oil tank (VE-771) yang selanjutnya
akan dialirkan lagi menuju tanki VE-612. Post Deodorized ini merupakan
peralatan baru yang di desain untuk menambah retention time proses.Proses
selanjutnya final produk dari post deodorized dipompakan dengan pompa PU-731
A/B menuju Heat ExchangerSpiral tadi (E-721 A/B) dimanfaatkan panasnya
untuk memanaskan bleach oil, dan sisa panasnya lagi yang keluar dari E-721 A/B
dimanfaatkan juga untuk memanaskan bahan baku CPO di HE-311 sebelum
didinginkan di Heat Exchanger HE-751 dengan media air.Selanjutnya agar
produk dipastikan tidak ada impurities dilakukan penyaringan RBDPO dengan

menggunakan filter catridge. Temperatur RBDPO keluar dari refinery plant di


setting berbeda jika langsung ke fractionation di setting 65oC, jika produk
disimpan di storage tank, temperatur produk di setting 55-60oC. Adapun diagram
alir proses DeodorizationSection terdapat pada lampiran C.
2.2.1.5 Scrubbing Section
FFA vapour, sisa kotoran, zat-zat lain yang tidak diinginkan dari D.703,
D.702 dan D.702A akan divakum oleh sistem vakum dengan tekanan sekitar 2,53,5 torr, lalu ditangkap di SCR.702(Scrubber) yang dilengkapi dengan packed
coloumb. Di SCR.702 ini diharapkan PFAD akan tersaring atau tertahan, namun
tetap saja ada PFAD yang terlepas atau teruapkan dan masuk kedalam hotwell.
PFAD dari SCR.702 akan dialirkan ke SCR.705 lalu dipompakan dengan P.705
kemudian dilewatkan di E.705 (ecxhanger), dimana suhu PFAD masuk 150 oC
lalu didinginkan dengan air sampai suhu PFAD dingin masuk lagi ke SCR.702,
disini terjadi kondensasi antara PFAD dingin dengan PFAD vapour kemudian
uapnya akan ditarik oleh steam lalu divakumkan lagi, dan begitu seterusnya. Jika
PFAD di SCR.705 sudah penuh (high level) maka katup V.705 akan terbuka
secara auto dan PFAD keluar (by product) lalu ditampung di tangki penampungan
(stock tank).
Kontrol alat di Scrubbing Sectionmeliputi :
a

Splash Oil Tank (SCR-702)


Tangki silinder tempat menampung kucuran minyak dari deodorizer yang

keluar dari tangki D.702 dan tangki D.702A (minyak masih berbentuk uap).
Dimana didalam tangki ini terdapat nozzle sehingga minyak yang telah dingin
(60-70oC) yang telah melalui proses pendinginan pada E.705 akan dispraykan
/ditembakkan sehingga akan kontak dengan uap minyak PFAD sehingga PFAD
akan menjadi cair dan ditampung diSCR.705. Pada SCR.702 ini juga terdapat
sistem vakum untuk menghisap kandungan air yang masih terdapat didalam
minyak.
Temperatur : 140-145oC
b Splash Oil Tank (SCR-705)

Tangki silinder tempat menampung kucuran minyak dari SCR-702 yang


berfungsi menampung minyak PFAD yang telah berubah dalam bentuk liqiud.
Temperatur : 140-145oC
c Splash Oil Pump (P-705)
Splash Oil Pumpberfungsi mengalirkan minyak dari splash oil tank ke
buffer tank VE-701 untuk diproses lagi.Temperatur : 140-150oC
d Fatty Acid Cooler (E-705)
Heat Exchanger yang berupa plate exchanger yang berfungsi untuk
pendinginan akhir Fatty acid dengan menemukan media pendingin air yang
berasal dari cooling tower. Fatty acidakan mengalami penurunan temperatur oleh
air dari cooling tower.
Temperatur fatty acid masuk
Temperatur fatty acid keluar
Temperatur air masuk
Temperatur air keluar
6
Vacuum System

: 140-150oC
: 60-65oC
: 28-30oC
: 60- 65oC.

Pada proses refinery kondisi yang paling baik adalah kondisi vakum
tercapai pada bleaching section dan deodorization section.
Vacuum system ini dihasilkan pada peralatan yang diinstal :
a

Steam Ejector
Steam 10 bar dialirkan pada peralatan ini untuk menambah velocity

sehingga vapour/oksigen/moisture pada proses akan lebih cepat terisap dari bejana
proses. Peralatan ini diinstal terdiri dari beberapa tingkatan.
b Condenser
Peralatan ini disirkulasikan air yang berfungsi untuk mengkondensasikan
steam yang digunakan di steam ejector.Air yang disirkulasikan didinginkan di
cooling tower, temperature inletcondenser ini max 31C.
c Vacuum pump
Peralatan ini digunakan untuk menarik vapour/steam yang tidak
terkondensasikan pada condenser,peralatan ini digunakan untuk membantu kerja
peralatan condenser.
Kondisi proses penting yang perlu diperhatikan pada system vakum ini adalah :

Supply steam minimum 10 bar


Temperature water circulation max 31oC
Vacuum pump water supply harus konsisten
Spurging steam tidak over consumption.

Kondisi proses penting yang perlu diperhatikan pada proses deodorization


adalah :
Vacuum kondisi 0,71,5 bar
Spurging steam 1,7 bar
Fatty acid circulation temperature and flo
2.2.2 Fractination Station
Fraksinasi adalah proses pemisahan minyak menjadi dua fraksi
berdasarkan sifat fisiknya,yang dalam hal ini didasarkan pada perbedaan titik
beku. Fraksi stearin mempunyai titik beku yang lebih tinggi dari pada fraksi
olein,karena itulah pada temperatur kamar fraksi olein berwujud cair sedangkan
fraksi stearin berwujud padat. Pada fraksinasi ini pemisahan terjadi antara Refined
Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) menjadi Refined Bleached Deodorized
Olein (RBD OL) dan Refined Bleached Deodorized Stearin (RBD ST).RBDPO
yang telah dihasilkan dari fractionation stationakan difraksinasi menjadi dua
fraksi utama,yaitu RBD stearin dan RBD olein.
Proses ini dilakukan dengan dua tingkat proses yaitu:
1

Crystallizer Section
Proses

kristalisasi

yaitu

proses

yang

dilakukan

pada

media

kristalizerdengan cara pemanasan bahan olahan sampai 65oC kemudian


didinginkan secara perlahan diaduk. Pendinginan dilakukan secara terus menerus
sampai terbentuk butiran kristal.
Adapun beberapa tahapan proses pada crystallizer section adalah :
a Ready
Pada tahap ini crystallizer tank telah siap dioperasikan.
b
c

Filling
Cooling dan Chilling
Media pendingin yang digunakan adalah air dan dibedakan menjadi

cooling water dan chilling water.Cooling water digunakan untuk mendinginkan


minyak hingga temperaturnya mencapai 35C,kemudian didinginkan lagi dengan
chilling water sehingga temperaturnya menjadi 16C,jadi pergantian antara
cooling water dengan chilling water terjadi pada saat temperature minyak 35C.
Temperatur cooling water dari cooling water berkisar antara 29-31C,sedangkan
temperature chilling water dari balanced tank chiller berkisar antara 8-10C.

Chiller adalah alat untuk mendinginkan air sehingga suhu air tersebut mencapai 810C.
d Balance tank
Balance tank adalah tangki berbentuk persegi empat yang didalamnya
terbagi menjadi dua bagian yang saling berhubungan yang satu bagian berfungsi
untuk menampung air yang didinginkan di chiller dan bagian yang lainnya
berfungsi untuk menampung air hasil pendingin dari chiller.
Masalah yang sering terjadi :

Tube block : aliran tidak berjalan dengan baik


Tube bocor
Pompa sirkulasi air tidak berjalan dengan baik
Faktor

yang

mempengaruhi

pembentukan

kristal

minyak

atau

pembentukkan stearin dan olein adalah suhu awal minyak, uhu akhir minyak
setelah difraksinasi, kecepatan pendinginan dan kecepatan agitasi.
Bagian-bagian dari crystallizer :
1

Agitator
Agitator adalah alat yang berfungsi untuk melakukan pengadukkan

sehingga proses perpindahan panas dapat berjalan dengan baik sehingga


pembentukan kristal dapat terkontrol. Sebuah agitator mempunyai delapan kipas.
Masalah-masalah pada agitator :

- Shaft patah
- Blade jatuh/bengkok
- Gear box bermasalah
Pompa sirkulasi air
Pompa sirkulasi air merupakan pompa air pendingin untuk menambah

tekanan sehingga air pendingin yang disuplai dari sistem pendingin dapat
dialirkan ke seluruh permukaan perpindahan panas melalui coil-coil.
3

Control valve
Control valve merupakan alat yang berfungsi untuk menindaklanjuti

perintah yang diberikan terhadap computer melalui recipe yang telah diset.
Perintahnya yakni penyesuaian setting temperature yang diinginkan.

Pada akhir proses kristalisasi ini, maka akan didapatkan hasil berupa RPO
(Refenery Palm Oil).
2.2.3 Proses filtrasi
Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan fraksi stearin yang telah
mengkristal dari fraksi olein yang berwujud cair. Proses ini dilakukan dengan cara
penyaringan butiran kristal yang telah terbentuk di crystallizer dengan media unit
filter press, sehingga fraksi padat dan cair dapat terpisahkan.
Bagian-bagian dari filter pressyaitu :
a

Filter cloth
Media penyaring yang terbuat dari kain khusus dengan ukuran lubang pori

yang khusus pula. Biasanya lubang pori-pori disebut juga dengan standar air
permeabilityy.
b. Plate membrane
Plate media penampung butiran kristal yang selanjutnya akan dilakukan
pengepresan sehingga butiran akan membentuk cake.
c. Plate chamber
Plate media penampung butiran kristal,selain itu berfungsi sebagai penahan ketika
dilakukan pengepresan dengan cara pencembunganrubber membrane. Plate
chamber biasanya diapit oleh plate membrane.
Proses pemisahan fraksi stearin dan fraksi olein ini terjadi didalam
membrane filter press FL-211 A/B yang terdiri dari beberapa tahapan proses :
a
b

Close filter
Filtration
Ada beberapa tahapan proses setelah filtrasi yakni sebagai berikut :

1
2
3
4
5
6

Squeezing
Core blowing
Filtrate blowing I
Filtrate blowing II
Final defletion
Open discharge
Peralatan yang digunakan pada tahap cake discharge,yaitu :
a

Stearin melting and receiving tank (TK-231 A/B)

Tangki ini berbentuk segiempat dan digunakan untuk menampung stearin


padat yang telah di press.Dalam tangki ini terdapat pipa-pipa untuk mengalirkan
steam yang bertujuan untuk mencairkan stearin.
b

Discharge pump for stearin (PU-231 A/B)


Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan stearin cair dari melting tank ke

storage tank.
Peralatan yang membantu proses washing, yaitu :
a
b

Olein washing tank (TK-241 A/B)


Discharge pump for olein washing (PU-241 A/B)
Discharge pump for olein washingberfungsi untuk mengalirkan olein

washing dari olein washing tank ke membrane filterlalu kembali lagi ke olein
washing tank.
Di bawah ini merupakan blok diagram proses pembuatan minyak kelapa
sawit dari bahan baku (CPO) menjadi Olein (minyak goreng FORTUNE) dan
Stearin (minyak curah).

CPO (Crude Palm


Oil )

BPO
(Bleaching
Palm Oil )

Minyak goreng FORTUNE

RBDPO (Refined
Bleach Deodorizer
Palm Oil)

Minyak Curah

Gambar 5. Blok diagram dari bahan baku (CPO) menjadi minyak goreng
danminyak curah
2.3 Produk
Fraksi olein yang telah dihasilkan dan telah melewati serangkaian uji
laboratorium dijual dipasaran oleh PT. Sinar Alam Permai dengan merk
Fortune.Sedangkan fraksi stearin dapat dijual langsung ke konsumen atau diolah
kembali menjadi produk lain sesuai dengan permintaan konsumen. Adapun
produk-produk yang dihasilkan, yaitu :

2.4Utilitas
Dalam sistem utilitas,air adalah salah satu komponen utama selain listrik
dalam menunjang proses produksi.
Untuk

memenuhi

kebutuhan

industri,PT.

Sinar

Alam

Permai

menggunakan air yang berasal dari aliran Sungai Musi yang tepat berada didepan
lokasi pabrik. Kandungan kontaminan yang terdapat didalam aliran air sungai
bervariasi pada setiap sisi atau bagian aliran sungai dan sangat dipengaruhi oleh
kondisi dari tempat aliran air jenis pengotor,dan sebagainya. Adapun parameterparameter yang harus diperhatikan untuk pengolahan air baku dalam memenuhi
kebutuhan industri yaitu :
1
2
3
4
5
6
7

Padatan tersuspensi (TSS)


pH air
Turbidity (Kejernihan air)
Alkalinitas
Kesadahan air
Silica
Oksigen terlarut dinyatakan dalam ppm yang menyebabkan terjadinya

korosi pada peralatan.


Total dissolved solid (TDS),dinyatakan dalam ppm. TDS merupakan
keseluruhan kontaminan padat yang dapat larut dalam air.

2.4.1 Water Treatment


2.4.1.1 Klarifikasi
Klarifikasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan
padatan yang tak larut (suspended solid) yang terdapat didalam air, sehingga air
yang didapatlebih jernihdengan jumlah suspended solid yang lebih rendah.
Proses klarifikasi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
a

Koagulasi
Koagulasi merupakan proses penggabungan partikel-partikel koloid yang

kecil menjadi partikel yang ukurannya lebih besar sehingga lebih mudah untuk
dipisahkan.
b

Sedimentasi

Sedimentasi merupakan proses pengendapan partikel-partikel koloid. Pada


proses ini, partikel-partikel yang terdapat didalam air setelah ditambah zat
koagulan akan turun dan mengendap dibagian bawah clarifier.

Gambar 6. Skema Clarifier

Berikut ini adalah Gambar alat klarifier yang terdapat pada PT. Sinar Alam
Permai.

Gambar 7.Clarifier
Di dalam proses Clarifier ini beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

Titik injeksi bahan kimia

Volume clarifier dan design clarifier

Penentuan dosis bahan kimia dilakukan melalui Jar test

Dosis bahan kimia dapat berubah sesuai dengan kondisi air baku

Level sludge harus dijaga minimal/maksimal berkisar 23 meter dari level


air bersih. Sludge dibuang secara berkala minimal per 1 hari.Sludge
berfungsi sebagai penyaring/penahan flokflok yang baru terbentuk.

Water Basin
Water basin adalah sebuah bak penampungan air, yang air tersebut berasal

dari luapan air (over flow) tangki water clarifieryang nantinya akan dilakukan
penjernihan lebih lanjut dengan cara proses koagulasi.
2.4.1.2Filtrasi
Filtrasi adalah suatu proses yang digunakan untuk menghilangkan atau
mengurangi padatan tak larut.
Di bawah ini merupakan skema Gambar dari sandfilter.

Raw Water Inlet


Top Baffle
Surface Washer
Approx. 50%
Freeboard
45 - 90 cm
0.50 - 0.70 mm
Filter Media
Strainer Heads

Laterals
Supports

Gambar 9.Sand Filter


Kejernihan air sangat penting, untuk mencegah padatan tersuspensi dari
masalahmasalah yang akan mungkin timbul di dalam :
-

Resin ( Cation dan Anion )

Sistem DeaeratorPlugging

Boiler

Untuk kesehatan bila air di konsumsi.

Fouling

Deposit

2.4.1.3 Carbon Filter


Karbonfilter

merupakan

media

penyaring

yang

berfungsi

menghilangkan/mengurangi bau, rasa, warna, klor dan kandungan organik dalam.


Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada skema Gambar berikut :

Gambar 10.Carbon Filter

2.4.1.4 Degassifier
Degasfier adalah suatu alat yang dilengkapi blower berfungsi mengurangi
kadar oksigen didalam air.
Air masuk

Udara keluar

Udara Masuk

Blower

Air Keluar
Gambar 14. Degasifier
2.4.2 Penyediaan Cooling Water
Air pendingin (cooling water) yang digunakan pada suatu industri harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a

Tidak mengandung bahan yang menimbulkan endapan pada suhu tinggi.

Tidak bersifat korosif terhadap peralatan.

Tidak mengandung mikroorganisme yang menumbukan lumut.

d
Kebutuhan cooling water di PT.Sinar Alam Permai yaitu :
1

Cooling water yang digunakan untuk mendinginkan minyak pada proses,


Final Oil Cooler.Pada final oil cooler ini, cooling water digunakan untuk
proses pendinginan akhir RBDPO yang telah dimanfaatkan panasnya.

Fatty Acid Cooler (E-705)

Cristallizer Tank (T-401 s/d T-406)

Cooling water yang digunakan untuk pembangkit sistem vakum dan untuk
umpan pompa vakum. Air ini didistribusikan ke kondensor vakum untuk

mengkondensasikan sistem injector, lalu air yang keluar dari kondensor


vakum akan dialirkan ke cooling water.

BAB III
PENUTUP

PT. Sinar Alam Permai merupakan pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO)
menjadi minyak goreng dan stearin. Pengolahan CPO menjadi minyak goreng
yang ada pada PT Sinar Alam Permai terdiri dari dua tahapan proses utama,
yaitu: Physical Refining Process, yang terdiri dari: Pre-Treatment Station,
Degumming section, Bleaching Section, serta Deodorization Section dan
Fractionation

process

yang

terdiri

dari:

tahap

Persiapan

dan

Pengkondisian Minyak, tahap Kristalisasi serta tahap Filtrasi. Start-up pabrik


Crushing Palm Kernel dengan kapasitas 300 mt/hari. Kapasitas pabrik Crushing
Palm Kernel menjadi 950 mt/hari.
Selain menghasilkan olein dan stearin, proses pengolahan CPO di PT.
Sinar Alam Permai juga menghasilkan produk samping yaitu Palm Fatty
Acid Distilated (PFAD). Hasil produksi utama RBD Olein yang diolah lagi akan
menghasilkan Olein Super dan Olein Lokal.

Proses pengontrolan

kualitasnya dilakukan di Quality Assurance Departement PT. Sinar Alam


Permai.

DAFTAR PUSTAKA

. 2005. Standart Operational Process Environment Health and Safety


Department. PT. Sinar Alam Permai.
Romawahyudi, Rizki. 2006. Laporan akhir. Palembang: Politeknik Negeri
Sriwijaya
. 2008. Standart Operational Procedure Quality Assurance Department.
PT. Sinar Alam Permai.
. 2008. Quality Assurance Department. PT. Sinar Alam Permai.
. 2008. Standart Operational Process Refinery and Fractination. PT. Sinar
Alam Permai.
. 2011. Utility Department. PT. Sinar Alam Permai.

Anda mungkin juga menyukai