Fix Karbohidrat Dan Diabetes Melitus

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Karbohidrat dan Diabetes Melitus

Oleh :
Kelompok 1
Kelas C
Charlie Binta Nurillah Banna
Maya Theresa Siagian
Fionita Angelia
Chandra Mudya Hendra Rini
Riyan Pratama Putra

110115391
110115398
110115411
110115412
110115426

Laboratorium Biokimia
Dapertemen Farmasi Klinis dan Komunitas
Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
2016

DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................
BAB I Tujuan Percobaan...................................................................
BAB II Hasil Praktikum
2.1 Tujuan..........................................................................................
2.2 Sarana...........................................................................................
2.3 Prosedur.......................................................................................
BAB III PEMBAHASAN
4.1 Hasil Diskusi Percobaan..............................................................
BAB IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan..................................................................................
Lampiran.
Daftar Pustaka....................................................................................

BAB I
TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi karbohidrat secara kualitatif
2. Mempelajari proses glikolisis
3. Menentukan kadar glukosa darah
4. Menginterpretasi hasil pemeriksaan kadar gula darah bernilai diagnostik
untuk diabetes melitus
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Uji Benedict
Tujuan: Menetukan gula pereduksi
1.2.2 Uji Barfoed
Tujuan: Mendeteksi monosakarida
1.2.3 Uji Seliwanoff
Tujuan: Identifikasi karbohidrat yang mengandung gugus ketosa
1.2.4 Uji Iod
Tujuan: Mengetahui adanya polisakarida amilum
1.2.5 Uji Glikolisis Dalam Sel Ragi
Tujuan:
- Mengamati proses glikolisis di dalam sel ragi dengan mengukur kadar
1.2.6

glukosa yang tersisa dan tinggi kolom CO2 yang dihasilkan


Mengamati pengaruh inhibitor seperti fluoride atau arsenat terhadap

proses glikolisis
Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Tujuan: Menetukan kadar gula darah sewaktu

BAB II
HASIL PRAKTIKUM
Hasil Pengamatan Analisis Kulaitatif Karbohidrat
(Uji Benedict, Barfoed, Seliwanoff, dan Iod)
Sample Uji
Glukosa 1%
Sukrosa 1%
Fruktosa 1%
Laktosa 1%
Amilum 1%

Sukrosa 1%
Laktosa 1%
Maltosa 1%
Glukosa 1%

Hasil Pengamatan
Reaksi Uji Benedict
Bening endapan
merah bata
Bening Biru tidak ada
endapan
Kuning kecoklatan
endapan merah bata
Kuning muda endapan
merah bata

Gula preduksi (+)


Bukan gula preduksi (-)
Bukan gula preduksi
Gula preduksi (+)

Putih keruh Biru

Bukan gula preduksi (-)

Reaksi Uji Barfoed


Bening Biru Muda

Tidak ada monosakarida

Jernih
Bening Biru, endapan

(-)
Tidak ada monosakarida

putih
Bening Biru, endapan

(-)
Tidak ada monosakarida

biru
Bening Biru Gelap,
endapan merah bata
Reaksi Uji Seliwanof

Glukosa

Bening Putih

Fruktosa

Kuning bening Merah

Laktosa

Bening putih

Sukrosa

Bening merah
Reaksi Uji Iod
Putih Biru tua
Putih Kuning
Coklat Putih Coklat

Amilum
Dextrin
Gum Arab

Kesimpulan

(-)
Ada monosakarida (+)
Tidak ada gugus ketosa
(-)
Ada gugus ketosa (+)
Tidak Ada gugus ketosa
(-)
ada gugus ketosa (+)
Ada amilum (+)
Tidak ada amilum (-)
Tidak ada amilum (-)

Perlakuan Pada Masing Masing Tabung Peragian


Tabung
Suspensi ragi
Suspensi ragi yang

1
14 mL

2
-

3
13,5 Ml

14 mL

telah dididihkan
Larutan fluorida
Larutan glukosa 2

0,5 mL
2 mL

2 mL

2 mL

Hasil Uji Peragian


Tabung

1
Kontrol +

2
Kontrol -

3
Uji

5,5

5,2

4,6

1,0 2,0 %
Jingga

1,0 2,0 %
Jingga

Tinggi kolom CO2


yang terbentuk
(cm)
Kadar glukosa

0,5-1,0%
Kuning/kuning
kehijauan

Hasil Pemeriksaan Kadar Gula Darah


Kadar Gula
No

Nama/ NRP

Kelompok

1
2
3
4
5

Sufillah
Ricko
Selly
Angel
Arif

C-2
C-3
C-4
C-5
C-6

Darah
(mmol/ L)
95 mg/dL
123 mg/dL
112 mg/dL
107 mg/dL
111 mg/dL

BAB III
PEMBAHASAN
Karbohidrat, salah satu biolekul yang melimpah di temukan di alam,
merupakan senyawa karbon polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang
menghasilkan snyawa senyawa ini bila di hidrolisa. Terdapat tiga golongan
utama karbohidrat yaitu monosakarida , oligosakarida dan polisakarida (sakarida
berarti gula).
Monosakarida atau gula sederhana terdiri hanya satu unit polihidroksi
aldehid atau keton. Monosakarida dapat mereduksi senyawa senyawa
pengoksidasi seperti ferisianida, hydrogen peroksida atau ion kupri ( Cu2+).
Contoh monosakarida adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa.
Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit monosakarida, diantaranya
yang paling banyak adalah disakarida. Selain itu juga terdapat trisakarida dan
tetrasakarida. Namun yang banyak terdapat di alam adalah disakarida, contoh dari
disakarida adalah laktosa, maltose dan sukrosa.
Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau
ribuan unit monosakarida. Polisakarida paling banyak di jumpai pada dunia
tanaman adalah pati dan selulosa, sedangkan di dunia hewan, terdapat glikogen.

Peran karbohidrat dakehidupan sangat vital. Karbohidrat sebagai makan


pokok yang paling penting untuk sumber energy seperti pati dan glikogen. Ada
beberapa uji yang di gunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat. Berikut adalah
uji yang kami lakukan dalam praktikum ini.
1. Uji Benedict.
Uji benedict di gunakan untuk menentukan gula pereduksi.
Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium
karbonat dan natrium sulfat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+ dari
kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu 2O.
Adanya natrium karbonat dan natrium sulfat membuat pereaksi benedict
bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna kuning,
hijau, atau merah bata. Larutan benedict kemudian di tambahkan kedalam
senyawa glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa dan amilum kemudian amati
endapan yang terbentuk. Adanya endapan yang muncul di karenakan
sakarida dengan bentuk gugus aldehid (aldosa) dapat berperan sebagai
reduktor yang mereduksi pada O yang merupakan endapan merah bata
pada akhir reaksi.
Hasil yang di dapat dari praktikum ini menunjukan bahwa glukosa,
fruktosa dan laktosa adalah gula pereduksi sedangakan amilum dan
sukrosa bukan gula pereduksi. Fruktosa bukanlah gula pereduksi, tetapi
memiliki gugus -hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah mejadi
glukosa dan manosa dalam suasanan basa. Sukrosa juga bukan gula
pereduksi, hal tersebut di karenakan pada sukrosa walaupun tersusun atas
glukosa dan fruktosa , namun atom karbon keduanya saling terikat,
sehingga pada setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida
atau keton yang bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini
menyebabkan sukrosa tidak dapat mereduksi pereaksi benedict. Amilum
juga bukan gula pereduksi.
2. Uji Barfoed
Uji Barfoed bertujuan untuk mendeteksi monosakarida. Prinsip
percobaan barfoed adalah berdasarkan karbonil bebas dari karbohidrat
dengan larutan barfoed ( Cu2+ ) dalam suasana asam yang direaksikan

dengan Cu2O membentuk suatu endapan merah. Pereaksi ini terdiri atas
larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air yang digunakan untuk
membedakan antara monosakarida dengan disakarida.
Monosakarida bereaksi dengan Cu2+ akan menghasilkan reaksi
yang cepat, gula pereduksi akan mereduksi Cu 2+ sehinga menghasilkan
endapan merah bata kuprooksida. Adanya pemanasan dalam uji ini di
gunakan untuk mempercepat reaksi agar mudah terlihat perubahan warna
dan fungsi fosfomolibdat adalah sebagai reagen pengomplek yang akan
memperjelas intensitas warna. Dalam suasana asam gula pereduksi dari
disakarida memberikan reaksi yang sangat lambat dengan larutan barfoed
sehingga tidak terjadi endapan merah bata. Hasil dari praktikum kami
senyawa yang mengalami perubahan warna adalah glukosa. Jadi glukosa
adalah golongan monosakarida. Sukrosa, laktosa dan maltosa adalah
golongan gula disakarida.
3. Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff bertujuan untuk identifikasi karbohidrat yang
mengandung gugus ketosa. Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol
dan asam klorida pekat ( HCl ). Pada uji ini gula ketosa akan mengalami
proses dehidrasi untuk memberikan derivat furfuralnya yang kemudian
akan mengalami kondensasi dengan resorcinol dan membentuk senyawa
kompleks yang berwarna merah. Pada pengujian dilakukan pemanasan
pada larutan, pemanasan akan membantu proses hidrolisis disakarida yang
akan menghasilkan monosakarida ketosa dan kemudian memberi warna.
Pada uji ini gula aldose tidak dapat bereaksi.
Hasil praktikum menunjukan bahwa senyawa yang menghasilkan
warna merah adalah fruktosa. Pada glukosa dan laktosa tidak terjadi
perubahan

warna.

Fruktosa,

glukosa

dan

galaktosa

merupakan

monosakarida yang sama sama memiliki 6 atom C. Namun perbedaan


ketiga terletak pada penyusunan atom C. Jika laktosa dihidrolisis akan
menghasilkan galaktosa dan glukosa yang keduanya mengandung gugus
aldosa, maka tidak terjadi perubahan warna.
4. Uji Iod

Uji iod bertujuan untuk mengetahui adanya polisakarida amilum.


Polisakarida amilum atau pati adalah karbohidrat komplek yang
mengandung amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida
berantai lurus yang terdiri atas

molekul molekul glukosa. Amilosa

merupakan bagian dari polisakarida yang larut dalam air. Amilosa bila di
reaksikan dengan iodium akan menghasilkan warna biru. Amilopektin
merupakan polisakarida bercabang bagian dari pati yang terdiri atas
molekul molekul glukosa yang terikat satu

sama lain. Amilopektin

merupakan bagian dari pati yang tidak dalam air. Amilopektin bila di
reaksikan dengan iodium akan menghasilkan warna lembayu merah. Pada
praktikum ini hasil yang menunjukan adanya polisakarida amilum adalah
amilum. Dextrin dan gum arab tidak mengandung polisakarida amilum.
Perubahan warna yang terjadi pada dextrin adalah kuning. Dextrin tidak
memberikan hasil positif pada uji ini di karenakan dextrin adalah hasil
hidrolisis dari amilum oleh enzim atau asam menjadi rantai glukosa yang
lebih kecil ( 6 10 molekul)sebelum di ubah menjadi maltosa. Pada gum
arab memberikan hasil negative di karenakan gum arab adalah termasuk
jenis karbohidrat monsakarida atau biasanya di sebut arabinosa. Glukosa di
uji dengan pereaksi iod memberikanhasil negative.
5. Uji glikolisis dalam sel ragi
Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokmia dimana glukosa
dioksidasi menjadi molekul asam piruvat. Pada dasarnya metabolism
glukosa dapat di bagi mejadi dua bagian yaitu yang tidak menggunakan
oksigen atau anaerob dan yang menggunakan oksigen atau aerob. Reaksi
anaeob terdiri dari serangkaian reksi yang mengubah glukosa menjadi
asam laktat. Tiap reaksi dalam proses glikolisis ini menggunakan enzim
tertentu

misalnya

fosfofruktokinase,

enzim
enolase,

heksokinase
laktat

fosfooheksoisomerase,

dihidrogenase,

piruvat

kinase,

fosfogliseril kinase dan lain- lain. Enzim yang mengkatalisis rekasi dalam
tahapa glikolisis dijumpai di sitoplasma sel.
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari atau mengamati proses
glikolisis dalam ragi dengan mengukur tinggi kolom CO yang terbentuk

serta mempelajari atau mengamati pengaruh inhibitor seperti flourida dan


arsenat terhadap glikolisis.
Pada saat pengukuran tinggi CO2 diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabung 1 menunjukkan hasil tinggi CO2 yang dihasilkan lebih tinggi dari 2
tabung lainnya, karena proses ragi berhasil melakukan glikolisis secara
anaerob dengan mengubah glukosa menjadi etanol dan CO2. Pada tabung 2
tinggi CO2 cukup rendah karena proses pemanasan yang menyebabkan selsel didalam ragi menjadi mati sehingga proses glikolisis tidak terjadi. Pada
tabung 3 tinggi dari CO2 sangat pendek karena penambahan fluorida,
fluorida merupakan salah satu senyawa inhibitor (penghambat) proses
glikolisis, yakni dengan menghambat pemecahan glukosa menjadi etanol
dan CO2.
Pada saat dites kadar glukosa larutan setelah peragian dengan
menggunakan metode benedict semikuantitatif diperoleh hasil sebagai
berikut. Tabung 1 menunjukkan warna kuning/ kuning kehijauan atau
kadar glukosanya 0.5-1.0%, turunnya kadar glukosa karena ragi
melakukan glikolisis dengan baik sehingga glukosa yang ada di dalam
larutan tersebut berhasil diubah menjadi etanol dan CO2. Pada tabung 2
menunjukkan warna jingga atau kadar glukosa 1.0-2.0%, kadar glukosa
berkurang atau hampir tidak berkurang dikarenakan banyak sel sel di
dalam ragi yang telah rusak dan mati, sehingga proses glikolisis tidak
berjalan dengan baik. Pada tabung 3 menunjukkan warna jingga atau kadar
glukosa 1.0-2.0%, kadar glukosa berkurang atau hampir tidak berkurang
dikarenakan fluorida merupakan senyawa inhibitor dalam proses glikolisis,
sehingga ragi tidak dapat melakukan glikolisis dengan semestinya akibat
adanya fluorida tersebut.
6. Uji kadar gula darah sewaktu
Gula darah adalah bahan bakar tubuh yang dibutuhkan untuk kerja
otak, sistem saraf, dan jaringan tubuh yang lain. Gula darah yang terdapat
di dalam tubuh dihasilkan oleh makanan yang mengandung karbohidrat,
protein, dan lemak. Namun istilah gula darah lebih mengacu kepada
glukosa darah. Gula darah tidak hanya glukosa saja, ada beberapa gula

lain yang terkandung dalam karbohidrat yang kita makan, contohnya


fruktosa, galaktosa, sukrosa, laktosa.
Ada beberapa jenis pemeriksaan kadar gula darah yang sering di lakukan
saat ini, antara lain:
1. Pemeriksaan gula darah sewaktu. Pemeriksaan ini dapat dilakukan
kapan saja tanpa perlu memperhatikan waktu makan seseorang
tersebut serta tanpa melakukan puasa terlebih dulu atau 2 jam setelah
makan. Pada pemeriksaan ini pasen dapat melakukan sendiri dan dapat
di lakukan di rumah.
2. Pemeriksaan gula darah puasa. Pemeriksaan ini di lakukan setelah
melalukan puasa kurang lebih 10 12 jam.
3. Pemeriksaan gula darah 2 jam atau post prandial. Pemeriksaan ini di
lakukan 2 jam setelah makan.
Pada praktikum mengukur kadar gula darah, kami menggunakan
pemeriksaan kadar gula darah sewaktu. Berikut hasil pemeriksaan dari
beberapa manusia coba.

No

Nama

Kelompok

Kadar gula
darah ( mmol/
L)

Arif

C6

111 mg/ L

Selly

C4

112 mg / L

Angel

C5

107 mg/ L

Sufillah

C2

95 mg / L

Ricko

C3

123 mg/ L

Tabel nilai normal kadar gula darah


Jenis gula darah

Nilai normal

Gula darah acak (GDS)

70 125 mg/dL

Gula darah puasa ( GDP)

75 115 mg/dL

Gula darah 2 jam (ost prandial) 100 150 mg/dL

Dari data di atas kita dapat menentukan bahwa semua manusia


coba memiliki kadar gula darah yang normal.
Pada pemeriksaan kadar gula darah sewaktu, pemeriksaan di
lakukan kapan saja. Pemeriksaan ini sudah dapat mewakili kadar gula
darah seseorang. Hal ini di karenakan jenis gula yang di ukur dalam
pemeriksaan adalah jenis gula glukosa. Glukosa adalah jenis gula
sederhana ( monosakarida) yaitu jenis karbohidrat yang paling sederhana
yang tidak dapat di hidrolisis menjadi molekul yang lebih kecil.
Glukosa adalah jenis gula yang paling banyak terkandung dalam
darah. Glukosa selalu terkandung dalam darah dalam keadan apapun
termasuk dalam keadaan puasa. Jenis gula inilah yang kita ukur
kandungannya dalam darah.
Kadar gula dalam pemeriksaan kadar gula darah sewaktu memiliki
nilai normal 70 125 mg/dL . Dari data di atas semua manusia coba
tergolong memiliki nilai normal. Kemudian kondisi kesehatan pada
manusia coba juga dalam keadaan normal. Penggunaan pemeriksaan jenis
ini kurang akurat jika di gunakan pada keadaan seseorang normal tidak
mengalami gangguan kesehatan yang berkaitan dengan kadar gula. Hal itu
dikarenakan dilakukan tidak 2 jam setelah makan atau setelah berpuasa 10
12 jam. Seseorang yang melakukan pemeriksaan ini jika mengkonsumsi
makanan yang mengandung karbohidrat sebelum pemeriksaan kurang dari
2 jam di banding pada saat belum mengkonsumsi makan sebelum
pemeriksaan akan berbeda. Hasil tersebut memang dapat tetap di gunakan
sebagai kadar gula, namun kurang akurat di bandingkan pemeriksaan yang
di lakukan setelah makan 2 jam atau setelah berpuasa 10 12 jam.
Pada saat setalah makan akan terjadi peningkatan glukosa.
Peningkatan glukosa darah segera setelah makan menstimulasi sekresi
insulin dan supresi glukagon. Hal itu bersamaan pula dengan pemasukan
glukosa ke dalam hati, stimulasi sintesis glikogen, dan penghambatan
degradasi glikogen. Perubahan ini juga memicu produksi glukokinase

10

(enzim pertama untuk membakar glukosa menjadi energi melalui proses


glikolisis), penyediaan substrat- substrat untuk sintesis glikogen, dan
pengaktifan asetil- CoA karboksilase (enzim untuk sintesis asam lemak di
hati, kemudian asam lemak ditranspor ke jaringan adiposa dalam bentuk
lemak). Sintesis glikogen serupa, juga terjadi di otot.
Beberapa jam kemudian, bila kadar glukosa turun, kejadian
sebaliknya berlangsung. Sekresi insulin ditekan dan sekresi glukagon
ditingkatkan. Penurunan insulin mengurangi penggunaan gula oleh otot,
hati, dan jaringan adiposa. Kejadian ini mempromosikan mobilisasi
glikogen dalam hati melalui mekanisme kaskade yang mengaktifkan
glikogen fosforilase (enzim pertama dalam tahapan degradasi glikogen)
dan menonaktifkan glikogen sintase (enzim untuk sintesis glikogen).
Degradasi lemak di adiposa juga teraktifkan. Mekanisme pengaturan kadar
gula di atas terjadi secara otomatis sehingga kadar gula darah konstan dan
selalu tersedia untuk menjalankan fungsi otak. Semua ini dapat
berlangsung atas kerja prima pankreas yang memproduksi enzim-enzim
pencernaan dan hormon- hormon pengatur kadar gula darah. Hal terebut
trjadi secara otomatis di dalam tubuh. Maka dari itu pemeriksaan di
lakukan lebih baik setelah puasa 10 12 jam atau 2 jam setelah makan.
Pemeriksaan setelah puasa atau 2 jam setelah makan, bertujuan
untuk memantau kadar gula seseorang dengan maksud apakah seseorang
tersebut mengalami gangguan kesehatan terhadap kadar gula atau tidak.
Hal itu di karenakan insulin baru akan bekerja menginduksi glikolis
setalah makan. Pada pemeriksaan setelah puasa akan di lihat apakah kadar
glukosa seseorang normal sesuai nilai normal kadar gula darah puasa atau
tidak, sehingga dapat menentukan apakah pasien menderita diabetes atau
tidak. Pada pemeriksaan 2 jam setelah makan bertujuan untuk melihat
kerjaa hormone insulin dalam menginduksi glikolisis glukosa untuk
homeostatis tubuh, penurunan glukosa dalam darah. Namun pemeriksaan
kadar gula sewaktu juga dapat menjadi parameter untuk mengetahui
apakah seseorang tersebut mengalami ganggun kesehatan atau tidak.
Pemeriksaan di lakukan untuk mengetahui apakah seseorang tersebut

11

mengalami gangguan kesehatan terhadap kadar gula ( bukan pada pasien


DM)
Namun hal tersebut berbeda dengan seseorang yang telah
mengalami gangguan kesehatan misalnya DM. Pada penderita DM
pemeriksaan kadar gula darah di lakukan secara teratur. Hal tersebut di
lakukan untuk memantau program diet yang di lakukan penderita DM.
Pemeriksaan gula darah sewaktu, pemeriksaan gula darah puasa dan gula
darah 2 jam setelah makan, sangat perlu di lakukan oleh penderita DM
karena dari hasil tersebut dapat mengukur konsumsi makan yang di
perlukan penderita DM dan mengukur keberhasilan program diet yang di
lakukan penderita DM.
7. Menginterpretasikan hasil peeriksaan kadar gula darah bernilai diagnostik
untuk diabetes melitus.
Diagnosis DM tidak boleh didasarkan atas ditemukannya glukosa
pada urin saja. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar glukosa
darah dari pembuluh darah vena. Sedangkan untuk melihat dan
mengontrol hasil terapi dapat dilakukan dengan memeriksa kadar glukosa
darah kapiler dengan glukometer.
Seseorang didiagnosis menderita DM jika ia mengalami satu atau
lebih kriteria di bawah ini:

Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu 200


mg/dL

Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma puasa 126


mg/dL

Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
200 mg/dL

Pemeriksaan HbA1C 6.5%


Keterangan:

Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu


hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir pasien.

12

Puasa artinya pasien tidak mendapat kalori tambahan minimal selama 8


jam.

TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan larutan


glukosa khusus untuk diminum. Sebelum meminum larutan tersebut akan
dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah, lalu akan diperiksa kembali 1
jam dan 2 jam setelah meminum larutan tersebut.
Jika kadar glukosa darah seseorang lebih tinggi dari nilai normal
tetapi tidak masuk ke dalam kriteria DM, maka dia termasuk dalam
kategori prediabetes. Yang termasuk ke dalamnya adalah
-

Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), yang ditegakkan bila


hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100
125 mg/dL dan kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum
larutan glukosa TTGO < 140 mg/dL.

Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), yang ditegakkan bila kadar


glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO
antara 140 199 mg/dL.

Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan
diagnosis DM:
Bukan DM
Kadar gula
darah sewaktu
( mg/dL)
Kadar gula
darah (mg/dL)

Plasma vena

< 100

Belum pasti
DM
100- 199

DM

Darah kapiler

< 90

90 199

200

Plasma vena

< 100

100- 125

126

Darah kapiler

< 90

90 99

100

200

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di


Indonesia PERKENI tahun 2011.
Adapun Manifestasi klinis diabetes melitus:
a.

Poliuria (peningkatan pengeluaran urin)

b.

Polidipsia (peningkatan rasa haus)

13

c.

Poliphagia (peningkatan rasa lapar)

d.

Penurunan berat badan

e.

Rasa lelah dan kelemahan otot

BAB V
KESIMPULAN

14

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A.Reece, J.B. Mitchell, LG., 2002. Biologi Jilid 1,

diterjemahkan oleh R. Lestari dkk., Jakarta: Erlangga.


K. Murray, Robert, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit buku

kedokteran EGC.
Sumardjo Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah

Mahasiswa Kodekteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.


Murray, RK., Bender, DA., Botham, KM., Kennelly, PJ., Rodwelll, W.,
Weil, PA., 2012. Harpers Illustarted Biochemistry, 29th Ed. Mc Graw-Hill

15

LAMPIRAN
Tugas Baca
1. Pemeriksaan gula darah saat ini marak digunakan masyarakat Indonesia.
Pengecekan melalui laboratorium ataupun pemeriksaan mandiri. Jenis gula
apa yang dideteksi oleh alat pengukuran gula tersebut ? Dan mengapa jenis
gula tersebut yang dapat mewakili kadar gula darah seseorang ?
Jawab :
Glukosa dapat mewakili kadar darah gula seseorang karena sumber
makanan yang kita konsumsi mengandung glukosa. Glukosa adalah jenis
gula sederhana yang tidak dapat di hidrolisis lagi. Adapun gula lain seperti
fruktosa, galaktosa, hanya terkandung sedikit dari makanan yang kita
konsumsi. Laktosa, maltose, dan sukrosa juga terkandung dalam makanan
yang kita makan namun semua disakarida itu akan dihidrolisis sehingga
menjadi glukosa. Maka dari itu glukosa terkandung banyak di dalam darah
kita dan hormone insulin hanya dapat menginduksi glikolis glukosa untuk
homeostatis tubuh.
2. Tuliskan karakteristik dan nilai normal dari berbagai jenis gula darah
dibawah ini !
Jenis

Karakteristik/ Definisi
Tes yang bisa dilakukan

Nilai Normal

kapan saja dan dimana saja,


Gula darah acak
(GDS)

bisa dilakukan dirumah dan

70 125 mg/dL

tidak perlu melakukan


persiapan
Diharuskan puasa selama
10 - 12 jam sebelum
Gula darah puasa
(GDP)

pengambilan sampel darah.


Dipakai untuk

75 115 mg/dL

mendiagnosis pradiabetes
Gula darah 2 jam
post prandial

dan diabetes.
Tes yang dilakukan setelah
2 jam makan

100 150 mg/dL

16

3. Pemantauan kadar glikemik yang ketat diperlukan untuk meningkatkan


keberhasilan terapi diabetes mellitus. Pasien yang menggunakan terapi
obat antidiabetik oral harus memantau kadar glukosa darah puasa,
sedangkan pasien yang menggunakan insulin harus lebih sering memeriksa
kadar glukosa darah sewaktu. Parameter lainyang sering disarankan adalah
HbA1c.
Jelaskan karakteristik dan tujuan pemeriksaan HbA1c!
Jawab:
Karakteristik HbA1c adalah zat yang terbentuk dari reaksi glukosa dengan
hemoglobin.
Tujuan pemeriksaan HbA1c adalah untuk mengetahui kadar gula darah
yang berada pada sel darah merah dan dapat memberikan informasi
mengenai kadar gula selama 2-3 bulan.
Analisi Kasus
Seseorang wanita gemuk berusia 50 tahun dating kesuatu klinik kesehatan,
dengan keluhan haus yang berlebihan, banyak minum dan sering buang air kecil,
sebelumnya tidak pernah ada keluhan medis dan sudah lama tidak kedokter. Hasil
pengamatan fisik, umumnya normal dan dokter mengatakan wanita tersebut tidak
dalam kondisi sakit akut. Urinalisi menunjukkan glukosa meningkat dan kadar
glukosa serum sewaktu adalah 320 mh/Dl. Menurut saudara :
a. Penyakit apakah yang dialami oleh wanita tersebut ?
b. Sistem organ apakah yang terlibat dalam penyakit tersebut ?
c. Apakah dasar biokimia dari penyakit tersebut ?
Jawab :
a. Diabetes Melitus, karena gejala orang terkena diabetes adalah mudah
merasa lapar, minum banyak, sering kencing malam hari.
b. Dalam sistem endokrin (pancreas), karena tidak bisa memproduksi insulin
dalam jumlah yang cukup atau tubuh yang tak mampu menggunakan
insulin secra efektif, sehingga terjadilah kelebihan gula didalam darah.
c. Kadar gula serum saat itu diatas 200mg/dL adalah termasuk kadar gula
yang tinggi, sedangkan pada wanita tersebut mengidap penyakit diabetes
mellitus. Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit dimana kadar
glukosa tinggi dalam darah karena pancreas tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin dengan tepat.

17

Uji biokimia : Dari data diatas dapat dilihat kadar glukosa serum sewaktu
yang tinggi yakni 320 mh/Dl disertai keluhan seperti haus yang
berlebih,banyak minum dan sering buang air kecil sehingga dapat
dianalisis wanita tersebut terkena Diabetes Militus.

18

Anda mungkin juga menyukai