Muntah Darah
Muntah Darah
Muntah Darah
L
E
K
4
Nefritia Warman
Nurul Amini
Hariana Etriya
Erni fatmawati
Rifka Shafiah
Syahnastasya L.A
Tomi Jepisa
Nurbaiiti
STEP I
Muntah darah
Badan lemah dan
perut terasa
penuh
Mual dan kadangkadang muntah
Anamnesa :
pernah menderita
sakit kuning
Pemeriksaan
fisik : sclera
ikterik, spider
naevi (+), perut
membesar dengan
penonjolan
kesamping, hepar
tidak teraba,
asites (+),
ekstremitas
bawah oedem (+)
Pemeriksaan
Rectal toucher :
Tonus m.sfingter
ani baik, mukosa
licin, pada sarung
tangan didapat
darah berwarna
kehitaman seperti
STEP II
STEP III
1.
2.
3.
4.
5.
LO
LO
LO
LO
Sangat berbahaya karna
komplikasi dari kasus ini bisa
menyebabkan koma hepatikum
yang bisa mengganggu
pernafasan dan sirkulasi.
6. LO
7. LO
8. LO
9. LO
10.LO
11.Karna untuk melihat kadar
bilirubin yang terkandung
dalam urin, tinja dan darah
penderita
12.Muntah darah, ikterik, palmar
eritema, hepar mengecil,
ginekomastia, spider naevi,
mual, anorekia, melena
13.LO
14.LO
15.LO
16.Hematemesis,
komahepatikum, enselopati
hepatic, sindrom
hepatorenale
17.Ulkus peptikum, Hepatitis B
kronik
18.LO
19.Alkohol, virus hepatitis
20.LO
21.Di Indonesia tidak terlalu
tinggi, berdasarkan
beberapa penelitian
prevelensinya 4% dengan
penyebab adalah alcohol
22.Buruk
23.Anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan
penunjang
24.LO
25.Metabolisme, penghasil
garam empedu dan
detoksifikasi
STEP IV
STEP V
Memformulasikan Sasaran
Belajar tentang
Mahasiswa mampu menjelaskan
1. Epidemiologi dari sirosis hepatis
2. Etiologi sirosis hepatis : cara penularan, mekanisme
tubuh, dan hubungan hepatitis dengan sirosis
hepatis.
3. Pathogenesis dan patofisiologi
4. Manifestasi klinis sirosis hepatis : 7 tanda khas
sirosis hepatis dan rectal
toucher
5. Diagnosis : anamnesis dan pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan penunjang : darah, urin, tinja, dan
hepatitis marker
7. Penatalaksanaan : farmakologi dan edukasi
8. Komplikasi sirosis hepatis
9. Diagnosa banding sirosis hepatis
Definisi
Sirosis
adalah
suatu
keadaan
patologis
yg
arsitektur
regeneratif.
hepar
dan
pembentukan
nodulus
Etiologi
Penyakit infeksi (ex: hepatitis B,C,D,
Sitomega virus)
Obat dan Toksin (Ex: Aflatoksin)
Penyakit keturunan dan metabolik ( Ex:
penyakit wilson,sindrom Fanconi)
Penyebab lain yang tidak terbukti (Ex:
Fibrosis kistik, Sarkoidosis)
Hepatitis alkoholik
Hipoksia sentrilobuler
Metabolisme asetal-dehide etanol
relatif & cidera dii daerah yang jauh dari aliran darah
etanol
pelepasan
chemotractanst
neutrofil
O/
sel
Hepatitis Alkoholik
Formasi acetal-dehyde-protein adduct
Berperan sebagai neoantigen,
Menghasilkan limfosit tersensitisasi dan antibodi menyerang
hepatosit
Hepatitis pascanecrotik
Ex : Hepatitis
HBV, HCV, HDV
(parenteral)
Darah hati
Mntp d hati
(tropisme)
Virus hdp
intraseluler
Mengluark
an Ig
Panggil Cd 8
Sel hati rusak
terus menerus
Fibrosis
Menginduksi mutasi pd
kodon 249 dari gen
supresor P53
keganasan
Manifestasi klinis
7 Kriteria khas sirosis hepatis menurut Suharyono Soebandiri :
Asites
Splenomegali
Perdarahan asites (Hemetemesis)
Albumin menurun
Spider naevi
Eritema Palmaris
Vena kolateral
BACK
TO
SCHOOL
Splenomegali
Asites
Edema pretibial
Albumin menurun
Tanda-tanda kegagalan hati berupa Eritema Palmaris, spider naevi, dan
vena kolateral.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
sklera ikterik,
spider navy,
perut membesar dengan Penonjolan kesamping,
ekstremitas bawah edema.
Palpasi :
BACK
TO
SCHOOL
Pemeriksaan penunjang
Urin :
didapat urobilinogen,
juga di dapat bilirubin
Tinja :
sterkibilin ,
ekskresi pigmen empedu pda ikterik
Darah :
BACK
TO
SCHOOL
Hepatitis marker
Diagnosa Banding
Hepatitis B kronik
sclera ikterik
SGPT dan SGOT meningkat
Mual dan Muntah
Perut terasa penuh
Terdapat oedem tungkai
Anoreksia
Urin pekat seperti the
Lemas
Hepatomegali
Splenomegali
Eritema palmaris
Spider neavi
Demam
Karsinoma eosofagus
Muntah darah
Melena
Disfagia
Berat badan menurun
Anemis
Karsinoma eosofagus
Muntah darah
Melena
Disfagia
Berat badan menurun
Anemis
Gastritis
Nyeri panas diulu hati
Mual dan Muntah
Varises eosofagus
Muntah darah
Karsinoma Lambung
Rasa pedih
Nyeri diulu hati
Cepat kenyang
Badan lemah
Hematemesis (jarang)
Melena (sering)
Penatalaksanaan
Sirosis hati
Hepatitis B
Terapi utama interferon alfa dan lamivudin
Interferon alfa : diberikan secara suntikan subkutan 3 MIU, 3
kali seminggu selama 4-6 bulan
Lamivudin ( analog nukleosida ) : diberikan 100 mg secara oral
setiap hari selama 1 tahun
Asites
Tirah baring dan diawali diet rendah garam ( 5,2 gram / 90
mmol/ hari )
Dikombinasikan dengan obat-obatan diuretik ( spirolaktan
dosis 100-200 mg sekali sehari dan furosemid dosis 20-40 mg /
hari)
Pemberian furosemid bisa ditambah dosisnya 160 mg/hari bila
Penatalaksanaan
Ensefalopati hepatik
Varises esofagus
Penatalaksanaan
Peritonitis bakterial spontan
Sindrom hepatorenal
Transplantasi hati
Edukasi
Istirahat : di anjurkan minimal hari setiap
harinya
Diet :
Bila tidak ada tanda koma hepatikum beri
diet
1500-200
kalori
dan
protein
sekurangnya 1 gr/kg BB/hari
Hentikan minum alkohol
Asites sedikit dapat menghilang dengan
diet kaya protein.
Makan dan minuman yang segar
Kurangi garam
KOMPLIKASI
Fibrosis
Koma hepatikum
Asites
Regenerasi
seluler
Karsinoma
hepatoseluler
Hipertensi portal
Perdarahan sal
cerna
Nekrosis seluler
Infeksi
Prognosis
Klasifikasi Child-Pugh
tabel dibawah ini
berdasarkan
Derajat kerusakan
Minimal
Sedang
Berat
Bil.serum (mu.mol/dl)
<35
35-50
>50
Alb.serum (gr/dl)
>35
30-35
<30
Asites
Nihil
Mudah dikontrol
Sukar
PSE/ensefalopati
Nihil
Minimal
Berat/koma
Nutrisi
sempurna
Baik
Kurang/kurus
Daftar pustaka
Kesimpulan
Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa kerusakan sel hati
bisa disebabkan oleh banyak factor seperti virus, alcohol,obatobatan dan lain-lain. Dari factor-faktor tersebut dapat
merusak sel hati dan menyebabkan terjadinya fibrosis hati yang
menyebabkan sel hati mengkerut, berbenjol-benjol dank eras
yang disebut dengan sirosis hepatis. Sirosis hepatis
ini mengganggu sirkulasi maupun faal hati itu sendiri.
Gangguan pada sirkulasi dapat menyebabkan peningkatan
tekanan vena porta yang disebut hipertensi porta yang
berakibat terjadinya asites, hemoroid, spider naevi, edema
tungkai dan varises eosofagus yang bisa menyebabkan muntah
darah (hematemesis) dan buang air besar berdarah (melena).
Sedangkan gangguan faal hati dapat menyebabkan beberapa
metabolisme terganggu, seperti metabolisme billirubin hingga
pada temuan klinis ditemukan sclera ikterik. Kemudian gangguan
pembentukan albumin yang dapat juga menyebabkan asites.
berat.