Transisi Epidemiologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

D.

Transisi Epidemiologi
Perubahan tersebut mengakibatkan terjadi pergeseran pola penyakit serta tingkat
kesehatan yang ada di masyarakat dengan determinan yang mempengaruhinya. Terjadi
pergeseran urutan penyakit menunjukkan terjadinya perubahan status kesehatan masyarakat.
Keadaan tersebut dikatakan dengan transisi epidemiologi. Transisi epidemiologi tidak lepas
dari transisi kesehatan yang digambarkan pada tahun 1970-an oleh Omran, yang diakibatkan
oleh:
a. Karena perkembangan sosio-ekonomi, terjadi pergeseran angka mortalitas dan fertilitas
yang tinggi menjadi rendah, populasi menjadi lebih besar dan lebih tua, pola penyakit
bergeser dari penyakit yang didominasi penyakit infeksi, penyakit perinatal dan kelainan
nutrisi menjadi pola penyakit yang didominasi penyakit tidak menular.
b. Klasifikasi konvensional dari 4 tahap yang berhubungan dengan perkembangan
sosioekonomi dan pola penyakit, yaitu :
Tahap I:
Angka kelahiran dan kematian yang tinggi sekitar 40 50. Pada tahap ini, kelahiran
tidak terkendali, kematian bervariasi tiap tahunnya, kelaparan merajalela bersamaan
dengan penyakit menular yang menimbulkan kematian. Tahap ini identik dengan
masa penyakit pes dan kelaparan merajalela pada transisi epidemiologi
Tahap II
Angka kematian menurun akibat adanya penemuan obat baru dan anggaran kesehatan
diperbesar. Namun angka kelahiran tetap tinggi sehingga pertumbuhan penduduk
meningkat dengan pesat.
Tahap III
Angka kematian terus menurun tetapi tidak secepat pada tahap II. Angka kelahiran
mulai menurun akibat urbanisasi, pendidikan, dan peralatan kontrasepsi yang makin
maju. Tahap II dan III identik dengan masa ketika pandemi dan penyakit menular
mulai menghilang pada transisi epidemiologi
Tahap IV
Angka kelahiran dan kematian mencapai tingkat rendah dan pertumbuhan penduduk
kembali ke tahap I, yaitu mendekati nol. Tahap ini identik dengan masa penyakit
degeneratif dan penyakit buatan manusia pada transisi epidemiologi.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mortalitas


a. Pendidikan
Terdapat hubungan negatif antara tingkat pendidikan ibu dan kematian anak, tetapi
tinggi rendahnya pendidikan yang dibutuhkan untuk menurunkan mortalitas secara berarti
berbeda-beda dari satu budaya ke budaya lain.Pendidikan memberi kepercayaan diri
kepada wanita untuk mengambil keputusan atas tanggung jawab wanita itu sendiri. Dalam
hal ini ada 3 faktor yaitu :
Berkurangnya fatalisme dalam menghadapi kesehatan buruk yang menimpa anak.
Kesanggupan yang lebih besar untuk menguasai dunia dalam mengetahui adanya
fasilitas kesehatan.
Perubahan perimbangan tradisional dalam hubungan keluarga yang mengalihkan titik
berat kekuasaan dari sesepuh kepada anak.
Analalisis khusus mengelompokkan ibu-ibu yang bisa baca tulis , serta yang mengikuti
sekolah baik formal maupun non formal terdapat angka kematian yang berbeda.
b.

Pendapatan
Pendapatan sangat penting dalam kaitannya dengan membayar pengeluaran untuk
kesehatan faktor pendapatan atau ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan kondisi rumah
saling berhubungan dalam mempengaruhi kematian bayi/anak. Apabila salah satu
indikator sosial ekonomi dihubungkan dengan tingkat kematian bayi dan anak, ternyata
terdapat hubungan yang negatif.

c.

Kesehatan
Kesehatan berhubungan negatif terhadap angka kematian bayi, salah satu upaya yang
terus dilakukan adalah pembangunan kesehatan. Indikator yang digunakan untuk
menggambarkan pembangunan dan fasilitas kesehatan adalah rasio tenaga medis dan para
medis, terhadap jumlah penduduk.

Anda mungkin juga menyukai