Sistem Informasi Kelembapan Tanah Dan Suhu Udara Berbasis Mikrokontroller

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Perancangan Sistem Informasi Kelembaban tanah

dan Suhu Udara dengan Menggunakan


Arduino Uno dan ESP8266
Tari Rahmah Wulandari (201210370311001)
Siti Norhabibah (201210370311003)
Diah Ayu Fitriani (201210370311005)
Hanum Shirotu Nida (201210370311019)
Desy Indah Susanti (201210370311041)

Nurimalita (201210370311067)
Wildan Ammar Tsaqib (201210370311211)
Antoni Margono S. (201210370311212)
Devri Kurniawan Leksono (201210370311219)
Bayu Satria Kusuma (201210370311224)

Jurusan Teknik Informatika


Universitas Muhammadiyah Malang
2016
Abstract Indonesia sebagai negara agraris
memiliki potensi yang besar sekali dalam bidang
pertanian. Dalam pertumbuhan tanaman, sering
terjadi keragaman dalam satu jenis tanaman yang
disebabkan oleh perbedaan lingkungan. Tanah
merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman
dan tempat perubahan penting dalam siklus
pangan. Untuk bercocok tanam, harus sangat
diperhatikan suhu, kelembaban udara dan
kelembaban tanah sekitar. Jurnal ini membahas
implementasi monitoring suhu udara, kelembaban
udara,
dan
kelembaban
tanah
dengan
menggunakan sensor soil moisture, DHT11, modul
ESP8266 dan mikrokontroler arduino uno.

Keywordsjaringan sensor wireless, ESP8266,


DHT11, soil moisture, arduino uno
I.

PENDAHULUAN

Wireless Sensor merupakan kesatuan dari proses


pengukuran, komputasi dan komunikasi yang
memberikan kemampuan administrative kepada sebuah
perangkat, observasi, dan melakukan penanganan
terhadap setiap kejadian dan fenomena yang terjadi di
lingkungan. Jaringan sensor nirkabel dapat digunakan
pada berbagai aplikasi kehidupan seperti sistem
pemantauan aktifitas gunung berapi, sistem

pemantauan pergerakan bumi, peringatan terjadinya


kebakaran hutan dll.
Secara umum Jaringan Sensor Nirkabel terdiri dari
dua komponen, yaitu node sensor dan sink. Node sensor
merupakan komponen kesatuan dari jaringan yang dapat
menghasilkan informasi, biasanya merupakan sebuah
sensor atau juga dapat berupa sebuah actuator yang
menghasilkan feedback pada keseluruhan operasi. Sink
merupakan kesatuan yang mengumpulkan informasi
dari node sensor sehingga dapat dilakukan pengolahan
informasi lebih lanjut
Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi
yang besar sekali dalam bidang pertanian. Sumber alam
yang berlimpah serta kondisi alam indonesia yang
menunjang menjadikan negara indonesia memiliki
peluang yang besar bagi kemajuan agroindustri. Setiap
spesies tanaman memiliki persyaratan tumbuh yang
berbeda untuk dapat tumbuh dan berproduksi. Dalam
pertanian kualitas tanah pada lahan pertanian sangat
berpengaruh dalam bercocok tanam.
Kualitas tanah memiliki pengaruh pada tingkat
kesuburan tanah, kesuburan tanah itu sendiri berarti
kemampuan tanah dalam mendukung pertumbuhan
tanaman yang mencakup faktor fisika, kimia dan
biologi. Hampir sama pengertiannya dengan kesuburan
tanah, kesehatan tanah dapat diartikan suatu keadaan
tanah yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman
dengan baik tanpa adanya gangguan apapun. Tanah
merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan
tempat perubahan penting dalam siklus pangan.

Untuk bercocok tanam, harus sangat diperhatikan


suhu, kelembaban udara dan kelembaban tanah sekitar.
Kelembaban udara berarti kandungan uap air di udara.
Kelembaban dibutuhkan oleh tanaman agar tubuhnya
tidak cepat kering karena penguapan. Kelembaban yang
dibutuhkan tanaman berbeda-beda tergantung pada
jenisnya. Selama ini proses monitoring suhu,
kelembaban udara dan kelembaban tanah dilakukan
secara manual. Untuk memudahkan para petani
monitoring suhu dan kelembaban tanah disekitar, maka
diperlukan suatu alat yang dapat menginformasikan
keadaan tersebut secara terus menerus (real time) yaitu
dengan Wireless sensor network. Dengan begitu para
petani tidak perlu berkeliling mengecek satu persatu
lokasi lahan tanaman.
A. Analisis dan kebutuhan sistem

1. DHT11 Temperature and humidity sensor


(DFR0067)
DHT11 adalah sensor Suhu dan Kelembaban, dia
memiliki output sinyal digital yang dikalibrasi dengan
sensor suhu dan kelembaban yang kompleks. Teknologi
ini memastikan keandalan tinggi dan sangat baik
stabilitasnya dalam jangka panjang. Mikrokontroler
terhubung pada kinerja tinggi sebesar 8 bit. Sensor ini
termasuk elemen resistif dan perangkat pengukur suhu
NTC. Memiliki kualitas yang sangat baik, respon cepat,
kemampuan anti-gangguan dan keuntungan biaya
tinggi kinerja.
Setiap sensor DHT11 memiliki fitur kalibrasi
sangat akurat dari kelembaban ruang kalibrasi.
Koefisien kalibrasi yang disimpan dalam memori
program OTP, sensor internal mendeteksi sinyal dalam
proses, kita harus menyebutnya koefisien kalibrasi.
Sistem antarmuka tunggal-kabel serial terintegrasi
untuk menjadi cepat dan mudah. Kecil ukuran, daya
rendah, sinyal transmisi jarak hingga 20 meter,
sehingga berbagai aplikasi dan bahkan aplikasi yang
paling menuntut.

Gambar 1 Sensor DHT11

2. Soil Moisture Sensor


Soil Moisture Sensor adalah sensor yang dapat
mendeteksi kelembaban tanah disekitarnya. Sensor ini
terdiri dari dua probe untuk melewatkan arus listrik 12
dalam tanah, kemudian membaca resistansinya untuk
mendapatkan nilai tingkat kelembaban. Semakin
banyak air membuat tanah lebih mudah menghantarkan
listrik (resistansi kecil), sedangkan tanah yang kering
sangat sulit menghantarkan listrik (resistansi besar).
Sensor ini sangat membantu mengingatkan tingkat
kelembaban pada tanaman atau untuk memantau
kelembaban tanah untuk pertanian. IO Expansion
Shield adalah shield untuk menghubungkan sensor
dengan Arduino (DFrobot, 2012). Pada sensor
kelembaban mempunyai 3 macam output kondisi untuk
dapat mencari nilai dalam satuan %R H, yaitu kering=
0~358, lembab= 359~460 dan basah= 461~495 yang
seperti ditunjukkan pada spesifikasi berikut:
Power supply: 3.3v or 5v
Output voltage signal: 0~4.2v
Current: 35mA
Pin definition:
1-Analog output(Blue wire).
2-GND(Black wire).
3-Power(Red wire).
Size: 60x20x5mm.

Gambar 2 Soil Moisture Sensor

3. ESP8266
ESP8266 adalah sebuah mikrokontroler yang
menawarkan sistem jaringan Wi-Fi yang berdiri sendiri
menggunakan protocol TCP/IP dimana dapat
memberikan koneksi ke node sensor. Ketika ESP8266
terkoneksikan ke board mempunyai kemampuan untuk
menyimpan dan memproses, oleh sebab itu dapat
dengan mudah terhubungkan ke sensor.
ESP8266 (IEEE 802.11.n) standard-based 2.4 GHz
ISM band mempunyai jangkauan yang bagus,
menyediakan data rates yang tinggi dan dapat
digunakan dengan laptop atau smartphones.

II. PERANCANGAN SISTEM

Alat yang digunakan adalah ESP8266, Arduino


Uno, Sensor suhu DHT11 dan sensor Soil Moisture.
Sistem dirancang seperti pada gambar 1

Gambar 3 ESP8266

4. Arduino Uno R3
Arduino Uno R3 adalah board sistem minimum
berbasis mikrokontroller ATmega328P jenis AVR.
Arduino Uno R3 memiliki 14 digital input/output (6
diantaranya dapat digunakan untuk PWM output), 6
analog input, 16 MHz osilator kristal, USB connection,
power jack, ICSP header dan tombol reset. Skema dari
Arduino Uno R3 tampak dari atas dapat dilihat pada
Gambar 2.2 dengan karekteristik sebagai berikut:
Operating voltage 5 VDC.
Rekomendasi input voltage 7-12 VDC
Batas input voltage 6-20 VDC.
Memiliki 14 buah input/output digital.
Memiliki 6 buah input analog.
DC Current setiap I/O Pin sebesar 40mA.
DC Current untuk 3.3V Pin sebesar 50mA.
Flash memory 32 KB.
SRAM sebesar 2 KB.
EEPROM sebesar 1 KB.
11 Clock Speed 16 MHz.

Gambar 5 Detail perancangan sistem

Modul Wi-Fi ESP8266 dihubungkan dengan


Arduino uno dan diletakkan didalam tempat yang aman
agar tidak rusak karena lingkungan. Arduino uno
tersambung dengan dua sensor yaitu sensor suhu
DHT11 dan sensor Soil Moisture. Sensor DHT11
diletakkan diatas permukaan tanah untuk mengukur
suhu udara. Sensor soil moisture diletakkan di dalam
tanah untuk mengukur kelembaban tanah.

Gambar 6 Full skema perancangan sistem

Data hasil sensor dikirim melalui modul wi-fi


ESP8266 ke server yang berada kurang lebih 10
meter dari titik sensor. Data yang dikirim ke server
akan ditampilkan melalui situs thingspeaks.com
secara berkala.
III. IMPLEMENTASI SISTEM

Implementasi sistem menggunakan program


Arduino 1.0.5 yang ditanamkan pada ESP8266.

Gambar 4 Arduino Uno R3

#include <SoftwareSerial.h>
#include <stdlib.h>
#include "DHT.h"
#define DHTPIN 2
// what pin
we're connected to
#define DHTTYPE DHT11
// bisa untuk
DHT21 san DHT22
const int analogPin = A0;
DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);
String apiKey = "0XI17EBQTCS44BAB";
// Ubah dengan API Key ente bro!
SoftwareSerial ser(10, 11); // RX,
TX
void setup() {
Serial.begin(9600);

ser.begin(9600);
ser.println("AT+RST");
dht.begin();
}
void loop() {
float analogValue =
analogRead(analogPin);
float h = dht.readHumidity();
float t = dht.readTemperature();
Serial.println(analogValue);
Serial.println(t);
String cmd =
"AT+CIPSTART=\"TCP\",\"";
cmd += "184.106.153.149"; //
api.thingspeak.com
cmd += "\",80";
Serial.println(cmd);
ser.println(cmd);

Gambar 7 Desain Implementasi

IV. PENGUJIAN

Pengujian sistem dilakukan dengan menguji coba


masing-masing sensor. Hasil pengujian sensor
ditampilkan pada thingspeak.com.

if(ser.find("Error")){
Serial.println("AT+CIPSTART
error");
return;
}
String getStr = "GET
/update?api_key=";
getStr += apiKey;
getStr +="&field1=";
getStr += String(t);
getStr +="&field2=";
getStr += String(analogValue);
getStr += "\r\n\r\n";
Serial.println(getStr);
cmd = "AT+CIPSEND=";
cmd += String(getStr.length());
ser.println(cmd);
if(ser.find(">")){
ser.print(getStr);
}
else{
ser.println("AT+CIPCLOSE");
Serial.println("AT+CIPCLOSE");
}
delay(16000);
}

Gambar 8 Pengujian Sensor Soil Moisture

Uji coba sensor soil moisture atau kelembaban


tanah dilakukan dengan memasukkan sensor
kedalam tanah. Parameternya adalah:
>500
kering
<500
lembab/basah
Hasil pengujian adalah sebagai berikut:
Waktu
Nilai
08:10
1000
08:15
1000
08:20
400
08:25
1000

Gambar 9 Pengujian Sensor DHT11

Uji coba sensor DHT11 atau sensor untuk


mengukur suhu udara adalah dengan mendekatkan
api dengan sensor. Hasil pengujiannya adalah
sebagai berikut:
Waktu
Nilai
08:10
28
08:15
28
08:20
28
08:25
29
V. KESIMPULAN DAN SARAN

Secara keseluruhan perancangan sistem sudah


bekerja dengan baik. Sistem sudah berhasil
mengirimkan hasil pengukuran secara wireless dengan
menggunakan modul wifi ESP8266. Kendalanya
terletak pada koneksi internet yang dibutuhkan unuk
mengupload hasil data ke website. Jika koneksi internet
tidak stabil maka akan mempengaruhi pengiriman data
yang dikirim ke server secara real-time.
Untuk pengukuran
kelembaban tanah
menggunakan soil moisture sensor tidak memiliki data
yang akurat karena parameter yang dimiliki oleh soil
moisture hanya mengacu pada basah dan kering.
Pengukuran suhu menggunakan sensor DHT11
memiliki hasil yang lebih akurat, sesuai dengan suhu
sebenarnya.

[1] Oktofani, Yusuf. et al. 2012. Sistem Pengendalian


Suhu dan Kelembaban Berbasis Wireless
Embedded System. Universitas Brawijaya.
Malang.
[2] Cetinkaya, O. Akan, O.B. (2015). A Wi-Fi based
Power Metering System for Energy Management

Controlling. IEEE Cosmoc MMTC E-Letter,


Volume: 10 No: 3.
[3] Nurahmadi, F. (2013). Perancangan Sistem
Kontrol dan Monitoring Suhu Jarak Jauh
Memanfaatkan Embeded System Berbasis
Mikroprosesor W5100 dan AT8535. Universitas
Sari Mutiara Indonesia. Medan.
[4] Wisnu Pambudi, Kusbiono. et al. 2014. Journal of
Control and Network Systems - Rancang Bangun
Wireless Sensor Network Untuk Monitoring Suhu
Dan Kelembaban Pada Lahan Tanaman Jarak
Jauh. Volume 3 (2), 09-17.
[5] Munir, M. Syahrul. (2010). Rancangan Smart
Greenhouse dengan Teknologi Mobile untuk
Efisiensi Tenaga, Biaya dan Waktu dalam
Pengelolaan Tanaman. Universitas Pembangunan
Nasional Veteran. Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai