Dasar Teori Konstanta Kesetimbangan
Dasar Teori Konstanta Kesetimbangan
Dasar Teori Konstanta Kesetimbangan
JUDUL
II. TANGGAL PERCOBAAN
III. TUJUAN
: KONSTANTA KESETIMBANGAN
: Selasa, 07 April 2015
:
DASAR TEORI
:
Pada reaksi kimia yang berlangsung bolak-balik seperti reaksi:
A +B C + D
maka suatu kondisi tertentu akan terjadi suatu keadaan dimana konsentrasi A, B, C,
dan D selalu konstan, selama sistem tersebut tidak diganggu. Pada kondisi tersebut
reaksi dalam sistem dikatakan setimbang.
Kesetimbangan kimia adalah suatu reaksi kimia dimana jumlah pereaksi dan
jumlah hasi reaksinya tidak berubah lagi dengan membentuk komposisi tertentu dari
pereaksi dan hasil reaksi pada suhu tertentu.
Sebagian besar reaksi yang ada merupakan reaksi kesetimbangan. Suatu sistem
dikatakan setimbang jika dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama
atau dengan kata lain tidak terjadi perubahan dalam sistem yang setimbang. Walaupun
secara kroskopis tidak terjadi perubahan, namun secara mikroskopis perubahan tetap
berlangsung hanya saja tak dapat diamati.
Reaksi kesetimbangan umumnya berlangsung dalam sistem tertutup. Berdasarkan
wujud zat-zat kesetimbangan kimia dibedakan menjadi:
1. Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan kimia dengan zat-zat yang
membentuk kesetimbangan mempunyai fase (wujud) yang sama.
2. Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan kimia dengan zat-zat yang
membentuk kesetimbangan mempunyai fase (wujud) yang berbeda.
Dalam sistem kesetimbangan terdapat suatu hubungan yang disebut Hukum Aksi
Massa. Hubungan ini ditemukan oleh ahli kimia Norwegia, Guldberg dan Waage pada
tahun 1866. Menurut hukum ini, untuk reaksi kimia pada suhu tertentu, perbandingan
hasil kali konsentrasi zat-zat diruas kanan dengan hasil kali kosentrasi zat-zat diruas
kiri yang masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya, akan menghasilkan
bilangan yang tetap (konstan) yang dinyatakan dalam sebuah tetapan yang disebut
tetapan kesetimbangan (Kc). Secara sistematis, harga Kc untuk reaksi berikut:
aA + bB cC + dD
dapat dinyatakan sebagai:
Kc =
Dimana [A], [B], [C], dan [D] adalah kosentrasi A, B, C, dan D pada keadaan
setimbang.
Pengukuran A, B, C, dan D dalam system keadaan setimbang mempunyai banyak
cara. Hal prinsip yang harus diperhatikan saat pengukuran konsentrasi tersebut harus
diupayakan
dengan
metode
yang
tidak
mengganggu
kesetimbangan,
yang
menyebabkan pergeseran reaksi dan konsentrasi yang akan diukur menjadi berubah.
Menurut Le Chatelier, suatu sistem kesetimbangan akan tetap mempertahankan
posisinya jika tidak terdapat perubahan yang mengakibatkan terjadinya pergeseran
reaksi kesetimbangan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi reaksi kesetimbangan adalah sebagai berikut.
1. Perubahan Konsentrasi.
Jika konsentrasi reaktan diperbesar, maka reaksi kesetimbangan akan bergeser
kearah produk. Demikian sebaliknya jika konsentrasi reaktan diperkecil, maka
reaksi kesetimbangan akan bergeser kearah reaktan.
2. Perubahan volume.
Jika volume diperbesar, reaksi kesetimbangan bergeser ke jumlah koefisien zat yang
besar, sebaliknya jika diperkecil volumenya, maka reaksi kesetimbangan akan
bergeser ke arah jumlah koefisien zat yang kecil. Tetapi perubahan volume tidak
berpengaruh jika jumlah koefisien reaktan dan produk sama.
3. Perubahan tekanan.
Merupakan kebalikan dari perubahan volume. Jika tekanan diperbesar maka reaksi
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien zat yang lebih kecil.
Demikian sebaliknya jika tekanan diperkecil maka reaksi kesetimbangan akan
bergeser ke arah jumlah koefisien zat yang lebih besar.
4. Perubahan suhu.
Jika suhu dinaikkan, reaksi bergeser ke reaksi endoterm. Sedangkan jika suhu
diturunkan, reaksi bergeser ke eksoterm. Perubahan suhu mengakibatkan perubahan
harga tetapan kesetimbangan.
5. Katalis.
Penambahan katalis tidak akan menggeser reaksi kesetimbangan karena katalis
hanya berfungsi mempercepat laju reaksi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat penentuan konstanta kesetimbangan
kimia adalah:
a. Jika zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang
dimasukkan dalam, persamaan kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas
saja sebab konsentrasi zat padat adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam
harga Kc itu.
Contoh:
b. Jika kesetimbangan antara zat padat dan larutan yang dimasukkan dalam
perhitungan Kc hanya konsentrasi zat-zat yang larut saja.
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
Contoh:
Kc =
c. Untuk kesetimbangan antara zat-zat dalam larutan jika pelarutnya tergolong salah
satu reaktan atau hasil reaksinya maka konsentrasi dari pelarut itu tidak dimasukkan
dalam perhitungan Kc.
Contoh:
Kc =
V.
1 buah
1 buah
5 buah
2. BAHAN
NaOH 2
HCl 2 N
Indikator PP
Asam asetat
Etanol absolut
VI.
ALUR KERJA
5 mL HCl 2 N
Dimasukkan ke dalam
5 mL HCl 2 N
Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer
erlenmeyer
+ 1 mL etanol
+ 2 mL etanol
+ 4 mL CH3COOH
+ 3 mL CH3COOH
Larutan tidakDitutup
berwarna
Larutan tidakDitutup
berwarna
+ indikator PP
+ indikator PP
5 mLberwarna
HCl 2 Npink,
Larutan
Volume NaOH
Dimasukkan ke dalam
5 mLberwarna
HCl 2 Npink,
Larutan
Volume NaOH
Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer
erlenmeyer
+ 3 mL etanol
+ 4 mL etanol
+ 2 mL CH3COOH
+ 1 mL CH3COOH
Larutan tidakDitutup
berwarna
Larutan tidakDitutup
berwarna
+ indikator PP
+ indikator PP
5 mL HCl 2 N
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
+ 2 tetes indikator PP
Dititrasi dengan NaOH
Larutan berwarna pink,
Volume NaOH