Referat Gastropati DM
Referat Gastropati DM
Referat Gastropati DM
REFERAT
GASTROPATI DIABETIKUM
Penguji:
dr. Hotmen Sijabat, Sp.PD- FINASIM
Disusun oleh:
Genoveva Maditias Dwi Pertiwi
1518012168
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes
mellitus
merupakan
penyakit
sistemik
yang
dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anatomi Lambung
Lambung terletak pada bagian atas abdomen, dari regio hipochondrium
kiri sampai regio epigastrium dan regio umbilikalis. Sebagian besar
lambung terletak di bawah iga-iga bagian bawah. Secara kasar lambung
berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan
ostium pyloricum, dua curvatura yang dikenal sebagai curvatura major dan
minor, dan dua permukaan anterior dan posterior. Lambung relatif
terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi diantara ujung-ujung tersebut sangat
mobile. Lambung cenderung terletak tinggi dan transversal pada orang
yang pendek dan gemuk (lambung steer-horn) dan memanjang secara
vertikal pada orang yang tinggi dan kurus (lambung berbentuk huruf J).
Bentuk lambung sangat berbeda-beda pada orang yang sama tergantung
pada volume isinya, posisi tubuh dan fase pernafasan.
omentum majus terbentang dari bagian bawah curvatura major sampai colon
transversum.
Vaskularisasi Lambung
1. Pembuluh Arteri
A.gastrica sinistra, berasal dari A.coelica. Ia berjalan ke atas dan kiri
untuk mencapai oesophagus dan kemudian berjalan turun sepanjang
curvatura
minor
lambung.
Ia
memperdarahi
sepertiga
bawah
Neuron primer
2.2
Fisiologi Lambung
Berdasarkan pada fungsinya, lambung di bagi menjadi dua bagian yaitu
bagian proximal dan distal. Bagian proximal merupakan tempat
penyimpanan makanan yang di makan. Bagian ini terdiri dari fundus dan
sepertiga proximal corpus. Pola aktivitas motorik dari lambung lambat dan
dilanjutkan dengan munculnya tonus kontraksi, pergerakan ini akan
mempengaruhi tekanan dalam lambung dan menentukan gradien tekanan
antara lambung dan duodenum. Tekanan ini penting untuk mengosongkan
cairan dalam lambung. Tonus pada bagian proximal lambung menurun
ketika makanan masuk dari esofagus ke lambung, hal ini akan
menyebabkan peningkatan volume lambung, yang dikenal dengan
relaksasi reseptif (Cullen and Kelly, 2002). Hal ini diikuti dengan relaksasi
yang lebih lama yang disebut dengan akomodatif relatif yang akan
menyebabkan lambung dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan tanpa
ada zat yang menimbulkan tekanan pada lambung.
Pola pergerakan dari lambung sangatlah spesifik. Awalnya akan terjadi
kontraksi menyeluruh pada fundus dan cardiac, akibat munculnya
Terdapat
intraventrikular
akan
mempercepat
pengosongan
lambung,
klinis dari gangguan saluran cerna bagian atas akibat gangguan motilitas
pada pasien diabetes melitus dan didapatkan adanya keterlambatan
pengosogan lambung.
American Gastroenterological Association (AGA) membuat kesepakatan
bahwa diagnosis gastroparesis harus berdasarkan adanya tanda dan gejala
yang sesuai, keterlambatan pengosongan lambung, serta tidak adanya lesi
obstruktif pada lambung maupun usus halus. Dengan demikian,
gastroparesis diabetik dapat didefinisikan sebagai gastroparesis yang
terjadi pada pasien dengan diabetes melitus dengan kriteria gastroparesis
sesuai dengan yang dijelaskan AGA.
Sebagian besar pasien mengeluhkan adanya keluhan saluran cerna bagian
atas seperti mual, muntah, kembung, tetapi hubungan antara gejala dengan
gangguan fungsi motorik lemah, dan lebih mengarah pada etiologi yang
multifaktorial. Keluhan rasa penuh dan kembung sering sebagai prediksi
adanya keterlambatan pengosongan gaster, tetapi banyak pasien dengan
gastroparesis yang relative asimtomatik. Gastroparesis asimtomatik sering
timbul pada pasien dengan diabetes melitus.
2.4
penyakit
gastrointestinal,
termasuk
gastroparesis.
CRH
2.5
gastroparesis
ditegakkan
dengan
adanya
penundaan
terhadap
kecepatan
pengosongan
lambung
untuk
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes pengosongan lambung pada beberapa pasien yang menunjukkan
gejala gangguan gastrointestinal bagian atas diperlukan untuk
menegakkan diagnosa gastroparesis. Hal ini bertujuan untuk
membedakan dengan dengan dispepsia. Pengukuran tekanan dan profil
listrik dari fungsi lambung merupakan pilihan pada sebagian besar
pasien yang telah menderita diabetes.
Gastroparesis diabetik didiagnosis melalui adanya gejala saluran cerna
atas yang mendukung perlambatan pengosongan lambung pada pasien
diabetes, tanpa adanya obstruksi mekanik yang dapat menyebabkan
obat dalam darah, hal ini menjadi masalah yang penting bagi penderita
diabetes dewngan obat hipoglikemik oral.
2.7
komplikasi
dan
untuk
gastroparesis
diabetika
disertai
pengobatan
lebih
ditujukan
kepada
kasus-kasus
yang
gastroparesis
dengan kadar lemak dan serat yang rendah dan tetap menjaga asupan
kalori yang cukup (John. 2001). Bila cara tersebut tidak menolong dapat
diberikan makanan cair ataupun yang dihomogenesisasi dan pada kasus
yang sangat berat mungkin diperlukan suatu feeding tube ke jejunum
untuk nutrisi enternal.
menentukan kebutuhan
dengan
gastroparesis berat.
Penggunaan
obat-obat
prokinetik
untuk
meningkatkan
kecepatan
reseptor
dopamine
lambung
aktivitas
intravena,
intramuskuler, subkutan,
intrarektal
maupun
parkinsonisme
endokrinologik
(yaitu
antara
tremor,
lain
rigidity
dan akinesia).
hiperprolaktinemia
yang
amenorrhea,
selain itu dapat terjadi peningkatan kadar aldosterone dan thyrotropin dan
penurunan kadar luteinizing hormone, follicle stimulating hormone dan
growth hormone.
Domperidone merupakan derivat benzimidalzole, suatu antagonis reseptor
dopamine yang tidak melewati sawar darah otak. Aksi prokinetik
lambungnya adalah
akan
tetapi
meningkatkan
pelepasan
kontraksi
di
seluruh
namun
bagian
dapat
saluran
meningkatkan
cerna
sehingga
gastroparesis diabetika
cisapride
dapat
memperbaiki
diberikan
melalui oral dengan dosis 5-20mg, sebelum makan dan atau pada
waktu tidur.
Efek samping cisapride jauh lebih sedikit dibanding metoclopramide,
umumnya adalah kram perut, diare dan sakit kepala, biasanya
bersifat sementara dan dapat diatasi dengan pengurangan dosis.
Erythomycin merupakan antibiotik macrolide yang memiliki efek
menyerupai motilin terhadap motilitas saluran cerna, bekerja sebagai
agonis motilin dengan cara berkaitan dengan reseptor motilin pada
antrum dan duodenum bagaian atas, dan aktivitas ini tidak berkaitan
dengan efek antimikrobialnya. Studi inviro menunjukkan
bahwa selain
otot
pylorus.
Pada
manusia
erythromycin
dapat
merangsang serta
(5
menit dengan dosis 200 mg, diencerkan dalam larutan garam fisiologis.
namun
tidak
yang
18
memiliki
kali
lebih
kuat
dari
terbukti
antagonis
reseptor
keluhan, tetapi
tidak
5-HT3 dapat
digunakan
untuk
BAB III
KESIMPULAN
radiologi
Tujuan penatalaksanaan gastroparesis adalah memperbaiki kualitas
hidup, mencegah komplikasi dan untuk gastroparesis diabetika disertai
terselenggaranya kendali diabetes yang lebih baik. Sampai saat ini tindakan
pengobatan lebih ditujukan kepada kasus-kasus yang simptomatik, pada yang
asimptomatik apalagi dengan kendali diabetes yang baik belum diperlukan
pengobatan, tetapi lebih ditujukan membantu mencapai kendali gula darah yang
lebih baik dan memperbaiki nutrisi, pengobatan terhadap kasus asimptomatik
dapat diberikan.
DAFTAR PUSTAKA