Makalah Etika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ETIKA (FILSAFAT MORAL)


Ditujukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Filsafat Ilmu

Dosen pembimbing: Azin Taufik, M.Pd.

Disusun oleh: kelompok 6


Galuh Indah Permatasari
NIM: 2014161009
Puji Aprilliyani
NIM: 2014161021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
APRIL 2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
pertolongan, rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh bapak Azin Taufik, M. Pd. selaku dosen mata kuliah Filsafat Ilmu.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Azin Taufik, M.Pd. yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pemahaman kami dalam
mengenal Etika (Filsafat Ilmu). Terimaksih pula kami ucapkan kepada temanteman yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak Azin Taufik, M.Pd. banyak kendala yang kami alami dalam menyusun
makalah ini. Namun, itu semua tidak menyurutkan niat kami untuk menyelesaikan
makalah ini.
Kami telah berupaya menyempurnakan makalah ini, maka kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari bapak Azin Taufik, M.Pd.,
teman-teman dan orang lain yang mau meluangkan waktunya untuk menyimak isi
dari makalah ini.
Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan, Kami sangat berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih.

Kuningan, Oktober 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah...................................................................................2
1.3. Tujuan........................................................................................................2
1.4. Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Etika, Moral dan Norma..........................................................4
2.2. Kesadaran Moral........................................................................................9
2.3. Teori Normatif Pokok................................................................................10
2.4. Norma Moral Dasar...................................................................................11
2.5. Kode Etik Profesi.......................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................15
3.2. Saran..........................................................................................................15
BIOGRAFI PENULIS...........................................................................................16
AGENDA ACARA................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penghayatan akan nilai-nilai Etika bagi para mahasiswa baik
secara umum maupun secara pribadi, dalam kehidupan bermasyarakat
dari hari ke hari semakin dikembangkan. Alasan utama yang diambil
karena nilai etika penting dan sangat bermanfaat bagi pola kehidupan
para mahasiswa itu sendiri. Etika bukan hanya melihat sisi kedisiplinan
dalam kehidupan bersama diantara para mahasiswa dengan mahasiswa
lain akan nilai moral yang ada, akan tetapi ketika lebih jauh berusaha
menjawab masalah moral tersebut dengan pemikiran yang kritis dan
sistematis.
Norma mempertanyakan apa perbuatan itu baik atau buruk? Apa
pekerjaan itu baik atau buruk? Mengapa suatu perbuatan dikatakan baik
atau buruk? Dari mana keputusan bahwa suatu perbuatan yang dilakukan
itu dikatakan baik atau buruk? Di sini etika berusaha menjawab
pernyataan tersebut dengan pemikirannya yang kritis.
Etika lebih menyoroti nilai suatu perbuatan dan persoalan yang
terkait dengan etika itu sendiri. Karena itu berbicara mengenai etika
tidak terlepas dari nilai-nilai moral yang terkandung di dalam tubuh etika.
Maka dari itu kami sebagai penulis yang peduli akan hal ini
akhirnya membuat makalah mengenai ETIKA (FILSAFAT MORAL)
yang didalamnya mencakup etika, moral dan norma. Selain untuk
memberikan informasi, penulis juga bermaksud untuk mengingatkan
kembali kepada masyarakat khususnya kepada mahasiswa tentang materi
ini. Karena materi ini sangat penting untuk diaplikasikan ke kehidupan
sehari-hari sebagaimana mestinya.

1.2. Identifikasi Masalah


Karena materi ini berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari,
maka timbullah pertanyaan-pertanyaan seperti dalam beberapa poin
berikut ini :
1. Apa pengertian Etika, Moral dan Norma?
2. Bagaimana keasadaran moral?
3. Bagaimana teori normatif pokok?
4. Apa saja norma moral dasar?
5. Bagaimana kode etik profesi?
1.3. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui pengertian dari etika, moral dan
norma.
2. Agar terbentuk kembali keasadaran moral yang hampir
dilupakan.
3. Agar dapat mengetahui bagaimana isi dari teori normatif
pokok itu.
4. Agar dapat mengetahui apa-apa saja yang termasuk
kedalam norma moral dasar itu.
5. Agar dapat mengetahui bagaimana isi dari kode etik profesi
itu.
1.4. Manfaat
Secara Umum
Untuk memberi wawasan kepada pembaca mengenai etika dalam
filsafat ilmu ini dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk Mahasiswa
Agar mampu mengajarkan dan menerapkan mata kuliah ini dengan
sebaik-baiknya

agar

mahasiswa

dapat

memahami

dan

mampu

menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam tubuh Etika kelak pada


saat berkarya dalam masyarakat yang luas.

Untuk Dosen
Untuk mengarahkan mahasiswa agar berfikir secara kritis dan
mengarahkan kepada mahasiswa untuk bertanggung jawab sesuai dengan
mata kuliah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Etika, Moral dan Norma

Artinya : Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab


(Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang
salah, agar kamu mendapat petunjuk.
Etika secara etimologi berasal dari kata Yunani, yakni ethos yang
berarti watak kesusilaan adat (kebiasaan). Secara etimologi, etika adalah
cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia
dalam hubungannya dengan baik buruk. Yang dapat dinilai baik buruk
adalah sikap manusia, yaitu menyangkut perbuatan, tingkah laku,
gerakan, kata-kata dan sebagainya. Adapun motif, watak dan suara hati
sulit untuk dinilai. Tingkah laku yang dikerjakan dengan kesadaran
sajalah yang dapat dinilai, sedangkan yang dikerjakan dengan tidak sadar
tidak dapat dinilai baik buruknya.
Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno etika adalah ilmu yang
memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia.
Ruang lingkup etika meliputi meliputi bagaimana caranya agar
dapat hidup lebih baik dan bagaimana caranya untuk berbuat baik serta
menghindari keburukan.
Etika dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Etika Deskriptif
Etika ini hanya melukiskan, menggambarkan, menceritakan
apa adanya, tidak memberikan penilaian, tidak memilih
mana yang baik dan buruk , tidak mengerjakan bagaimana
seharusnya berbuat. Etika ini bersifat turun-menurun.
Contohnya adalah di Costa Rica: Jangan mengepalkan
4

tangan dengan ibu jari tersembul di antara telunjuk dan jari


tengah. Pada waktu makan, kedua tangan harus ada di atas
meja. Dalam pertemuan, kontak mata tidak terlalu penting
pada saat berbicara kepada kelompok.
b) Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang
ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang
seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang
bernilai dalam hidup ini. Jadi etika normatif merupakan
norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak
secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk sesuai
dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di
masyarakat. Contohnya adalah kejujuran, disiplin, loyalitas
dan mengerjakan tugas. Etika normatif dibagi menjadi dua
lagi yaitu :

Etika Umum
Membicarakan mengenai prinsip-prinsip umum.
Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu
pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian
umum dan teori-teori. Etika umum membahas dan
mengkaji tema-tema umum seperti: apa itu norma
etis? Mengapa manusia terikat norma etis, apa
hubungan kebebasan, tanggung jawab dan norma
etis, dsb. Contohnya aturan dalam lingkungan
publik seperti aturan mengunjungi pasien di rumah
sakit sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh
rumah sakit.

Etika Khusus
Penerapannya dari prinsip-prinsip umum yang ada
di etika umum. Contohnya adalah etika pergaulan,
etika dalam pekerjaan, etika menjenguk teman dsb.
5

Etika khusus dibedakan menjadi :


1. Etika Individual
Membicarakan kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri sebagai individu. Contohnya adalah ebagai
individu yang menjaga kesehatan dirinya sendiri seperti
mandi dua kali sehari, menggosok gigi dan makan makanan
yang membari energi serta menyehatkan.
2. Etika Sosial
Membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam
hubungannya dengan orang lain. Contohnya adalah etika
dalam berorganisasi seperti bagaimana melakukan kerja
sama dalam organisasi, bagaimana cara melakukan diskusi
dan menyampaikan pendapat dengan baik dalam suatu
forum.
Moral berasal dari kata latin Mos jamaknya Mores yang berarti
adat atau cara hidup. Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam
pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral atau moralitas
dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai. Adapun etika dipakai untuk
pengkajian sistem nilai yang ada.
Frans Magnis Suseno (1987) membedakan ajaran moral dan etika.
Ajaran moral adalah ajaran, wejangan, khutbah, peraturan lisan atau
tulisan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar ia
menjadi manusia yang baik. Sumber langsung ajaran moral adalah
berbagai orang dalam kedudukan yang berwenang, seperti orang tua dan
guru, para pemuka masyarakat dan agama, dan tulisan para bijak. Etika
bukan sumber tambahan bagi ajaran moral tetapi filsafat atau pemikiran
kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika adalah
sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran. Jadi, etika dan ajaran moral tidak
berada ditingkat yang sama. Yang mengatakan bagaimana kita harus
hidup bukan etika melainkan ajaran moral. Etika mau mengerti ajaran

moral tertentu, atau bagaimana kita dapat mengambil sikap yang


bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Contoh moral itu kalau kita menemukan tas yang berisikan
dokumen penting dan juga sejumlah uang yang terdapat dalam tas
tersebut. Seandainya kita memiliki moral yang baik maka kita akan
memberikan tas itu kepada pemiliknya atau kalau tidak pada yang
berwajib.
Contoh etika itu ketika kita berbicara terhadap orang yang lebih tua
harus menggunakan bahasa yang sopan. Atau ketika masuk ke rumah
orang lain harus mengetuk pintu dulu dan memberi salam.
Norma aturan-aturan yang berisi petunjuk tingkah laku yang harus
atau tidak boleh dilakukan manusia dan bersifat mengikat. Hal ini berarti
bahwa manusia wajib menaati norma yang ada. Norma adalah kaidah
atau ketentuan yang mengatur kehidupan dan hubungan antar manusia
dalam arti luas. Norma merupakan petunjuk hidup bagi manusia dan
pedoman perilaku seseorang yang berlaku di masyarakat.
Ada banyak macam norma. Ada norma khusus, yaitu norma yang
hanya beralku dalam bidang dan situasi yang khusus, misalnya bola tidak
boleh disentuh oleh tangan, hanya berlaku kalau dan sewaktu kita main
sepak bola dan kita bukan kiper. Disamping norma khusus ada juga
norma umum. Norma umum ada 3 yaitu :
1. Norma Sopan Santun
Norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah
dalam pergaulan sehari-hari. Contohnya adalah tidak
berkata-kata kasar, kotor dan takabur. Sanksi bagi
pelanggar norma ini adalah tidak tegas, melainkan langsung
dari masyarakat yang berupa cemoohan, celaan, hinaan,
dikucilkan

dan

diasingkan

dipermalukan.

dari

pergaulan

serta

2. Norma Hukum
Norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh
masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi
keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Contohnya tidak mencuri. Sanksi untuk
yang melanggar norma ini berupa tindakan tegas seperti
dipenjara.
3. Norma Moral
Norma moral adalah aturan yang berlaku di masyarakat
yang berdasarkan oleh nilai moral yang ada di masyarakat
tersebut. Aturan ini biasanya tidak tertulis dan bila terdapat
pelanggaran, maka pelakunya hanya akan mendapat sanksi
social. Contoh dari norma moral yang saya anut adalah
tidak berkata dengan nada yang lebih tinggi/ kasar kepada
orang yang lebih tua. Norma ini berasal dari nilai moral
yang berasal dari agama saya, yaitu agama islam.
Etika dan Etiket
Menurut Bertens (1953, hlmn. 9-10) ada empat perbedaan sangat
penting antara etika dan etiket, yaitu sebagai berikut :
1. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan
manusia. Misalnya, jika saya menyerahkan sesuatu kepada
atasan, saya harus menyerahkannya menggunakan tangan
kanan. Diaanggap melanggar etiket jika menggunakan
tangan kiri. Akan tetapi, etika tidak terbatas pada cara
dilakukannya suatu perbuatan. Etika menyangkut masalah
apakah suatu perbuatan boleh dilakukan, ya atau tidak.
Mengambil barang milik orang lain tanpa izin tidak pernah
diperbolehkan. Apakah orang mencuri dengan tangan kanan
atau dengan tangan kiri disini sama sekali tidak relevan.
Norma etis tidak terbatas pada cara perbuatan dilakukan,
melainkan menyangkut perbuatan itu sendiri.

2. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Apabila tidak ada


orang lain hadir atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak
berlaku. Misalnya, ada banyak peraturan etiket yang
mengatur cara kita makan. Dianggap melanggar etiket, bila
kita makan sambil berbunyi atau dengan meletakkan kaki
diatas meja, dsb. Sebaliknya etika selalu berlaku, juga kalau
tidak ada saksi mata. Etika tidak bergantung pada hadir
tidaknya orang lain. Larangan untuk mencuri selalu
berlaku, entah ada orang lain hadir atau tidak.
3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan di satu
kebudayaan bisa saja dianggap sopan di kebudayaan lain.
Contohnya adalah makan dengan tangan, di suatu daerah
masih dianggap sopan tapi di daerah Jawa makan yang
sopan itu harus menggunakan sendok. Lain halnya dengan
etika, etika jauh lebih absolut, jangan mencuri, jangan
bohong, jangan membunuh merupakan prinsip-prinsip
etika yang tidak bisa ditawar-tawar atau mudah diberi
dispensasi.
4. Jika kita bicara etiket itu memandang manusia berdasarkan
lahiriahnya sedangkan etika itu memandang manusia dari
segi dalamnya.
Pengertian etika menurut kelompok kami adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana kebiasaan. Moral adalah ajaran yang baik dan buruk
perbuatan dan kelakuan. Norma adalah aturan atau pedoman.
2.2. Kesadaran Moral
Menurut Franz Magnis Suseno ada tiga unsur dalam kesadaran
moral, yaitu sebagai berikut :
1. Mengungkapkan kesadaran bahwa kewajiban moral itu
bersifat mutlak
Perasaan wajib untuk melakukan tindakan yang
bermoral itu ada, dan terjadi di setiap manusia, siapa pun,

dimana pun dan kapan pu. Kewajiban itu tidak dapat


ditawar-tawar, karena dalam pelaksanaannya jika tidak
mematuhi berarti suatu pelanggaran moral.
2. Mengungkapkan rasionalitas kesadaran moral
Dalam

masalah

rasionalitas

kesadaran

moral

manusia meyakini bahwa akan sampai pada pendapat yang


sama sebagai suatu masalah moral, asal manusia bebas dari
paksaan dan tekanan, tidak mencari keuntungan sendiri,
tidak berpihak, bersedia untuk bertindak sesuai dengan
kaidah yang berlaku umum, pengetahuan jernih dan
mengetahui informasi.
3. Mengungkapkan segi tanggung jawab subjektif
Immanuel Kant membedakan dua kewajiban moral,
yaitu sebagai berikut :

Imperatif hipotesis (perintah bersyarat)

Imperatif kategoris (perintah tanpa syarat/mutlak)

2.3. Teori Normatif Pokok


Teori deontologis (dari kata Yunani, deon artinya yang diharuskan,
yang wajib) mengatakan bahwa betul salahnya suatu tindakan tidak dapat
ditentukan dari akibat tindakan itu melainkan ada cara bertindak yang
begitu saja terlarang, atau begitu saja wajib. Jadi, untuk mengetahui
apakah mahasiswa boleh menyontek dalam ujian, tanpa bertanya dahulu
kepada dosen, melainkan perbuatan menyontek itu sendiri sudah
merupakan perbuatan yang dilarang, jadi pasti tidak boleh.
Teori teleologis (dari kata Yunani telos artinya tujuan) mengatakan
bahwa betul tidaknya tindakan justru tergantung dari akibatnya, kalau
akibatnya baik, boleh dilakukan bahkan barangkali bisa wajib, kalau
akibatnya buruk, tidak boleh. Jadi, bohong itu kalau untuk melindungi
seseorang dari keganasan pembunuh, boleh saja menurut mereka. Tentu
saja dalam teori teleologis segala-galanya tergantung dari apa yang
dianggap baik dan buruk.
10

2.4. Norma Moral Dasar


1. Pertanyaan Dasar
Suatu persoalan, menjadi persoalan yang bersifat etis atau moral
dan bukannya persoalan teknis atau intelektual semata-mata, apabila
keputusan yang (bakal) diambil menyangkut suatu pilihan antara
beberapa nilai yang langsung dikaitkan pada dasar kemanusiaan.
Ada 3 (tiga) pertanyaan dasar etika, yaitu sebagai berikut :
a) Apakah yang benar.
b) Apakah yang baik.
c) Apakah yang adil.
Apabila diperhatikan keseluruhan teori etika, kita akan sampai
pada kesimpulan bahwa manusia menjadi manusia sebenarnya jika ia
menjadi manusia yang etis. Titik tolaknya adalah sebagai berikut :
a) Ia percaya kepada kebenaran, kebaikan dan keadilan
b) Ia berusaha sekuat tenaga untuk berbuat secara benar, baik
dan adil.
Sebagaimana dimaklumi, konsep Etika didirikan atas dasar
kepercayaan bahwa kehidupan manusia secara keseluruhan adalah
baik, pada dasarnya manusia adalah baik.
Manusia disebut etis, ialah manusia yang secara utuh dan
menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas
keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan sosialnya, antara
rohani dengan jasmaninya dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri
dengan khaliknya.
Kalau ditanya apakah ada manusia semacam itu, adalah persoalan
lain. Tetapi, dengan etika kita memerlukan kriteria normatifnya
sebagai pedoman. (Achamad Charris Zubair, 1987, hlm. 71-72).
2. Dua Kaidah Dasar Moral
Sekurang-kurangnya ada dua kaidah atau norma dasar yang tidak
tergantung satu sama lain, yaitu sebagai berikut:

11

a. Kaidah sikap baik


Dengan kaidah maksimalisasi akibat baik dimaksudkan prinsip
bahwa kita wajib bertindak sedemikian rupa sehingga ada kelebihan
maksimal dari akibat baik dibandingkan dengan akibat buruk. Jelaslah
bahwa kaidah ini hanya berlaku kalau diterima kaidah yang lebih dasar
lagi, yaitu kita harus berbuat yang baik dan mencegah yang buruk.
Berdasarkan kaidah ini kita wajib untuk mengusahakan suatu
kelebihan dari akibat-akibat yang baik. Kaidah sikap baik mendasari
semua norma moral. Kita pada dasarnya kecuali kalau ada alasan
khusus, mesti bersikap baik terhadap apa saja. Bersikap baik dalam
arti, memandang seseorang atau sesuatu tidak hanya sejauh berguna
bagi saya; menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung,
membela, membiarkan sesuatu berkembang demi dia itu sendiri.
b. Kaidah keadilan
Keadilan di sini adalah keadilan dalam membagikan yang baik dan
yang buruk. Kaidah ini mengandung kewajiban untuk memberi
perlakuan yang sama kepada semua orang dalam pembagian dari yang
baik dan yang buruk dalam pemberi bantuan dan tugas-tugas dan
fungsi-fungsi

sosial

dengan

memperhatikan

kebutuhan

dan

kemampuan mereka .(Franz Magnis Suseno,1987,hlm.103-105).


2.5. Kode Etika Profesi
Kode etika adalah daftar kewajiban yang harus ditaati dan dibuat
oleh profesi tertentu serta mengikat semua anggotanya.
Kode etika sebenarnya bukan suatu hal yang baru. Sudah lama
diusahkan untuk mengatur.
Tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh
seluruh kelompok. Salah satu contoh tertua adalah Sumpah Hippokrates
yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi dokter.
Hippokrates adalah dokter Yunani Kuno yang digelari Bapak ilmu
kedokteran yang hidup dalam abad ke-5 SM. Menurut ahli sejarah belum

12

tentu sumpah ini merupakan buah pena Hippokrates sendiri , tetapi


setidak-tidaknya berasal dari kalangan muridnya dan merupakan
semangat professional yang diwariskan dari dokter Yunani ini. Walaupun
mempunyai riwayat eksistensi yang

sudah panjang, namum belum

pernah dalam sejarah kode etika menjadi fenomena yang begitu banyak
dipraktikan dan tersebar begitu luas seperti sekarang ini. Jika sungguh
benar zaman kita diwarnai suasana etis yang khusus , salah satu buktinya
adalah peranan dan dampak kode etik ini.
Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang
memiliki cita-cita dan nilai bersama. Mereka yang membentuk suatu
profesi disatukan karena latar belakang pendidikan yang sama dan
memiliki keahlian yang tertutup bagi orang lain. Dengan demikian,
profesi menjadi suatu kelompok yang mempunyai kekuasaan tersendiri
dan tanggung jawab khusus. Kode etika ibarat kompas yang
menunjukkan arah moral bagi suatu profesi sekaligus menjamin mutu
moral profesi itu dimata masyarakat.
Kode etika bisa dilihat sebagai produk etika terapan, sebab
dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atau suatu wilayah tertentu,
yaitu profesi. Akan tetapi, setelah kode etika ada, pemikiran etis tidak
berhenti. Kode etika tidak menggantikan pemikiran etis, tetapi sebaliknya
selalu didampingi oleh refleksi etis.
Bagaimana kode etik agar berfungsi dengan baik? kode etika
supaya dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak
adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesinya sendiri. Kode etik
tidak akan efektif, kalau di drop bagitu saja dari atas, yakni dari instansi
pemerintah atau instansi lain, karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan
nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari
luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barangkali bisa
membantu juga dalam merumuskannya, tetapi pembuatan itu harus
dilakukan oleh profesi bersangkutan.

13

Supaya bisa berfungsi dengan baik, kode etik harus menjadi hasil
self-regulation (pengaturan diri) dari profesi. Dengan membuat kode etik,
profesi sendiri akan menetapkan hitam diatas putih niatnya untuk
mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggap hakiki. Kode etik yang
berisikan niai-nilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu bisa
mendarah daging dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan
dengan tekun dan konsekuen.
Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik berhasil dengan
baik, yakni pelaksanaannya diawasi terus-menerus. Pada umumnya kode
etik akan mengandung sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.
Kasus-kasus pelanggaran akan dinilai dan ditindak oleh suatu dewan
kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena
tujuannya mencegah tejadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode
etik berisikan ketentuan bahwa profesional berkewajiban melapor, bila
ketahuan teman sejawat melanggar kode etik. Ketentuan ini merupakan
akibat logis dari self-regulation yang terwujud dalam kode etik, seperti
kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga
diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap
pelanggar.(Bertens,1993,hlm. 277-281).

14

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah membaca kembali materi filsafat ilmu yang menerangkan
tentang etika (filsafat moral) maka kami dapat menyimpulkan :
1. Pengertian etika adalah kebiasaan atau adat. Sedangkan pengertian
moral adalah ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan.
Dan norma adalah aturan atau pedoman.
2. Kesadaran moral muncul apabila kita harus memutuskan sesuatu
yang menyangkut hak dan kebahagiaan orang lain.jadi, yang
membedakan norma moral dengan norma lainnya karena adanya
kesadaran akan kewajiban mutlak untuk melakukannya.
3. Teori normatif pokok dibagi menjadi dua teori yaitu deontologis
yang memiliki arti yang diharuskan/wajib dan teori kedua ialah
teleologis yang mempunyai arti tujuan.
4. Norma moral dasar memiliki dua sub pembahasan seperti
pertanyaan dasar dan dua kaidah dasar moral.

5. Karena tujuannya mencegah tejadinya perilaku yang tidak etis ,


seringkali kode etik berisikan ketentuan bahwa professional
berkewajiban melapor , bila ketahuan teman sejawat melanggar
kode etik.
3.2. Saran
Pahami materi ini dengan baik maka akan berdampak positif
terhadap kehidupan kita. Karena jika kita paham materi ini dengan baik
maka otomatis kita dapat langsung mengaplikasikannya ke kehidupan
sehari-hari.

15

BIOGRAFI PENULIS
Galuh Indah Permatasari lahir di Ciamis 19 Agustus 1996. Tinggal di
Jalan Srikaya I blok C nomor 10 Perum Korpri Cigintung Kuningan Jawa Barat.
Anak kedua dari dua bersaudara. Memiliki hobi menyanyi, menari, membaca,
menulis, menonton dan bersepeda. Riwayat pendidikan pernah bersekolah di TK
PGRI Kuningan, SDN 7 Kuningan, SMPN 1 Kuningan, SMAN 2 Kuningan dan
sekarang sedang menuntut ilmu di Universitas Kuningan sebagai salah satu
mahasiswi program studi Pendidikan Matematika.
Puji Aprilliyani lahir di Kuningan 14 April 1996. Tinggal di Cileuleuy Rt
11 Rw 04 Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Anak pertama
dari dua bersaudara. Memiliki hobi menonton. Riwayat pendidikan pernah
bersekolah di TK Nurul Hidayah, SDN 1 Cileuleuy, SMPN 2 Kuningan, SMAN 1
Kadugede dan sekarang sedang menuntut ilmu di Universitas Kuningan sebagai
salah satu mahasiswi program studi Pendidikan Matematika.

16

AGENDA ACARA

Pembuka presentasi

: Puji Aprilliyani

Pemateri pertama

: Galuh Indah Permatasari

Pemateri kedua

: Puji Aprilliyani

Penutup presentasi

: Puji Aprilliyani

Pertanyaan Kloter 1

Rizal Fauzi
Keuntungan orang yang beretika dan kerugian orang yang tidak
beretika? Lalu upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengubah
orang yang tidak beretika tersebut menjadi beretika?
Jawab : (Oleh Galuh)
Keuntungan orang yang beretika sudah pasti akan diterima
dikalangan mana saja. Untuk kerugian orang yang tidak beretika
adalah dijauhi oleh orang lain. Upaya yang dilakukan adalah
memberikan kesadaran kepadanya, salah satu faktor yang paling
menentukan etika seseorang adalah lingkungan. Jadi sebaiknya
hindarilah lingkungan yang memberikan dampak negatif.

Ryan Agung Saputra


Maksud dari keadilan yang baik dan buruk dalam kaidah
keadilan?
Jawab : (Oleh Puji dan Pa Azin)
Maksudnya adalah membagi kebaikan dan keburukan dengan adil.
Contohnya disaat mendapat rezeki kemudian dibagi-bagi dengan
adil.
Mitha Nurpalah
Pengertian dari refleksif etis?
Jawab : (Oleh Puji)
Refleksif etis adalah pemiikiran moral yang bersifat etis.

17

Pertanyaan Kloter 2

Ika Oktaviani
Kalau ada anak yang beretika buruk karena latar belakang
keluarga yang tidak baik, upaya apa yang harus kita lakukan untuk
menghadapinya?
Jawab : (Oleh Galuh)
Kebanyakan anak yang beretika buruk itu kurang akan kasih
sayang dan biasanya ia ingin diperhatikan oleh orang lain maka
dari itu mereka mencari perhatian dengan cara-cara yang unik.
Upaya yang dilakukan oleh calon pendidik seperti kita sebaiknya
tanya kepada teman-teman terdekat terlebih dahulu lalu setelah itu
coba dekatkan diri kita dengan anak tersebut agar kita bisa
memberikan solusi yang tepat untuk anak itu.
Risa Sutami
Apa bedanya norma hukum dan norma moral?
Jawab : (Oleh Galuh)
Bila dilihat dari sanksi yang diberikan pun kita sudah dapat
membedakan. Kalau norma hukum itu sanksinya tegas seperti
penjara, pidana dan lain-lain sedangkan norma moral itu
sanksinya tidak tegas atau sanksi sosial.
Eha
Kriteria normatif itu seperti apa?
Jawab : (Oleh Puji)
Kriteria normatif itu kriteria yang sesuai dengan tiga macam
norma dalam makalah ini seperti norma sopan santun, norma
hukum dan norma moral.

18

DAFTAR PUSTAKA
1. Drs. Surajiyo. 2008. Ilmu Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
2. Syifa. 2012. Hubungan Moral, Norma, Etika dan Kesusilaan. Jakarta
(Sumber: http://intelektualisasi-asq.blogspot.com/2013/11/hubungan-etikamoral-norma-dan.html)
3. Pengertian etika menurut para ahli.
(Sumber: http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-etikamenurut-para-ahli.html)
4. Etika deskriptif.
(Sumber: https://www.academia.edu/3626825/ETIKA_DESKRIPTIF)
5. Etika deskriptif.
(Sumber: http://uika.blogspot.com/2011/06/etika-deskriptif.html)
6. Zuhri Aminudin. Tugas Etika.
(Sumber: https://docs.google.com/document/d/1pB6upjnQmMIXpFUGyn8O6TvTv7dhDSDuOLj-7RiuIk/edit?pli=1)
7. Contoh moral dan etika
(Sumber: http://hakimky.blogspot.com/2012/10/contoh-moral-danetika.html)
8. Norma sopan santun.
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Norma_sopan_santun)
9. Norma umum dan teori etika.
(Sumber: http://fitriarostiana.blogspot.com/2011/10/norma-umum-danteori-etika.html)
10. Nilai Moral dan Norma sebagai Pegangan Hidup dalam Peran Kita
Sebagai Warga Negara.
(Sumber: http://tommynovianto.blogspot.com/2013/06/nilai-moral-dannorma-sebagai-pegangan.html)
11. Pengertian etika dan etiket.

19

(Sumber: http://nimoz-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-74170-kuliahPengertian%20Etika%20dan%20Etiket.html)
12. Pengertian moral dan etika
(Sumber: http://imungblog.blogspot.com/2012/10/pengertian-etika-danmoral.html)
13. Quran surat Al-Baqarah ayat 53
(Sumber: http://www.dudung.net/quran-online/indonesia/2)

20

Anda mungkin juga menyukai