Kasus Mata Pterygium
Kasus Mata Pterygium
Kasus Mata Pterygium
Penguji Kasus
Pembimbing
Dibacakan Oleh
: Julius King
Dibacakan Tanggal
: 8 Februari 2016
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing
Dibacakan Oleh
Dibacakan Tanggal
: 8 Februari 2016
Pembimbing
LAPORAN KASUS
Kepada Yth.
Pembimbing
Dibacakan oleh
: Julius King
Dibacakan tanggal
: 8 Februari 2016
I.
PENDAHULUAN
Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskuler konjungtiva yang
II.
III.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. S
Umur
: 53 tahun
Agama
: Islam
Alamat
: Karangjati, Blora
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
No. CM
: C391438
Tanggal Periksa : 2 Februari 2016
ANAMNESIS
(Autoanamnesis pada tanggal 2 Februari 2016 pukul 13.30 WIB di poli mata
RSDK)
Keluhan Utama : Tumbuh daging di mata kiri
Riwayat Penyakit Sekarang :
+ 6 tahun yang lalu pasien mengeluh mata seperti ada daging tumbuh di
mata kiri, rasa ganjel (+), mata merah (-), nyeri (-). Pasien memeriksakan diri ke
dokter dan dokter hanya memberikan obat tetes mata biasa. Pasien lalu diberikan
kacamata normal dan keluhan berkurang. Obat tetes mata juga mengurangi
keluhan. Pasien jarang kontrol dikarenakan keluhan tidak terlalu menggangu.
+ 1 minggu yang lalu mata pasien merah dan merasa tidak enak saat
memasak maupun keluar rumah untuk mengantarkan cucu sekolah. Mata seperti
ada ganjel (+), nyeri (-), pandangan kabur (-). Lalu pasien diberikan obat P-pred 4
tetes perhari. Memakai kacamata. Sekarang pasien datang untuk kontrol.
Riwayat Penyakit Dahulu :
-
IV.
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK
Status Praesen (Tanggal 2 Februari 2016)
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Komposmentis
Tanda Vital
: TD : 120/80 mmHg
Suhu : 360C
Nadi : 80x/menit
RR : 18x/menit
Pemeriksaan Fisik
: Kepala
: Mesosefal
Thoraks
Abdomen
VISUS
KOREKSI
SENSUS COLORIS
PARASE/PARALYSE
Oculus Sinister
6/12
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Gerak bola mata bebas
kesegala arah
Tidak ada kelainan
Edema (-), spasme (-)
SUPERCILIA
PALPEBRA
kesegala arah
Tidak ada kelainan
Edema (-), spasme (-)
SUPERIOR
PALPEBRA
INFERIOR
CONJUNGTIVA
Edema (-)
Hiperemis (-), Sekret (-),
PALPEBRALIS
CONJUNGTIVA
Edema (-)
Hiperemis (-), Sekret (-),
Edema (-)
FORNICES
Edema (-)
CONJUNGTIVA
BULBI
Jernih
Kedalaman cukup, Tyndall
CORNEA
CAMERA OCULI
Effect (-)
Kripte (+)
Bulat, sentral, regular,
ANTERIOR
IRIS
PUPIL
Effect (-)
Kripte (+)
Bulat, sentral, regular,
LENSA
FUNDUS REFLEKS
TENSIO OCULI
SISTEM CANALIS
Tidak dilakukan
LACRIMALIS
TEST FLUORESCEIN
Tidak dilakukan
OS
jaringan fibrovascular (+)
berbentuk segitiga, apex di
nasal mencapai 2 mm kornea
tidak menutupi axis visual
V. RESUME
+ 6 tahun yang lalu pasien mengeluh mata seperti ada kotoran, mata merah
(-), nyeri (-). Pasien memeriksakan diri ke dokter dan dokter hanya
memberikan obat tetes mata biasa. Pasien lalu diberikan kacamata normal dan
keluhan berkurang. Obat tetes mata juga mengurangi keluhan. Pasien jarang
kontrol dikarenakan keluhan tidak terlalu menggangu.
+ 1 minggu yang lalu mata pasien merah dan merasa tidak enak saat
memasak maupun keluar rumah untuk mengantarkan cucu sekolah. Mata
seperti ada ganjel (+), nyeri (-), pandangan kabur (-). Lalu pasien diberikan
obat P-pred 4 tetes perhari. Memakai kacamata. Sekarang pasien datang
untuk kontrol.
Status Oftalmologi :
Oculus Dexter
1/ LPB
VISUS
Oculus Sinister
1/60
OD
Dubia
Dubia
OS
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Dubia Ad bonam
Ad bonam
SARAN
Program eksisi pterigium.
XI. EDUKASI
Menjelaskan kepada penderita dan keluarga bahwa saat ini keluhan yang
dirasakan diakibatkan oleh iritasi dari sinar matahari dan kebiasaan memasak
sehingga membentuk jaringan ikat di daerah bola mata putih ke bola mata
-
hitam.
Menjelaskan kepada penderita dan keluarga bahwa jaringan ikat tersebut
XII. DISKUSI
Pterigium
Definisi
Patofisiologi Glaukoma
Pemeriksaan klinis glaukoma
Pengelolaan glaukoma
Klasifikasi glaukoma
Anamnesis:
-
1 bulan yang lalu visus mata kanan semakin kabur, hiperemis (-),
fotofobia (-), cekot-cekot (-). Pasien periksa di RSUD Pati
dikatakan katarak, namun belum disarankan operasi.
2.
Pemeriksaan oftalmologis:
-
Iris OD kripte (+), iris bomban (-), sinekia (-) dan OS kripte (+) iris
bomban (-) sinekia (-)
10
11
DAFTAR PUSTAKA
1. American academy of ophthalmology staff. Basic and clinical science
course. Section 10. Glaucoma. San Fransisco:LIO. 2010.p.3.
2. Ilyas H. Sidarta. Ilmu penyakit mata. Jakarta. Edisi ketiga: Balai Penerbit
FKUI; 2004.239-260.
3. Departemen Kesehatan RI. Survei kesehatan indera penglihatan. Depkes
RI. Jakarta;1997.
4. Blindness in Asia-the fact. Asian J Ophthalmology 200 : 2(4). (special
report)
5. Quigley HA,Broman AT. The nuber of People with glaucoma world wide
in 2010 and 2020. Br J Ophthalmology 2006 : 90 : 262-267.
6. Vaughan D, Asburry T, Riordan-Eva P and Whitcher JP. Vaughan &
Asbury : Oftalmologi Umum. 17 ed. Jakarta: EGC, 2013
7. Wijaya Nana. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Edisi 6: Abadi Tegal;1993.220225.
8. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. 3 ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2010.
9. Lang, K. Gerhard. Ophthalmology : A Pocket Textbook Atlas. 2nd edition.
New York : Thieme, 2006
10. Ilyas S, Tansil M and Salamun ZA. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI, 2000.
11. Association TEMD. Basic and Clinical Science Course: Lens and
Cataract. American Academy of Opthamology, 2013
12