Buku Petunjuk Nikon DTM 322 Bahasa Indonesia
Buku Petunjuk Nikon DTM 322 Bahasa Indonesia
Buku Petunjuk Nikon DTM 322 Bahasa Indonesia
Indonesia
BAB 1
PENGENALAN ALAT
1.1. Pengantar
Nikon DTM 322 series merupakan salah satu Total Station yang menggunakan baterai
tipe AA sebanyak 4 buah, sehingga mudah didapatkan di took-toko terdekat. Adapun
lama pemakaian baterai tergantung dari kapasitas ampere baterai yang dipakai, serta
ada yang rechargeable atau tidak.
Walaupun bebeda tipenya dengan yang lain, tetapi Nikon Total Station mempunyai
kesamaan fungsi dan perintah, dan penggunaannya sangat mudah serta user friendly.
NPL
2.Tutup
302
lensa
3.Charger
buah
buah
1
plastik
7.Silicon
tempat
set
alat
clooth
hujan
1
1
untuk
buah
buah
AA
5.Toolkit
8.Plastik
baterai
4.Battery
6.Kotak
series
alat
buah
buah
buah
BAB
PROSEDUR PENGUKURAN
2.1. Komposisi Alat
Komposisi peralatan dan kelengkapan yang diperlukan untuk pengukuran :
Main
unit
TS
Prisma
Nikon
untuk
DTM
322
series
poligon
dan
2
Tripod
buah
1.
buah
untuk
Backsight
(BS)
Tripod
2.
buah
untuk
Foresight
(FS)
Tripod
Prisma
untuk
detil
minimal
buah
Pole
Komposisi ini juga bisa menggunakan 1 buah prisma poligon, kelemahannya jika kita
akan membidik titik FS kita harus memindahkan prisma terlebih dahulu
Sebelum melakukan pengukuran kita harus melakukan set up alat terlebih dahulu,
langkahnya
adalah
1. Dirikan alat TS di titik STN (titik tempat berdiri alat, misal titik 2 ) dan lakukan
centering
dengan
mengatur
nivo
kotak
dan
nivo
tabung
sampai
seimbang.
2. Dirikan prisma poligon masing-masing pada titik 1 ( untuk Backsight = BS ) dan titik 3
(untuk Foresight = FS), kemudian lakukan centering. Langkah centering sama dengan
waktu
centering
dengan
alat
TS.
Ulangi langkah tersebut diatas jika kita pindah ke station berikutnya Langkah langkah
pengukuran/pengambilan data akan dibahas pada BAB 3
2.3. Setting Instrumen
Ada beberapa setting yang perlu dilakukan sewaktu kita akan melakukan pengukuran :
1.Setting
Job
Setting ini dilakukan untuk melakukan setting seperti : Skala factor, Temperatur dan
Pressure, Sudut, Jarak dan sebagainya. Setelah kita buat Job, akan ada pilihan untuk
masuk ke menu Sett.
(skala
factor)
1.000000
tempertur
&
* Sea
* C
* Angle
* Distance:
tekanan
Level:
&
aktif)
ON
Corr.:
:
tidak
0.132
DEG
Meter
* Temp
* Press
mmHg
* VA
Zero:
Zenith
* AZ
Zero:
North
* Order
NEZ
ENZ
* HA : Azimuth
Setting ini cukup dilakukan sekali karena akan tetap tersimpan meskipun alat
dimatikan.
Setting ini juga bisa dilakukan dari MENU (tombol menu) Setting (nomor 3)
2. Setting Measurements
Setting ini digunakan untuk melakukan setting seperti : target, konstanta prisma dan
lain-lain. Dengan adanya dua tombol MSR (MSR1 dan MSR2) memungkinkan kita untuk
setting dua mode pengukuran yang berbeda, misal MSR1 untuk yang non-prisma dan
MSR2 untuk yang prisma.
Langkahnya
Tekan tombol MSR dan tahan beberapa saat, sehingga akan muncul :
Keterangan :
Target :
Prisma
(untuk
prisma)
Prisma
untuk
pakai
reflector)
Const : Isikan sesuai dengan konstanta prisma (mis : 0 mm, 30 mm, dsbnya)
Mode :
Precise
Ave :
Rec
Normal
1
mode :
Confirm (ada
MSR
only
pertanyaan
(hanya
99
mengukur,
data
data
mau
tdk
disimpan
disimpan/tidak)
Konstanta
Prisma
Maka
kita
Target
isikan
kita
nol
juga
pilih
:
Prisma
BAB 3
Deskripsi
Alat
:
di
titik
sebagai
STN
(station)
Untuk membuat Job pengukuran yaitu dengan cara menekan tombol MENU pilih JOB
atau tekan tombol angka 1 ENTER sehingga akan muncul seperti berikut :
Pilih Create ( tekan tombol MSR1) Masukkan nama JOB ( maksimal 8 karakter ) Untuk
menghapus job pilih DEL atau tekan tombol MSR2
Note : Untuk melakukan setting JOB lihat di BAB 2 PROSEDURE PENGUKURAN
3. Mencari sudut azimuth pendekatan dengan kompas.
Kompas yang biasa di gunakan dalam pengukuran yaitu :
Untuk memasukan koordinat tempat berdiri alat kita pilih KNOWN atau tekan tombol
1.
Maka untuk selanjutnya kita diminta untuk memasukkan nomer titik dan koordinat
STN (koordinat X,Y,Z) tempat berdiri alat, serta kode-nya.
Kode dapat berupa BM, patok, dll. Kode ini boleh diisi atau dapat juga dikosongkan.
Karena untuk awal pengukuran yang kita ketahui adalah sudut, dalam hal ini sudut yang
dimaksud yaitu sudut azimuth yang sudah diperoleh dari sudut azimuth pendekatan
dengan kompas ( yang sudah dicatat ). Lihat langkah no.3
Untuk memasukkan bacaan sudut, kita tekan tombol no 2 atau dengan panah ke atas /
ke bawah kita pilih Angle, maka akan muncul seperti berikut
BS : masukkan nomor titik backsight ( nomor 1 ) kemudian tekan tombol ENT atau
panah ke bawah
HT : masukkan tinggi target / prisma kemudian tekan tombol ENT atau panah ke
bawah
Masukkan nilai sudut azimuthnya, misal diketahui azimuth 1352505 maka penulisan
di alat 135.2505
8. Ulangi langkah seperti di atas ( langkah no. 6 ) hingga semua titik telah
terukur.
4. Bidik target yang berupa prisma reflektor tepat pada tengah prisma dan setting dengan sudut
horizontal 00 0 0 dan catat sudut vertikalnya misalkan 890 34 30.
5. Kemudian bidik target/prisma dengan posisi sudut luar biasa, yaitu dengan cara memutar
bidikan vertikal 1800 .
6. Setelah dibidik target seperti pada bidikan pertama maka dicatat nilai sudut horizontal dan
vertikal. Misal : H = 1790 59 59
V = 2700 25 30
7. Kemudian hitung
H2-H1 = 1790 59 59- 00 0 0
= 1790 59 59
V2+V1 = 2700 25 30+ 890 34 30.
= 36000000
8. Dari perhitungan langkah no. 7 didapat selisih sudut
Horizontal = 1800 00 00- 1790 59 59= 000 00 1
Vertikal = 36000000- 36000000= 0000000
Demikian sedikit cara pengecekan ketelitian/kalibrasi alat total station untuk sudut horizontal
dan vertikal.
Apabila ada sedikit kesalahan mohon adanya masukan. Terima Kasih.
Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran
dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer
nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus. Untuk
kalibrasi alat ukur digunakan alat standar kalibrasi yaitu kolimator.
Manfaat kalibrasi adalah sebagai berikut :
1.
untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan
laboratorium dan produksi yang dimiliki.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
Nilai Koreksi/Penyimpangan
Interval kalibrasi:
1.
2.
3.
Selang waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat ukur, frekuensi pemakaian, dan
pemeliharaan.
Bisa dinyatakan dalam beberapa cara :
Dengan waktu kalender (6 bulan sekali)
Dengan waktu pemakaian (1.000 jam pakai, dst)
Kombinasi cara pertama dan kedua, tergantung mana yg lebih dulu tercapai
Metode kalibrasi :
Secara umum kalibrasi alat ukur dilakukan secara rutin setiap 6 bulan sekali, metode
kalibrasinya di jelaskan sebagai berikut :
1.
2.
Perhatikan apakah tanda silang pada alat sentering optik tepat berada diatas titik,bila
belum geser-geser instrument sedemikian hingga tanda silang sentering optik tepat
diatas tanda titik. kemudian putar instrument 180 bila terjadi penyimpangan pada
sentering optik lakukan kalibrasi dengan cara meyetel screw yang terdapat pada
sentering optik.
Kalibrasi Nivo
Pada saat pengukuran sumbu I harus benar-benar vertikal, komponen yang digunakan
untuk mengatur sumbu I agar vertikal adalah nivo kotak, nivo tabung dan ketiga
sekerup penyetel ABC. Adapun cara mengaturnya dijelaskan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Periksa gelembung nivo tabung dengan cara memutar instrument pada sumbu I
hingga nivo tabung sejajar dengan sekerup penyetel A dan B (posisi 1) seimbangkan
gelembung nivo dengan memutar sekerup penyetel A dan B.
5.
6.
7.
Putar alat pada sumbu I sembarang, apabila gelembung seimabg,berarti sumbu I telah
vertikal. Tetapi bila belum seimbang maka ulangi langkah penyetelan nivo hingga pada
posisi sembarang,gelembung nivo tabung tetap seimbang.
Kalibrasi bacaan sudut
Walaupun secara umum semua theodolite mempunyai mekanisme kerja yang sama,
namun pada tingkatan tetentu terdapat perbedaan, baik penampilan maupun bagian
dalam konstruksinya. Apabila klasifikasi theodolite didasarkan pada kegunaan, ketelitian
menjadi faktor penentu utama. Kriteria penentu disini didasarkan pada standar deviasi
atau simpangan baku pengukuran arah dengan posisi teropong biasa dan luar biasa.
Kesalahan garis bidik yang tidak tegak lurus sumbu II disebut kesalahan kolimasi.
Kesalahan ini dapat dihilangkan dengan prosedur sebagai berikut :
a)
1.
Setelah alat ukur disetel diatas kolimator dan sumbu I telah dibuat vertikal, bidikan
teropong pada posisi biasa kearah benang Horizontal kolimator, tekan tombol 0 set
pada alat untuk membuat bacaan sudut H : 00 00 00.
2.
Teropong dibuat luar biasa dan bidikkan kembali pada benang silang kolimator
seharusnya bacaan sudut H : 180 00 00, bila terjadi penyimpangan bacaan sudut
lakukan kalibrasi dengan cara memutar skrup penggerak halus horizontal hingga
bacaan sudut mendekati akurasinya. Kemudian garis bidik diarahkakan kemabli pada
benang silang kolimator dengan cara memutar skrup koreksi diagfragma yang kiri dan
kanan pada teropong.
b)
1.
Bidikan teropong pada posisi biasa kearah benang Vertkal kolimator, catat bacaan
sudut veritkalnya misal sudut V : 89 59 30
2.
Teropong dibuat luar biasa dan bidikkan kembali pada benang Vertiakl kolimator catat
bacaan sudutnya misal sudut V H : 270 00 50, dari hasil bacaan sudut biasa dan luar
biasa bila dijumlahkan terdapat penyimpangan sudut sebesar 20, lakukan kalibrasi
dengan cara automatic adjustment secara elektronik. Yang tentunya tiap merk berbeda
cara penyetingannya.
Kalibrasi Jarak
Metode yang paling banyak digunakan pada EDM untuk surveying adalah metode beda
fase, baik dengan gelomabg mikro, sinar tampak maupun inframerah dan laser. Konsep
dasar pengukuran jarak elektronik adalah suatu sinyal gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan dari suatu alat di ujung garis yang akan diukur jaraknya kemudian diujung
lain garis tersebut dipasang prisma reflector. Sinyal tersebut dipantulkan kembali
kepemancar, waktu lintas perjalanan sinyal pergi-pulang diukur oleh pemancar
sehingga dihasilkan jarak lintasan.
Ketelitian Total Station ditentukan oleh besar kesalahan konstan dari alat dan kesalahan
pengukuran yang senading dengan jarak yang diukur ketelitian umumnya dinyatakan
dengan (2 mm + 1 ppm). Berbicara masalah ketelitian, harus diingat bahwa kedua alat
Total station harus dikoreksi terhadap karakteristik sentering yang tidak tepat. Untuk
mengecek ketelitian jarak kami menggunakan baseline yang sudah ditentukan jaraknya.
Caranya dalah dengan melakukan pengukuran jarak beberapa kala kemudian dirataratakan jaraknya apabila terjadi penyimpangan pada jarak tertentu dilakukan koreksi
dengan cara memasukan konstanta instrument konstan maka alat akan tekoreksi
otomatis.
Tidak ada pengukuran yang meghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi adalah
penting untuk megetahui ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan yang
berbeda digunakan dalam pengukuran. Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena
berbagai sebab dan umunya dibagi dalam tiga jenis utama yaitu :
1.
2.
3.
elemen elektronik pada bagian display dengan menggunakan alkohol kemudian pasang
kembali display tersebut.