Laporan Ekoper Estimasi Populasi Gastropoda Dan Makrobentos
Laporan Ekoper Estimasi Populasi Gastropoda Dan Makrobentos
Laporan Ekoper Estimasi Populasi Gastropoda Dan Makrobentos
Aryochepridho
14/365092/PN/13668
Manajemen Sumberdaya Perikanan
Intisari
merupakan
habitat
lotik
(mengalir)
yang
memperoleh
masukan unsur-unsur hara yang terkikis dari hulu ke hilir. Organismeorganisme yang hidup di sungai bermacam-macam, baik di dasar air,
badan air atupun di sekitar sungai. Makrobentos (gastropoda) termasuk
hewan yang hidup di dasar air. Pada ekosistem sungai, keberadaan
makrobentos sangat penting sebagi indikator pencemaran sungai. Di
daerah yang sudah tercemar limbah industri dan limbah rumah tangga,
seringkali populasi gastropoda dan organisme lainnya menurun.
Gastropoda merupakan kelas dari mollusca yang paling sukses dalam
siklus hidupnya, hal ini dapat dilihat dari variasi habitatnya yang sangat
beragam dimana spesies-spesies gastropoda yang hidup di laut maupun
untuk hidup dalam berbagai tipe substrat dasar perairan (Barnes, 1987).
Gastropoda ini bergerak dengan menggunakan perutnya. Tubuhnya
memiliki cangkang yang melingkar, ada yang melingkar ke kanan ada
pula yang melingkar ke kiri (Afghanaus, 2012). Kecepatan arus dan
kemiringan mempengaruhi tekanan dan meteri dalam air yang nantinya
sebagai sumber makanan (Effendi,2003). Terdapat 2 siput air tawar yang
dikenal berdasarkan pernapasannya yakni dengan insang atau dengan
peru-paru.
Selain
itu,
gastropoda
dalam
menghancurkan
makanan
menggunakan lidah parut (Etik, 2010). Tujuan dari praktikum ini adalah
mempelajari penerapan metode plot (makrobentos) plotless (gastropoda)
untuk mengestimasi populasi gastropoda dan makrobentos serta mempelajari
( S2)
( s2)
Y
Y = Yi
i=1
2
; Yi= ( Xi)
Stasiun
1
29,5
27,5
0,622
0,707
5,9
10,2
104
7,25
2
28,25
28,5
0,252
0,672
4,57
9,3
105
7,1
3
30
28,65
0,55
2,89
5,7
8,1
71
7,3
4
29
26
1,19
2,48
3,4
11,3
116
7,15
10671,46
3171,45
54973,7
2303,97
193,75
106,25
18,75
43,75
0,099226
Rimbun
(Bambu)
0,1595
Rimbun (Pisang,
Eceng Gondok)
1,2159
Rimbun (pohon,
semak)
0,91
Rimbun
(Bambu)
Memang
di
sungai
ini
terdapat
sampah,
namun
kuantitas
3 adalah sebesar 54973,7 indv/m2, ini karena pada stasiun 1 dan 3, kondisi
lingkungan sungainya dominan berpasir sehingga banyak terdapat
gastropoda.
Berdasarkan data densitas gastropoda pada setiap stasiun, nilai
densitas tertinggi yaitu pada stasiun 3 (54973,7 indv/m2) yang terletak
pada daerah hulu, sedangkan nilai densitas gastropoda terendah yaitu
pada stasiun 4 (2303,97 indv/m2). Penyebab utama terjadinya perbedaan
nilai densitas ini disebabkan oleh kondisi fisik yakni kecepatan arus pada
daerah sungai di hulu dan hilir. Kecepatan arus semakin cepat ke arah
hulu karena kemiring daerah yang semakin ekstrim dan semakin lambat
ke arah hilir karena kemiringan yang rendah. Arus air membawa tekanan
dalam aliran materi yang ada dalam air (Effendi,2003).
. Grafik diversitas makrbentos berdasarkan masing-masing stasiun
Densitas Gastropoda
60000
54973.7
50000
40000
10671.46
10000
0 1
1
3171.45
2
3
3
2303.97
4
stasiun
Diversitas Makrobentos
1.4
1.2
1 1
0.8
diversitas makrobentos 0.6
0.4
0.0992
0.2
0
1
1.2159
0.9100
0.1595
2
stasiun
Densitas Makrobentos
250
200 193.75
150
106.25
50
43.75
18.75
stasiun
oksigen
yang
tinggi
disebabkan
adanya
populasi
DAFTAR PUSTAKA
Afghanus. 2012. Makrobentos. Institute Pertanian Bogor. Bogor
Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air
Daratan. USU press. Medan
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta
Etik. 2010. Pengelolaan Sumberdaya Air. Sekolah Tinggi Teknik
Lingkungan. Yogyakarta
Hutabarat, S. 1985. Pengantar Oceanografi. UI press. Jakarta.