Karya Ilmiah Bahasa Indonesia
Karya Ilmiah Bahasa Indonesia
Karya Ilmiah Bahasa Indonesia
Disusun oleh
Kelompok 9
1.
2.
3.
4.
5.
Kelas
Anita Diyanah
Azi Fauzi
Haryo Putro
Ratu Khareunisa
Yustika Indah Lestari
: XI IPA 3
SMAN 1 Pandeglang
Tahun ajaran 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga tersusunnya tugas Karya Tulis Ilmiah ini.
Pengembangan pembelajaran dari materi ini yang ada pada Karya Tulis ini, dapat
senantiasaa dibaca oleh siswa.
Akhirnya penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
DAFTAR ISI
Kata pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii
Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iii
BAB 1
PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. 1
1.2
1
3
1.3
1.4
1.5
Tujuan Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Manfaat Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Metode Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3
4
4
LANDASAN TEORI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.1
Pengertian Pengaruh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.2
Pengertian Bahasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.3
2.4
Pengertian Alay . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II
Pengerttian Remaja. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.1
3.2
3.3
10
3.4
10
Hasil wawancara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
11
PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
12
4.1
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
12
4.2
Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
12
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
13
3.5
BAB IV
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1
pencarian dan pembentukan identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang
memiliki identitas sendiri yang terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa. Penggunaan
bahasa baru ini merupakan bagian dari proses perkembangan mereka sebagai identitas
independensi mereka dari dunia orang dewasa dan anak-anak. Hal itulah yang mendorong
remaja untuk menggunakan bahasa alay. Mereka menganggap bahwa bahasa alay itu sangat
menarik. Pada awalnya mungkin mereka hanya mendengar bahasa alay dari orang lain dan
tidak mengerti apa maksud dari bahasa alay yang orang lain katakan tersebut, namun karena
mereka merasa bahasa alay tersebut sangat menarik, maka mereka berusaha untuk mencari
tahu dan mempelajarinya. Setelah itu mereka akan merealisasikan bahasa alay tersebut dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Selain itu, remaja tidak ingin selalu terpaku dalam bahasa baku, yang harus
digunakan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang dianjurkan. Seperti yang
diketahui bahwa remaja tidak begitu suka dengan adanya aturan-aturan. Itulah sebabnya
mengapa mereka lebih banyak memilih menggunakan bahasa alay daripada bahasa Indonesia.
Apalagi beberapa dari mereka beranggapan bahwa bahasa alay adalah bahasa gaul, sehingga
seseorang yang tidak menggunakannya akan dianggap kuno, ketinggalan jaman, bahkan
ndeso yang berarti kampungan. Dengan adanya pernyataan tersebut, maka remaja akan
semakin tertantang dan berlomba-lomba untuk mencari tahu bahkan menciptakan sendiri
bahasa-bahasa yang menurut mereka pantas untuk disebut sebagai bahasa alay dan dapat
digunakan oleh remaja-remaja lainnya.
Kebanyakan dari mereka yang menggunakan bahasa alay tidak begitu mengerti
dan memahami pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jika hal itu dibiarkan,
maka akan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia di
negara ini. Antara lain, remaja akan sulit untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Padahal disekolah maupun ditempat kerja nanti kita diharuskan untuk menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Tidak mungkin jika ulangan atau tugas dikerjakan
menggunakan bahasa alay. Selain itu, penggunaan bahasa alay dapat mengganggu siapapun
yang membaca dan mendengar kata-kata yang dimaksud. Bahkan bisa terjadi
kesalahpahaman antar orang yang berkomunikasi atau bisa saja terjadi salah persepsi, karena
sulit dipahami saat bahasa tersebut digunakan sebagai pengucapan dan sulit dibaca saat
digunakan sebagai penulisan. Karena tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata
alay tersebut. Hal itu sangat memusingkan dan membutuhkan waktu yang lama untuk sekedar
memahaminya.
Dengan penggunaan bahasa alay oleh remaja yang semakin berkembang ini, bisa
jadi suatu saat nanti anak cucu kita sudah tidak lagi mengenal bahasa baku dan tidak lagi
memakai EyD (Ejaan yang Disempurnakan) sebagai pedoman dalam berbahasa, kemudian
menganggap remeh bahasa Indonesia. Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan
menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anakanak. Padahal bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai
identitas bangsa. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa, harusnya mampu
menjadi tonggak dalam mempertahankan bangsa Indonesia ini. Salah satu yang bisa kita
lakukan adalah dengan menjaga, melestarikan, dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia.
Seperti dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi, Kami putra-putri Indonesia
menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas, kami tertarik untuk mengetahui bagaimana
pengaruh bahasa alay terhadap kemampuan remaja berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana awalmula digunakannya bahasa alay dikalangan remaja?
b. Bagaimana perkembangan bahasa alay dikalangan remaja saat ini?
c. Mengapa remaja banyak menggunakan bahasa alay?
d. Apa saja upaya-upaya yang perlu kita lakukan agar kalangan remaja meninggalkan
penggunaan bahasa alay dalam meningkatkan penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar?
1.3
Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penulisan ini adalah :
a.
1.4
Manfaat Penulisan
Penulisan ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Dapat dijadikan acuan bagi masyarakat, terutama kalangan remaja akan pengaruh
bahasa alay terhadap kemampuan remaja berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Bagi Remaja, dapat menambah pengetahuan dan memberikan pemahaman kepada
remaja akan pengaruh bahasa alay.
3. Dapat memberi upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa indonesia
yang baik dan benar.
4. Bagi Peneliti, sebagai tambahan refrensi bagi semua pihak yang bermaksud
melakukan penelitian di masa yang akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh adalah daya yang ada atau timbul
dari sesuatu (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang.1
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengaruh adalah daya
yang ada atau yang timbul dari sesuatu yang berkuasa atau yang berkekuatan.
(Poerwadarminta, 1983 : 731).2
Dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah daya yang ada dari sesuatu yang
mempunyai kekuatan untuk membentuk sifat dan perilaku seseorang.
2.2
Pengertian Bahasa
Menurut Kamus Pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, bahasa adalah alat
perhubungan manusia yang dihasilkan oleh alat ucap.3
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah kata penghubung yang
digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian ujaran.4
Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh
alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. (Wibowo, 2001 : 3).5
Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
(Santoso, 1990 : 1).6
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk
berkomunikasi yang dihasilkan oleh alat ucap, sehingga terjadinya hubungan antar manusia
untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa
bahasa, kita tidak akan bisa hidup dengan orang lain. Karena kita berkomunikasi dengan
orang lain menggunakan bahasa. Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya kita memiliki
bahasa negara yaitu bahasa Indonesia. Seperti tercantum pada Undang-Undang kita yang
berbunyi Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
1
Oleh karenanya, sebagai warga negara yang patuh terhadap bangsa haruslah kita
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Baik disini bisa diartikan dengan
menggunakan ragam bahasa yang tepat dan serasi sesuai dengan sasaran dan jenis
pemakaiannya. Sedangkan benar disini dapat diartikan dengan menggunakan bahasa sesuai
dengan kaidah yang berlaku. Jadi maksud dari penggunaan bahasa dengan baik dan benar
adalah penggunaan ragam bahasa yang tepat sesuai dengan sasarannya dan juga sesuai
dengan kaidah yang berlaku dimasyarakat.
2.3
a.
b.
c.
d.
2.4
Pengertian Alay
Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia yang ingin diakui
statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan dan gaya
berpakaian, sekaligus meningkatkan kenarsisan yang cukup mengganggu masyarakat dunia
maya. Diharapkan sifat ini segera hilang, jika tidak, akan mengganggu masyarakat sekitar.
Alay adalah perilaku remaja Indonesia yang membuat dirinya merasa keren, cantik,
hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat rakyat Indonesia yang sopan,
santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media TV (sinetron), dan musisi
dengan dandanan seperti itu.
Bahsa alay merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas
mereka.penggunaan bahasa sandi tersebut menjadi masalah jika digunakan dalam komunikasi
masa atau dipakai dalam komunikasi secara tertulis. Dalam ilmu bahasa, bahasa alay
termasuk sejenis bahasa Diakronik, yaitu bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok dalam
kurun waktu tertentu, ia akan berkembang hanya dalam kurun waktu tertentu. Perkembangan
bahasa diakronik ini, tidak hanya penting dipelajari oleh ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial
atau mungkin juga politik. Sebab, bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan
berkembang karena fenomena sosial tertentu.
Alay adalah singkatan Anak layangan, Anak lebay, Anak layu, atau Anak kelayapan
yang menghubungkannya dengan anak JARPUL (Jarang Pulang). Dimana anka-anak tersebut
sering didefinisikan sebagai anak-anak yang berkelakuan tidak bisa atau dapat diakatakan
berlebihan. Anak-anak ini ingin diketahui statusnya diantara teman-teman sejawatnya,
mereka ingin selalu memperlihatkan keeksisan atau kenarsisan mereka dalam segala hal.
Misalnya dalam hal berpakaian, bertingkah laku, serta berbahasa (baik lisan maupun tulis).
Sesuai dengan pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa bahasa alay adalah bahasa
yang digunakan oleh anak-anak alay.
Kemampuan
menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
adalah
Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Angkasa.S, Bandung, 1990, hlm.1
.
Kemampuan adalah pengetahuan tentang bahasa yang bersifat abstark dan bersifat
tidak sadar. (Kridalaksana, 2001 : 105).9
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan berusaha sendiri sesuai dengan pengetahuan yang ia miliki.
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hlm.105.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op. Cit. hal.830
11
Zakiah Darajad, Remaja Harapan dan Tantangan, Ruhana, Jakarta, 1994, hlm 8.
12
Hasan Bisri, Remaja Berkualitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995, hlm 24.
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
3.2
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Alay untuk generasi muda saat ini
sudah sangat tidak mengindahkan efesiensi, melainkan hanya sekedar trend belaka.
3.3
3.4
Upaya-Upaya
Peningkatan
Penguasaan
Bahasa
Indonesia
Guna
Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang remaja diperoleh hasil
wawancara sebagai berikut.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Tata bahasa Indonesia saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Masyarakat
Indonesia sudah tidak bisa lagi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
terutama pada kalangan remaja. Hal tersebut terjadi karena adanya budaya asing dan berbagai
variasi bahasa yang mereka anggap sebagai kreatifitas. Mereka lebih memilih menggunakan
bahasa baru tersebut daripada bahasa Indonesia, karena mereka takut dikatakan sebagai
remaja yang kampungan dan ketinggalan jaman. Bahasa baru itu mereka sebut dengan
bahasa Alay.
Penggunaaan bahasa Alay sudah semakin berkembang dikalangan remaja saat ini.
Hal tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan
perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Karena masyarakat Indonesia nantinya akan
melupakan dan tidak lagi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Ada pun upaya dalam meinggalkan bahasa alay untuk meningkatkan penguasaan
bahasa Indonesia itu harus dimulai dari diri sendiri, sebab untuk merubah sesuatu hal apa pun
yang besar harus dimulai dari dalam diri kita sendiri. Begitu pula dengan penguasaan bahasa
Indonesia dan meninggalkan bahasa alay, dengan menerapkan hal-hal yang sudah diberikan
penulis di atas, bukan tidak mungkin kemampuan dalam penguasaan bahasa Indonesia kita
akan meningkat.
4.2
Saran
Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka (terutama remaja) yang menggunakan
bahasa alay, karena hal tersebut merupakan bentuk kreatifitas yang mereka buat. Namun
sebaiknya penggunaan bahasa alay dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi atau
tidak digunakan pada situasi-situasi yang formal. Misalnya pada saat berbicara dengan teman.
Teman disini adalah mereka yang mengetahui dan mengerti bahasa alay tersebut. Tetapi juga
jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia kita. Karena biar bagaimanapun
bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa kebanggaan kita dan wajib untuk dijaga, dilestarikan,
serta dijunjung tinggi. Seperti dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi, Kami
putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal. 1987. Berbahasa Indonesialah Dengan Benar. Jakarta: PT Melton Putra.
Heri.
2012.
Abjad
Bahasa
Indonesia
Akan
Dihilangkan
13
Huruf.