Tau Ahhh
Tau Ahhh
Tau Ahhh
= 0.0639 + j 0.5187
0.5187 rad = (180/) 0.5187 = A29.72
Persamaan 5.39
IR = IS Cosh - (VS/ZC) Sinh
untuk IR = 0
IS = (VS/ZC) (Sinh /Cosh )
e0.0639 . ej 0.5187 = 1.066 A29.72 = 0.9258 + j 0.5285
e - 0.0639 . e j 0.5187 = 0.9381 A- 29.72 = 0.8147 j 0.4651
Cosh = Cosh(0.0639 + j 0.5187) = ( e0.0639 . ej 0.5187 + e - 0.0639 . e j 0.5187)
Cosh = (0.9258 + j 0.5285 +0.8147 j 0.4651)
Cosh = (1.7405 j 0.0634) = 0.8703 j 0.0317
Cosh = 0.8709 A2.086
Sinh = Sinh(0.0639 + j 0.5187) = ( e0.0639 . ej 0.5187 - e - 0.0639 . e j 0.5187)
Sinh = (0.9258 + j 0.5285 - 0.8147 + j 0.4651)
Sinh = (0.1111 + j 0.9936) = 0.05885 + j 0.4968
Sinh = 0.4999 A83.62
IR =
(VS/Cosh
0
=
maka
VS =
127 000/0.8709 = 145
VR Cosh
826 V ke
netral
atau berbanding terbalik dengan X jika dimisalkan |VS| dan |VR| konstan.
Deq = (5 x 5 x 2 x 5) = 250 = 6.30 m atau
Deq = (6.30/0.3048) = 20.67 ft
(a). Untuk penghantar Partridge dari daftar A1 DS = 0.0217 ft
L = 2 x 10 -7 ln (Deq/ DS)
H/m
XL = 2f x 1000 x L
/km
XL = 460 x 1000 x 10 -7 ln (Deq/ DS)
XL = 0.0754 ln (Deq/ DS) = 0.0754 ln (20.67/0.0217)
XL = 0.5172 /km
Untuk penghantar Osprey dari daftar A1 DS = 0.0284 ft
XL = 0.0754 ln (Deq/ DS) = 0.0754 ln (20.67/0.0284)
XL = 0.4969 /km
Perbandingan Daya yang diterima (PR) baru dengan yang lama = (0.5172/0.4969) = 1.041.
Sehingga peningkatan dayanya = [{(1.041-1)/1}x100] = 4.1%
(b). Jika penghantar berkas
ditempatkan dalam suatu berkas dua-penghantar 40 cm dari penghantar asli
dan jarak antar-pusat berkas 5 m.
Dari Daftar A1 untuk penghantar Partridge GMR = 0.0217 ft
DS = [0.0217 x {40/(100 x 0.3948}] = 0.0285 = 0.1688 ft
XL = 0.0754 ln (Deq/ DS) = 0.0754 ln (20.67/0.1688)
XL = 0.3625 /km
Perbandingan Daya yang diterima (PR) baru dengan yang lama = (0.5172/0.3625) = 1.427.
Sehingga peningkatan dayanya = [{(1.427-1)/1}x100] = 42.7 %
(c). Jika tegangan ditingkatkan menjadi 230 kV dan jarak pemisah menjadi 8 m
Karena tegangan dinaikan maka daya yang diterima meningkat dengan faktor (230/138)2 = 2.78.
Deq = (8 x 8 x 2 x 8) = 1024 = 10.08 m atau
Deq = (10.08/0.3048) = 33.07 ft
XL = 0.0754 ln (Deq/ DS) = 0.0754 ln (33.07/0.0217)
XL = 0.5526 /km
Daya yang diterima akan mengecil karena kenaikan reaktansi X
Dengan jarak pemisah lama 5 m ===>
XL = 0.5172 /km
Dengan jarak pemisah baru 8 m ===>
XL = 0.5526 /km
Faktor resultan kenaikan = 2.78 x (0.5172/0.5526) = 2.062
Sehingga peningkatan dayanya = [{(2.062-1)/1}x100] = 160.2 %
Disamping kenaikan pada jarak pemisah penghantar dan isolasi, mungkin diperlukan penghantar
yang lebih besar karena arus akan meningkat dengan faktor kira-kira sebesar (230/138) = 1.67
dan rugi |I|2.R dalam saluran kira-kira dengan faktor 2.78 untuk kenaikan pada beban dengan
faktor daya yang sama.
5.14 Gambarkanlah diagram lingkaran-daya seperti Gambar 5.10 untuk ujung penerima
saluran yang diberikan dalam Soal 5.8. Tentukanlah titik yang sesuai dengan beban pada Soal 5.8
tersebut, dan tentukan juga titik-tengah lingkaran-lingkaran untuk bermacam-macam nilai
VS jika VR= 220 kV. Gambarkan lingkaran yang melewati titik beban. Dengan mengukur
jari-jari lingkaran ini, tentukan VS , dan bandingkan nilai dengan nilai-nilai yang dihitung
pada Soal 5.8
Jawab :
(dibandingkan dengan hasil perhitungan dalam Soal 5.8 (c). |VS| = 225.4 kV)
5.15 Gunakan diagram yang digambar dalam Soal 5.14 untuk menentukan tegangan ujung
pengirim untuk bermacam-macam nilai kilovar yang diberikan oleh kondensator-kondensator
sinkron yang terhubung paralel dengan beban yang disebutkan pada ujung penerima. Masukkan
nilai-nilai kilovar yang ditambahkan untuk memberi faktor daya satu dan faktor daya 0,9
mendahului pada ujung penerima. Misalkan bahwa tegangan ujung pengirim diatur sedemikian
sehingga tegangan pada beban tetap 220 kV.
Jawab :
Pada diagram untuk soal 5.14 gambarkan sebuah garis beban baru pada kwadran ke empat yang
mempunyai sudut arc cos 0.9 atau = 25.84 dengan sumbu mendatar. Gambarkan lingkaranlingkaran daya dengan radius-radius :
berturut-turut untuk |VS| = 200, 210, 220, 230, 240 dan 250 kV.
Untuk faktor daya = 1.0 bacalah |V S| = 214 kV pada 40 MW pada sumbu
mendatar dari garis beban pada kwadran pertama merepresentasikan kVAR
dari kondensor-kondensor sinkron atau kapasitor-kapasitor yang diperlukan.
Nilai ini adalah 19.3 kVAr.
Untuk faktor daya = 0.9 medahului bacalah V S = 202 kV dimana garis tegak
lewat 40 MW memotong garis beban dalam kwadran ke empat. Jarak tegak
diantara kedua garis garis beban pada 40 MW merepresentasikan kVar dari
kondesor-kondensor sinkron atau kapasitor yang diperlukan adalah 38.6 kVar.
5.16 Suatu diagram lingkaran-daya ujung penerima digambar untuk suatu tegangan ujung
penerima yang konstan. Untuk suatu beban tertentu pada tegangan ujung penerima ini, tegangan
ujung pengirim adalah 115 kV. Lingkaran ujung penerima untuk VS = 115 kV mempunyai
jari-jari sepanjang 5 in. Koordinat-koordinat mendatar dan tegak dari lingkaran-lingkaran ujung
penerima berturut-turut adalah 0,25 dan 4,5 in. Hitunglah regulasi tegangan beban.
Jawab
:
5.17 Suatu saluran transmisi tiga-fasa sepanjang 300 mi melayani beban sebesar 400 MVA
dengan faktor daya 0,8 tertinggal pada tegangan 345 kV. Konstanta-konstantaABCD saluran
adalah
A = D = 0.8180 A1.3
B = 172.2 A84.2
C = 0.001933 A90.4
(a) Tentukan tegangan antara saluran dan netral di ujung pengirim, arus ujung pengirim dan
persentase jatuh tegangan pada beban penuh.
(b) Tentukan tegangan antara saluran dan netral di ujung penerima pada keadaan tanpa beban,
arus ujung pengirim pada keadaan yang sama dan regulasi tegangan.
Jawab :
Faktor Daya tertinggal (cos ) = 0.8 ====> = 36.87
(a).
VS = A VR + B IR
IS = C VR + D IR
VS = 0.8180 A1.3 x 199 186 A0 + 172.2 A84.2 x 669.4 A-36.87
VS = 162 934.15 A1.3 + 115 270.7 A47.33
(b).
5.18 Suatu bank kapasitor seri akan dipasang di tengah-tengah saluran 300 mi yang dilukiskan
dalam Soal 5.17. Konstanta ABCD untuk saluran 159 mi. adalah
A = D = 0.9534 A0.3
B = 90.33 A84.1
C = 0.001014 A90.1
Konstanta ABCD dari bank kapasitor seri adalah
A = D = 1 A0
B = 146.6 A- 90
C= 0
(a) Tentukanlah konstanta ABCD ekivalen dari gabungan seri saluran-kapasitor-saluran.(Lihat
Daftar
A.6
dalam Appendix).
(b) Kerjakan kembali Soal 5.17 dengan menggunakan konstanta ABCD ekivalen.
Jawab :
(di
bandingkan dengan Soal 5.17
VD = 22.4 %)
(dalam Soal 5.17 .Sedangkan saluran tanpa kapasitor-kapasitor regulasi tegangan = 57.6 % )
5.19
5.22 Lukiskan grafik tegangan terhadap waktu untuk saluran dalam Contoh 5.6 pada suatu
titik yang terletak sejauh seperempat panjang saluran dari ujung pengirim, jika saluran ditutup
dengan tahanan sebesar 10 .
Jawab :
Pada diagram dari gambar 5.15 b ditarik garis bayangan pada seperempat panjang saluran dari
ujung pengirim ke arah ujung penerima.
Perpotongan garis tsb dengan garis miring terjadi pada T = 0.25T; 1.75T; 2.25T; 3.75T; dst.
Perubahan perubahan tegangan terjadi pada waktu waktu ini. Jumlah dari tegangan-tegangan
yang datang dan yang dipantulkan digambarkan diantara garis-garis miring dan menentukan
nilai-nilai yang dipetakan di bawah ini.
5.23 Selesaikan Contoh 5.6 jika suatu tahanan sebesar 54 terhubung seri dengan sumber.
Jawab :
Untuk tegangan :
S = {(54 30)/(54 + 30)} = 2/7
R = {(90 + 30)/(90 +30)} = 1/2
tegangan mula-mula yang di masukkan ke saluran :
{30/(30+54)}
120
42.86
Periode T
Pantulan R = 42.86 x
Periode 2T = 42.86 + 21.53
Pantulan s = 21.43 x 2/7
Periode 3T = 64.29 + 6.12
Pantulan R = 6.12 x
Periode 4T = 70.41 + 3.06
Pantulan s = 3.06 x 2/7
Periode 5T = 73.47 + 0.87
Tegangan terakhir adalah :
{90/(90+54)} x 120 = 75 V
= 42.86
= 21.43
= 64.29
= 6.12
= 70.41
= 3.06
= 73.47
= 0.87
= 74.34
V
V
V
V
V
V
V
V
V
5.24 Tegangan dari suatu sumber dc dikenakan pada suatu saluran transmisi atas-tiang dengan
menutup sebuah sakelar. Ujung saluran atas-tiang tersebut dihubungkan pada suatu kabel bawah
tanah. Misalkan bahwa baik saluran maupun kabel adalah tanpa rugi dan bahwa tegangan awal
pada saluran adalah v+ . Jika impedansi karakteristik saluran dan kabel berturut-turut adalah
400 dan 50, dan ujung kabel merupakan rangkaian terbuka, nyatakanlah dengan
menggunakan v+ sebagai suku-sukunya (a) tegangan pada titik sambungan antara saluran dan
kabel segera setelah tibanya gelombang datang dan (b) tegangan pada ujung kabel yang terbuka
segera setelah datangnya gelombang tegangan yang pertama.
Jawab :
Gelombang tegangan permulaan vo+ yang sampai pada sambungan dengan kabel.
Sehingga di ujung saluran di atas tiang tersebut : R = {(50 400)/(50 + 400)} =
0.777.
(a). Tegangan pada titik sambungan adalah : (1 0.777)v+ = 0.223 vo+
ini merupakan gelombang tegangan yang dibiaskan (refracted) di sepanjang kabel.
(b). Tegangan pada ujung kabel : R = 1 (rangkaian terbuka) dan
vR =
(0.223
+
0.223)v+ =
0.446 vo+ .
ooomsoo
1. Pendahuluan
Kebutuhan akan energi listrik di Indonesia berkembang dengan pesat dan merupakan
kebutuhan yang sangat vital sehingga hal ini tidak bisa ditawar-tawar lagi dalam masyarakat
modern. Pada awal Repelita I tahun 1969, daya terpasang seluruh pusat tenaga listrik Perusahaan
Umum Listrik Negara berjumlah sekitar 530 MW. Pada akhir Repelita IV saja, daya yang
terpasang itu mencapai 8500 MW dan pada tahun 2002 peak demand (beban puncak) mencapai
14,174 MW. Hal itu merupakan suatu pelipatgandaan 16 kali dalam 20 tahun, dan mempunyai
pertumbuhan rata-rata 15 persen setahun dan 11.5% dalam tahun 2001 (Widiono, 2002). Suatu
angka yang sungguh tinggi, dan mencerminkan perkembangan industri serta perekonomian di
negara Indonesia.
Selain meningkatnya daya terpasang pusat tenaga listrik secara absolut, terjadi pula suatu
perkembangan lain pada sistem kelistrikan PLN. Bilamana tadinya terdapat jaringan listrik yang
terpisah, kini jaringan tenaga listrik PLN di pulau Jawa dan Bali dalam satu jaringan besar yang
terinterkoneksi.
Perkembangan demikian, membawa berbagai keuntungan seperti pengoperasian sistem
dengan cadangan suatu margin yang relatif lebih kecil sehingga dapat meningkatkan efisiensi
secara keseluruhan. Akan tetapi, pihaklain. terinterkoneksinya suatu sistem yang besar juga
membawa masalah, antara lain stabilitas sistem dan koordinasi antara berbagai pusat tenaga
listrik serta berbagai pusat beban. Dalam hal ini termasuk juga dalam proses analisis aliran beban
karena semakin besar jaringan akan semakin terasa sulit untuk menganalisisnya, apabila hal itu
dilakukan secara manual.
Studi aliran beban (load flow) digunakan untuk menentukan tegangan, arus, daya aktif
atau daya reaktif pada berbagai macam titik/bus pada jaringan listrik pada kondisi operasi normal
(Stevenson, 1993). Selain dipergunakan untuk perencanaan pengembangan sistem listrik pada
masa mendatang, juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi sistem kelistrikan yang
sudah ada (existing), Hal itu digunakan karena kelayakan operasi suatu sistem bergantung pada
akibat yang ditimbulkan oleh hubungan interkoneksi dengan sistem daya lain, penambahan
beban baru, stasiun pembangkit baru, dan hubungan jaringan transmisi baru sebelum semua itu
dipasang/terhubung dengan sistem yang sudah ada.
Dalam studi aliran beban, dikatakan bahwa jaringan itu direpresentasikan setepat
mungkin sehingga sangat sedikit yang diabaikan, dan perhitungan sangat susah apabila dilakukan
dengan tangan (manual). Oleh karena itu, sesudah AC atau DC Network Analyzer diperoleh pada
tahun 1920-an perhitungan beban dapat dilakukan, terutama dengan adanya komputer digital
perhitungan sangat cepat dan teliti sekitar tahun 1950-an (Hutauruk T.S, 1983).
Dengan adanya suatu program MATLAB diharapkan pekerjaan/ perhitungan dalam
menganalisis suatu aliran beban akan menjadi mudah, cepat, akurat, ekonomis dan menghemat
waktu. Tujuan dari program ini adalah untuk memeriksa tegangan-tegangan setiap bus yang ada
dalam sistem jaringan listrik, memeriksa kapasitas masing-masing bus apakah cukup besar untuk
menyalurkan daya yang diinginkan (Hutauruk T.S, 1983), Di samping itu pula, untuk membantu
bagaimana caranya untuk menganalisis suatu aliran beban dengan cepat dan mudah sehingga
dapat menghemat waktu yang berarti ini juga meningkatkan effisiensi kerja. Dalam hal ini,
dengan membuat program simulasi untuk analisis aliran beban.
Hasil studi ini diharapkan dapat dijadikan alternatif kebijaksanaan dalam memenuhi
tuntutan zaman dalam era komputerisasi, yaitu dengan pembuatan program komputer untuk
analisis aliran beban sehingga diperoleh kemudahan-kemudahan dan hemat waktu.
2. Pembahasan
Pentingnya studi aliran daya dalam merencanakan perluasan sistem
tenaga dan dalam menentukan operasi terbaik untuk sistem jaringan listrik
yang ada, karena dapat diperoleh keterangan utama, yaitu besar tegangan
dan sudut phasa, tegangan pada setiap bus dan daya nyata serta daya
reaktif yang mengalir pada setiap saluran/jaringan (Stevenson, 1993:182).
Daya listrik selalu mengalir menuju beban. Oleh karena itu, aliran daya
juga merupakan aliran beban. Pada dasarnya beban dapat digolongkan
menjadi dua macam yaitu beban statis dan beban dinamis. Beban ini dapat
direpresentasikan sebagai impedansi tetap (Z), daya tetap (S), tegangan (V)
atau arus (I) yang tetap, tetapi yang lazim pembebanan yang dipilih dengan
mengunakan tegangan yang konstan (Sulasno, 1993: 69).
Penyelesaian digital untuk masalah aliran beban yang dibahas
mengikuti suatu proses perulangan (iterative process). Oleh karena itu
sangat sulit dan perlu waktu yang lama apabila dilakukan secara manual
(Stevenson, 1993).
Aliran beban di jaringan listrik, terutama di cabang-cabang jaringan
dapat dihitung apabila tegangan di masing-masing bus jaringan diketahui.
Bila [Ibus] diketahui, maka vektor tegangan bus dapat dihitung dengan mudah
dari [Vbus] = [Ybus]-1 [Ibus]. Akan tetapi dalam jaringan tenaga listrik, khususnya
dalam perhitungan aliran beban biasanya bukan injeksi arus yang diketahui,
melainkan injeksi daya. Masalahnya, hanya dapat diselesaikan secara iterasi,
yakni secara bertahap mencari tegangan bus yang sesuai agar bersama
dengan injeksi arus yang ditimbulkan tegangan yang sedemikian itu
menghasilkan daya yang sama dengan daya yang diketahui (Gibson
Sianipar, 1983).
Menurut Hawary, (1983), tegangan setiap bus terdiri dari dua besaran,
V
yakni besaran
nyata e dan bagian khayal f, jadi kalau ada n buah bus berarti ada 2n buah
besaran (status) yang harus ditentukan. Dalam analisis aliran beban dikenal
tiga tipe bus,yakni Bus P-Q atau disebut bus beban, bus P-V atau disebut bus
generator/pembangkit, bus ayun (swing ) atau bus penadah (slack)
Konsep bus penadah dalam analisis aliran beban diperlukan karena bus tersebut yang
akan menanggung semua rugi daya yang terjadi pada jaringan, rugi daya ini khususnya daya
reaktif, tidak dapat dibebankan pada bus jenis lainnya mengingat besarnya hanya dapat diketahui
justru setelah selesai perhitungan.