Karya Ilmiah Bahasa Indonesia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Pengaruh Bahasa Alay terhadap Kemampuan Remaja dalam

Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Karya Tulis Ilmiah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

Disusun oleh

Kelompok 9
1.
2.
3.
4.
5.
Kelas

Anita Diyanah
Azi Fauzi
Haryo Putro
Ratu Khareunisa
Yustika Indah Lestari

: XI IPA 3

ENGARUH BAHASA ALAY TERHADAP KEMAMPUAN REMAJA BERBAHASA


INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

SMAN 1 Pandeglang
Tahun ajaran 2013/2014
BAB I

PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga tersusunnya tugas Karya Tulis Ilmiah ini.
Pengembangan pembelajaran dari materi ini yang ada pada Karya Tulis ini, dapat
senantiasaa dibaca oleh siswa.
Akhirnya penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Pandeglang, 08 Maret 2014

DAFTAR ISI

Kata pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

ii

Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

iii

BAB 1

PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1. 1
1.2

Latar Belakang Permasalahan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1
3

1.3
1.4
1.5

Tujuan Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Manfaat Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Metode Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3
4
4

LANDASAN TEORI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.1

Pengertian Pengaruh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.2

Pengertian Bahasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.3

Fungsi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar. . . . . . . . . . . . .

2.4

Pengertian Alay . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB II

2.5 Pengertian Kemampuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7


2.6
BAB III

Pengerttian Remaja. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.1

Awal Mula Penggunaan Bahasa Alay . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.2

Perkembangan Bahasa Alay . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3.3

Alasan kalangan remaja menggunakan bahasa alay . . . . . . . .

10

3.4

Upaya-Upaya Peningkatan Penguasaan Bahasa Indonesia


Guna Meninggalkan Bahasa Alay . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

10

Hasil wawancara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

11

PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

12

4.1

Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

12

4.2

Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

12

Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

13

3.5
BAB IV

BAB I

PENDAHULUAN
1. 1

Latar Belakang Permasalahan


Sebagai bangsa yang terdiri atas ratusan suku bangsa dengan ratusan bahasa dan
aneka ragam kebudayaan yang tersebar luas di atas untaian belasan ribu pulau, bangsa
Indonesia patut berbangga hati atas bahasa Melayu yang secara alami telah menyebar ke
seluruh Nusantara dan secara perlahan-lahan tetapi mantap tumbuh subur dan berkembang
sampai akhirnya menjadi Bahasa Indonesia.
Namun sayang, rasa kebanggaan itu ternyata tidak diikuti dengan penguasaan
akan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di era globalisasi seperti ini, kemajuan dan
perkembangan teknologi sangatlah pesat. Kemajuan dan perkembangan tersebut tentunya
sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Apalagi dengan masuknya budaya asing
yang akan semakin mempengaruhi kehidupan dan pergaulan, terutama pada remaja. Dengan
semakin majunya teknologi dan ditambah dengan pengaruh budaya asing tersebut, maka akan
mengubah sikap, perilaku serta kebiasaan mereka. Hal tersebut tidak hanya mengubah gaya
hidup, seperti cara berpakaian, tetapi juga dapat mengubah cara seseorang (dalam hal ini
remaja) dalam berinteraksi serta berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini tentunya berkaitan
erat dengan penggunaan bahasa.
Seiring perkembangan jaman, penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar pada masyarakat terutama pada kalangan remaja secara perlahan mulai tidak nampak.
Hal itu terjadi karena munculnya modifikasi bahasa, yang sering disebut dengan bahasa
alay. Bahasa alay mulai muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya penggunaan
jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan lain sebagainya. Bahkan bukan hanya dalam
dunia maya (seperti facebook dan twitter), bahasa alay juga banyak ditemukan di televisi,
radio, majalah, bahkan koran. Terutama pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan remaja,
misalnya acara-acara ditelevisi yang menjadi totonan utama dan memang ditujukan kepada
para remaja. Hal tersebut membuat penyebaran bahasa alay di kalangan remaja menjadi
semakin pesat.
Masa remaja merupakan masa-masa dimana seseorang sedang mencari identitas,
ingin mendapat pengakuan, dan masih sangat labil sehingga remaja sering memiliki hasrat
untuk meniru segala sesuatu yang dianggapnya menarik tanpa melihat sisi negatif yang akan
ditimbulkan. Menurut Erikson (1968), Remaja memasuki tahapan psikososial yang disebut
sebagai identity versus role confusion. Hal yang dominan terjadi pada tahapan ini adalah

pencarian dan pembentukan identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang
memiliki identitas sendiri yang terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa. Penggunaan
bahasa baru ini merupakan bagian dari proses perkembangan mereka sebagai identitas
independensi mereka dari dunia orang dewasa dan anak-anak. Hal itulah yang mendorong
remaja untuk menggunakan bahasa alay. Mereka menganggap bahwa bahasa alay itu sangat
menarik. Pada awalnya mungkin mereka hanya mendengar bahasa alay dari orang lain dan
tidak mengerti apa maksud dari bahasa alay yang orang lain katakan tersebut, namun karena
mereka merasa bahasa alay tersebut sangat menarik, maka mereka berusaha untuk mencari
tahu dan mempelajarinya. Setelah itu mereka akan merealisasikan bahasa alay tersebut dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Selain itu, remaja tidak ingin selalu terpaku dalam bahasa baku, yang harus
digunakan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang dianjurkan. Seperti yang
diketahui bahwa remaja tidak begitu suka dengan adanya aturan-aturan. Itulah sebabnya
mengapa mereka lebih banyak memilih menggunakan bahasa alay daripada bahasa Indonesia.
Apalagi beberapa dari mereka beranggapan bahwa bahasa alay adalah bahasa gaul, sehingga
seseorang yang tidak menggunakannya akan dianggap kuno, ketinggalan jaman, bahkan
ndeso yang berarti kampungan. Dengan adanya pernyataan tersebut, maka remaja akan
semakin tertantang dan berlomba-lomba untuk mencari tahu bahkan menciptakan sendiri
bahasa-bahasa yang menurut mereka pantas untuk disebut sebagai bahasa alay dan dapat
digunakan oleh remaja-remaja lainnya.
Kebanyakan dari mereka yang menggunakan bahasa alay tidak begitu mengerti
dan memahami pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jika hal itu dibiarkan,
maka akan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia di
negara ini. Antara lain, remaja akan sulit untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Padahal disekolah maupun ditempat kerja nanti kita diharuskan untuk menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Tidak mungkin jika ulangan atau tugas dikerjakan
menggunakan bahasa alay. Selain itu, penggunaan bahasa alay dapat mengganggu siapapun
yang membaca dan mendengar kata-kata yang dimaksud. Bahkan bisa terjadi
kesalahpahaman antar orang yang berkomunikasi atau bisa saja terjadi salah persepsi, karena
sulit dipahami saat bahasa tersebut digunakan sebagai pengucapan dan sulit dibaca saat
digunakan sebagai penulisan. Karena tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata
alay tersebut. Hal itu sangat memusingkan dan membutuhkan waktu yang lama untuk sekedar
memahaminya.

Dengan penggunaan bahasa alay oleh remaja yang semakin berkembang ini, bisa
jadi suatu saat nanti anak cucu kita sudah tidak lagi mengenal bahasa baku dan tidak lagi
memakai EyD (Ejaan yang Disempurnakan) sebagai pedoman dalam berbahasa, kemudian
menganggap remeh bahasa Indonesia. Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan
menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anakanak. Padahal bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai
identitas bangsa. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa, harusnya mampu
menjadi tonggak dalam mempertahankan bangsa Indonesia ini. Salah satu yang bisa kita
lakukan adalah dengan menjaga, melestarikan, dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia.
Seperti dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi, Kami putra-putri Indonesia
menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas, kami tertarik untuk mengetahui bagaimana
pengaruh bahasa alay terhadap kemampuan remaja berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana awalmula digunakannya bahasa alay dikalangan remaja?
b. Bagaimana perkembangan bahasa alay dikalangan remaja saat ini?
c. Mengapa remaja banyak menggunakan bahasa alay?
d. Apa saja upaya-upaya yang perlu kita lakukan agar kalangan remaja meninggalkan
penggunaan bahasa alay dalam meningkatkan penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar?

1.3

Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penulisan ini adalah :
a.

Menjelaskan awal mula digunakannya bahasa alay di kalangan remaja.

b. Menjelaskan perkembangan bahasa alay di kalanagan remaja saat ini.


c.
d.

Menjelaskan alasan-alasan kalangan remaja menggunakan bahasa alay.


Mengetahui upaya-upaya yang ditempuh agar kalangan remaja meninggalkan

penggunaan bahasa alay dalam meningkatkan penguasaan bahasa Indonesia.


e. Mengetahui pengaruh bahasa alay terhadap kemampuan remaja berbahasa indonesia yang
baik dan benar.

1.4

Manfaat Penulisan
Penulisan ini memiliki manfaat sebagai berikut.

1. Dapat dijadikan acuan bagi masyarakat, terutama kalangan remaja akan pengaruh
bahasa alay terhadap kemampuan remaja berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Bagi Remaja, dapat menambah pengetahuan dan memberikan pemahaman kepada
remaja akan pengaruh bahasa alay.
3. Dapat memberi upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa indonesia
yang baik dan benar.
4. Bagi Peneliti, sebagai tambahan refrensi bagi semua pihak yang bermaksud
melakukan penelitian di masa yang akan datang.

1.5 Metode Penulisan


Kami menggunakan metode observasi dan metode literatur. Metode observasi dengan cara
melakukan wawancara terhadap 5 orang dari seluruh XI IPA. Dengan memberi pertanyaan
sebagai berikut:
1. Kapan anda mulai menggunakan bahasa alay dalam kehidupan sehari-hari?
2. Apa alasan anda memakai bahasa alay seperti sekarang ini?
3. Mengapa anda lebih memilih menggunakan bahasa alay daripada bahasa Indonesia yang
baik dan benar?
Metode literatur dengan mencari sumber-sumber seperti surat kabar televisi dan radio.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Pengertian Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh adalah daya yang ada atau timbul
dari sesuatu (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang.1
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengaruh adalah daya
yang ada atau yang timbul dari sesuatu yang berkuasa atau yang berkekuatan.
(Poerwadarminta, 1983 : 731).2
Dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah daya yang ada dari sesuatu yang
mempunyai kekuatan untuk membentuk sifat dan perilaku seseorang.

2.2

Pengertian Bahasa
Menurut Kamus Pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, bahasa adalah alat
perhubungan manusia yang dihasilkan oleh alat ucap.3
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah kata penghubung yang
digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian ujaran.4
Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh
alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. (Wibowo, 2001 : 3).5
Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
(Santoso, 1990 : 1).6
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk
berkomunikasi yang dihasilkan oleh alat ucap, sehingga terjadinya hubungan antar manusia
untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa
bahasa, kita tidak akan bisa hidup dengan orang lain. Karena kita berkomunikasi dengan
orang lain menggunakan bahasa. Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya kita memiliki
bahasa negara yaitu bahasa Indonesia. Seperti tercantum pada Undang-Undang kita yang
berbunyi Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
1

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jilid 2, Balai Pustaka,Jakarta, 1996, hlm.747.


Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1983, hlm.731.
3
Kamus Pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama,Edisi Pertama, Pusat Bahasa, Jakarta,2003, hlm39.
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op. Cit. hlm.78.
5
Wahyu wibowo, Manajemen Bahasa, Gramedia, Jakarta, 2001, hlm.3.
6
Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia, Angkasa, Bandung, 1990, hlm.1.
2

Oleh karenanya, sebagai warga negara yang patuh terhadap bangsa haruslah kita
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Baik disini bisa diartikan dengan
menggunakan ragam bahasa yang tepat dan serasi sesuai dengan sasaran dan jenis

pemakaiannya. Sedangkan benar disini dapat diartikan dengan menggunakan bahasa sesuai
dengan kaidah yang berlaku. Jadi maksud dari penggunaan bahasa dengan baik dan benar
adalah penggunaan ragam bahasa yang tepat sesuai dengan sasarannya dan juga sesuai
dengan kaidah yang berlaku dimasyarakat.

2.3

Fungsi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai berikut.
a. Sebagai lambang kebanggaan nasional.
b. Sebagai lambang jati diri atau identitas nasional.
c. Sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial, budaya,
dan bahasanya.
d. Sebagai alat perhubungan antar budaya dan antar daerah.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
berikut.

a.
b.
c.

Sebagai bahasa resmi negara.


Sebagai bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.
Sebagai bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional, baik kepentingan

d.

perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan maupun untuk kepentingan pemerintahan.


Sebagai bahasa resmi di dalam kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.

2.4

Pengertian Alay

Pengertian Alay menurut Koentjara Ningrat yaitu, sebagai berikut.

Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia yang ingin diakui
statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan dan gaya
berpakaian, sekaligus meningkatkan kenarsisan yang cukup mengganggu masyarakat dunia
maya. Diharapkan sifat ini segera hilang, jika tidak, akan mengganggu masyarakat sekitar.

Penegrtian Alay menurut Selo Soemaridjan, sebagai berikut.

Alay adalah perilaku remaja Indonesia yang membuat dirinya merasa keren, cantik,
hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat rakyat Indonesia yang sopan,
santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media TV (sinetron), dan musisi
dengan dandanan seperti itu.

Pengertian bahasa alay menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik,


Universitas Padjajaran.

Bahsa alay merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas
mereka.penggunaan bahasa sandi tersebut menjadi masalah jika digunakan dalam komunikasi
masa atau dipakai dalam komunikasi secara tertulis. Dalam ilmu bahasa, bahasa alay
termasuk sejenis bahasa Diakronik, yaitu bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok dalam
kurun waktu tertentu, ia akan berkembang hanya dalam kurun waktu tertentu. Perkembangan
bahasa diakronik ini, tidak hanya penting dipelajari oleh ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial
atau mungkin juga politik. Sebab, bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan
berkembang karena fenomena sosial tertentu.
Alay adalah singkatan Anak layangan, Anak lebay, Anak layu, atau Anak kelayapan
yang menghubungkannya dengan anak JARPUL (Jarang Pulang). Dimana anka-anak tersebut
sering didefinisikan sebagai anak-anak yang berkelakuan tidak bisa atau dapat diakatakan
berlebihan. Anak-anak ini ingin diketahui statusnya diantara teman-teman sejawatnya,
mereka ingin selalu memperlihatkan keeksisan atau kenarsisan mereka dalam segala hal.
Misalnya dalam hal berpakaian, bertingkah laku, serta berbahasa (baik lisan maupun tulis).
Sesuai dengan pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa bahasa alay adalah bahasa
yang digunakan oleh anak-anak alay.

2.5 Pengertian Kemampuan


Pengertian

Kemampuan

menurut

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia

adalah

kesanggupan; kecakapan; kekuatan; kita berusaha dengan diri sendiri.7


Kompetensi atau kemampuan diartikan sebagai pengetahuan apa yang dipunyai
memakai bahasa tentang bahasanya dan dinilai yang merupakan objek penting. Kompetensi
adalah pengetahuan yang asli yang dimiliki individu secaraa tidak sadar, secara implisit,
intuatif, dan terbatas. (Tarigan, 1990 : 1).8
7

Kamus Besar Bahasa Indonesia, op. Cit. hlm. 623.

Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Angkasa.S, Bandung, 1990, hlm.1

.
Kemampuan adalah pengetahuan tentang bahasa yang bersifat abstark dan bersifat
tidak sadar. (Kridalaksana, 2001 : 105).9
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan berusaha sendiri sesuai dengan pengetahuan yang ia miliki.

2.6 Pengertian Remaja


Pengertian remaja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah mulai
dewasa;sudah hampir umur untuk kawin; muda;pemuda.10
Remaja adalah sebagai tahap umur yang datang setelah masa anak-anak berakhir,
ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian
remaja.(Darajad,1994:8).11
Remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh
dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. (Bisri, 1995:24).12
Jadi, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa yang datang setelah masa anakanak berakhir, dimana mereka mulai dewasa ditandai oleh pertumbuhan fisik yang terjadi dan
membawa perubahan terhadap sikap, perilaku, dan kepribadian seorang remaja.

Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hlm.105.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op. Cit. hal.830
11
Zakiah Darajad, Remaja Harapan dan Tantangan, Ruhana, Jakarta, 1994, hlm 8.
12
Hasan Bisri, Remaja Berkualitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995, hlm 24.
10

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Awal Mula Penggunaan Bahasa Alay

Dengan semakin berkembangnya teknologi, terutama berkembangnya situs


jejaring sosial, seperti facebook dan twitter. Pada tahun 2008, muncul suatu bahasa baru
dikalangan remaja, yang disebut dengan bahasa Alay. Kemunculannya dapat dikatakan
fenomenal, karena cukup menyita perhatian. Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan
bahasa Indonesia dikalangan segelintir remaja. Mereka lebih tertarik untuk mengunakan
bahasa alay yang dapat digunakan sesuai keinginan mereka daripada menggunakan bahasa
Indonesia yang kaku dan baku.
Namun jika diteliti lebih lanjut, penggunaan bahasa alay ini sudah ada jauh
sebelum bahasa alay berkembang di facebook maupun twitter, yaitu ditandai dengan
maraknya penggunaan singkatan dalam mengirim pesan pendek atau SMS (short message
service). Hanya saja pada saat itu belum disebut dengan bahasa alay. Selain itu ada banyak
tambahan variasi yang menyebabkan bahasa tersebut kemudian disebut dengan bahasa alay.
Misalnya dalam bentuk SMS biasa, km lg ngapa? yang maksudnya adalah kamu lagi
ngapain?, dan dalam bentuk SMS alay menjadi, xm Gy nGaps?. Tujuan awalnya adalah
sama yaitu untuk mengirimkan pesan yang singkat, padat, dan dapat menekan biaya.

3.2

Perkembangan Bahasa Alay


Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa bahasa alay sudah mulai berkembang
pesat seiring dengan berkembangnya teknologi. Yang sebelumnya hanya digunakan oleh
kalangan tertentu, sekarang bahasa alay sudah dapat digunakan oleh berbagai kalangan, tak
terkecuali anak-anak. Yang semula hanya digunakan dalam bentuk tulisan, sekarang bahasa
alay sudah banyak ditemukan dalam bentuk lisan. Bagaimana caranya? Banyak cara yang
digunakan untuk berbahasa alay dalam bentuk lisan, salah satunya yaitu dengan
memonyongkan bibir atau mendesah mengikuti kata-kata yang mereka ucapkan.
Bagi mereka yang sudah terbiasa dan menyukai kebiasaan mereka berbahasa alay,
hal tersebut merupakan kesenangan dan kebanggaan tersendiri. Mereka menginginkan untuk
menjadi yang paling keren dari teman-temannya. Mereka menganggap bahwa bahasa alay
merupakan bentuk kreativitas yang harus mereka kembangkan untuk mencapai sebuah
kepuasan dan untuk mendapatkan pujian dari teman-temannya. Namun dalam pandangan
orang lain yang tidak terbiasa mendengar atau menggunakan bahasa alay, hal tersebut justru
sangat norak dan kampungan. Mereka tidak mau menerima adanya bahasa alay karena
mereka terganggu dan menganggap bahasa alay adalah bahasa yang sangat sulit untuk
dipahamai serta tidak mudah dimengerti.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Alay untuk generasi muda saat ini
sudah sangat tidak mengindahkan efesiensi, melainkan hanya sekedar trend belaka.

3.3

Alasan kalangan remaja menggunakan bahasa alay


Alasan mengapa kalangan remaja menggunakan bahasa alay adalah bahasa alay
digunakan sebagai bahasa pergaulan remaja didasari atas kebutuhan remaja untuk berteman
dan dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. Bahasa alay dinilai sebagai ciri khas bagi
remaja didasari oleh sifat-sifat yang lekat diidentikan dengan bahasa alay, yakni bahasa yang
bebas dan modern. Bahasa alay merupakan bentuk kreativitas remaja.

3.4

Upaya-Upaya

Peningkatan

Penguasaan

Bahasa

Indonesia

Guna

Meninggalkan Bahasa Alay


Khusus mengenai upaya penguasaan bahasa Indonesia yang dimaksud disini
adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh setiap individu dalam meningkatkan penguasaan
bahasa Indonesianya guna meninggalkan bahasa alay.
Pertama, tanamkan kesadaran (motivasi) bahwa penguasaan bahasa Indonesia
dengan baik merupakan modal dasar untuk sukses di segala bidang.
Kedua, usahakan sebanyak mungkin untuk membaca, baik surat kabar, majalah,
buku-buku pelajaran, terlebih lagi buku-buku tentang kebahasaan. Biasakanlah dalam
kegiatan sehari-hari selalu ada waktu untuk membaca, walaupun hanya beberapa menit,
sebab dengan banyak membaca wawasan kita akan semakin bertambah, termasuk dalam hal
kebahasaan.
Ketiga, usahakan agar bersikap kritis dalam membaca, artinya jangan hanya asal
membaca, tapi juga harus diperhatikan dan dimengerti dengan baik bentuk bahasa yang
dibaca, struktur kalimatnya,bentuk kata-katanya, ejaannya, tata tulisnya, dan sebagainya.
Keempat, hal lain yang harus diperhatikan oleh penutur bahasa Indonesia adalah
berpegang teguh peda prinsip berbeda bentuk berbeda arti. Dengan prinsip ini, orang akan
selalu sadar dalam memilih penggunaan kata-kata, apakah akan menggunakan kata-kata baku
yang sesuai ejaan atau kata nonbaku yang tidak sesuai dengan ejaan.
3.5

Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang remaja diperoleh hasil
wawancara sebagai berikut.

Mereka sebagai narasumber menjelaskan bahwa mereka menggunakan bahasa


alay dalam kehidupan sehari-hari sejak masa Sekolah Menengah Pertama.
Selain itu, alasan lain mereka menggunakan bahasa alay adalah karena bahasa
alay lebih mudah untuk diucapkan, dengan menggunakan bahasa alay mereka lebih
mudah bergaul, mereka beranggapan bahwa bahasa alay adalah bahasa yang keren
dan gaul di kalangan remaja.
Menurut mereka (narasumber) menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar cukup sulit daripada bahasa alay tersebut. Hal tersebut, mereka lebih
memilih bahasa alay dikarenakan lingkungan yang berubah dan mengikuti era
globalisasi antar kalangan remaja.

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan

Tata bahasa Indonesia saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Masyarakat
Indonesia sudah tidak bisa lagi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
terutama pada kalangan remaja. Hal tersebut terjadi karena adanya budaya asing dan berbagai
variasi bahasa yang mereka anggap sebagai kreatifitas. Mereka lebih memilih menggunakan
bahasa baru tersebut daripada bahasa Indonesia, karena mereka takut dikatakan sebagai
remaja yang kampungan dan ketinggalan jaman. Bahasa baru itu mereka sebut dengan
bahasa Alay.
Penggunaaan bahasa Alay sudah semakin berkembang dikalangan remaja saat ini.
Hal tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan
perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Karena masyarakat Indonesia nantinya akan
melupakan dan tidak lagi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Ada pun upaya dalam meinggalkan bahasa alay untuk meningkatkan penguasaan
bahasa Indonesia itu harus dimulai dari diri sendiri, sebab untuk merubah sesuatu hal apa pun
yang besar harus dimulai dari dalam diri kita sendiri. Begitu pula dengan penguasaan bahasa
Indonesia dan meninggalkan bahasa alay, dengan menerapkan hal-hal yang sudah diberikan
penulis di atas, bukan tidak mungkin kemampuan dalam penguasaan bahasa Indonesia kita
akan meningkat.

4.2

Saran
Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka (terutama remaja) yang menggunakan
bahasa alay, karena hal tersebut merupakan bentuk kreatifitas yang mereka buat. Namun
sebaiknya penggunaan bahasa alay dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi atau
tidak digunakan pada situasi-situasi yang formal. Misalnya pada saat berbicara dengan teman.
Teman disini adalah mereka yang mengetahui dan mengerti bahasa alay tersebut. Tetapi juga
jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia kita. Karena biar bagaimanapun
bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa kebanggaan kita dan wajib untuk dijaga, dilestarikan,
serta dijunjung tinggi. Seperti dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi, Kami
putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal. 1987. Berbahasa Indonesialah Dengan Benar. Jakarta: PT Melton Putra.

Bastian, Dedy. 2012. Menengok Bahasa Alay. http://dedybastian.blogspot.com/favicon.ico. Sabtu, 8


Desember 2012 Pukul 14:30 WITA.
Bisri,Hasan.1995.Remaja Berkualitas.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Darajad,Zakiah.1994.Remaja Harapan dan Tantangan.Jakarta:Ruhana.
Departemen Pendidikan.2003.Kamus Pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.Jakarta:Pusat
Bahasa.
Fajar. 2012. Bahasa Indonesia versus Bahasa Alay.
http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/19/bahasa-indonesia-versus-bahasa-alay/. Diunduh
Sabtu, 8 Desember 2012 Pukul 14:10 WITA.
Gunarwan, Asim. 2002. Pedoman Penelitian Pemakaian Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa.
Harefa, Andrias. 2002. Agar Menulis-Mengarang Bisa Gampang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana,Harimurti.2001.Kamus Linguistik.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke arah kemahiran berbahasa.
Jakarta: PT Gramedia.
Musyadat, Syaiful. 2006. Aplikasi Bahasa Indonesia: Pemahaman ke Arah Penyusunan Karya
Ilmiah. Mataram: Universitas Mataram.
Poerwadarminta,1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.
Rahardi, R. Kunjara. 2010. Kasus-Kasus Kebahasaan Dalam Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Press.
Santoso, Kusno Budi.1990.Problematika Bahasa Indonesia.Bandung:Angkasa.
Setia,

Heri.

2012.

Abjad

Bahasa

Indonesia

Akan

Dihilangkan

13

Huruf.

www.setia1heri.wordpress.com.htm. Diunduh Sabtu, 8 Desember 2012 Pukul 12:42 WITA.


Tadjuddin, Moh. 2004. Batas Bahasaku Batas Duniaku. Bandung: PT Alumni.
Tarigan,Guntur.1990.Teknik Pengajaran Keterampilan Bahasa.Bandung:Angkasa.S
Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta: Kawan Pustaka.
Wibowo,Wahyu.2001.Manajemen Bahasa.Jakarta:Gramedia.
1996.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai