Fisiologi Tumbuhan 3

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PENGARUH CAHAYA (SUHU) TERHADAP


KECEPATAN TRANSPIRASI

Disusun oleh :
Nadya Ayu Narulita
NIM. 14030204071
Pendidikan Biologi B 2014

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


2016

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi ?

B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi
dengan metode penimbangan.

C. Hipotesis

Ha

: Ada pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi.

H0

: Tidak ada pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi.

D. Kajian Pustaka
Pacar air (Impatien balsemia L.) adalah tanaman yang berasal dari Asia
Selatan dan Asia Tenggara namun telah diperkenalkan ke Amerika pada abad
ke-19. Tanaman ini adalah tanaman tahunan atau dua tahunan dan memiliki
bunga yang berwarna putih, merah, ungu, atau merah jambu. Bentuk bunganya
menyerupai bunga anggrek yang kecil. Tinggi tanaman ini bisa mencapai satu
meter dengan batangnya yang tebal namun tidak mengayu dan daunnya yang
bergerigi tepinya. Pacar air dapat hidup tanpa akar, sebab batangnya bisa
menghisap air ,tetapi apabila akarnya dihilangkan maka pacar air harus
diletakkan di gelas penuh air atau yang lainnya (Wikipedia, diperbarui 2016).
Tumbuhan dalam siklus hidupnya, mengeluarkan sejumlah besar air yang
diserap (90%) ke atmosfer dalam bentuk uap air. Hilangnya air dari tubuh
tanaman dalam bentuk uap air ini dinamakan transpirasi, dan hamper semua air
yang ditranspirasikan keluar melalui stomata (Yuni dkk., 2016).
Menurut Lestari (2006), menyatakan bahwa proses transpirasi dipengaruhi
oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang
mempengaruhi proses transpirasi anatara lain :
1. Penutupan stomata, dengan terbukanya stomata lebih lebar, air yang hilang
lebih banyak tetapi peningkatan kehilangan air lebih sedikit untuk masingmasing satuan penambahan lebar stomata. Banyak faktor yang
mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata, yang paling

berpengaruh adalah tingkat cahaya dan kelembapan. Pada sebagian besar


tanaman, cahaya menyebabkan stomata membuka. Pada tingkat
kelembapan dalam daun yang rendah, sel-sel penjaga kehilangan
turgornya mengakibatkan penutupan stomata.
2. Jumlah dan ukuran stomata, kebanyakan daun tanaman yang produktif
mempunyai banyak stomata pada kedua sisi daunnya. Jumlah dan ukuran
stomata yang dipengaruhi oleh genotip dan lingkungannya.
3. Jumlah daun, makin luas daerah permukaan daun makin besar
transpirasinya.
4. Penggulungan atau pelipatan daun, banyak tanaman yang mempunyai
mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi
apabila perairan terbatas.
5. Kedalaman dan poliferasi akar, perakaran yang lebih dalam meningkatkan
ketersediaan air dan poliferasi akar meningkatkan pengambilan air dari
suatu satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan tanaman.
Menurut Lestari (2006), beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi
proses transpirasi antara lain :
1. Kelembapan, udara yang basah menghambat transpirasi sedang udara
yang kering melancarkan transpirasi.
2. Temperatur, pengaruh temperature terhadap transpirasi daun dapat pula
ditinjau dari sudut lain, yaitu di dalam hubungannya dengan tekanan uap
air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun.
3. Sinar matahari, menyebabkan membukanya stoma dan gelap
menyebabkan

menutupnya

stoma,

jadi

banyak

sinar

berarti

mempercepat transpirasi.
4. Angin, angina mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling
bertentangan terhadap laju transpirasi. Angina menyapu air hasil
transpirasi sehingga angina menurunkan kelembapan udara di atas
stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika
angina menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun
akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi.

5. Kandungan air tanah, laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan


air tanah dan laju absorbs air di akar. Pada siang hari biasanya air
ditranspirasikan lebih cepat daripada penyerapan air dari tanah. Hal
tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga terjadi
penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya.
Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal
membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur
suhu tubuh dan mengatur turgor optimum di dalam sel (Feryanto, 2011).

E. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi

: Lingkungan (suhu, cahaya, kelembapan).

2. Variabel kontrol

: Volume air (150 ml), tinggi tumbuhan (20 cm),


jumlah daun (6 helai), daya lampu, jenis
tumbuhan (pacar air).

3. Variabel respon

: Kecepatan transpirasi, luas permukaan daun

F. Definisi Operasional Variabel


Lingkungan yang dibuat berbeda yaitu suhu (terang 35C dan gelap 31C),
intensitas cahaya (terang 1,49 cd dan gelap 0,05 cd), dan kelembapan (terang
75% dan gelap 85%). Respon yang diinginkan kecepatan transpirasi (lebih
cepat terang) dan luas permukaaan daun (lebih luas pada perlakuan terang).

G. Alat dan Bahan


1. Erlenmeyer 250 ml (2 buah)
2. Sumbat Erlenmeyer dengan lubang di tengahnya (2 buah)
3. Timbangan
4. Termometer, higrometer
5. Lux meter
6. Bohlam lampu 100 watt dan lampu duduk
7. Pisau tajam dan penggaris
8. Air

9. Vaselin
10. Kertas grafik/millimeter
11. Dua pucuk tanaman Pacar Air (Impatien balsemia) yang memiliki kondisi
yang hamper sama panjang (20 cm)

H. Rancangan Percobaan
Potong miring pangkal pucuk
batang tanaman pacar air di

dalam air
-

Dimasukkan melalui lubang pada


sumbat sampai bagian bawah
terendam

Buang bunga, kuncup, daun yang


rusak lalu olesi luka dengan
vaselin

Erlenmeyer +

Erlenmeyer +

150 ml air

150 ml air

Ditimbang

Ditimbang

dan dicatat

dan dicatat

Diletakkan di dalam

Diletakkan di jarak 20 cm

ruangan

dari lampu pijar 100 watt

Ukur kondisi lingkungan

Setiap 30 menit Erlenmeyer dan

perlengkapan ditimbang
-

Ulangi sebanyak 3 kali

Penimbangan terakhir
Daun diambil dan diukur luas
total mengunakan kertas
milimeter

I. Langkah Kerja
Siapkan Erlenmeyer 250 ml sebanyak 2 buah dan isi dengan 150 ml air.
Potong miring pangkal pucuk tanaman tersebut pada tabung Erlenmeyer
melalui lubang masukkan potongan tanaman tersebut pada tabung Erlenmeyer
melalui lubang pada sumbat sampai bagian bawahnya terendam air. Buanglah
bunga, kuncup, daun yang rusak dan olesi luka dengan vaselin, olesi pula celahcelah yang ada (sekitar sumbat penutup erlenmeyer). Timbang kedua
erlenmeyer tersebut lengkap dengan tanaman air yang ada di dalamnya dan
catat. Letakkan erlenmeyer 1 di dalam ruangan (lemari) dan erlemeyer 2 pada
tempat dengan jarak 20 cm dari lampu pijar 100 watt. Ukur kondisi lingkungan
kedua tempat tersebut meliputi suhu, intensitas cahaya, dan kelembapan. Setiap
30 menit timbanglah erlenmeyer beserta perlengkapannya dan catat. Ulangi
pengukura sebanyak 3 kali. Setelah penimbangan terakhir, ambil daun-daun
pada tanaman tersebut, kemudian ukurlah luas total daun tersebut dengan
kertas millimeter/grafik, dengan cara buat pola masing-masing daun pada
kertas grafik dan hitung luas daun dengan ketentuan apabila kurang dari
kotak dianggap nol dan bila lebih dari kotak dianggap satu.

J. Rancangan Tabel Pengamatan


Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh cahaya (suhu) terhadap kecepatan
transpirasi, disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 1.1 Berat awal, berat akhir dan selisih berat selama transpirasi
Botol

Berat
awal
(g)

30` I
Selisih
W1 (g)
1 (g)

30` II
Selisih
W2 (g)
2 (g)

30` III
Selisih
W3 (g)
3 (g)

Gelap (A)

303,95

303,2

0,75

301,7

1,5

301,6

0,1

Terang (B)

301,8

300

1,8

298,6

1,6

298,4

0,2

Selisih
berat
(g)
2,35
3
= 0,78
3,6
3
= 1,2

Tabel 1.2 Luas daun


Daun ke1

Botol
Gelap (A)

Terang (B)

Rata-rata luas daun


= L1+ L2+ L3+ L4+ L5+ L6
daun
=3+5+4+6+5+7
6
= 30
6
=5
= L1+ L2+ L3+ L4+ L5+ L6
daun
=3+6+5+5+8+6
6
= 33
6
= 5,5

Dari data yang didapatkan melalui percobaan dapat dihitung kecepatan


transpirasi di dua lingkungan yang berbeda (gelap dan terang)

Kecepatan transpirasi (Gelap)


=

selisih berat (g)


30 menit
Rata-rata luas daun (cm2)

0,78
30
5

= 5,2 x 10-3 g/menit/cm2

Kecepatan transpirasi (Terang)


=

selisih berat (g)


30 menit
Rata-rata luas daun (cm2)

1,2
30
5,5

= 7,27 x 10-3 g/menit/cm2

Berdasarkan data yang didapat dari pengamatan pengaruh cahaya terhadap


kecepatan transpirasi, maka dapat digambarkan grafik sebagai berikut
Kecepatan transpirasi

7 x 10-3

5 x 10-3

Botol
Gelap (A)

Terang (B)

Gambar 1. Grafik kecepatan transpirasi di lingkungan yang berbeda.

K. Rencana Analisis Data


Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa tanaman pacar air (Impaten
balsemia) yang diletakkan pada kondisi terang (lampu pijar 100 watt/siang
hari) dengan intensitas cahaya 0,49 cd, suhu 35C, kelembapan 75% dan berat
awal 301,8 g dalam tiga kali penimbangan didapat rata-rata selisih berat 0,75 g
dengan kecepatan transpirasi sebesar 7,27 x 10-3 g/menit/cm2. Pada kondisi
gelap dengan intensitas cahaya 0,05 cd, suhu 31C, kelembapan 85% dan berat
awal 303,95 g dalam tiga kali penimbangan didapat rata-rata selisih berat 1,2 g
dengan kecepatan transpirasi sebesar 5,2 x 10-3 g/menit/cm2. Pada grafik
(gambar 1) menunjukkan kecepatan transpirasi pada tanaman pacar air yang
diletakkan di tempat gelap dan di tempat terang.
Berdasarkan tabel 1.2 didapatkan data luas daun pada kondisi terang dari
6 helai daun yang ada di dapat jumlah total luasnya adalah 33 cm2 dan rata-rata
luas daun 5,5 cm2. Pada kondisi gelap dari 6 helai daun di dapat jumlah total

luasnya adalah 30 cm2 dan rata-rata luas daun 5 cm2. Dari analisis ini diketahui
bahwa semakin tinggi intensitas cahaya (suhu) semakin tinggi pula kecepatan
transpirasi tanaman pacar air (Impaten balsemia).

L. Hasil Analisis Data


Berdasarkan analisis diatas diketahui bahwa semakin tinggi intensitas
cahaya (suhu) semakin tinggi pula kecepatan transpirasi tanaman pacar air
(Impaten balsemia). Pada intensitas cahaya 0,49 cd mempunyai kecepatan
transpirasi yang lebih tinggi sebesar 7,27 x 10-3 g/menit/cm2 daripada intensitas
cahaya 0,05 cd sebesar 5,2 x 10-3 g/menit/cm2. Hal ini disebabkan karena pada
kondisi lingkungan dengan intensitas cahaya yang tinggi maka stomata pada
tanaman pacar air akan lebih cepat membuka sehingga proses transpirasi
berjalan lebih cepat. Menurut Fried (2005), pada musim panas transpirasi
meningkat dengan cepat pada pagi hari, puncak laju transpirasi terjadi pada
siang hari semakin sore laju transpirasi semakin menurun bahkan pada malam
hari laju transpirasi dapat dikatakan nol.
Apabila intensitas cahaya yang mengenai tanaman tinggi maka stomata
akan lebih cepat membuka sehingga mempercepat jalan keluarnya uap air dari
daun ke atmosfer. Pada dasarnya terjadinya transpirasi ditentukan oleh
seberapa besar celah antara dua sel penutup stomata, sehingga proses-proses
yang menyebabkan membuka menutupnya stomata juga menentukan besarnya
transpirasi (Rahayu, 2016).
Pada intensitas cahaya 0,05 cd mempunyai kecepatan transpirasi yang
lebih kecil karena jumlah stomata yang membuka lebih sedikit sehingga air
yang dialirkan ke udara lebih sedikit. Hal ini menjadikan potensial air dalam
rongga antar sel tidak banyak mengalami perubahan. Sedangkan pada stomata,
potensial osmotik (PO) dan potensial air (PA) cairan sel penutup tinggi.
Sehingga terjadi osmosis dari sel penutup ke sel-sel sekitar yang mempunyai
potensial air rendah sehingga stomata menutup dan terjadi aliran air yang
menyebabkan sel penutup kekurangan air atau mengkerut. Hal ini
mengakibatkan kecepatan transpirasi berjalan lambat (Purwo, 2008).

M. Simpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Lingkungan berpengaruh terhadap kecepatan transpirasi tumbuhan yakni
semakin tinggi intensitas cahaya maka kecepatan transpirasi semakin
tinggi.

N. Daftar Pustaka
Rahayu, Yuni Sri, dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Fisiologi
Tumbuhan. Surabaya: Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan
Biologi FMIPA Unesa.
Feryanto, Indra. 2011. Panduan Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bangka
Belitung: Fakultas Pertanian dan Perikanan dan Biologi Universitas
Bangka Belitung.
Lestari, Endang Gati. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan
Ketahanan Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti
dan IR 64. BIODIVERSITAS ISSN: 1412-133x. Volume 7, Nomor 1
Januari 2006. Halaman 44-48.
Wikipedia. 2016. Pacar Air. (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Pacar_air.
Diakses pada 4 Maret 2016 pukul 16:07).

LAMPIRAN

Tanaman Pacar Air (2 tanaman)

Tabung Erlenmeyer 250 ml + sumbat


yang berlubang (2 buah), diisi dengan
150 ml air

Tanaman yang telah dipotong miring


20 cm dan dimasukkan dalam tabung
erlenmeyer yang berisi air. Sumbat
untuk tanaman agar tegak.

Pengolesan vaselin pada luka tanaman


dan celah dari sumbat tabung
erlenmeyer.

Penimbangan berat awal sebelum


perlakuan (Terang)

Penimbangan berat awal sebelum


perlakuan (Gelap)

Perlakuan terang (jarak 20 cm dari


cahaya)

Perlakuan gelap (dalam lemari minim


cahaya)

Penimbangan berat awal (Terang)

Penimbangan berat awal (Gelap)

Penimbangan setelah 30 menit


pertama (Terang)

Penimbangan setelah 30 menit pertama


(Gelap)

Penimbangan setelah 30 menit kedua


(Terang)

Penimbangan setelah 30 menit kedua


(Gelap)

Penimbangan setelah 30 menit ketiga


(Terang)

Penimbangan setelah 30 menit ketiga


(Gelap)

Anda mungkin juga menyukai