Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Abortus Incomplete
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Abortus Incomplete
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Abortus Incomplete
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABORTUS INCOMPLETE
A.
1.
Definisi
keadaan
ini
adalah
pengguguran,
aborsi
atau
abortus
provokatus
(Praworihardjo, 2006)
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan, sedangkan abortus inkomplit adalah sebagian hasil
konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal (Manuaba,
2008)
Abortus inkomplit adalah dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal
di dalam uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka
dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum,
perdarahannya masih terjadi dan jumlahnya bisa banyak atau sedikit bergantung
pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian placental site masih
terbuka sehingga perdarahan berjalan terus (Saifuddin, 2002)
2.
Etiologi
menahun.
(Mitayani, 2009)
3.
Manifestasi Klinis
Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang
perdarahan per vaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga sering
terdapat rasa mulas dan keluhan nyeri pada perut bagian bawah. (Mitayani, 2009)
Secara umum terdiri dari:
a.
b.
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan
kecil, suhu badan normal atau meningkat.
c.
d.
Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang
keadaan anemis.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus.
Pathway
6.
a.
Pemeriksaan Ginekologi
Inspeksi vulva : Perdarahan per vaginam, ada atau tidak jaringan hasil
Inspekulo : Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dari ostium.
c.
Vaginal toucher : Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa,
kavum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.
7.
a.
Pemeriksaan Penunjang
Tes kehamilan : pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3
Pemeriksaan doppler atau USG : untuk menentukan apakah janin masih hidup.
c.
BMR dan kadar urium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau tidak
8.
Penatalaksanaan
Ibu hamil sebaiknya segera menemui dokter apabila terjadi perdarahan selama
kehamilan. Ibu harus istirahat total dan dianjurkan untuk relaksasi. Terapi intravena
atau transfuse darah dapat dilakukan bila diperlukan. Pada kasus aborsi inkomplet
diusahakan untuk mengosongkan uterus melalui pembedahan. Jika penyebabnya
adalah infeksi, evakuasi isi uterus sebaiknya ditunda sampai dapat penyebab yang
Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCl fisiologis atau
Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikan
Bila janin sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal, maka lakukan
9.
Komplikasi
a.
Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi
apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
b.
Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi,
laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada
uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain.
c.
Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena
infeksi berat.
d.
Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang merupakan
flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci, streptococci,
Gram
negatif
Leptospira,
enteric
jamur,
bacilli,
Mycoplasma,
Trichomonas
vaginalis,
Treponema
(selain
sedangkan
pada
T.
paliidum),
vagina
ada
Streptococci
anaerob,
Staphylococcus
aureus,
Streptococcus
hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah
1.
Pengkajian
Lama kehamilan
f.
mempengaruhi
g.
lender
h.
Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang, nyeri tumpul atau tajam,
(Mityani, 2009)
2.
Diagnosa Keperawatan
jumlah berlebih
b.
uterus
c.
d.
3.
1.
Rasional
Observasi TTV
Mengetahui keadaan
umum klien
2.
uterusTujuan:
Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam nyeri teratasi dengan kriteria hasil:
Pasien tidak mengeluh nyeri lagi
Skala nyeri berkurang (<3)
Observasi TTV
intensitasnya
Kolaborasi
Berikan analgetik
3.
Observasi TTV
hygiene klien
Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi
4.
Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian diri sendiri dan janin Tujuan
:
Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam pasien tidak mengalami kecemasan dengan
ktriteria hasil:
Klien mendiskusikan ketakutan mengenai diri janin dan masa depan kehamilan,
Berikan informasi dalam bentuk verbal dan tertulis serta beri kesempatan klien
mungkin
Pengetahuan akan membantu ibu untuk mengatasi apa yang sedang terjadi
dengan lebih efektif. Informasi sebaiknya tertulis, agar nantinya memungkinkan ibu
untuk mengulang informasi akibat tingkat stress.
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: PT. Salemba Medika
Nugroho, Taufan. 2010. Buku Ajar Obstetric. Yogyakarta: Nuha Medika
Praworihardjo, S. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka