Memantra Dan Puja Mantra Pemangku

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

Memantra dan Puja Mantra Pemangku

O sahana vavatu sahana bhunaktu


Saha viryam karavavahai
Tejasvinvaditham stu m vidvis vahai
Ya Tuhan semoga kami dapat belajar bersama, berkembang bersama, memperoleh
pengetahuan bersama. Semoga tidak terjadi suatu kesalahpahaman di antara kami. Dan
apabila terjadi sesuatu kesalahan secara sengaja atau tidak sengaja, semoga kami dapat saling
memaafkan.

Tetikesan Puja Mantra Pemangku


Dalam melaksanakan puja bhakti kepada Brahman, umat Hindu diberikan kebebasan untuk
dapat mewujudkan bentuk raddh tersebut. Secara umum bentuk Bhakti umat Hindu dapat
dilakukan dengan menggunakan: mantra, yantra, tantra, yaja, dan yoga.

Mantra adalah doa-doa yang harus diucapkan oleh umat kebanyakan, pinandita,
pandita sesuai dengan tingkatannya.

Yantra adalah alat atau simbol-simbol keagamaan yang diyakini mempunyai


kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesucian.

Tantra adalah kekuatan suci dalam diri yang dibangkitkan dengan cara-cara yang
ditetapkan dalam kitab suci.

Yaja yaitu pengabdia yang ulus ikhlas atas dasar kesadaran untuk dipersembahkan
sehingga dapat meningkatkan kesucian. dan,

Yoga artinya mengendalikan gelombang-gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk


dapat berhubungan dengan Tuhan, yang dapat dilakukan melalui Astangga Yoga
(yama, niyama, asana, pranayama, prathyahara, dharana, dhyana, dan samadhi)
(Bhagavan Shri Sathya Sai Baba, 1995: 12).

Berkaitan dengan pengucapan Mantra, apakah mantra itu?


Mantra berasal dari suku kata Man (Manana) dan kata Tra (Trana) yang berarti pembebasan
dari ikatan samsara atau dunia phenomena ini.
Dari kombinasi Man dan Tra itulah disebut mantra yang berarti dapat memanggil datang
(Amantrana).
Mantra merupakan sebuah kata atau kombinasi beberapa buah kata yang sangat kuat atau
ampuh, yang didengar oleh orang bijak dan yang dapat membawa seseorang yang
1

mengucapkannya melintasi lautan kelahiran kembali, inilah yang merupakan arti mantra yang
tertingi.
Arti mantra yang lebih rendah adalah rumusan gaib untuk melepaskan berbagai kesulitan atau
untuk memenuhi bermacam-macam keinginan duniawi, tergantung dari motif pengucapan
mantra tersebut.
Mantra adalah sebuah kekuatan kata yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan keinginan
spiritual atau keinginan material, yang dapat dipergunakan demi kesejahteraan ataupun
penghancuran diri seseorang. Mantra seperti energi atom yaitu suatu tenaga yang bertindak
sesuai dengan rasa bhakti seseorang yang mempergunakannya. Sabda adalah Brahman,
karena itu ya menjadi penyebab Brhmanda manifestasi chit sakti itu sendiri seperti yang
disebutkan dalamVishvasara Tantra, yaitu:
Parabrahman itu sebagai sabda Brahman yang substansinya semua adalah mantra, dan
yang berada di dalam wujud jivtma.
Bentuk itu sebagiantidak beraksara (Dhvani), sebagian lagi beraksara (Varna). Yang tidak
beraksara itulah yang memunculkan yang beraksara, dan itulah aspek yang halus dari kti
yang menghidupkan jiwa itu (Svami Rama: 1984: 24).
Sedangkan Prapancha Sara mengatakan bahwa:
Brhmanda diresapi oleh sakti, yang terdiri atas Dhvani, yang juga disebut Nada, Prana,
dan sebagainya.
Manifestasi dari Sabda menjadi wujud kasar (Sthla) itu tidak bisa terjadi terkecuali Sabda
itu ada dalam wujud halus (Suksma).
Dari penjelasan tersebut, dapata dipahami bahwa Mantra merupakan aspek dari Brahman dan
seluruh manfestasi Kulakundalini. Secara filosofis sabda itu adalah guna dari Akasa atau
ruang ethernal. Tetapi sabda itu bukan produksi Akasa. Sabda memanifestasikan diri di dalam
Akasa. Sabda itu adalah Brahman, seperti halnya di antariksa, gelombang bunyi dihasilkan
oleh gerakan-gerakan udara (Vyu); karena itu di dalam rongga jiwa atau di rongga tubuh
yang menyelubungi jiwa gelombang bunyi dihasilkan sesuai dengan gerakan-gerakan Pran a
vyu dan preses menarik napas dan mengeluarkan napas.
Mantra disusun dengan menggunakan aks ara-aks ara tertentu, diatur sedemikian rupa
sehingga menghasilkan suatu bentuk bunyi, sdangkan huruf-huruf itu sebagai perlambangperlambang dari bunyi tersebut. Untuk menghasilkan pengaruh yang dikehendaki, mantra
harus disuarakan dengan cara yang tepat, sesuai dengan svara (ritme) dan varna (bunyi).
Huruf-huruf penyusunannya pada dasarnya ialah mantra sastra, karena itu dikatakan sebagai
perwujudan astra dan Tantra yang terdiri atas Mantra adalah Paramtma, Veda sebagai
Jivtma, Dharsana sebagai indriya, Puran a sebagai jasad, dan Smrti sebagai anggota.
Karena itu Tantra merupakan kti dan kesadaran, yang terdiri atas mantra. Mantra tidak
sama dengan doa-doa atau kata-kata untuk menasehati diri (tmanivedana)
Dalam Nitya Tantra, disebutkan berbagai nama terhadap mantra menurut jumlah suku
katanya. Mantra yang terdiri dari satu suku kata disebut Pinda. Mantra tiga suku kata disebut
Kartari, yang terdiri dari empat suku kata smpai sembilan suku kata disebut Vija Mantra,
sepuluh sampai duapuluh suku kata disebut Mantra, dan yang terdiri lebih dari duapuluh suku
kata disebut Ml. Tetapi istilah Vija juga diberikan kepada mantra yang bersuku kata
tunggal.

Jenis-jenis Mantra
Berdasarkan sumbernya mantra ada bermacam-macam jenis yang secara garis besar dapat
dipisahkan menjadi;
1. Vedik mantra,
2. Tantrika mantra, dan
3. Puran ik mantra.
Sedangkan berdasarkan sifatnya mantra dapat terbagi menjadi;
1. ttvika mantra(mantra yang diucapkan guna untuk pencerahan, sinar, kebijaksanaan,
kasih sayang Tuhan tertinggi, cinta kasih dan perwujudan Tuhan),
2. Rjasika mantra (mantra yang diucapka guna kemakmuran duniawi serta
kesejahteraan anak-cucu),
3. Tmasika mantra (mantra yang diucapkan guna mendamaikan roh-roh jahat, untuk
menghancurkan atau menyengsarakan orang lain, ataupun perbuatan-perbuatan kejam
lainnya/Vama marga/Ilmu Hitam).
Disamping itu mantra juga dapt dibagi menjadi:
1. Mantra: yang berupa sebuah daya pemikiran yang diberikan dalam bentuk beberapa
suku kata atau kata, guna keperluan meditasi dari seorang guru (Mantra Diksa)
2. Stotra: doa-doa kepada para devata, Stotra ada yang bersifat umum, yaitu; yang
dipergunakan untuk kepentingan umum yang harus datang dari Tuhan sesuai dengan
kehendakNya, misalnya doa-doa yang diucapkan oleh para rohaniawan ketika
memimpin persembahyangan, sedangkan Stotra yang bersifat khusus adalah doa-doa
dari seoarang pribadi kepada Tuhan untuk memenuhi beberapa keinginan khususnya,
misalnya doa memohon anak, dan sebagainya.
3. Kvaca Mantra: mantra yang dipergunakan untuk benteng atau perlindungan dari
berbagai rintangan.
Dalam kitab Nirukta Vedangga, mantra dapat dibagi menjadi 3 sesuai dengan tingkat
kesukarannya, yaitu:
1. Paroksa Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang paling tinggi.
Hal ini disebabkan mantra jenis ini hanya dapat dijangkau arti dan maknanya kalau
3

diwahyukan oleh Tuhan. Tanpa sabda Tuhan mantra ini tidak mungkin dapat
dipahami.
2. Adyatmika Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih rendah.
Mantra ini dapat dicapai maknanya melalui proses pensucian diri. Orang yang
rohaninya masih kotor, tidak mungkin dapat memahami arti dan fungsi jenis mantra
ini.
3. Pratyksa Mantra, yaitu mantra yang lebih mudah dipahami. Untuk menjangkau
makna mantra ini dapat hanya mengandalkan ketajaman pikiran dan indriya.

Disamping itu ada juga jenis mantra yang ditulis baik dalam buku, kitab, lontar yang disebut
Varntmaka Sabda, yang terdiri dari suku kata, kata ataupun kalimat. Sedangkan mantra
yang diucapkan disebut Dhvanytma Sabda, yang merupakan nada atau perwujudan dari
pikiran melaui suara tertentu, yang dapat berupa suara saja atau kata-kata yang diucapkan
ataupun dilagukan dan setiap macamnya dipergunakan sesuai dengan keperluan, kemampuan
serta motif pelaksana.

Cara mengucapkan Mantra

1. Vikari, yaitu mengucapkan mantra dengan mengeluarka suara dan dapat didengar
oleh orang lain, kekuatan mantra yang diucapkan dengan cara ini akan mampu
memecah guna tmas (kelambanan), ketakutan yang ada pada diri seseorang. Cocok
dipakai bagi para sadhaka pemula dan dapat menghancurkan energi negatif yang ada
di sekitar pengucapnya.
2. Upasu, yaitu mantra yang diucapkan yang hanya didengar oleh orang yang
mengucapkannya saja (berbisik-bisik), kekuatan mantra yang diucapkan dengan
teknik ini dapat memurnikan guna rjas (nafsu). Jika mantra ini diucapkan dengan
cara ini juga dapat memberikan perlindungan (kvaca) dari berbagai gangguan
(lingkungan, energi negatif, roh jahat, dan sebagainya).
3. Mnasika, yaitu mantra yang diucapkan dalam hati, bermeditasi pada jiwa dari mantra
serta arti dari kata-kata suci tersebut tanpa menggerakkan lidah ataupun bibir.
Kekuatan mantra ini akan dapat menumbuhkan kesadaran illahi pada diri yang
mengucapkannya, sedangkan yang bermeditasi pada irama pernapasan dengan
menggunakn mantra disebut Ajapa-japa.

Kualitas Mantra

1. Sattvika mantra (Produktif); yaitu dipakai dalam rangka meningkatkan kesadaran


illahi, semata-mata untuk memuliakan kebesaran Brahmandengan segala prabavaNya,
sehingga muncul perasaan welas asih, cinta, dan pengabdian, terbebas dari ego
kepemilikian dan nafsu, dipakai sebagai media untuk menyebrangkan sang jiwa
melewati lautan samsara/penderitaan kelahiran-kematian.
2. Rajasika Mantra (Protektif); yaitu kualitas mantra yang dipakai untuk kelangsungan
hidup secara duniawi, memenuhi keinginan (kama), memperoleh artha, keturunan,
kemuliaan, kemewahan, kesehatan, kewibawaan, kedudukan, dan sebagainya.
3. Tamasika Mantra (Destruktif); kualitas mantra yang dipakai untuk kegiatan
menundukkan lawan, menghancurkan penyakit, mencelakakan orang lain, termasuk
ilmu hitam. (Sudarma, 2003: 164)

Terlepas dari hal tersebut di atas, sebuah mantra akan dapat memberikan manfaat maksimal
(kti, iddhi, suci) baik kepada uyang mengucapkannya maupun orang lain dan lingkungan
dalam bentuk vibrasi dipengaruhi oleh beberapa hal prinsip, yaitu:
1. raddh; keyakinan yang mendalam terhadap sebuah mantra yang dipakai media
untuk merealisasikan tujuan tersebut. Tanpa keyakinan, sama halnya ketika sakit lalu
pergi ke dokter dan minta diobati tetapi kita tidak yakin terhadap resep dan anjuran
dokter tersebut, tentu kita tidak akan sembuh.
2. Bhakti; perasaan hormat, rindu, cinta kasih, yang mendalam terhadap mantra tersebut,
memperlakukan mantra itu seperti kita merawat diri sendiri, Dia adalah istri yang
sesungguhnya yang dengan setia menyertai langkah kita. Tanpa bhakti mantra apapun
akan menjadi bumerang buat kita. Kasih dan hormat pada mantra dengan keyakinan
pada hasil yang dijanjikannya jauh lebih penting daripada sekedar pengulang-ulangan
secara mekanis dengan pikiran ngelantur kemana-mana.
3. Sadhna, cepat atau lambatnya sebuah mantra memberikan manfaat kepada kita
adalah karena Sadhna (disiplin spiritual), Bagaimana mungkin mantra akan menjadi
iddhi apalagi kti kalau hanya diucapkan seminggu sekali atau bahkan sebulan
sekali, sementara kita setiap saat berhubungan dengan dunia maya yang senantiasa
mengkontaminasi badan, emosi, dan jiwa kita. Lukakanlah Sadhna dengan konsisten
dan berkesinambungan. Tidak perlu tahu banyak mantra tetapi kita tidak paham
terhadap arti, makna yang tersirat didalamnya, cukup satu mantra tetapi kita paham
dan memilikiSadhna . saat ini, banyak orang tahu banyak jenis mantra tersebut, hal
seperti itu tak ubahnya seperti tong kosong yang bunyinya nyaring tapi tidak memiliki
kekuatan.
4. Chnda; teknik pengucapan mantra sangat penting keberadaannya, karena jika sebuah
mantra salah memberikan penekanan dan pemenggalan sesuai denganChnda atau
guru laghu dan guru bhasanya, tentunya akan memiliki arti dan maksud yang berbeda.
Mengenai irama itu sesuai dengan bakat suara masing-masing sadhaka.

5. Kriya; kegiatan berupa pemujaan, baik luar maupun dalam dengan pengetahuan
tentang arti esoterik dan eksoteriknya, ataupun pemujaan dalam semacam
pengorbanan ke-akuan atau pembakaran segala keinginan. (Sudarma, 1998: 6).

Penggunaan Mantra
Menurut waktu penggunaannya mantra dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Nitya Karma Puja,
yaitu pengucapan mantra yang dilaksanakan setiap hari secara rutin, misalnya seperti Puja Tri
San dhya, yang dilaksanakan setiap hari. Nitya Karma Puja ada dua jenis, yaitu:
1. San dhy Vandan atau San dhypsan, yaitu pemujaan yang dilakukan pada setiap
pertemuan waktu, artinya doa dan pemujaan yang dipersembahkan kepada Tuhan,
pada pertemuan waktu (san dhi) malam hari dengan pagi hari, tengah hari dan
pertemuan antara sore hari dengan malam. San dhypsan harus dilakukan pada saat
San d
hya yang tepat, agar mendapat manfaat yang sebesar-besarnya berupa Brahma
Teja (Pencerahan Brahman), karena pada tiap-tiap San dhya itu terdapat perwujudan
kekuatan khusus yang akan lenyap apabila San dhya tersebut berlalu. Kekuatankekuatan khusus tersebut dapat memotong rantai sasara masa lalu dan mengubah
seluruh situasi masa lalu seseorang, serta memberikan kemurnian dan keberhasilan
setiap usaha, dan menjadikannya penuh daya serta ketenangan. Pelaksanannya
San dhya mutlak diperlukan bagi seseorang yang menelusuri jalan kebenaran, karena
pelaksanaan San dhya merupakan kombinasi dariJapa Upsana, Svadhyya, Meditasi,
Konsentrasi, sana,, Pran yma, dan lain sebagainya. Pelaksanaan San dhypsan
bersifat wajib, perlu dipelajari tata tertib pelaksanaannya agar memperoleh manfaat
yang
sebesar-besarnya;
karena
kalau
tidak
dilaksanakan
akan
menimbulkanPratyavaya Dos a atau doda karena lalai, dan jelas akan kehilangan
Brahmma Teja atau kecemerlangan spiritual. Referensi bacaan: Chandogya Upanis ad
II.24, I.24, III.16, I.7; Brahma Upanis ad; Maitreya Upanis ad II.13-14;
Jabalpanis ad. 12,13, dan sebagainya.
2. Japa atau Namasmarana, yaitu pemujaan yang dilakukan untuk mengagungkan
nama-nama suci Tuhan dengan cara menyebut secara berulang-ulang. Dapat pula
dibantu dengan mala/rudraksa/ruas jari tangan atau menuliskannya di buku secara
terus-menerus/berulang-ulang.
Naimitika Karma Puja
yaitu pengucapan mantra yang dilakukan secara insidential pada waktu-waktu tertentu saja.
Misalnya: mantra yang diucapkan ketika upacara abhiseka, peletakan batu pertama, dalam
berbagai saskra, Purnama, Tilem, dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya Naimitika
Karma Puja ini ada yang berdasarkan Panca Wara, Sapta Wara, Wuku, Sasih/Bulan,
Varsa/tahun, dan berbagai kejadian yang dianggap penting, seperti Gerhana Matahari,
Gerhana Bulan, Wabah, tempat angker, dan sebagainya.

Tetikesan Pemujaan (Purnama-Tilem)

Persiapan Kebersihan Jasmani:


Menggosok gigi:
Om shri bhatari sayoga ya namah svaha
Ya Tuhan, besihkalah gigi hamba dari segala kotoran.
Berkumur:
Om vaktra suddha mam svaha
Ya tuhan, bersihkalah mulut hamba dari segala kotoran.
Mandi:
Om parama gangga sarira suddha mam svaha
Ya Tuhan, bersihkanlah seluruh badan hamba dengan air ini dari kotoran.
Mencuci tangan:
Om Ung Hrah Phat astra ya namah svaha
Ya Tuhan, bersihkanlah tangan hamba dari kotoran.
Mencuci kaki:
Om Pang pada ya namah svaha
Ya Tuhan, bersihkanlah kaki hamba dari kotoran.
Keramas:
Om Ghring Siva ya namah svaha
Ya Tuhan, bersihkanlah rambut hamba dari kotoran.
Bercermin:
Om vesnava ya namah svaha
Ya Tuhan, anugrahkalah sinar kesucian kepada hamba.
Bersisir:
Om shri dewi byo namah svaha
Ya Tuhan, anugrahkanlah kewibawaan kepada hamba.
Mengambil pakaian:
Om sarva busana ya namah svaha
Ya Tuahan, sucikanlah pakaian hamba.
Berpakaian:
Om Siva busana ya namah svaha
Ya Tuhan, hamba memujaMu dalam prabhavaMu sebagai Siva semoga menyatu dalam
jasmani hamba.
Mekampuh:
Om Mahadeva ya namah svaha
Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai Mahadeva yang menyatukan sabda-bhayu-idep dalam
jasmani hamba.

Persiapan Sarana:
7

Alas duduk (tikar, karpet, dsb)

Sebuah gelas/tempat tirtha berisi air bersih (diletakkan di pelingih, pelangkiran, altar,
sanggar pemujaan)- untuk memohon tirtha wangsuhpada.

Sebuah mangkok kecil berisi beras yang sudah dicuci bersih diberi wewangian (bija)

Dupa secukupnya

Sebuah nampam yag berisikan: Sesajen / Banten / Upakara / Bunga / Canang Sari /
Kwangen secukupnya

Persiapan rohani:

Pemusatan pikiran dengan sikap: Padmasana (untuk pria), Bajrasana (unuk wanita),
Padasana (berdiri), Savasana (untuk orang sakit), dsb.

Menyalakan dupa: Om Ang dupam samarpayami ya namah svaha Ya Tuhan, hamba


puja Engkau dalam sinar suciMu sebagai Brahma, pengantar bhakti hamba
kepadaMu.

Menghaturkan dupa: Om Ang dupa dipastra ya namah svaha Ya Tuhan, hamba puja
Engkau sebagai Brahma, hamba mohon ketajaman sinar sucimu dalam menyucikan
dan menjadi saksi sembah hamba kepadaMu.

Membersihkan bunga dengan asap dupa: Om puspa danta ya namah svaha Ya


Tuhan, sucikanlah kembang ini dari segala kotoran.

PALET I

Upadeku (Utpatti, Deva Partistha, Kuta Mantra)


Upatti
Upatti ini dilaksanakan untuk membersihkan diri kita, agar dalam melaksanakan pemujaan
nanti kita bisa memberikan energi yang bagus terhadap tempat dimana kita akan memuja
sehingga bisa memberikan vibrasi yang bagus adapun tahap-tahap yang mesti dilaksanakan
dalam melakukan Upatti antara lain :
Asana
8

Sikap tangan di depan hulu hati dengan sikap deva pratistha


Om Prasada Sthiti Sarira Siva Suci Nirmala ya namah svaha
Karasodana
Om Sodha mam svaha
Om Ati Soddha mam svaha
Pranayama

Tarik nafas : Om Ang namah

Tahan nafas : Om Ung namah

Buang nafas : Om Mang namah

Penyembahan I
Tangan diatas ubun-ubun dengan sikap Anjali dengan maksud kita memuja Hyang Widhi
dengan tulus sehingga kita bisa mendapatkan keheningan pikiran.
Om Hrang Hring Sah Parama Siva Aditya ya namah svaha
Mensucikan bunga dan dupa
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha, dengan maksud untuk membersihkan
sarana dan prasarana yang kita pergunakan dalam memuja Hyang Widhi.
Dupa : Om Ang Dhupa Dipastra ya namah svaha
Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha
Mensucikan Air I
Tangan di depan hulu hati dengan sikap deva pratistha, dengan maksud untuk memohon
kepada Devi Gangga agar membersihkan air ini dari segala kekotoran.
Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati).
Om Hrang Hring Sah Parama Siva Gangga Tirtha Amerta ya namah svaha

Mensucikan Air II
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha, supaya Siva membersihkan air ini dari
segala kekotoran.
Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Siva Amertha ya namah svaha
Lalu bunga dimasukkan ke dalam air
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha, supaya Sadasiva membersihkan air ini
dari segala kekotoran.
Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Sadasiva Amertha ya namah svaha
9

Lalu bunga dimasukkan ke dalam air


Tangan di depan hulu hati dengan sikap deva pratistha, supaya Paramasiva membersihkan air
ini dari segala kekotoran.
Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Paramasiva Amertha ya namah svaha
Lalu bunga dimasukkan ke dalam air
Membersihkan badan
Pemercikan tirtha ke badan
Om Budha Pawitra ya namah
Om Dharma Maha Tirtha ya namah
Om Sang Hyang Maha Toya ya namah svaha
Kuta Mantra
Kuta mantra merupakan doa untuk mensucikan tempat dimana kita akan melakukan
pemujaan sehingga tempat tersebut memiliki nilai religius yang tinggi, adapun mantranya
adalah :
Tangan di depan hulu hati dengan sikap deva pratistha.
Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Hung Hrah Phat Astra ya namah
Om Atma Tattvatma Suddha mam svaha
Om Ksama Sampurna ya namah svaha
Om Shri Pasupataye Hung Phat
Om Shriyam bhavantu
Sukham Bhavantu
Purnam Bhavantu ya namah svaha
Bunga di buang ke depan (sentilkan bunga)
Padmasana
Mantra atau doa yang dipanjatkan pada tahapan ini bertujuan untuk mensucikan padmasana,
padmasari, pelangkiran serta yang lainnya, doa yang di ucapkan adalah
Tangan di depan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Ananta Sana ya namah svaha
Om Padmasana ya namah svaha
Om Deva Pratistha ya namah svaha
Tangan diatas ubun-ubun dengan sikap Anjali
Om Hrang Hring Sah Parama Siva Aditya ya namah svaha
Tangan di depan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga : Om Puspa Danta Ya namah svaha (dalam hati)
Om I Ba Sa Ta A
Om Wa Si Ma Na Ya
Mang Ung Ang Namah
Lalu bunga dibuang ke depan (sentilkan bunga)
10

Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha


Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Sa Ba Ta A I
Om Na Ma Si Va Ya
Ang Ung Mang Namah
Bunga di buang ke depan (sentilkan bunga)
Deva Pratistha
Deva pratistha merupakan mantra pemujaan yang ditujukan kepada para deva supaya
berkenan hadir dan berstana di tempat yang akan kita puja, adapun mantra yang di ucapkan
adalah :
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Pranamya Sang Linggam,
Deva Linggam Mahesvara
Sarva Devati Devanam
Tasmei Lingga ya namah svaha
Bunga di buang ke depan (sentilkan bunga)
Mantram Genta:
Menyucikan Genta :

Genta dipegang dengan tangan kiri, tangan kanan memegang sekar dipakai
memercikan toya anyar pada Genta sebanyak 3 x mantra : Om Ung Visnu ya
namah svaha.

Selanjutnya Genta diukupi asep dengan tangan kanan sambil memutar kekanan
(Pradaksina) sebanyak 3 x mantra : Om Ang Dupa Astra ya namah. Kemudian
Sekar disuntingkan pada ujung tangkai Genta.

Ngastawa Genta
Genta dipegang dengan tangan kiri didepan dada, sedangkan tangan kanan memegang pentil
(sikap Deva pratista) dengan mantra :
Om karah Sadasivastah, jagatnatha hitangkarah,
Abhivada-vadaniyah, ghanta sabdah prakasyate.
Om Ghanta-sabdah maha sresthah Om karah parikirtitah.
Candrardha bindu nadantam, sphulingga Sivatattvan-ca.
Om Ghantayur pujyate devah a-bhavya-bhavya karmesu
Varadah labda-sandheyah, varam-siddhir nirsangsayam.

PALET II
Ngaksama, memohon tirtha pabersihan, palukatan, dan tirtha prayascitta
Ksama Puja:
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha:
Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
11

Om Ksamasva mam Mahadeva


Sarva Prani Hitankara
Mamoca Sarva Papebhyah
Phalayasva Sadasiva
Om Papo`ham Papa Karmaham
Papatma Papa Sambhavah
Trahimampundharikaksah
Kenancit Mama Raksantu
Om Ksantavyah Kayiko Dosah
Ksantavyo Vaciko Mama
Ksantavyo Manaso Dosah
Tat Pramadat Ksamasva mam
Om Hinaksaram Hina Padam
Hina Mantram Tataivaca
Hina Bhakti Hina Vrddhim
Sadasiva Namostute
Om Mantra Hina Kriya Hinam
Bhakti Hinam Mahesvara
Yat Pujitam Mahadeva
Paripurnam Tad Astu me
Bunga di buang ke depan (sentilkan bunga)
Memohon tirtha pabersihan, palukatan,
Apsu Deva
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Apsudeva Pavitrani
Gangga Devi Namostute
Sarva Klesa Vinasanam
Toyane Parisuddhaya Te
Sarva Papa Vinasini
Sarva Roga Vimocane
Sarva Klesa Vinasanam
Sarva Bhogam Avapnuyat
Masukkan bunga ke tempat tirtha

Pancaksaram
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Pancaksaram Maha Tirthan Pavitram Papanasanam
Papa Koti Sahasranam
Agadham Bhavet Sagaram
Om Pancaksaram Param Brahma,
Pavitram Papanasanam
12

Parantam Parama Jnanam


Siva Lokam Pratam Subham
Om Namo Siva Iti Yo Yam
Para Brahma Atmane Devanam
Para Sakti Panca Deva
Panca Rsi Bhavet Agni
Om A Karasca U Karasca,
Ma Kara Vindu Nadakam
Pancaksaram Maya Protam
Om Kara Agni Mantranke ya namah svaha
Masukkan bunga ke tempat tirtha
Gangga Stava
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Gangga Sarasvati Sindhu
Su-Yamuna Godhavari Narmada Kaveri Sarayu Mahendra Tanaya
Carmanvati Venuka
Om Badhra Netra Vati Mahasuranadi
Kyatancaya Gandhaki Punyah Purna Jale Samudrah Sa Hetangkur Watu Te
Manggalam ya namah svaha
Masukkan bunga ke tempat tirtha
Pasupati Puja
Doa ini digunakan untuk memberikan energi pada air supaya memiliki kekuatan yang sangat
ampuh untuk menghidupkan air sehingga memiliki kekuatan illahi.
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga : Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Sang Hyang Pasupati Ang Ung Mang ya namah svaha
Om Brahma Astra Pasupati ya namah svaha
Om Wisnu Astra Pasupati ya namah svaha
Om Rudra Astra Pasupati ya namah svaha
Om Isvara Astra Pasupati ya namah svaha
Om Ya namah svaha
Om Sang Hyang aji Sarasvati
Tumurun Maring Surya Chandra
Angawe Pasupati Mahasakti
Angawe Pangurip Maha Sakti
Angurip Sahananing Raja Karya
Teka Urip Teka Urip Teka Urip
Om Sang Hyang Akasa Pertivi Pasupati Angurip tirtha.
Om Eka Vastu Vignam Svaha
Masukkan bunga ke tempat tirtha
Mantra Prayascita
Mantra Pangeresikan
13

Pangeresikan dipegang dengan kedua tangan didepan hulu hati


Om asta sastra empu sarining visesa
Tepung tawar amunahaken angilangaken sahananing sebel kandel
Cuntakaning pebhaktyaning hulun
Om sanut sang kala pegat
Pegat rampung sahananing visesa
Om shri Devi bhatrimsa yogini ya namah
Om gagana murcha ya namah svaha.
Isi pengeresikan ditaburkan ke depan (arah Banten)
Air
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga : Om Puspa Danta Ya namah svaha (dalam hati)
Om Gangga Devi Maha Linggam
Siva Dvara Maha Pujam
Sarva Amerta Manggala Ya
Tirta Nadi Maha Toyam
Om Shri Gangga Devayai namah svaha
Masukkan bunga ke tempat tirtha
Bungkak Gading
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga : Om Puspa Danta Ya namah svaha (dalam hati)
Om I Ba Sa Ta A
Sarva Mala Prayascitta ya namah
Om Sa Ba Ta A I
Sarva Papa Pataka Lara Roga Vighna Prayascitta ya namah
Om A Ta Sa Ba I
Sarva Dasa Mala Geleh Pateleteh Prayascitta ya namah svaha
Masukkan bunga ke tempat tirtha
Natab
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga : Om Puspa Danta Ya namah svaha (dalam hati)
Om Prayascita Kara Yogi Visyan Tayet
Catur Vaktranca Puspadhyam
Om Greng Prayascitta Subhagyam Astu
Masukkan bunga ke tempat tirtha

PALET III Menstanakan Hyang Widhi


Astra mantra
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Hung Hrah Phat Astra ya namah
14

Om Atma Tattvatma Sudamam Svaha


Om Ksama Sampurna Ya Namah Svaha
Om Shri Pasupataye Hung Phat
Om Shriam bhavantu
Sukham Bhavantu
Purnam Bhavantu ya namah svaha
Bunga di buang ke depan (sentilkan bunga)
Memepersembahkan dupa
Dupa di pegang di depan hulu hati dengan sikap tangan deva pratistha
Om Ang Brahma Sandhya namah
Om Ung Visnu Sandhya namah
Om Mang Isvara Tri Purusa Ya namah svaha
Dupa ditaruh ditempatnya semula
Surya Stava
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha
Om Adhityasya Paramjyotih
Rakta Teja Namostute
Siva Agni Teja Mayanca
Siva Deva Visiantakam
Om Padma Lingganca Pratistha
Asta Deva Parikirtitham
Sivagraha Samyuktam
Ghanaksaram Sadasiva
Om Hrang Hring Sah Paramasiva
Surya Chandra ya namah svaha
Bunga di buang ke depan (sentilkan bunga)
Akasa Stava
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha
Om Akasa Nirmalam Sunyam
Guru Deva Bhyomantaram
Siva Nirbhanam Viryanam
Reka Omkara Vijaya
Om Ah Akasa Bhyo namah svaha
Bunga di buang ke depan (sentilkan bunga)
Perthivi Stava
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha
Om Perthivi Sariram Devi
Catur Deva Mahadevi
Catur Asrami Bhatari
Siva Bhumi Maha Siddhi
15

Om Shri Bhava Devayai namah svaha


Samodhaya Stava
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha
Om Samodhaya Sivaya
Nara Astava Sanggaya
Sajnana Mona Sanggaya
Namastu Bhayu Akasa
Om Perthivi ya namah
Basuki ya namah
Chandra Adhitya Na Srahaya
Ghana Kumarayai svaha
Om Sarasvati Shri svaha
Yama Ludra ya Sanggaya
Kuvera, Baruna ya namah
Brahma Wisnu Mahadeva ya namah svaha
Bunga di buang ke depan (sentilkan bunga)
Lingga Stava
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha
Om Linggantu Sarva Devatam
Om Linggantu Sarva Devanca
Om Linggantu Sarva Devanam
Om Shri Guru Bhyo namah svaha
Bunga dibuang ke depan (sentilkan bunga)

PALET IV Mempersembahkan Upakara


Astra mantra
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Hung Hrah Phat Astra ya namah
Om Atma Tattvatma Suddha mam svaha
16

Om Ksama Sampurna ya namah svaha


Om Shri Pasupataye Hung Phat
Om Shriam bhavantu
Sukham Bhavantu
Purnam Bhavantu ya namah svaha
Bunga di buang ke depan (sentilkan bunga)
Memepersembahkan dupa
Dupa dipegang dengan kedua tangan di depan hulu hati
Om Ang Brahma Sandhya Namah, Om Ung Visnu Sandhya Namah
Om Mang Isvara Tri Purusa Ya namah svaha
Mantra Pejati ( Daksina, Ajuman, Katipat Kelanan)
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Siva sutram yajna pavitram paramam pavitram Prajapatir yogayusyam
Balam astu teja paranam
Guhyanam triganam trigunatmakam
Om namaste bhagavan Agni
Namaste bhagavan Harih
Namaste bhagavan Isa
Sarva bhaksa utasanam
Tri varna bhagavan Agni Brahma Visnu Mahesvara
Saktikam pastikanca raksananca saiva bhicarukam.
Om Paramasiva Tanggohyam Siva Tattva Parayanah
Sivasya Pranata Nityam Candhisaya Namostute
Om Naividyam Brahma Visnuca
Bhoktam Deva Mahesvaram
Sarva Vyadi Na Labhate
Sarva Karyanta Siddhantam.
Om Jayarte Jaya mapnuyap
Ya Sakti Yasa Apnoti
Siddhi Sakalam Apnuyap
Paramasiva Labhate ya namah svaha
Bunga di buang ke depan (arah Banten) lalu diperciki tirtha

Mantra Canang Sari


Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om tamolah panca pacara guru paduka bhyo namah swaha
Om shri Deva Devi Sukla ya namah svaha
Bunga di buang ke depan (sentilkan bunga ke arah Banten)
17

Mantra ngayabang upakara


Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Deva Bhatyam Maha Sukham
Bojanam Parama Saamerthan
Deva Baksya Mahatustam
Boktra Laksana Karanam
Om Bhuktyantu Sarva Ta Deva
Bhuktyantu Triloka Natha
Sagenah Sapari Varah Savarga Sada Sidha Sah
Om Deva Boktra Laksana ya namah
Deva Tripti Laksana ya namah
Treptya Paramesvara ya namah svaha
Bunga di buang ke depan (sentilkan bunga ke arah Banten)
Mantra Panyeneng/Tehenan/Pabuat
Penyeneng dipengan dengan kedua tangan didepan hulu hati
Om Kaki panyeneng Nini Panyeneng
Kajenengan denira Sanghyang Brahma Visnu Iswara Mahadeva
Surya Chandra Lintang Teranggana
Om shri ya namah svaha.
Isi penyeneng ditaburkan ke depan (arah Banten)
Mantra Peras
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Panca wara bhawet Brahma
Visnu sapta wara waca
Sad wara Isvara Devasca
Asta wara Siva jnana
Omkara muktyate sarva peras prasidha siddhi rahayu ya namah svaha.
Bunga di buang ke depan (arah Banten) lalu diperciki tirtha

Pemercikan Tirtha ke semua upakara (ngubeng)


Om Pertama Sudha,
Dvitya Sudha
Tritya Sudha
Caturti Sudha
Pancami Sudha
Sudha Sudha Variastu Ya namah svaha.
18

Om Puspam Samarpayami
Om Dupam Samarpayami
Om Toyam Samarpayami
Sarva Baktyam Samarpayami
Mantra Segehan
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta Ya namah svaha (dalam hati)
Om Atma Tattvatma suddha mam svaha
Om svasti-svasti sarva bhuta suka pradhana ya namah svaha
Om shantih shantih shantih Om.
Bunga di buang ke depan (arah segehan) lalu diperciki tirtha
Mantra Metabuh Arak Berem
Sambil mengucapkan mantra sambil menuangkan petabuhan
Om ebek segara, ebek danu
Ebek banyu premananing hulun ya namah swaha.
Doa Ini dipakai bila sarananya hanya bunga, air dan dupa saja
Om Puspam Samarpayami
Om Dupam Samarpayami
Om Toyam Samarpayami
Sarva Baktyam Samarpayami

PALET V PENUTUP
Astra mantra
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Hung Hrah Phat Astra ya namah
19

Om Atma Tattvatma Suddha mam svaha


Om Ksama Sampurna ya namah svaha
Om Shri Pasupataye Hung Phat
Om Shriyam bhavantu
Sukham Bhavantu
Purnam Bhavantu Ya namah svaha
Bunga di buang ke depan (sentilkan bunga)
Ngaksara Jagatnatha
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Ksamasvamam Jagatnatha
Sarva Papa Nirantaram
Sarva Karya Siddhan Dehi
Pranamya Karya Suryasvaram
Tvam Surya Tvam Sivakarah
Tvan Ludra Bahni Laksanam
Tvamna Mani Sarva Gatakarah
Mama Karya Prajayate
Om Ksamasvamam Mahasakti
Asta Aisvarya Gunaatmakam
Nasayet Satatam Papam
Sarva Loka Darsanam
Om Anugraha Mano Haram
Deva Datha Nugrahaka
Arcanam Sarva Pujanam, Namo Sarva Nugrahaka
Deva Devi Mahasiddhi
Yajnanga Nirmalatmakam
Laksmi Sidisca Dirgahayur Nirvighnam Sukha Verddhisca
Bunga di buang ke depan (sentilkan bunga)

PALET VI Sembahyang
Asana:
Om prasada sthiti sarira Siva suci nirmala ya namah svaha
Ya Tuhan, anugrahkanlah kepada hamba ketenangan dan kesucian dalam batin hamba.
20

Pranayama dengan sikap tangan Amustikarana:

Menarik napas; Om Ang namah Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai


pencipta dan sumber dari segala kekuatan, anugrahi hamba kekuatan batin

Menahan napas: Om Ung namah Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai


pemelihara dan sumber kehidupan anugrahi hamba ketenangan batin

Mengeluarkan napas: Om Mang namah Ya Tuhan, hamba puja Engkau


sebagai pelebur segala yang tidak berguna dalam kehidupan, anugrahi hamba
kesempurnaan batin.

Karasoddhana

Tangan kanan: Om Soddha mam svaha Ya Tuhan, sucikanlah seluruh badan


jasmani hamba

Tangan kiri: Om Ati soddha mam svaha Ya Tuhan, sucikanlah seluruh badan
rohani hamba

Kramaning Sembah
Muspa Muyung:
Om Atma tattvatma suddha mam svaha
Ya Tuhan, Engkau adalah merupakan sumber Atman dari semua ciptaanMu, sucikanlah
hambaMu.
Muspa dengan bunga ke hadapan Siva Adhitya sebagai saksi pemujaan:
Om Adityasya param jyotih
Rakta teja namostute
Sveta pangkaja madhyasta
Bhaskaraya namostute
Om Hrang Hring Sah paramasiva adhitya ya namah svaha
Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai sumber cahaya yang merah cemerlang, penuh
kesucian yang bersemayam di tengah-tengah teratai berwarna putih, sembah sujud hamba
kepada sumber segala cahaya, Ya Tuhan, Engkau adalah ayah semesta alam, ibu semesta
alam, Engkau adalah Paramasiva devanya matahari,anugrahkanlah kesejahtraan lahir-bathin.

Muspa dengan kwangen/bunga ke hadapan Hyang Widhi dengan Ista devataNya:


Om namo devaya adhistanaya
21

Sarva vyapi vai sivaya


Padmasana eka prathistaya
Ardhanaresvarya namah svaha
Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai sumber sinar yang bersinggasana di tempat paling
utama, hamba puja sebagai Siva penguasa semua mahluk, kepada devata yang bersemayam
pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja.
Muspa dengan kwangen/bunga
waranugraha:
Om anugraha manoharam
Deva datta nugrahaka
Arcanam sarva pujanam
Namh sarva nugrahaka

kehadapan

Hyang

Widhi

untuk

memohon

Deva devi mahasiddhi yajnangga nirmalatmakam


Laksmi siddhisca dirgahayuh
Nirvighna sukha verddhisca
Ya Tuhan, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian devata, pujaan
segala pujaan, hamba memujaMu sebagai pemberi segala anugrah, kemahasiddian pada deva
dan devi berwujud yajna suci. Kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari
rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani.
Muspa Muyung, sebagai penutup persembahyangan:
Om deva suksma paramacintya ya namah svaha
Om santih santih santih Om
Ya Tuhan, hamba memuja Engkau devata yang tak terpikirkan, maha tinggi dan maha gaib.
Ya Tuhan, anugrahkanlah kepada hamba kedamaian, damai, di hati, damai di dunia, dan
semoga semuanya damai atas anugrahMu

22

PALET VII Mohon Tirta Vasuh Pada


Astra mantra
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Hung Hrah Phat Astra ya namah
Om Atma Tattvatma Suddha mam svaha
Om Ksama Sampurna ya namah svaha
Om Shri Pasupataye Hung Phat
Om Shriyam bhavantu
Sukham Bhavantu
Purnam Bhavantu ya namah svaha
Bunga dibuang ke depan (sentilkan bunga ke arah Tirtha)
Pranamya kepada Adhitya
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Pranamya bhaskara devam
Sarva klesa vinasanam
Pranamya adhitya Sivartam
Bhukti mukti varapradam
Om Hrang Hring Sah Paramasiva Gangga tirtha amertha ya namah svaha
Bunga dibuang ke depan (sentilkan bunga ke arah Tirtha)
Pancaka Tirtha
Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Bunga: Om Puspa Danta ya namah svaha (dalam hati)
Om Gangga Sarasvati Sunyam
Jaya Tirtha Mahottamam
Jaya Shri Jaya Murtinam
Sarva Klesa Vinasanam.
Om Bhur Bhuvah Svah Maha Gangga Tirtha Pavitrani ya namah svaha
Bunga dibuang ke depan (sentilkan bunga ke arah Tirtha)
Pemercikan Tirtha
Doa ketika metirtha:
Om Ang Brahma amrta ya namah
Om Ung Visnu amrta ya namah
Om Mang Isvara amrta ya namah
Ya Tuhan, dalam wujud Brahma
Ya Tuhan , dalam wujud Visnu
Ya Tuhan, dalam wujud Isvara
Anugrahkan air suci kepada hamba
Doa minum tirtha:
Om Om sarira ya namah
Om Om sadasiva ya namah
Om Om paramasiva ya namah
23

Ya Tuhan sebagai Siva, Sadasiva, Paramasiva, anugrahilah badan dan rohani ini air suci
Doa ketika meraup tirtha:
Om Om sarira purna ya namah
Ang Ung Mang gangga amrta ya namah
Sarira suddha parama teja ya namah
Om Ang sama sampurna ya namah
Ya Tuhan, sempurnakanlah badan ini, Ya Tuhan sebagai perwujudan gangga amrta,
anugrahilah diri kami kesucian, sinar yang maha suci, yang maha sempurna
Memasang Bija

Diletakkan di selaning lelata: Om shriyam bhavantu Ya Tuahan, semoga


kebahagiaan meliputi kami

Diletakkan di pangkal tenorokan: Om sukham bhavantu Ya Tuhan, semoga


kesenangan selalu datang pada hamba

Ditelan tanpa dikunyah: Om purnam bhavantu, Om ksama sampurna ya namah


svaha Ya Tuhan, semoga segala kesempurnaan menjadi bertambah sempurna
pada diri hamba

Memasang bunga

Diletakkan di ubun-ubun: Om Siva Raditya ya namah svaha - Ya Tuhan, sebagai


saksi semuanya, semoga hamba selalu dapat mengingatMu.

Diletakkan di kedua telinga: Om deva shri devi ya namah svaha Ya Tuhan,


semoga kewibawaan meliputi hamba.

PALET VIII Purna Puja


Tangan didepan hulu hati dengan sikap deva pratistha
Om Purnam Adah Purnam Idam
Purnat Purnam Udhacyate
Purnasya Purnama Dhaya
Purnam Iva Vasisyate
Om Sarve Bhavantu Sukinah
Sarve Santu Niramayah
Sarve Bhadrani pasyantu
Ma kascit Duhkha bhag Bhavet.
Om Santih, Santih, Santih Om

24

Anda mungkin juga menyukai