Mekanisme Pendesakan Fluida Tak Bercampur Dalam Media Berpori

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

3.

2 Mekanisme Pendesakan Fluida Tak Bercampur Dalam Media Berpori


Pada proses pendesakan minyak oleh air akan terdapat suatu zona transisi
diantara keduanya. Zona tersebut mempunyai perubahan saturasi dari minyak dan
air dengan jarak yang dipengaruhi oleh sifat fisik fluida dan batuan, serta tingkat
percampuran (miscible) antara fluida injeksi dan fluida terinjeksi, seperti terlihat
pada gambar 3.12., zona transisi mempunyai perubahan saturasi fluida dengan
variasi 100% minyak sampai dengan 100% air.
Proses pendesakan oleh fluida yang membasahi akan efisien jika
dibandingkan dengan proses pendesakan pada fluida yang tidak membasahi. Hal
ini terjadi karena adanya efek tekanan kapiler, distribusi saturasi dibelakang front,
zona transisi yang sempit dan saturasi fluida yang di injeksikan lebih sempit.
Apabila fluida pendesak memiliki viskositas yang lebih besar daripada fluida di
desak, dan perbedaan porositas yang tidak begitu besar, maka bidang front akan
tampak lebih jelas.

Injection Well

Production Well

Kondisi di Reservoir
Zona
Minyak

Fluida
Injeksi

Zona
Transisi

Gambar 3.11
Proses Terjadinya Zona Transisi Pada Injeksi Air

Dengan menginjeksikan air ke dalam reservoir maka air akan mendesak


minyak dengan menempati pori-pori batuan dan membentuk batas pendesakan
yang disebut front. Pada bidang front ini saturasi fluida terdesak akan meningkat,
kemudian diikuti dengan saturasi fluida pendesak di belakang front yang
berangsur-angsur meningkat, sampai mencapai saturasi maksimal.
Pendesakan satu fluida oleh fluida lain adalah sebagai proses unsteady
state, karena saturasi fluida akan berubah sepanjang waktu. Hal ini menyebabkan
terjadinya perubahan pada permeabilitas relative, tekanan atau kecepatan
perpindahan fasa. Terlihat pada gambar 3.12 berikut.

(a)

(b)
Initial oil
Interstitial Water

(c)

(d)

Residual Oil

Gambar 3.12
Proses Pendesakan Fluida Unsteady State
Kondisi yang terjadi pada proses pendesakan minyak pada gambar di atas adalah :

a) Saturasi minyak dan air mula-mula seragam (initial condition)


b) Air di injeksikan dengan laju alir (qi) tertentu menyebabkan minyak
terdesak dari reservoir sehingga saturasi air meningkat tajam.
c) Air dan minyak mengalir pada wilayah ini bersamaan dengan perubahan
saturasi. Tidak terdapat aliran didepan perubahan saturasi air karena
permeabilitas air selalu sama dengan satu. Dan kondisi pada saat air tiba di
akhir reservoir disebut breakthrough.
d) Setelah breakthrough fraksi air akan mengalami peningkatan sebagaimana
sisa minyak yang tertinggal di pori batuan.

3.2.1

Persamaan Fraksi Aliran


Persamaan fraksi aliran merupakan persamaan dasar pada proses

pendorongan fluida di dalam media berpori, digunakan untuk menghitung


efisiensi pendesakan dikembangkan pertama kali oleh Bukley-Laverret.
Fraksi

aliran

merupakan

fungsi

dari

saturasi

sepanjang

variasi

permeabilitas relative. Plot antara fraksi aliran versus saturasi fluida pendesak
disebut Kurva Fraksi aliran (Fractional Flow Curve) yang biasanya berbentuk
kurva S. bentuk dan posisi kurva akan dipengaruhi oleh kurva relative
permeabilitas, viskositas fluida, densitas, sudut kemiringan dan hubungan antara
g sin 0
M 1(high)
tekanan kapiler-saturasi.

g sin 0
M 1(low)

Saturasi Fluida Terdesak

Fractional
flow

Gambar 3.13
Kurva Plot Aliran Fraksional

Majunya front pendesakan tak bercampur dapat ditentukan dengan


menghitung saturasi fluida pendesak sebagai fungsi waktu dan jarak dari slope
kurva fractional flow.
Termasuk juga pada saat terjadinya breakthrough yaitu pada saat fluida
pendesak tiba di ujung media berpori dan air injeksi yang ikut terproduksi ke
permukaan. Apabila fasa yang mengalir hanya minyak dan air, maka digunakan
persamaan fraksi aliran sebagai berikut :
fw

qw
qt

...........................................................................................(3-7)

Penurunan persamaan fraksi aliran menggunakan asumsi :


Kondisi aliran dengan distribusi saturasi yang merata di seluruh lapisan
Permeabilitas yang merata sebagai fungsi saturasi
Pendesakan satu dimesional linear
Dengan menggunakan hukum Darcy untuk aliran linear, maka persamaan laju
alir minyak dan air di nyatakan sebagai berikut :

po
L

uo -

ko

uw -

k w pw

w L

g o sin

......................................................(3-8)

g w sin

....................................................(3-9)

Dari persamaan (3-8) dan (3-9) didapatkan :


uo

o
p
- o - g o sin
ko
L

uw

wo
p
- w - g w sin
kw
L

..........................................................................(3-10)

......................................................................(3-11)

Persamaan (3-10) dikurangi persamaan (3-11) didapatkan :


uo

- uo o
kw
ko

uw

w
o
- uo
kw
ko

p w
p o
- g ( w o ) sin
L
L

p c
- g - sin
L

...............(3-12)

............................................(3-13)

Total aliran adalah:


ut = uo + uw

........................................................................................................................................................................

(3-14)

Subsitusi persamaan (3-13) ke persamaan (3-14) maka :


w

- ( ut - u w ) o
kw
ko

uw

p c
- g - sin
L

.................................(3-15)

atau.

pc
u w w o - u t o
- g - g sin
ko
ko
L
kw

................................................(3-16)

Ruas kanan dan ruas kiri dibagi dengan ut, didapat :


uw
ut

o - o
ko ko
kw

1 p c
- g - g sin

u t L

..........................................(3-17)

uw
ut

o
ko

1 pc

- g - g sin

u t L

o
kw
ko

.....................................................(3-18)

maka :

fw

o
1 p c

- g - g sin

ko
u t L

o
kw
ko

........................................................(3-19)

Penyebut dan pembilang diruas kanan masing masing dibagi dengan o/ko,
didapat :

1
fw

k o Pc

- g - g sin

qt o L

k
1 w o
o k w

....................................................(3-20)

Untuk masing masing permeabilitas minyak dan air, kro dan krw maka :

1
fw

k .kro Pc

g . sin d

ut .o L

k
1 w o
o k w

...........................................................(3-21)

Pengaruh tekanan kapiler ditunjukkan pada Gambar 3.14

p c
dpc S w

L
d sw L

Pc

1-SOR
dpc

dsw
Sw
dsw

dL
Swc

swf

swc
swc

1-sor
sw

Gambar 3.14
Kurva Pengaruh Tekanan Kapiler Fractional Flow
Dibelakang front, kenaikan Sw berangsur-angsur dari Swf 1 - Sor . Pada daerah
ini dianggap dp c dSw dan S L kecil dpc L , dapat diabaikan dalam
persamaan fractional flow. Dengan asumsi tekanan kapiler diabaikan dan
pergerakan aliran sejajar dengan garis horizontal ( sudut kemiringan = 0 ), maka
persamaan diatas disederhanakan menjadi :
fw

1
k
1 w o
o k w

...........................................................................................(3-22)

Dengan adanya nilai permeabilitas relatif air (krw) dan minyak (kro), maka
persamaan dapat dinyatakan dengan :
fw

1
k
1 w ro
o krw

..............................................................................(3-23)

Dikarenakan krw dan kro merupakan fungsi dari saturasi air, maka dengan
sendirinya fw juga fungsi dari saturasi air. Saat saturasi air naik, maka
permeabilitas relatif air akan naik, sedangkan permeabilitas relatif minyak akan
turun, maka nilai fraksi aliran air akan naik.

3.2.2

Pendesakan Frontal

Konsep ini dikembangkan oleh Buckley-Leverett tahun 1941 dengan


menerapkan hukum aliran fluida Darcy, sehingga diperoleh teori aliran frontal
advanced. Dalam penerapan teori frontal advance Buckley-Leverett dibutuhkan
karakterisitik permeabilitas relatif minyak-air, dan viskositas fliuda.
Aliran fraksional untuk dip horizontal menggunakan persamaan seperti
persamaan 3.23. Kurva aliran fraksional pada Gambar 3.13 tersebut kemudian
didiferensialkan yaitu dfw /dSw, dan diplot terhadap saturasi air pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15 Plot dfw/dSw


Kemudian ditentukan performansi pada saat breakthrough, dengan persamaan
sebagai berikut :
Qi

1
df w

dS w

.................................................................................(3-24)
S wn

dimana : Qi = Kumulatif injeksi air, fraksi volume pori


dfw = diferensial fraksional flow
dSw= diferensial saturasi air
Dan distribusi saturasi saat injeksi :
L

Wi df w

A dS w

...............................................................................(3-25)

dimana : L = jarak linier sistem


Wi = kumulatif injeksi air
A = luas area
Dari persamaan ini dapat diketahui pada saat injeksi mencapai sejumlah
volume air Wi, jarak dari saturasi telah bergerak dipengaruhi oleh nilai Wi dan
diferensial aliran fraksional dan diferensial saturasi. Sedangkan untuk konsep
aliran pada pendesakan frontal dapat dilihat pada profil saturasinya seperti
Gambar 3.16 berikut.

Sw

Distance

Gambar 3.16
Profil Saturasi Pada Pendesakan Frontal

Buckley Leverett mengemukakan persamaan dasar untuk menggambarkan


pendesakan tidak tercampur satu dimensi pada konsep pendesakan frontal.
Konservasi massa air melalui elemen volume A dx dapat ditulis sebagai berikut :
Debit Massa
Masuk

Debit Massa
Keluar

Debit Akumulasi Massa dalam elemen


Volume

dx

qw | w x+dx

qw | wx

Gambar 3.17
Debit Massa Melewati Volume dx
Persamaan umumnya dapat ditulis :
qw w

- qw w

x dx

A d x

( w S w )

.............................................(3-26)

Jika pendesakan berlangsung secara inkompresibel maka w adalah


konstan tidak merupakan fungsi jarak dan waktu.
q w
x

S w

-A

s w
t

(3-27)......................................................................(3-27)
x

1 qw

A x

............................................................................(3-28)
t

Karena qw adalah fungsi dari saturasi air dan waktu maka :


q
q
dq w w ds w w dt
s w t
t

.......................................................(3-29)

Jika diturunkan terhadap jarak x pada waktu tertentu maka :

q w

q
w
s w

s w

...........................................................................(3-30)

Atau
s w
q

w
x
x t

qw

s w

.............................................................................(3-31)
t

Dengan cara yang sama saturasi air, sw adalah fungsi jarak dan waktu, untuk sw
yang konstan dsw = 0.
s w
s
dx w
x t
t

ds w

dt 0

.............................................................(3-32)

Kemudian,
x

s
- w
t

SW

s w

.......................................................................(3-33)
t

Subsitusi persamaan (3-28) ke persamaan (3-33) didapat :


x

1
A

SW

q w

s w

...............................................................................(3-34)
t

fw = qw / qt qw =fw qt

........................................................................................................................................

(3-35)

Diferensial persamaan terhadap saturasi air pada waktu t,


q w

s w

qt

f w
s w

f
qt w
s w

.....................................................(3-36)
t

Karena pendesakan bersifat incompressible qt konstan, sehingga :


q w

s w

f
q t w
s w

...............................................................................(3-37)
t

Substitusi persamaan (3-37) ke persamaan (3-34) diperoleh :


x

sw

qt
A

f w

s w

................................................................................(3-38)
t

Berarti bahwa saturasi air Sw, bergerak sepanjang penampang dengan

kecepatan sama dengan

q t f w
.
A s w

3.2.2.1 Perilaku Pada Saat Water Breakthrough


Pada saat breakthrough, air telah bergerak disepanjang blok reservoir
dimana pada saat ini x = L, yaitu panjang dari blok reservoir. Saturasi pada front
Swf = Swbt telah mencapai sumur produksi, demikian juga dengan watercut yang
meningkat dengan cepat dari nol hingga fw = fw | swf.
Integrasi persamaan untuk waktu total t sejak injeksi didapat :
X

Wi df w

A dS w

.......................................................................................(3-39)

Dimana f menyatakan kondisi pada flood front.


Total Minyak yang didesak sampai pada sat breakthrough adalah sebesar
Wibt. Dengan demikian harga saturasi air rata-rata pada saat breakthrough adalah
dari saturasi air connate dan peningkatan harga saturasi air yang disebabkan oleh
waterflood, maka dapat dituliskan dalam bentuk persamaan :
Swbt Swc

Wi
A

..................................................................................(3-40)

Sehingga :
S wbt S wc

S wf - S wc
1

f wf
df w

ds w

..................................................................(3-41)

3.2.2.2 Perilaku Setelah terjadinya Water Breakthrough


Breakthrough terjadi saat air yang dinjeksikan telah ikut terproduksi di
sumur produksi. Setelah breakthrough terjadi, maka kurva aliran fraksional-nya
ditunjukkan pada Gambar 3.18.

fw=1

Sw

sw

1-S0r

(1-fwe)
(Swe, fwe)

fw

( s w - Swe)
bt

df w
ds w

Swe

1-f we

s w s we

Gambar.3.18
Kurva Fraksi Aliran Setelah Water Breakthroungh
Karena :
df w
ds w

Swe

Maka :

1-f we

s w s we

.......................................................................................... (3-42)

sw=

S we ( 1 f we )

1
df w

ds w

................................................................(3-43)
Swe

Dimana Swe dan fwe saturasi air dan fraksi aliran pada akhir produksi dari sistim.
Dari modifikasi persamaan (3-40) sampai (3-42) didapatkan :
wi
1

LA
df w

ds w

wid

................................................................................(3-44)

Sw

Sehingga persamaan (3-43) menjadi :

s w = Swe (1 f we ) w id

...............................................................(3-45)

Persamaan tersebut tidak lain merupakan persamaan Welge, dimana Welge


mengembangkan persamaan harga saturasi air rata-rata setelah breakthrough :
Sw - Swc = Q1f02

...............................................................................(3-46)

Dan
Q1

1
df w

ds w

................................................................................(3-47)

Sw2

Dalam penggunaanya persamaan diatas didapat bahwa tangen kurva fraksi


aliran memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Titik tangen, Sw2 mewakili harga saturasi pada akhir produksi dari
sistem.
2. Harga fw2 pada titik tangen adalah water cut produksi.
3. Pada perpotongan tan, fw = 1.0 adalah harga saturasi air rata-rata.

4. Harga kumulatif air injeksi berbanding terbalik dengan tan slope (dfw/
dsw).

3.2.3

Pendesakan Torak
Pendesakan yang menyerupai torak merupakan hal khusus dari

pendesakan frontal. Perbandingan bentuk grafik hubungan antara saturasi fluida


pendesak dengan jarak dari sumur injeksi untuk pendesakan frontal secara umum
dan untuk pendesakan torak ditunjukkan pada Gambar 3.19 berikut.

S=1
S

S=1
Sor

1 Swc
1 Swc Sor

Buckley
Leveret

Swc

Pendesakan frontal

Pendesakan torak

Gambar 3.19
Konsep Pendesakan Torak

Pendesakan torak merupakan proses pendesakan minyak oleh air dengan


menganggap minyak tersapu oleh air, dengan kata lain minyak dapat dikuras habis
oleh pendorongan air. Jadi, didepan maupun dibelakang front hanya terdapat satu
fasa fluida yang mengalir. Pendesakan torak terjadi bila mobility rasio (M) 1.

3.2.4

Konsep Perbandingan Mobilitas


Mobilitas merupakan suatu ukuran kemampuan fluida untuk berpindah

atau mengalir di dalam media berpori pada gradient tekanan tertentu. Dapat juga
didefinisikan sebagai perbandingan antara permeabilitas efektif fluida tersebut
terhadap viskositas pada kondisi reservoir.
f

kf

............................................................................................(3-48)

Harga mobilitas fluida akan berbeda-beda tergantung tempat dan waktu


pelaksanaan injeksi fluidanya karena mobilitas merupakan fungsi dari sifat batuan
dan fluida yang harganya bervariasi terhadap saturasi, tekanan dan temperatur.
Konsep perbandingan mobilitas didasarkan pada perbandingan mobilitas
fluida terdesak (minyak) dengan mobilitas fluida pendesak (air) yang dinyatakan
dengan persamaan berikut :
M w,o

w k rw o

x
o k ro w

....................................................................(3-49)

Dengan asumsi-asumsi yang digunakan adalah :


Pendesakannya seperti pendesakan piston (piston like displacement), yaitu
penurunan tajam saturasi fluida yang didesak dari saturasi awal sampai dengan
saturasi residual setelah dilalui bidang front.
Pada daerah yang belum tersapu oleh fluida pendesak hanya satu saja terdapat
aliran fluidanya yaitu fluida yang dapat didesak, sedangkan pada daerah yang
tersapu juga terdapat aliran satu macam fluida pendesak.

Batuan

reservoir

homogen

(reservoir

homogen

isotropis)

diseluruh

ketebalannya, sehingga viskositas, permeabilitas effektif, mobilitas fluida


pendesak dan yang didesak dianggap sama (konstan) selama proses
pendesakan berlangsung.
Menurut hukum Darcy, terdapat faktor yang mempengaruhi kecepatan
fluida pada suatu gradient tekanan, sehingga terdapat perbedaan yang harus
diperhatikan antara konsep rasio mobilitas untuk aliran fraksional dengan konsep
rasio mobilitas pada hukum Darcy, antara lain:
1. Untuk aliran fraksional, rasio permeabilitas diberikan untuk suatu kondisi
saturasi tertentu di titik tertentu pada reservoir.
2. Pada persamaan rasio mobilitas, permeabilitas air adalah permeabilitas
pada bagian reservoir yang kontak dengan air, sedangkan permeabilitas
minyak adalah permeabilitas pada oil bank, dua tempat yang terpisah di
reservoir.
Rasio mobilitas berpengaruh terhadap efisiensi pendesakan minyak, dimana pada
rasio yang tinggi, maka efisiensi pendesakan minyak menjadi lebih kecil.

Anda mungkin juga menyukai