Panduan Mutu Puskesmas
Panduan Mutu Puskesmas
Panduan Mutu Puskesmas
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Profil Puskesmas
a. Gambaran Umum
Puskesmas Lompoe merupakan satu dari 5 Puskesmas yang ada di Kota Parepare,
terletak di Kecamatan Bacukiki.Jaraknyakurang lebih 161 km dari Kota Makassar dan8 km
dari Pusat Kota Parepare/ Dinas Kesehatan. Dengan luas wilayah kerja kurang lebih 66,70
km2.
Batas wilayah kerja Puskesmas :
Batas Timur
: Kabupaten Sidrap
Batas Barat
: Kelurahan Lapadde
Batas Utara
: Kelurahan Lapadde
Kelurahan Lompoe
Kelurahan Lemoe
2. Tujuan :
a.
Pelayanan
Kesehatan
dasar
secarakomprehensif,
B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi Puskesmas yang meliputi:
1. Persyaratan umum system manajemen mutu
2. Tanggung jawab manajemen
3. Manajemen sumber daya
4. Proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat yang
meliputi :
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. pelayanan gizi;
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
5. Penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang meliputi :
a. Rawat jalan;
b. Pelayanan gawat darurat;
c. Home care
Dalam penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan
sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen risiko.
C. Tujuan
Pedoman mutu ini merupakan acuan kegiatan opersional dalam rangka memenuhi komitment
mutu untuk memberikan kepuasan stakeholder dengan mencapai target-target opersional
termasuk seluruh indikator kinerja yang telah ditetapkan.Dengan penerapan sistem manajemen
mutu ini, diharapkan dapat menjadi landasan bagi terciptanya mekanisme komunikasi internal
Puskesmas Lompoe yang baik, serta landasan bagi pengembangan budaya kerja di
PuskesmasLompoe.
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun system
manajemen mutu yang baik untuk penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan
upaya kesehatan perorangan (UKP).
D. Landasan Hukum dan Acuan
10. Perencanaan Mutu adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang
tepat melalui serangkaian pilihan.
11. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
suatu proses
12. Rekaman adalah Dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi bukti
pelaksanaan kegiatan
13. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
atau tujuan;
14. Sasaran Mutu adalah Target dari Masing Masing Bagian / departemen yang ingin dicapai
dalam jangka waktu tertentu,
15. Tindakan Korektif tindakan untuk menghilangkan penyebab Tindakan korektif adalah
ketidak sesuaian yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki
16. Tindakan Preventif Tindakan preventif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak dikehendaki.
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN
SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan Umum
Puskesmas Lompoe, menerapkan, mendokumentasikan, memelihara system manajemen mutu
sesuai dengan standar akreditasi Puskesmas. Sistem ini disusun untuk memastikan telah
pengesahan kembali.
Tata cara pengendalian dokumen, penarikan, pemusnahan/penghancuran dan halhal lain yang dipandang perlu.
a. Kebijakan
Wujud komitmen mutu dituangkan dalam pernyataan formal yang menunjukkan tekad
untuk selalu memberikan yang terbaik kepada stakeholder. Memastikan kebijakan
dipahami oleh seluruh personil dan menjadi acuan dalam penetapan target, penyusunan
perencanaan dan evaluasi.
Memberikan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan, persyaratan dan harapan
stakeholder.Menyampaikan produk dengan tiga prinsip tepat; Tepat Mutu, Tepat Waktu,
Tepat Pelayanan.
b. Pedoman/Manual
Sistem manajemen mutu didokumentasikan menjadi Pedoman mutu, yang terdiri dari
berbagai dokumen yang digunakan sebagai acuan dalam pengendalian proses pelayanan
kesehatan di puskesmas dan sistem pendukungnya adalah :
- Pedoman/panduan Mutu
- Program Pendukung
- Struktur Organisasi PuskesmasLompoe
- Dokumen eksternal terkait
c. Standar Prosedur Operasional
Standar Prosedur Operasional adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis
yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran
yang memuat tentang:
- Cara melakukan pekerjaan
- Waktu pelaksanaan
- Tempat pelaksanaan
- Sumber daya yang berperan dalam kegiatan
d. Rekaman/arsip
Seluruh proses yang dijalankan pada setiap unit kerja perlu dilengkapi rekaman/arsip untuk
membuktikan efektifitas pencapaian semua persyaratan proses. Rekaman/arsipdikelola
dengan baik, berdasarkan prosedur terdokumentasi agar mudah diidentifikasi, dipahami,
ditelusuri, diketahui masa retensinya, aman dan terhindar dari kerusakan.
C. Tanggung Jawab Manajemen
1. Komitmen manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab upaya,
penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan puskesmas akan menjalankan
sistem manajemen mutu ini secara konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian
visi dan misi PuskesmasLompoe, memberikan komitmen mutu dan kepuasan stakeholder serta
secara terus menerus melakukan perbaikan.
2. Fokus pada sasaran/pasien
PuskesmasLompoe bertekad untuk memberikan kepuasan kepada sasaran/pasien dengan
cara :
a. Mengidentifikasi kebutuhan, persyaratan sasaran/pasien
dengan
harapan
stakeholder.Menyampaikan produk dengan tiga prinsip tepat; Tepat Mutu, Tepat Waktu, Tepat
Pelayanan.
4. Perencanaan system manajemen mutu dan pencapaian sasaran kinerja
Sasaran kinerja ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan minimal yang
meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator penyelenggaraan upaya puskesmas,
perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan
kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencaapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
Perencanaan mutu puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-program kegiatan
peningkatan mutu yang meliputi:
a. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP
Untuk mengukur kinerja atau pencapaian program UKM dan UKP maka harus dituangkan
dalam dokumen penilaian kinerja puskesmas dengan menghitung capaian dari standar
pelayanan minimal dari enam upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan yang
diprioritaskan sesuaikebutuhan di wilayah kerjanya
Agar dicapai pelayanan yang bermutu dan berkinerja tinggi, untuk itu prinsip mutu dan
peningkatan kinerja perlu dipahami oleh pimpinan puskesmas dan staff, Salah satu
diantaranya juga penyusunan standar prosedur operasional untuk tiap pelayanan
b. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
Enam sasaran keselamatan pasien adalah:
- Ketepatan identifikasi pasien
Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki
-
dan
Teknik pemberian obat agar terhindar dari KTD yaitu, benar pasien, benar obat, benar
waktu, benar dosis, benar rute, benar dokumentasi
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Pengurangan risiko pasien cedera akibat jatuh
c. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
Merupaka sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah risiko dan menentukan
-
dengan tepat penanganan risiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk
mengidentifikasi sumber dari risiko dan ketidak pastian, dan memperkirakan dampak yang
ditimbulkan dan mengembangkan respon yang ahrus dilakukan untuk menanggapi risiko
d. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
Penilaian kontrak kerjasama dengan pihak ketiga dapat dilakukan melalui kegiatan unit
yang terkait dengan pihak ketiga meliputi :
- Identifikasi masalah kegiatan yang memerlukan dukungan dengan pihak ketiga
melalui suatu rapat bersama membahas kebutuhan kerjasama dengan pihak
-
ketiga
Penetapan spesifikasi yang dibutuhkan dalam kerjasama pihak ketiga
Penyusunan dokumen kontrak yang dilakukan oleh tim administrasi dan teknis
konsumen (pasien/masyarakat)
Output merupakan hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi
yang
dimulai
dari
perencanaan
permintaan,
penerimaan,
kehidupan pasien.
h. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien
Peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien tidak hanya diemban oleh tenaga
medis dan perawat yang bersentuhan langsung dengan pasien, akan tetapi hal itu
merupakan tanggung jawab semua karyawan puskesmas, maka sangat perlu untuk
mengikutsertakan karyawan dalam pendidikan dan pelatihan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
pada setiap karyawan sesuai standar peningkatan mutu dan keselamatan pasien sesuai
standar akreditasi peskesmas.
5. Tanggung jawab dan wewenang
Tanggung jawab dan wewenang seluruh karyawan Puskesmas Mamajang dijelaskan secara
rinci pada lampiran Tupoksi dan Job Description.
6. Wakil manjemen mutu
Untuk memastikan sistem manajemen mutu berjalan efektif, Puskesmas Mamajang menunjuk
seorang Wakil manajemen yang bertanggung jawab untuk : Menjamin ketepatan dalam
pengembangan sistem.Menjamin efektivitas implementasi sistem. Menjamin dalam
mempertahankan sistem dan menjamin perbaikan sistem secara terus menerus melalui tahap
antaralain:
a. Memastikan system manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan dipelihara
b. Melaporkan kepada manajemen kinerja dari system manajemen mutu dan kinerja
pelayanan
c. Memastikan
kesadaran
seluruh
karyawan
terhadap
kebutuhan
dan
harapan
sasaran/pasien
7. Komunikasi internal
Untuk memastikan sistem manajemen mutu berjalan efektif, mencapai tujuan yang
direncanakan, maka para pimpinan/atasan wajib melakukan komunikasi secara teratur melalui
mekanisme yang telah ditetapkan.Tujuan komunikasi adalah memastikan agar tujuan, sasaran
dan kriteria pengendalian (persyaratan kondisi serta indikator kinerja) untuk setiap tugas dan
dipahami oleh seluruh personil dan dicapai secara efektif.Komunikasi internal dapat dilakukan
dengan cara mini lokakarya, pertemuan, diskusi, serta media sosial yang ada.
8. Tinjauan manajemen
a. Umum:
Wakil manajemen melaksanakan tinjauan manajemen minimal satu kali dalam satu
semester, untuk membahas agenda dalam rangka menjalankan sistem manajemen
mutu.Tinjauan untuk setiap aspek dapat dilakukan sendiri sendiri atau digabungkan,
manayang
praktis.Hasil
tinjauan
memuat
keputusan/kesimpulan
mengenai
Penyediaan sumber daya manusia, proses rekrutmen, proses kredensial, proses pelatihan dan
penigkatan kompetensi.
Dokter, Para Medik dan Karyawan diberikan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran dan kompetensi didalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara tepat
dan benar sesuai target dan persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan, Khususnya untuk
pekerjaan yang terkait dengan aspek mutu.
3. Infrastruktur
Infrastruktur/perlengkapan/sarana Puskesmas serta pendukung kerja disediakan dan
dipelihara agar senantiasa dalam kondisi layak pakai/layak operasi untuk mendukung
tercapaianya semua sasaran proses dan proses pendukung yang telah direncanakan.
4. Lingkungan kerja
Setiap pimpinan unit bertanggungjawab untuk membina program Kebersihan dengan
melibatkan seluruh karyawan pada setiap unit, untuk menciptakan lingkungan yang aman,
nyaman, bersih dan sehat.
Identifikasi harus diterapkan secara jelas terhadap aspek-aspek lingkungan signifikan, dan
kondisi tidak aman, untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan pencemaran lingkungan.
E. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Klinis
1. Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat
a. Perencanaan upaya kesehatan masyarakat, akses dan pengukuran kinerja
Di dalam peningkatan kinerja upaya kesehatan dikenal dengan standar pelayanan minimal
(SPM) yang merupakan standar yang ditetapkan untuk setiap pelayanan essential yang
dipakai untuk mengarahkan dan mengukur kinerja pelaksanaan kewenangan wajib yang
berhubungan dengan pelayanan dasar.
b. Penyelenggaraan UKM
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat
esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan
Upaya kesehatan masyarakat esensial atau wajib adalah uapaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indnesia. Upaya kesehatan
wajib tersebut antara lain:
- pelayanan promosi kesehatan;
- pelayanan kesehatan lingkungan;
- pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
- pelayanan gizi; dan
- pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
harus dipastikan peralatan tersebut dalam kondisi baik, dan hasil pengukuran
akurat.Hasil pemantauan dan pengukuran dicatat.
d) Pemantauan dan hasil pengukuran layanan
Pemantauan dan pengukuran pelayanan kesehatan (input-work in process
maupun finished goods) dilakukan melalui sampling dan pengujian untuk
memastikan semua persyaratan pelayanan kesehatan terpenuhi.
2) Pengendalian jika ada produk tidak sesuai
Apabila terjadi pelayanan dan hasil pelayanan yang tidak sesuai, semua unit
membuat/mengisi formulir sesuai prosedur pengendalian Pelayanan yang tidak sesuai
dan menyerahkan kepada pihak yang berwenang untuk memutuskan apakah
pelayanan tersebut di proses.
3) Analisis Data
Analisa dilakukan secara berkala oleh masing-masing penanggung jawab process dan
secara sentral dikoordinasikan oleh wakil manajemen atau setiap waktu bila
diperlukan.
4) Peningkatan berkelanjutan
Semua perbaikan mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan
PuskesmasLompoe, Sasaran Kinerja, hasil audit analisa data, tinjauan manajemen,
hasil surveillance audit, hasil analisa data atau dari sumber lainnya, seperti keluhan
stakeholder, hasil survey kepuasan pelanggan dan sebagainya.
Program perbaikan harus dibuat dan mencakup aspek mutu, aspek lingkungan
signifikan dan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Untuk mendukung perbaikan, Kepala Puskesmas mengembangkan kegiatan unit
kerja, yang akan turut berpartisipasi dalam kegiatan perbaikan secara terus menerus.
5) Tindakan korektif
Penyebab terjadinya ketidak-sesuaian dikaji dan dikoreksi agar problem yang sama
tidak terjadi lagi. Tindakan koreksi disesuaikan dengan bobot persoalan dan dampak
yang dapat ditimbulkan.Hasil tindakan koreksi dievaluasi untuk memastikan
efektivitas.Tindakan koreksi dicatat dan direkaman/arsip terkait dengan tindakan
disimpan.
Bila tindakan koreksi menyebabkan perubahan sistem, maka perubahan tersebut
dipastikan dilakukan secara terkendali. Bila tindakan koreksi yang diambil
menyebabkan perubahan pada Sistem maka sistem perlu di perbaharui
6) Tindakan preventif
Tindakan pencegahan meliputi :
a) Identifikasi potensi masalah dan penyebabnya
b) Menerapkan langkah antisipasi yang diperlukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manual mutu ini dibuat untuk memudahkan Puskesmas Lompoe dalam menjalankan
kegiatannya, sehingga menghasilakan pelayanan yang bermutu. Sehingga dalam
pelaksanaannya seluruh jajaran Puskesmas Lompoe berupaya memberikan pelayanan
semaksimal mungkin sesuai standar mutu untuk mencapai kepuasan pasien.
B. Lampiran.