Panduan SKP III
Panduan SKP III
Panduan SKP III
Tim Akreditasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. High alert medication memiliki resiko lebih tinggi dalam menyebabkan
komplikasi, efek samping atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan
adanya rentang dosis terapeutik dan keamanan yang sempit atau
karena insidens yang tinggi akan terjadinya kesalahan.
2. Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi
seperti :
a. Menyediakan akses informasi mengenai High alert medication
b. Membatasi akses terhadap High alert medication
c. Menggunakan label dan tanda peringatanuntuk High alert
medication
d. Menstandarisasi
prosedur
instruksi/
peresepan,
penyimpanan,
panduan
untuk
rumah
sakit
mengenai
kebijakan
terjadinya
dengan
kesalahan
kualitas
kesalahan
tinggi
dan
medis
dan
- NaCl 3%
- MgSO4 20%
- KCl 7,46 %
- Meylon 8,4 %
b. Golongan Opioid
- Sufentanil
- Petidin HCL
- Morfin Sulfat
- Kodein HCl tablet
- Fentanil
c. Antikoagulan
- Inviclot
- Lovenox 0,6 /0,4 /0,2
- Arixtra syringe
d. Trombolitik
- Streptokinase
- Integrilin
e. Antiaritmia
- Lidokain IV
- Cordaron, Tyarit, Kendaron
f. Insulin
Lantus
Levemir
Novomix
Humulin
Actrapid
terjadi kesalahan )
F. Prosedur
Lakukan prosedur
selama memberikan
dan
indikasi
sekitarnya.
3. Pemberian obat
a. Perawat harus melakukan pengecekan ganda ( double check )
terhadap semua high alert medications sebelum diberikan kepada
pasien.
b. Pengecekan Ganda terhadap high alert medications
i.
Tujuan : identifikasi
obat obatan yang memerlukan
verifikasi atau pengecekan ganda oleh petugas kesehatan
lainnya ( sebagai orang kedua ) sebelum memberikan
ii.
obat
c.
4.
Prosedur
a. Untuk dosis inisial atau inisiasi infuse baru
i. Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal hal
dibawah ini untuk menjalani pengecekan ganda oleh petugas
kedua :
intak
Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi
labelnya
ii. Petugas kedua memastikan hal hal berikut ini :
Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat
yang hendak diberikan telah sesuai dengan intruksi
dokter
Obat memenuhi 5 persyaratan
dosis insulin
Ketika petugas kedua telah selesai melakukan
pemeriksaan ganda dan kedua petugas puas bahwa
obat telah sesuai, lakukan pencatatan pada rekam
nama pengecek
Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat
iii.
medis pasien
b. Sesaat sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama
pasien, memberitahu kepada pasien mengenai nama obat yang
diberikan, dosis dan tujuannya ( pasien dapat berperan sebagai
pengecek, jika memungkinkan )
c. Semua pemberian high alert medications intravena dan bersifat
kontinu harus diberikan melalui pompa infus IV. Pengecualian
dapat diberikan pada pasien di ruang rawat intensif neonates
atau pada pasien resikko tinggi mengalami kelebihan cairan.
Setiap selang infus harus diberi label dengan nama obat yang
diberikan di ujung distal selang dan pada pintu masuk pompa
( untuk memudahkan verifikasi dan meminimalkan kesalahan )
d. Pada situasi emergensi, dimana pelabelan dan prosedur
pengecekan ganda dapat menghambat / menunda pelaksanaan
dan berdampak negative terhadap pasien. Perawat atau dokter
pertama tama harus menentukan dan memastikan bahwa
kondisi klinis pasien benar benar bersifat emergensi dan perlu
ditatalaksana sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda
dapat ditunda. Petugas yang memberikan obat harus
menyebutkan obat dengan lantang semua terapi obat yang
diberikan sebelum memberikan obat kepada pasien.
e. Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada depo farmasi
dan dilakukan peninjauan ulang oleh apoteker atau asisten
f.
BAB II
HIGH ALERT MEDICATIONS
1. Agonis adrenergic IV ( epinefrin, norepinefrin, isoproterenol )
a. Intruksi medikasi harus meliputi `kecepatan awal`
b. Saat titrasi obat, haruslah meliputi parameternya
c. Konsentrasi standar untuk infuse kontinu :
i. Epinefrin
: 4 mg/ 250 ml
ii. Norefpinefrin
: 8 mg/ 250 ml
d. Pada kondisi klinis dimana diperlukan konsentrasi infuse yang
tidak sesuai standar, spuit dan botol infuse harus diberi label
`konsentrasi yang digunakan adalah . `
e. Gunakan
monitor
kardiovaskular
pada
pasien
dengan
untuk
unittidak
diperbolehkan.
Jangan
menggunakan singkatan.
c. Standar konsentrasi obat untuk infuse kontinu :
i. Heparin: 25.000 unit / 500 ml dekstrosa 5% ( setara
dengan 50 unit/ml )
d. Gunakan pompa infuse
e. Lakukan pengecekan ganda
f. Berikan stiker atau label pada vial heparin dan lakukan
pengecekan ganda terhadap adanya perubahan kecepatan
pemberian
g. Untuk pemberian bolus, berikan dengan spuit ( daripada
memodifikasi kecepatan infus )
h. Obat obatan harus diawasi dan dipantau.
i. Walfarin harus diinstruksikan secara harian berdasarkan pada
nilai INR/PT harian
6. Insulin IV
a. Singkatan u untuk
unittidak
diperbolehkan.
Jangan
menggunakan singkatan.
b. Infuse insuline : konsentrasi standar = 1 unit / ml, diberikan label
high alert diikuti protocol standar ICU
c. Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam
30 hari setelah dibuka
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah didalam kulkas dan
diberi label ( tanggal pertama kali dibuka )
e. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin ( karena
f.
sering tertuker )
Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U100 di dalam
( klorida,
monitor
kardiovaskular
v. Penentuan bahwa semua infuse KCl dapat diberikan via
pompa
vi. Larangan untuk memberikan larutan KCl multiple secara
berbarengan ( misalnya : tidak boleh memberikan KCL IV
sementara pasien sedang mendapat infuse KCl di jalur IV
lainnya )
vii. Diperbolehkan untuk melakukan subtitusi dari KCl oral
menjadi KCl IV, jika diperlukan
viii. Lakukan pengecekan ganda
8. Infuse narkose / opiate
a. Opiate dan substansi lainnya harus disimpan dalam lemari
penyimpanan yang terkunci di depo farmasi dan pada ruang
intensive care dengan jumlah terbatas
b. Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak ( print )
sebaiknya tersedia dalam meresepkan obat
c. Berikan label high alert : untuk infuse kontinu dengan
konsentrasi non standar yang diberikan / diantar ke unit rawat,
jika diperlukan sewaktu waktu
d. Tanyakan kepada semua pasien yang menerima narkotika
mengenai riwayat alergi
e. Hanya menggunakan nama generic
9. Agen sedasi ( Midazolam, propofol )
a. Lakukan monitoring selama pemberian obat ( oksimetri denyut,
tanda vital, tersedia peralatan resusitasi
kepada
pasien
sebelum
obat
obatan
untuk
sebagai
rutinitas/ jika perlu. Jika pemberian obat secara pro re nata ( jika
perlu ), tentukan dosis maksimal yang masih diperbolehkan ( misal :
dosis maksimal 500 mg/ hari )
DAFTAR PUSTAKA
1. Wisconsin Patient Safety Institute. Model high alert
medications policy & procedures.Widconsin: WPSI;
2004.
2. Institute for safe Medications Practices ( ISMP).
ISMP`s list of high-alert medicatios. ISMP; 2012.
3. The University of Kansas Hospital. High alert
medication double-check. Dalam :Medication
management. Corporate Policy Manual. Volume 2.
Kansas ; 2010.
4. John Dempsey Hospital-departmen of Pharmacy.
High alert medications. Dalam: pharmacy prectise
manual. Connecticut: University of Connecticut
Health Center ; 2008.
5. Cohen M. Kilo C. High alert medications:
safeguarding against errors. Dalam : Cohen M Peny.
Medication errors. USA :American Hospital
Association. Health Research & Educational Trust.
Institue for safe Medication Practices ; 2002
6. Regional Pharmacy Nursing committee. Regional
high-alert medications safety practices Regional
Pharmacy and Therapeutic Committee;2010
7. Koezmara C.High alert medications : no room for
error. Kanada: ISMP; 2003