SISTITIS
SISTITIS
SISTITIS
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistitis adalah suatu penyakit yang merupakan reaksi inflamasi sel-sel urotelium
melapisi kandung kemih. Penyakit ini disebabkan oleh berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam kandung kemih. Infeksi kandung kemih menunjukkan adanya
invasi mikroorganisme dalam kandung kemih, dapat mengenai laki-laki maupun
perempuan semua umur yang ditunjukkan dengan adanya bakteri didalam urin disebut
bakteriuria (Agus, T., 2001).
Infeksi ini ditemukan pada semua umur, pria dan wanita mulai bayi baru lahir hingga
orang tua. Wanita lebih sering mengalami sistitis dibanding pria. Kejadian sistitis ratarata 9.3% pada wanita diatas 65 tahun dan 2.5-11% pada pria di atas 65 tahun (Smyth &
OConnell, 1998). Sistitis pada neonatus banyak terdapat pada laki-laki (2,7%) dibanding
bayi perempuan (0,7%). Insidensi sistitis menjadi terbalik seiring bertambahnya usia,
yaitu pada masa sekolah sistitis pada anak perempuan sekitar 3% sedangkan anak lakilaki 1,1%. Insidensi sistitis pada usia remaja wanita meningkat 3,3-5,8% yang akan terus
meningkat insidensinya pada usia lanjut (Purnomo, 2003). Morbiditas dan mortalitas
sistitis paling banyak terjadi pada pasien usia kurang dari satu tahun dan usia lebih dari
65 tahun (Shortliffe & McCue, 2002).
Sistitis merupakan masalah kesehatan yang serius karena dapat menyerang berjutajuta orang tiap tahunnya. Jumlah pasien sistitis mencapai 150 juta pertahun, dan di
Amerika dilaporkan 6 juta pasien datang ke dokter dengan diagnosis sistitis. Sistitis
merupakan infeksi nosokomial tersering yang mencapai kira-kira 40-60% (Naber &
Carson, 2004).
Beberapa penyelidikan menunjukkan 20% dari wanita-wanita dewasa tanpa
mempedulikan umur setiap tahun mengalami disuria dan insidennya meningkat sesuai
pertumbuhan usia dan aktifitas seksual, meningkatnya frekwensi infeksi saluran
perkemihan pada wanita terutama yang gagal berkemih setelah melakukan hubungan
seksual dan diperkirakan pula karena uretra wanita lebih pendek dan tidak mempunyai
substansi anti mikroba seperti yang ditemukan pada cairan seminal.
Infeksi ini berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi spermasida-diafragma
karena kontrsepsi ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial dan mencegah
pengosongan sempurna kandung kemih. Cistitis pada pria merupakan kondisi sekunder
1
akibat bebarapa faktor misalnya prostat yang terinfeksi, epididimitis, atau batu pada
kandung kemih
2.2 Tujuaan
2.2.1. Tujuan instruksional umum
Mampu untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem urinary sistitis
2.2.2. Tujuan instruksional khusus
1. mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem urinary pada kehamilan
2. mampu menjelaskan definisi sistitis
3. mampu menjelaskan etiologi sistitis
4. mampu menjelaskan klasifikasi sistitis
5. mampu menjelaskanpatofisiologi sistitis
6. mampu menjelaskan manifestasi sistitis
7. mampu menjelaskan pengobatan sistitis
8. mampu menjelaskan komplikasi sistitis
9. mampu menjelaskan pencegahan sistitis
10. mampu menjelaskan penkajian sistitis
11. mampu menjelaskan diagnose keperawatan sistitis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Sistem perkemihan adalah sistem yang berkaitan dengan fungsi eliminasi dan produksi
urine dalam tubuh.Sistem ini juga dianggap penting yang berhubungan dengan kontrol
keseimbangan air dan elektrolit serta tekanan darah.Uterus pada wanita tidak hamil berada
tepat di belakang dan sebagian diatas kandung kemih.Saat Hamil,uterus membesar
mempengaruhi semua bagian saluran kemih pada waktu yang berbeda dan hormon
kehamilan memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan efek mekanis.Yang
termasukorgan sistem perkemihan adalah: Ginjal, ureter, vesika urinaria dan urethra.
Dari Keempat Organ Perkemihan Tersebut Mengalami Perubahan Perubahan Selama
Kehamilan
2.1.1. Ginjal (Ren)
Bentuk seperti kacang panjang,terletak di belakang dari bagian
abdomen.Ren kiri terletak setinggi Vertebra lumbalI IV dan Ren kiri
terletaksetengah badan vertebra lebih rendah daripada yang kiri karena di sebelah
kanan ada hepar.Mempunyai 2 ekstremitas superior( ada glandula
supraren/kelenjar anak ginjal).Dan ekstremitas inferior. Mempunyai 2 margo
lateral danmargo medial(ada hilus renalis) merupakan tempat keluar masuknya
vasa,saraf,limfe dan ureter.Pada kehamilan Ginjal berfungsi untuk mengelola zatzat sisa dan kelebihan yang dihasilkan akibat peningkatan volume darah dan
curah jantung juga produk metabolisme tetapi juga menjadi organ utama yang
mensekresi produk sisa dari janin. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih
tertekan oleh uterusyang mulai membesar.Pada kehamilan normal fungsi ginjal
cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal
meningkat pada awal kehamilan
Pada kehamilan trimester I ginjal mengalami peningkatan pada
panjangnya 1-1,5 cm dan merupakan akibat terbesar dari peningkatan aliran darah
ginjal dan volume vaskuler.Dilatasi kaliks dan pelviks ginjal dan semakin nyata
pada trimester II kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati
kearah abdomen. Pada trisemester II .kehamilan bisa meningkatkan resiko infeksi
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1. KONSEP DASAR MEDIS
1) Definisi
Sistitits adalah inflamasi kandung kemih yang paling serig disebabkan oleh
penyebaran infeksi dari uretra karena aliran balik dari uretra ke dalam kandung
kemih (refluks utrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistokop.
(Suzane, C. Smelzer. Keperawatan medikal bedah vol. 2. hal.1432)
Sistitis adalah peradangan akut atau kronis kandung kemih dengan infeksi atau
tidak.
Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang menyerang pada pasien wanita,
5
2.
Sistitis sekunder, merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari
penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.
4) Patofisiologi
Agen infeksi kebanyakan disebabkan oleh bakteri E. coly. Tipikal ini berada pada
saluran kencing dari uretra luar sampai ke ginjal melalui penyebaran hematogen,
lymphogen dan eksogen. Tiga factor yang mempengaruhi terjadinya infeksi adalah :
1) Virulensi dari organism
2) Ukuran dari jumlah mikroorganisme yang masuk dalam tubuh
3) Keadekuatan dari mekanisme pertahanan tubuh
Terlalu banyaknya bakteri yang menyebabkan infeksi dapat
mempengaruhi pertahanan tubuh alami klien. Mekanisme pertahanan tubuh
merupakan penentu terjadinya infeksi, normalnya urine dan bakteri tidak dapat
menembus dinding mukosa bladder. Lapisan mukosa bladder tersusun dari sel sel
urotenial yang memproduksi mucin yaitu unsure yang membantu mempertahankan
integritas lapisan bladder dan mencegah kerusakan serta inflamasi bladder. Mucin
juga mencegah bakteri melekat pada sel urotelial
Selain itu pH urine yang asam dan penurunan / kenaikan cairan dari konstribusi
urine dalam batas tetap, berfungsi untuk mempertahankan integritas mukosa,
beberapa bakteri dapat masuk dan sistem urine akan mengeluarkannya. Bentuk
anatomi saluran kencing, keduanya mencegah dan merupakan konstribusi yang
potensial untuk perkembangan UTI. Urine merupakan produk yang steril, dihasilkan
dari ultrafiltrasi darah pada glumerolus dari nepron ginjal, dan dianggap sebagai
system tubuh yang steril. Tapi uretra merupakan pintu masuk bagi pathogen yang
terkontaminasi. Selain itu pada wanita 1/3 bagian distal uretra disertai jaringan
periuretral dan vestibula vaginalis banyak dihuni bakteri dari usus karena letak anus
tidak jauh dari tempat tersebut. Kolonisasi basi pada wanita di daerah tersebut
diduga karena :
1) Perubahan flora normal dari daerah perineum
2) Berkurangnya antibody normal
3) Bertambahnya daya lekat oeganisme pada sel spitel pada wanita
Sistitis lebih banyak pada wanita dari pada laki laki, hal ini karena uretra
wanita lebih pendek dan lebih dekat dengan anus. Mikroorganisme naik ke bledder
pada waktu miksi karena tekanan urine. Dan selama miksi terjadi refluks ke dalam
kandung kemih setelah mengeluarkan urine.
Merupakan asending infection dari saluran perkemihan. Pada wanita biasanya
berupa sistitis akut karena jarak uretra ke vagina pendek (anatomi), kelainan
periuretral, rektum (kontaminasi) feces, efek mekanik coitus, serta infeksi kambuhan
organisme gram negatif dari saluran vagina, defek terhadap mukosa uretra, vagina
dan genital eksternal memungkinkan organisme masuk ke vesika perkemihan. Infeksi
terjadi mendadak akibat flora (E.Coli) pada tubuh pasien. Pada laki-laki abnormal,
sumbatan menyebabkan striktur dan hiperplasi prostatik (penyebab yang paling
sering terjadi). Infeksi saluran kemih atas penyebab infeksi kandung kemih.
5) Manifestasi Klinik
1)
Kemerahan pada kandung kemih
2)
Edema pada kandung kemih
3)
Kandung kemih hipersensitif jika berisi urine
4)
Inkotinensia
5)
Disuria
6)
Sering berkemih
7)
Nyeri di darah suprapubik (punggung bawah)
8) Hematuria
9) Demam
10) Mual
12) Muntah
13) Lemah
14) Kondisi umum menurun
15) Bakteriuria (10.000/ml:infeksi)
6) Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus infeksi kandung kemih pemeriksaan yang biasa dilakukan
berdasarkan literatur yang ada adalah ;
1) Pemeriksaan urine lengkap
2) Pemeriksaan USG abdomen
3) Tes umumnya termasuk mengambil sampel air seni.
Urinalysis umumnya menyatakan nitrates, sel darah putih, dan sel darah merah.
Lihat juga: RBC urine.
7) Pengobatan
Pencegahan
Menjaga daerah genital bersih dan mengingat untuk menghapus dari depan ke
belakang dapat mengurangi peluang memperkenalkan bakteri dari daerah dubur ke
uretra. Meningkatkan asupan cairan mungkin mengizinkan sering buang air kecil
untuk menyiram bakteri dari kandung kemih. Buang air kecil segera setelah
melakukan hubungan seksual dapat membantu menghilangkan bakteri yang mungkin
telah diperkenalkan selama hubungan seksual. Menahan diri dari buang air kecil untuk
waktu yang lama memungkinkan bakteri waktu untuk berkembang biak, begitu sering
buang air kecil dapat mengurangi risiko cystitis pada mereka yang rentan terhadap
infeksi saluran kemih.
Minum jus cranberry mencegah jenis tertentu dari bakteri yang melekat pada
dinding kandung kemih dan dapat mengurangi kemungkinan infeksi.
Tablet ekstrak cranberry juga telah ditemukan efektif dalam mencegah sistitis dan
merupakan alternatif yang mungkin bagi mereka yang tidak suka rasa jus cranberry.
Cauterisation pada lapisan kandung kemih melalui cystoscopy memberikan bantuan
jangka panjang (kadang-kadang beberapa tahun) dari kondisi ini.
10
(3) Nyeri dan kelelahan yang berkenaan dengan infeksi dapat berpengaruh
terhadap penampilan kerja dan aktivitas kehidupan sehari hari
1.6)
Pemeriksaan Laboratorium
(1) Urinalis urin tengah
Ketika infeksi terjadi, memperlihatkan bakteriuria, WBC (White Blood Cell),
RBC (Red Blood Cell) dan endapan sel darah putih dengan keteribatan ginjal
Tes sensitifitas banyak mikroorganisme sensitive terhadap antibiotic dan
antiseptic berhubungan dengan infeksi berulang
(2) Pengkajian radiographic
Cystitis ditegakkan berdasarkan history, pemeriksaan medis dan laborat, jika
terdapat retensi urine dan obstruksi aliran urine dilakukan IPV (Identivikasi
perubahan dan abnormalitas structural)
(3) Culture Mengidentifikasi bakteri penyebab
(4) Sinar X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomaly struktur
Nyata.
2)
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Gangguan eliminasi urin
3. Resiko infeksi
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistitits adalah inflamasi kandung kemih yang paling serig disebabkan oleh
penyebaran infeksi dari uretra karena aliran balik dari uretra ke dalam kandung kemih
(refluks utrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistokop.(Suzane, C.
Smelzer. Keperawatan medikal bedah vol. 2. hal.1432) Infeksi ini berkaitan juga
dengan penggunaan kontrasepsi spermasida-diafragma karena kontrsepsi ini dapat
menyebabkan obstruksi uretra parsial dan mencegah pengosongan sempurna kandung
kemih. Cistitis pada pria merupakan kondisi sekunder akibat bebarapa faktor
misalnya prostat yang terinfeksi, epididimitis, atau batu pada kandung kemih
3.2 Saran
1) Pada pihak pembaca
Pentingnya pengetahuan mengenai asuhan keeprawatan sistitis
2) Kepada mahasiswa dan perawat
Diharapkan mahasiswa dan perawat mampu memberikan tindakan
keperawatan dengan tepat dan mampu memberikan asuhan keperawatan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Rendy, M.Clevo.2012.Asuhan keperawatan medical bedah penyakit dalam.Yogyakarta.Numed
Evelyn c. pearce. 2013 anatomi fisiologi untuk paramedic.
12
Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarka diagnosa medis & Nanda
Nic Noc .Edisi revisi jilid 1 & 2. Yogyakarta : MediAction
Herman, T. Heather. 2012. Diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta:
EGC
Anonim.http//: Makalah perubahan anatomi fisiologi sistem urinary pada kehamilan(Diakses
pada 06 November 2015: 17.06 WITA)
Anonim.http//: Makalah sisititis (Diakses pada 06 November 2015: 17.06 WITA)
http//: Makalah sisititis (Diakses pada 07 November 2015: 19.00 WITA)
http//: Makalah dan asuhan keperawatan sistitis (Diakses pada 07November 2015: 19.05WITA)
13