Latgab Abri
Latgab Abri
Latgab Abri
Latgab ABRI tahun 1992 dibawah Direktur Latihn Mayor Jendral TNI R. Hartono.
Latihan melibatkan satuan-satuan yang terdiri atas 5000 personil dari TNI AD, 5000
dari TNI AL, 1000 dari TNI AU dan 700 dari Polri serta 170 personil dari Maber ABRI.
Unsur TNI AD meliputi Kodam V/Brawijaya, Kostrad, Kopassus dan penerbad. Unsure
TNI AL terdiri atas 24 kapal perang termasuk kapal selam, satuan udara, batalyon
pendarat mariner, Lantamal III/Surabaya beserta jajarannya. Unsure TNI AU terdiri
atas Korps KOOPS AU I dan II dengan pesawat F16, OV-10 Beonco, pesawat angkut,
pesawat intai, tim SAR paskhas TNI AU, dan Kosehanudnas I dan II.
Daerah latihan digelar dan dipusatkan di Asem Bagus Situbondo, karena daerah ini
memenuhi syarat untuk latihan matra darat, laut maupun udara. Daerah tersebut
ditetapkan sebagai daerah latihan militer dan relative tidak terlalu jauh dari satuan
pelaku. Untuk maneuver dilaksanakan di laut jawa, selat Madura dan laut bali.
Maneuver lapangan memainkan beberapa macam operasi yaituoperasi Kamtibnas,
Operasi Teritorial, Operasi Sandhi Yudha, Operasi pertahanan udara, Operasi
gabungan laut, Operasi udara strategis dan taktis, Operasi amfibi, Operasi lintas
udara dan Operasi pendaratan administrasi. Operasi perlintasan dan penggabungan
meliputi lingkup operasi darat gabungan , bantuan tembakan gabungan, bantuan
komlek gabungan dan dukungan administrasi dan logistic gabungan.
Latihan gabungan (Latgab) ABRI III 1996 adalah latihan gabungan yang merupakan
puncak dari latihan-latihanyang telah dilaksanakan oleh masing-masing
angkatan/Polri. Tujuan latihannya ialah menguji kesiagaan operasional berbagai
unsure tempur, logistic, intelijen, territorial dan kamtibmas yang tergabung dalam
Kopgab ABRI> dengan demikian, kesiapan operasi dapat diukur secara nyata
dilapangan sesuai sasaran yang dicapai yaitu kesiapsiagaan unsure komando ABRI
melaksanakan operasi gabungan. Latgab ini dalam rangka menyelenggarakan
operasi pertahanan sesuai dengan tujuan pembangunan kekuatan ABRI pada
Renstra V yaitu mampu mengatasi trouble spot pada 2 (dua) daerah yang berbeda.
Kepulauan natuna dan sekitarnya (Kawasan barat) dipilih sebagai tempat latihan
untuk maneuver lapangan karena dinilai sangat ideal dan strategis sebagai tempat
melaksanakan operasi dan merupakan kawasan yang langsung berhadapan dengan
laut china selatan yang memiliki potensi konflik tinggi. Mengingat daerah latihan
tersebut merupakan potensi konflik, maka komandan pasukan gabungan
(Kopasgab) yang dibentuk merupakan satuan-satuan dari masing-masing angkatan
yang memang diproyeksikan untuk beroperasi di daerah tempur tersebut sehingga
lebih memberikan rasa percaya diri pada satuan tersebut.
Pada hari H, kegiatan yang dilaksanakan adalah SUL pada DZ ops Linud di
tanjung Buton, ops Linud di tanjung buton oleh Sat Linud 330, BTK pra jam J
di pantai Sengiap, ops amfibi di pantai Sengiap, bantuan tembakan udara,
penembakan harpoon, penembakan torpedo serangan udara strategis,
penembakan roket anti kapal selam, penembakan roket dan bom laut,
penembakan anti air rapid fire, force down pesawat musuh, sling load senjata
arteleri, bantuan tembakan artileri, bantuan tembakan kapal serta operasi
gabungan dan operasi perlintasan.
Latihan di akhiri dengan upacara penutupan latgab ABRI III/96 yang
dilaksanakan pada tanggal 18 September 1996 di desa tanjung, pulau natuna
dengan inspektur upacara Kasum ABRI Letnan Jendral TNI Tarub. Selanjutnya
diteruskan dengan kegiatan Pull Out pelaku, serta peralatan tempur untuk
kembali ke pangkalan. Satuan terakhir sampai di pangkalan Jakarta pada
tanggal 27 September 1996.