Biaya Overhead Pabrik Departementalisasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

BIAYA OVERHEAD PABRIK

DEPARTEMENTALISASI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 10


MESTIKA PASARIBU
RIA LESTARI SIJABAT
AMOS NAINGGOLAN
IMRAN SITINJAK

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
TAHUN AJARAN 2015/2016

BIAYA OVERHEAD PABRIK


DEPARTEMENTALISASI
DEPARTEMENTALISASI
Departementalisasi (departmentalization) dari overhead pabrik berarti
membagi pabrik ke dalam segmen-segmen yang disebut departemen, yang menjadi
tujuan pembebanan biaya overhead. Untuk tujuan akuntansi, pembagian suatu pabrik
ke departemen yang terpisah menghasilkan perhitungan biaya produksi yang lebih
baik dan meningkatkan pengendalian yang bertanggungjawab atas biaya overhead.
Perhitungan biaya produksi yang lebih baik dimungkinkan karena
departementalisasi memungkinkan departemen yang berbeda untuk memiliki tarif
overhead yang berbeda. Bergantung pada jenis serta jumlah departemen yang dilalui,
pesanan atau produk akan dibebankan dengan jumlah overhead departemental dan
bukannya satu jumlah tunggal dari overhead tingkat pabrik.
Tariff overhead tunggal tingkat pabrik membebankan semua pesanan dengan
jumlah rata-rata biaya overhead tingkat pabrik perunit dasar alokasi. Tariff rata-rata
tingkat pabrik mungkin saja terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk produk tertentu,
terutama produkyang melibatkan hanya satu atau sedikit departemen.
Departementalisasi memfasilitasi akuntasi pertanggungjawaban dan
pengendalian atas biaya overhead dengan cara membuat setiap manajer departemen
bertanggungjawab atas biaya tersebut. Proses departementalisasi overhead merupakan
pengembangan dari metode yang telah dibahas sebelumnya. Mengestimasikan atau
menganggarkan biaya dan memilih dasar yang sesuai untuk membebankan biaya
tersebut masih diperlukan.
Biaya actual dari suatu periode masih tetap dicatat di akun pengendali
overhead pabrik dan buku pembantuoverhead, tetapi biaya tersebut diincii sampai
tingkat departemen maupun jenis biaya nya.
DEPARTEMEN PRODUKSI DAN JASA
Diklasifikasikan menjadi departemen produksi atau departemen jasa.
Departemen produksi ( producing department) menghasilkan produk dengan
mengubah bentuk atau sifat dari bahan baku atau dengan merakit komponen.
Departemen jasa (service department) memberikan pelayanan yang berkontribusi
secara tidak langsung terhadap produksi tetapi tidak mengubah bentuk, rakitan,
maupun sifat dari bahan baku.
Contoh

PRODUKSI

JASA

Pemotongan
Penyerutan
Perakitan
Pelapisan kain
Penyelesaian
Penyempurnaan
Pemasakan
Pembuatan
Distilasi
Penggilingan
Pelapisan
Perajutan
Pencampuran
Pemurnian
Pembotolan
Pengalengan
a. Pemilihan Departemen Produksi

Utilitas
Penerimaan
Inspeksi
Penyimpanan
Keamanan
Pembelian
Penanganan bahan baku
Pengapalan
Medis
Pengendalian produksi
Personalia
Pemeliharaan
Kafetaria
Tempat penampungan biaya umum pabrik

Suatu perusahaan biasanya dibagi menjadi departemen-departemen yang mlakukan


berbagai pekerjaan yang berbeda, sebagaimana dinyatakan oleh nama terdapat dalam
daftar diatas. Poses produksi menetukan jenis organisasi yang diperlukan untuk
menangani proses yang berbeda secara efisien, untuk memperoleh aliran produksi yang
terbaik, dan untuk menetapkan tanggung jawab atas pengendalian fisik terhadap proses
produksi.
Factor-faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan jenis departemen yang
diperlukan untuk menetapkan tariff overhead departemental yang akurat adalah sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Kesamaan operasi dan mesin disetiap departemen


Lokasi dari operasi mesin
Tanggungjawab atas produksi dan biaya
Hubungan operasi terhadap aliran produk
Jumlah departemen

Meskipun tidak terdapaat aturan yang pasti dan cepat, pendekatan yang paling umum
adalah membagi pabrik sesuai dengan aktivitas fungsional. Jika penekanannya adalaah pada
pengendalian biaya, maka manajer pabrik dan masing-masing penyelia diberikan departemen
tersendiri. Ketika pengembangan tariff overhead departemental menekankan pada
perhitungan biaya produk bisa saja lebih sedikit atau justru lebih banyak departemen yang
digunakan. Kadang kadang jumlah departemen yang digunakan utnuk pengendalian biaya
lebih banyak jika dibandingkn dengan yang diperlukan untuk perhitungan biaya produk.
b. Pemilihan Departemen jasa

Jasa yang memberikan manfaat kepada departemen produksi dan departemen jasa
lain, dapat diatur dengan cara:
1. Menetapkan departemen jasa yang terpisah untuk setiap fungsi
2. Menggabungkan berbagai fungsi ke dalam suatu departemen
3. Menempatkan beberapa biaya jasa dalam suatu departemen yang disebut tempat
penampungan biaya umum pabrik
Jenis dan jumlah departemen jasa bergantung pada jumlah karyawanyang diperlukan
untuk setiap fungsi jasa, biaya untuk menentukan jasa tersebut, dan seberapa penting jasa
tersebut dan penugasan terhadap penyelia. Oleh karena tariff overhead untuk perhtungan
biaya produk pada umumnya dihitung hanya untuk departemen produksi, maka departemen
biaya jasa akan ditransfer ke departemen produksi guna menetapkan tariff overhead.
BIAYA LANGSUNG DEPARTEMENTAL
Overhead pabrik terdiri atas semua biaya produksi yang tidak dapat ditelusuri secara
langsung ke pesanan atau produk tertentu. Tetapi dalam membebankan biaya ke departemen,
adalah penting untuk mengingat bahwa departemen cenderung menjadi area yang relative
besar dalam suatu perusahaan. Akibatnya, banyak biaya overhead pabrik dapat ditelusuri
secara langsung ke departemen tertentu. Biaya ini disebut biaya langsung departemental
(direct departemental cost). Mayoritas dari biaya overhead langsung departemental dapat
dibagi ke dalam kategori-kategori berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Supervsi,tenaga kerja tidak langsung dan lembur


Tunjangan tenaga kerja
Bahan baku tidak langsung dan perlengkapan
Perbaikan dan pemeliharaan
Penyusutan dan sewa peralatan.

Kategori ini biasanya diidentifikasikan langsung dengan departemen asalnya, tanpa


mempedulikan apakah departemen tersebut adalah departemen produksi atau departemen
jasa.
1. Supervisi, Tenaga Kerja Tak Langsung, dan Lembur
Tenaga kerja pabrik yang tidak diklasifiasikan sebagai tenaga kerja langsung secara
otomatis menjadi bagian dari dari overhead pabrik. Oleh karena overhead pabrik
dialokasikan ke semua pabrik, klasifikasi yang salah menyebabkan tenaga kerja
langsung yang digunakan oleh suatu produk akhirnya dialokasikan ke produk-produk
lain sebagai overhead pabrik, sehingga biaya dari suatu produk dinyatakan terlalu
rendah dan biaya produk lain dinyatakan terlalu tinggi. Keputusan mengenai
bagaimana cara untuk mengklasifikasikan biaya bisa bisaa memiliki dampak yang
penting padaa tariff overhead, terutama jika tenaga kerja langsung digunakan sebagai
dasar untuk menghitung tariff overhead. Porsi premium dari lembur yang dibayar
padaa umumnya dibebankan sebagai overhead departemen dimana lembur terjadi.
2. Tunjangan-tunjangan Tenaga Kerja

Tunjangan tenaga kerja mencakup biaya-biaya seperti tunjangan libur dan cuti,pajak
pengangguran negara bagian federal, asuransi kompensasi pekerja, biaya pension,
tunjangan perawatan rumah sakit, dan asuransi kelompok. Ketika biaya tersebut
berkaitan dengann tenaga kerja lansung maka biaya-biaya itu sebaiknya ditambahkan
ke biaya tenaga kerja langsung.
3. Bahan Baku Tidak Langsung dan Perlengkapan Pabrik
Apabila salah membedakan antara bahan baku langsung dn bahan baku tidak
langsung memiliki dampak buruk yang sama terhadap perhitungan biaya produk
seperti kegagalan dalam membedakan antara tenaga kerja langsung dan tidak
langsung. Tetapi, membedakan bahan baku langsung dan tidak langsung biasanya
tidak sesulit iut. Dalam suatu operasi produksi, bahan bbaku langsung adalah bahan
baku yang signifikan secara jumlah dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
produk akhir. Bahan baku tidak langsung, seringkali disebut perlengkapan, merupakan
pelengkap bagi operasi pemrosesan dan tidak menjadi bagian yang pentinng dari
produk akhir. Jika hanya bahan baku langsung dalam jumlah yang tidak signifikan
yang dapat dibedakan, maka biayanya dapat dbebankan ke overhead pabrik untuk
mempercepat perhitungan.
4. Perbaikan dan Pemeliharaan
Pada umumnya, kebanyakan biaya perbaikan dan pemeliharaan dapat ditelusuri secara
langsung ke departemen yang memperoleh manfaatnya dan seringkali diklasifikasikan
sebagai biaya langsung departemental, meskipun biaya tersebut dapat berasal dari
departemen pemliharaan. Tetapi, karena pemeliharaan adalah suatu fungsi jasa, maka
pada akhirnya biayanya harus dialokasikan ke departemen yang menerima jasa
tersebut.
5. Penyusutan Peralatan
Penyuusutan biasanya tidak dapat dipertimbangkan sebagai biaya yang dapat
dikendalikan oleh penyelia departemen. Tetapi, penggunnaan peralatan oleh
departemen tersebut mengakibatkan keusangan yang memengaruhi pemeliharaan, dan
dalam jangka panjang, hal tersebut juga memengaruhi penyusutan. Hal ini berlaku
untuk semua jenis asset yang dapat diusutkan, seperti mesin dan peralatan, bangunan,
kendaraan, serta furniture.
BIAYA TIDAK LANGSUNG DEPARTEMENTAL
Biaya tidak langsung Departemental terdiri dari biaya listrik, sewa, dan penyusutan
atas bangunan pabrik, apabila digunakan oleh semua departemen tertentu. Biaya- biaya ini
dialokasikan ke semua departemen. Memilih dasar yang sesuai untuk mengalokasikan
sebagian besar dari biaya tidak langsung departemental adalah sulit dan bersifat arbitrer. Yang
dapat dilakukan adalah melakukan alokasi dengan cara yang intuitif atau masuk akal.
Untuk membebankan bagian biaya yang sesuai ke setiap departemen, maka harus
ditemukan suatu dasar yang umum bagi semua departemen. Misalnya, kubik itu sebagai suatu
ukuran yang digunakan disetiap pabrik, dimana departemen-departemennya menempati area
dengan ketinggian langit-langit yang berbeda. Contoh nya suatu pabrik yang menggunakan
escalator, koridor, dan lorong maka itu harus dipertimbangkan.

Alokasi harus didasarkan pada salah satu dari daftar berikut, yang diurutkan berdasarkan
preferensi:
1. Ukuran konsumsi dari suatu sumber daya
2. Ukuran output
3. Pengganti yang mencerminkan sumber daya yang dkonsumsi
Beberapa dari beban tidak langsung departemental yang memerlukan alokkasi antar
departemen, beserta dasar yang paling umum digunakan, mencakup:

Dasar alokasi
Biaya Departemen Tidak Langsung
Sewa gedung
Pajak property
Penyusutan-bangunan
Asuransi kebakaran
Perbaikan gedung
Gas
Pengawas
Telepon dan telegraf
Asuransi kompensasi pekerja
Porsi tetap dari biaya listrik
Poris variable dari biaya listrik

Kaki persegi
Kaki persegi
Kaki persegi
Kaki persegi
Kaki persegi
Kaki persegi
Jumlah karyawan
Jumlah karyawan atau jumlah telepon
Beban gaji departemen
Kaki persegi
Kwh

Kadang kala, suatu jasa dapat diperoleh secara terpisah, yang disebut dengan biaya berdiri
sendiri (stand alone cost).
Departemen

Biaya Sewa Ruang Diperoleh secara Terpisah

$ 500.000

$ 500.000

$ 250.000

50.000

$ 1.300.000
Sewa ruang dapat diperoleh dengan perjanjian sewa konsolidasi dengan total biaya sebesar
$1.030.000. alokasi dari biaya agregat berdsaarkan stand alone cost menghasilkan biaya
seperti berikut:

Departemen Biaya Agregat


A

$1.030.000

Dasar Alokasi
x

$500.000 : $1.300.000

Biaya agregat yang dialokasikan


= $396.154

1.030.000

500.000 :

1.300.000

396.154

1.030.000

250.000 :

1.300.000

198.077

1.030.000

50.000 : 1.300.000

39.615
$1.030.000

MENENTUKAN TARIF BIAYA OVERHEAD DEPARTEMENTAL


Untuk kemudahan, overhead pabrik biasanya dibebankan berdasarkan jam mesin, jam
tenaga kerja langsung, atau biaya tenaga kerja langsung pada saat overhead yang digunakan
hanya satu pada keseluruhan pabrik. Tetapi, penggunaan tariff departemental perlu
mempertimbangkan yang berbeda untuk setiap overhead departemen produksi. Hal ini
seringkali menghasilkan dasaar yang berbeda untuk departemen yang berbeda, seperti arif per
jam tenaga kerja langsung untuk suatu departemen, dan tariff jam mesin untuk departemen
lain.
Subdepartemen mungkin saja ditetapkan, sesuai dengan pembagian fisik dari suatu
departemen. Misalnya saja, suatu departemen yang secara fisik dibagi menjadi satu segmen
yang sangat terotomatisasi, sehingga menggunakan jam mesin sebagai alokasi overhead, dan
satu segmen lain yang bersifat intensif tenaga kerja, sehingga menggunakan jam tenaga kerja
sebagai dasar alokasi. Sebaliknya beberapa tempat penampungan biaya dalam satu
departemen dapat didasarkan pada jenis biaya dan dasar aktivitas yang memicunya, bahkan
jika departemen tersebut tidak secara fisik dibagi menjadi segmen-segmen.
Oleh karena pada akhirnya semua biaya overhead pabrik, baik yang berasal dari
departemen produksi maupun dari departemen jasa, akan dialokasikan ke departemen
produksi, penetapan tarif overhead departemental mencakup langkah-langkah berikut:
1. Estimasikan total overhead departemental dari departemen produksi dan departemen
jasa pada tingkat aktivitas yang diperkirakan. Tentukan jika mungkin, sifat tetap dan
variabel untuk setiap kategori biaya.
2. Buat suatu survei ( Dengan pengukuran atas semua dasar alokasi ) dengan tujuan
untuk mendistribusikan biaya overhead tidak langsung departemental dan biaya
departemen jasa.
3. Estimasikan total overhead tidak langsung departemental (seperti listrik, bahan bakar,
air, penyusutan gedung, pajak proprti, dan asuransi kebakaran) pada tingkat aktivitas
yang dipilih dan alokasikan biaya biaya-biaya tersebut ke departemen- departemen.
4. Distribusikan biaya departemen jasa ke departemen yang memperoleh manfaat dari
jasa tersebut.
5. Hitung tarif overhead departemental

A. Mengestimasikan Biaya Langsung Departemental


Mengestimasikan atau menggambarkan biaya langsung untuk departemen produksi
dan saja,sbagaimana disajikan dalam tampilan 13-1, merupakan pekerjaan bersama dari
kepala departemen, penyelia, dan departemen anggaran atau departmn biaya. Biaya tunjangan
tnaga kerja dihitung ole bagian personalia karna masing-masing peenyelia hampir tidak
memiliki pengaruh atau pengetahuan dalam bidang ini.
Biaya dari tenaga kerja tidak langsung dan bahan baku tidak langsung lebih
diperhatikan oleh penyelia. Biaya perbaikan dan pemeliharaan seringkali merupakan hal-hal
yang diributkan kecuali jika program pemeliharaan yang pasti sudah ditentukan. Meskipun
tidak diilustrasikan disini, biaya perbaikan dan pemeliharaan dapat dibebankan ke
departemen pemeliharaan terlebih dahulu, baru keemudian dibebankan ke departemen
penerima manfaatnya. Beban penyusutan departemental lebih didasarkan pada keputusan
manejemn berkaitang dengan metode dan tarif penyusutan. Dalam ilustrasi tersebut,
penyusutan peralatan dibebankan langsung ke dpartemen berdasarkan nilai aset dan tarif yang
ditentukan oleh kontroler. Manajr pabrik bekerja sama dngan bagian anggaran,
mengestimasikan dan mensupervisi biaya umum pabrik.
B. Survei Pabrik
Untuk mengalokasikan biaya tidak langsung departmental dan biaya departemen jasa
ke departemen yang memperoleh manfaat nya, data yang diperlukan dari suatu survei atas
fasilitas dan catatan. Data survei mencakup rata-rata tenaga kuda dari peralatan disetiap
departemen, estimasi, konsumsi kwh, jumlah karyawan disetiap departemen, estimasi biaya
gaji, kaki persgi, estimasi konsumsi bahan baku, nilai aset, dan banyak ukuiran lain yang
berguna sebagai dasar dalam mendistribusikan biaya ke departemen- departemen .
Fungsi yang dikerjakan oleh setiap departemen jasa dipelajari secara hati-hati guna
meneentukan jasa yang paling wajar untuk mendistribusikan bianya. Survei untuk DeWitt
produk muncul ditampilan 13-2.
C. Mengestimasikan Dan Mengalokasikan Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung departmntal, seperti pemanasan, listrik, bahan bakar, air, dan
penyusutan bangunan harus diestimasikan, kemudian dialokasikan ke departemen produksi,
dan mungkin juga ke departemen jasa. Metode alokasi merupakan keputusan manajemen. Di
tampilan 13-1, biaya tidak lansung departemental dialokasikan dengan dua cara :
1) Biaya listrik, bahan bakar, dan air dibebankan ke Departemen Utilitas, untuk
kemudian didistribusikan ke departmen-departemen produksi saja.
2) Penyusutan bangunan, pajak properti, dan asuransi kebakaran dialokasikan hanya ke
departemen produksi berdasarkan luas lantai sebagaimana ditunjukan dalam survei
13-2 misalnya, 25% dari $5.000, atau $1.250, dibebankan ke dpartemn pmotongan
untuk pnyusutan bangunan.

D. Mendistribusikan Biaya Departemen Jasa


Jumlah dan jenis departemen jasa di suatu perusahaan bergantung pada operasi dan
tingkat pengendalian yang diinginkan oleh perusahaan. Sebagaimana ditunjukkan pada
tampilan 13-1, setiap dpartemen jasa dari DeWitt Products dibebankan dengan biaya
langsungnya masing-masing. Biaya departemen jasa didistribusikan ke departemen produksi
dan departemen jasa, atau hanya ke departemen produksi saja.
Metode umum untuk mendistribusikan overhead departemen jasa ke dpartemn yang
mmperoleh manfaatnya adalah metode langsung, metode bertingkat, dan metode simultan.
Metode langsung, overhad dari departmen ini didistribusikan berdasarkan estimasi biaya
bahan baku yang diminta, sebagiamna ditunjukkan dalam survei 13-2 hal 485. Metode
bertingkat mendistribusikan biaya dari departemen jasa berdasarakan urutan tertentu, yaitu
urutan yang ditetapkan oleh departemen. Metode silmutan disebutt juga metode aljabar,
mempertimbangkan secara lengkap hubungan timbal balik antarsemua departemen jasa
E. Menghitung Tarif Biaya Overhead Departemen
Setelah biaya departemen jasa didistribusikan, tarif overhead dppartemen produksi
dapat dihitung dengan cara membagi total overhad pabrik final dari setiap departemen
produksi dengan dasar alokasi yang dipilih. Di tampilan 13-3, terdapat tiga dasar berbeda
yang digunakan, yaitu: jam, tenaga kerja langsung, jam mesin, dan biaya tenaga kerja
langsung.
MENGGUNAKAN BIAYA TARIF OVERHEAD DEPARTEMEN
Ketika informasi tersedia diakhir stiap minggu atau bulan, overhead pabrik
dibebankan dengan cara menambahkan angka overhead pabrik dibebankan k bagian overhead
pabrik dalam kartu biaya psanan, untuk perhitungan biaya berdasarkan pesanan, atau k bagian
overhead pabrik dalam laporan biaya produksi departemental, untuk perhitungan biaya dalam
proses.
BIAYA OVERHEAD AKTUAL (TERDEPARTEMENTALISASI)
Overhead pabrik diiktisarkan dalam akun pengendali overhead di buku besar.
Rinciannya dimasukkan dalam buku pembantu overhead pabrik. Departementalisasi
mengharuskan setiap biaya dibebankan ke suatu departmen dan juga ke suatu akun biaya
pembantu tertentu.
LANGKAH- LANGKAH DI AKHIR PERIODE FISKAL
Di akhir periode fiskal, biaya overhead pabrik aktual dikumpulkan dengan cara yang
sama seperti estimasi biaya di awal periode. Ktika overhead tidak langsung departemental
yang aktual dialokasikan ke semua departemen, dan biaya departemen jasa didistribusikan ke
departemen produksi, mka mungkin untuk membandingkan overhead aktual dengan overhead
dibebankan, serta menghitung nilai overhead pabrik yang dibbankan terlalu tinggi atau terlalu
rendah untuk setiap departemen produksi.

TARIF BIAYA OVERHEAD LEBIH DARI SATU


Dalam suatu perusahaan mungkin saja terdapat biaya overhead yang berkaitan
dengan tenaga kerja, overhead yang berkaitan dengan mesin, overhead yang berkaitan dengan
bahan baku, atau berbagai gabungan dari ketiga jenis overhead ini dalam jumlah yang
signifikan. Gabungan manapun dari dua atau lebih jenis overhead tersebut memungkinkan
memunculkan 2 atau lebih dasar alokasi overhead.
Banyak setting produksi melibatkan lini produk yang beragam, dimana sejumlah
produk yang sanga berbeda, masing-masing dapat diproduksi dalam berbagai ukuran,
tingkatan, konfigurasi, maupun jenis. Misalnya produsen alat-alat mesin pada umumnya
memproduksi berbagai alat mesin. Salah satu solusi adalah dengan membagi overhead
menjadi 2 kateegori atau lebih, yang disebut Tempat Penampungan Biaya ( cost pool), serta
menghitung suatu tarif overhead untuk setiap tempat penampungan biaya. Dasar alokasi
tersebut dapat mencakup jam mesin untuk mengalokasikan suatu tmpat penampungan biaya
yang berkaitan dengan mesin, jam atau biaya tenaga kerja langsung untuk mngalokasikan
tempat penampungan biaya yang berkaitan dengan tenaga kerja.
Suatu kartu biaya pesanan di pabrik tidak terdepartementalisasi masih memiliki tiga
bagian biaya, yaitu : biaya bahan baku langsung, biaya tenaga krja langsung, dan biaya
overhead dibebankan
DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD dalam BISNIS
NONMANUFAKTUR dan ORGANISASI NIRLABA
Pengendalian yang bertanggungjawab atas biaya departemental sama pentingnya di
aktivitas nonmanufaktur. Berikut adalah contoh dari entitas yang umumnya dibagi menjadi
departemen administratif dan departemen supervisi untuk perencanaan dan pengendalian
biaya. Dalam entitas-entitas ini, departemen dapat disebut dengan beberapa nama, seperti
bagian, kelompok, unit jasa, atau pusat jasa.
1. Segmen nonmanufaktur dari perusahaan manufaktur (misalnya: departemen
pemasaran dan administrasi)
2. Toko ritel
3. Bank dan intuisi keuangan lain
4. Perusahaan asuransi
5. Institusi pendidikan
6. Organisasi jasa
7. Pemerintah federal, pemerintah negara bagian, pemerintah lokal

Anda mungkin juga menyukai