Vomit On Children - Muntah Pada Anak
Vomit On Children - Muntah Pada Anak
Vomit On Children - Muntah Pada Anak
Oleh :
dr. Deddy Satriya Putra, SpA
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD ARIFIN ACHMAD/FK-UNRI/Pekanbaru Riau
Pendahuluan
Muntah pada anak sering menimbulkan kecemasan pada orang tua, bahkan menjadi menakutkan
bila muntah disertai darah (hematemesis). Orang tua akan segera mencari pertolongan dokter bila
mengalami hal ini.1,2 Muntah dapat sebagai awal penyakit saluran cerna atau diluar saluran cerna
baik berupa infeksi, inflamasi atau kelainan anatomi. Peningkatan tekanan intracranial dapat
bermanifestasi awal berupa muntah, begitu juga adanya infeksi sitemik dapat menimbulkna
muntah.2,3 Tidak semua obat anti muntah dapat diberikan kepada setiap anak karena
penanganannya ditujukan kepada penyebab muntah sendiri.1,3
Makalah ini membahas : definisi, patofisiologi dan pendekatan diagnosis muntah pada anak
Defenisi
Muntah difenisikan sebagai keluarnya isi lambung sampai ke mulut dengan paksa atau dengan
kekuatan. Mual dan muntah merupakan gejala yang umum dari gangguan fungsional saluran
cerna, keduanya berfungsi sebagai perlindungan melawan toksin yang tidak sengaja tertelan2.
Muntah dapat merupakan usaha mengeluarkan racun dari saluran cerna atas seperti halnya diare
pada saluran cerna bawah3 (neurogastrenterologi). Mual adalah suatu respon yang berasal dari
respon penolakan yang dapat ditimbulkan oleh rasa, cahaya, atau penciuman.4
Patofisiologi
Kemampuan untuk memuntahkan merupakan suatu keuntungan karena memungkinkan
pengeluaran toksin dari lambung. Muntah terjadi bila terdapat rangsangan pada pusat muntah
(Vomiting Centre), suatu pusat kendali di medulla berdekatan dengan pusat pernapasan atau
Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema pada lantai ventrikel keempat Susunan
Saraf. Koordinasi pusat muntah dapat diransang melalui berbagai jaras. Muntah dapat terjadi
karena tekanan psikologis melalui jaras yang kortek serebri dan system limbic menuju pusat
muntah (VC). Pencegahan muntah mungkin dapat melalui mekanisme ini. Muntah terjadi jika
pusat muntah terangsang melalui vestibular atau sistim vestibuloserebella dari labirint di dalam
telinga. Rangsangan bahan kimia melalui darah atau cairan otak (LCS ) akan terdeteksi oleh
CTZ. Mekanisme ini menjadi target dari banyak obat anti emetik. Nervus vagal dan visceral
merupakan jaras keempat yang dapat menstimulasi muntah melalui iritasi saluran cerna disertai
saluran cerna dan pengosongan lambung yang lambat. Sekali pusat muntah terangsang maka
cascade ini akan berjalan dan akan menyebabkan timbulnya muntah.1,2,3 Muntah merupakan
perilaku yang komplek, dimana pada manusia muntah terdiri dari 3 aktivitas yang terkait, nausea
(mual), retching dan pengeluaran isi lambung. Ada 2 regio anatomi di medulla yang mengontrol
muntah, 1) chemoreceptor trigger zone (CTZ) dan 2) central vomiting centre(CVC). CTZ yang
terletak di area postrema pada dasar ujung caudal ventrikel IV di luar blood brain barrier (sawar
otak). Reseptor didaerah ini diaktivasi oleh bahan-bahan proemetik di dalam sirkulasi darah atau
di cairan cerebrospinal (CSF). Eferen dari CTZ dikirim ke CVC selanjutnya terjadi serangkaian
kejadian yang dimulai melalui vagal eferan spanchnic. CVC terletak dinukleus tractus solitarius
dan disekitar formation retikularis medulla tepat dibawah CTZ. CTZ mengandung reseptor
reseptor untuk bermacam-macam sinyal neuroaktif yang dapat menyebabkan muntah. Reseptor
untuk dopamine titik tangkap kerja dari apomorphine acethylcholine, vasopressine, enkephalin,
angiotensin, insulin, endhorphine, substance P, dan mediator-mediator yang lain. Mediator
adenosine 3,5 cyclic monophosphate (cyclic AMP) mungkin terlibat dalam respon eksitasi
untuk semua peptide. Stimulator oleh theophyline dapat menghambat aktivitas proemetik dari
bahan neuropeptic tersebut.2,5,6
Emesis sebagai respons terhadap gastrointestinal iritan misalnya sopper, radiasi abdomen,
dilatasi gastrointestinal adalah sebagai akibat dari signal aferan vagal ke central patter generator
yang dipicu oleh pelepasan local mediator inflamasi, dari mukosa yang rusak, dengan pelepasan
sekunder neurotransmitters eksitasi yang paling penting adalah serotonin dari sel
entrochromaffin mukosa. Pada mabuk (motion sickness), signal aferen ke central patter generator
berasal dari organ vestibular, visual cortex, dan cortical centre yang lebih tinggi sabagai sensory
input yang terintegrasi lebih penting dari pada aferen dari gastrointestinal4. Rangsangan muntah
berasal dari gastrointestinal, vestibule ocular, aferen cortical yang lebih tinggi, yang menuju
CVC dan kemudian dilmulai nausea, retching, ekpulsi isi lambung. Gejala gastrointestinal
meliputi peristaltik, salvias, takhipnea, tachikardia 3,4,5,6,7.
Pendekatan diagnosis
Pendekatan muntah pada anak merupakan problem yang sulit, diagnosa banding bukan hanya
menyangkut masalah gastrointestinal tetapi juga masalah emergensi pada anak. Muntah terus
menerus dapat menyebabkan komplikasi dehidrasi, gangguan elektrolit, robekan Mallory Wiess,
aspirasi cairan lambung. Penyebab muntah pada anak sangat bervariasi dan tergantung usia.
Beberapa keadaan dapat sebagai pencetus terjadinya muntah seperti infeksi, iritasi makanan,
trauma, alergi, gangguan pada pendengaran seperti dizziness dan motin sickes, kelainan pada
saraf seperti trauma dan infeksi.1,2,6,8
Usia
Muntah pada neonatal atau sering disebabkan kelainan struktural saluran cerna, penyakit
metabolisme bawaan dan sekunder terhadap efek penghentian obat ibu ketergantuangan obat
sewaktu hamil. Anamnesa yang komplek selama hamil seperti riwayat pemakaian obat sewaktu
hamil, riwayat kehamilan sebelumnya dan keguguran, persalinan dan periode setelah melahirkan.
Beberapa Keadaan muncul pada umur tertentu seperti stenosis pylorus pada umur 2 8 minggu,
invaginasi pada 3-18 bulan, apedistis jarang sebelum umur 12 bulan. Pada anak lebih besar
Keadaan lain seperti gastroenteritis, otitis media dan infeksi saluran nafas akut lebih sering.5,6,7,8
Diet
Alergi makanan, sering merupakan alergi susu sapi terutama pada bayi yang tidak dapat ASI.
Penyakit seliak terjadi apabila terpapar cukup lama oleh protein gandum dalam diet. Penyakit
defisiensi enzim seperti fruktosemia atau galoktosmia muncul bila telah diberikan gula dalam
diet.1,2,8,9,10
Tabel 1. Diagnosis Banding muntah pada bayi11
Common
Rare
Anatomic obstruction
Adrenogenital syndrome
Gastroenteritis
Gastroesophageal reflux
Food poisoning
Overfeeding
Systemic infection
Adolescent
Common
Gastroenteritis
Gastroentieritis
Systemic infection
Syatemic infection
Toxic ingestion
Toxic ingestion
Pertussis syndrome
Medication
Appendicitid
Migraine
Pregnancy
Medication
Ipecac abuse/bulimia
Rare
Reye syndrome
Reye syndrome
Hepatitis
Hepatitis
Peptic ulcer
Peptic ulcer
Pancreatitis
Pancratitis
Chemotherapy
Chemotherapy
Achalasia
Cyclic vomiting
Cyclic vomiting
Biliary colic
Esophageal stricture
Renal colic
Duodental hematoma
Inbern error of metabolism
Adapted with permission from Nelson WE, Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM, editors.
Nelson textbook of pediatrics. 15 th ed Philadelpgia WB Saunders; 1996 : 1033
Warna muntah
Muntah yang berisi cairan empedu mungkin menandakan adanya sumbatan pada bagian dibawah
duodenum, hematemesis merupakan kelainan pada mukosa esophagus, lambung dan
duoedenum.1,9,10
motilitas , ristaltik dan pengosongan lambung. Kelainan metabolisme pada bayi sering disertai
muntah pada awal kehidupan. Muntah biasanya disertai dengan letargy, hipo atau hipertonia,
kejang dan koma. Beberapa menyakit kelainan metaboslisme yang berhubungan dengan muntah
dapat dilihat pada table 4.1,3,11
Mucopolysaccharidoses
( Pompe disease )
Mucolipidoses
Galactosemia
Niemann-Pick disease
Wolman disease
Peroxisomal Disorders
Pyruvate dehydrogenase
Zellwager disease
Complex deficiency
Adrenal leukodystrophy
Metabolism Defects
MCAD,LCAD
Phenylketonuria
Maple syrup urine disease
Propionic academia
Glutaric acidemia
Isovaleric acidemia
Tyrosinemia type I
Muntah terjadi pada Keadaan kelainan neurology yang melibatkan peningkatan tekanan
intracranial (table 5)
Infectious
Toxic
Hydrocephalus
Congenital infections
Kernicterus
Congenital malformations
Encephalitis and
meningitis
Intracranial hemorrhage
Metabolic
By products
Tingkah laku atau psikologis dapat meyebabkan timbulnya konstipasi dan merupakan problem
pada anak. Ruminasi merupakan gangguan tingkah laku berupa kebiasaan menstimulasi diri
sendiri untuk mengeluarkan kembali makanan ke mulut sehingga si anak mencapai kepuasan.
Ruminsai ini sering pada anak lebih besar terutama dengan retardasi mental berat. Bulimia sering
pada anak umur belasan dengan makan sebanyak banyaknya kemudian merangsang diri sendiri
supaya terjadi muntah.1,3,6
Disorders of Motility
Foreign body
Peptic disease
Esophageal/gastric atresia
Achalsia
Esophageal/gastric stenosis
Ileus
Stricture
Scleroderma
Duplication/diverticulum/
Gastroparesis
Choledochal cyst
Appendicitis
Pyloric stenosis
Pseudo-obstruction
Annual pancreas
Web
Volvulus
Appendicitis
Peritoneal adhesions
Intussusception
Pseudo-obstruction
Intestinal duplication
Kesimpulan
Muntah merupakan keluarnya isi lambung ke mulut secara paksa. Muntah bisa disebabkan
kelainan gastrointestinal atau di luar gastrointestinal. Pendekatan diagnosis di dasarkan kepada
usia, makanan yang dimakan, warna mutnah dan gejala lain yang bersamaan dan keadaan
psikologis anak. Dengan memahami patofisologi dan pendekatan muntah diharapkan setiap
dokter anak dapat menatalaksana muntah tepat dan cepat
Kepustakaan
1. Murry KF, Christie DL. Vomiting Pediatrics in Review Vol. 19 No. 10
October 1998
2. Wood JD,Alpers DH, Andrews PL Fundamentals of neurogastroenterology
Gut; Sep 1999;
3. Fitzgerald JF,Clark JH, 1988; Manual of pediatric gastroenterology. Churchill
livingstones p 25-32.
4. Dodge JA,1991; Vomiting and regurgitation. In Pediatric gastrointestinal
Disease. Pathophysiology, Diagnosis,Management. Ed by Durie,Hamilton,
Walker smith, Watkins.Black and Decker inc.p32-41
5. Orensteins SR,1993; Dysphagia and vomiting .In Pediatric
Gastroeintestinal Disease. Pathophysiology, Diagnosis, Management
Edited by Willy R, Hyams JS. WB Saunders Comp. 135-150.
6. Sondheimer JM, 2003; Vomiting. In Pediatric Gastrointestinal Disease 3rd
od.Edited by Walter, Durie, Hamilton, Walkersmith, Watkins. Black and
Decker Inc. p 97-115.
7. Sondheimer JM,2003; Vomiting In Pediatric Gastrointestinal Disease 3rd od.
Edited by Walter,Durie, Hmilton, Walkersmith, Watkins. Black and Decker
Inc. p 97-115.
8. Dupuis LL, Nathan PC, 2003; Option for prevention and management of acute
chemotherapy inducaed nausea and vomiting in children. Pediatr drugs, 5(9):
597-613.
9. Splinter WM, Robert DJ, 1996; Dexamethasone decreases vomiting by
children after tonsilectomy Anaesth and Analg, 83-913-916.
10. Splinter WM, Robert DJ,1997; Propylaxis for vomiting by children ofter
tonsillectomy: dexamethasone versus perphenazine. Anaesth and Analg, 85:
534-537.
11. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman, RM Arvin AM, editors. Nelson textbook
of pediatrics. 15th ed Philadelphia . WB Saunders; 1996:1033
Penulis
Dr. Deddy Satriya Putra, SpA
Alamat :
Jalan Warta Sari No 4 Tangkerang Selatan
Pekanbaru 28282
Telp : (0761) 7046469
Fax : (0761) 36533 HP: 085216983733
Kantor :
Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad / FK-UNRI
Jl. Diponegoro No 2 Pekanbaru
Telp : (0761) 858647
E-mail :