Keamanan, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 80

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. MENGIKUTI PROSEDUR KEAMANAN, KESEHATAN, DAN


KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja

a. Keamanan Kerja
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja
yang aman, baik berupa materil maupun nonmaterial.Unsur-unsur penunjang keamanan
yang bersifat materil diantaranya sebagai berikut.

 Baju kerja
 Helm
 Kaca mata
 Sarung tangan
 Sepatu

Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut.

 Buku penunjuk penggunaan alat.


 Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
 Himbauan-himbauan.
 Petugas Keamanan.

b. Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan sebagai unsure-unsur yang menunjang
terhadap adanya jiwa-raga dan lingkungan kerja yang sehat. Kesehatan kerja meliputi
kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan rohani dan jasmani saling berkaitan,
terutama kesehatan rohani akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan jasmani dan
kesehatan jasmani sangat dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan (environmental).

a. Unsur-unsur penunjang kesehatan jasmani ditempat kerja adalah sebagai berikut.


 Adanya makanan dan minumn yang bergizi.
 Adanya sarana dan peralatan olah raga.
 Adanaya waktu istirahat.
 Adanya asuransi kesehatan bagi karyawan.
 Adanya sarana kesehatan atau kotak P3K (pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan).
 Adanya buku panduan mengenai K3.
 Adanya transportasi untuk kesehatan (mobil ambulan).
b. Unsur-unsur penunjang kesehatan rohani ditempat kerja adalah sebagai berikut.
 Adanya sarana dan prasarana ibadah.
 Adanya penyuluhan kerohanian rutin.
 Adanya tabloid atau majalah tentang kerohaniaan.
 Adanya tatalaku di tempat kerja.
 Adanya kantin dan tempat istirahat yang terkonsentrasi.

c. Unsur-unsur penunjang kesehatan lingkungan kerja di tempat kerja adalah


sebagai berikut.
 Adanya sarana prasarana dan peralatan bersihan, kesehatan, dan ketertiban.
 Adanya tempat sampah yang memadai.
 Adanya WC (Water Closed) yang memadai.
 Adanya air yang memenuhi kebutuhan.
 Ventilasi udara yang cukup.
 Masuknya sinar matahari ke ruang kerja.
 Adanya lingkungan alami.
 Adanya kipas angina tau Air Conditioner (AC)
 Adanya jadwal piket kebersihan.
 Adanya pekerja kebersihan.

1. Keselamatan Kerja
Pengertian keselamatan kerja tidak dapat didefinisikan secara etimologis
sebagaimana secara ilmu-ilmu yang lain. Keselamata kerja hanya dideskripsikan
sebagai keadaan dimana seseorang merasa aman dan sehat dalam melaksanakan
tugasnya. Masing-masing aman dan sehat disini mencakup keamanan dari
terjadinya kecelakaan dan sehat dariberbagai factor penyakit yang muncul dalam
proses kerja.
Dengan demikian, keselamatan kerja adalah sebagai ilmu pengetahuan yang
penerapannya sebagai unsur-unsur penunjang seorang karyawan agar selamat saat
sedang bekerja dan setelah mengerjakan pekerjaannya. Unsur-unsur penunjang
keselamatan kerja adalah sebagai berikut.
 Adanya unsure-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan di
atas.
 Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
 Teliti dalam bekerja.
 Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan
kerja.

Hubungan antara keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja akan lebih jelas diikat pada
bagan berikut:

 Bersikap hati-hati, teliti,


dan menyadari K3
 Mengikuti prosedur
kerja

Adanya kesehatan; Adanya keamanan;


KARYAWAN YANG
 Jasmani SELAMAT SEBELUM,  Materil
 rohani SEDANG, DAN SETELAH  nonmateril

Adanya kesehatan lingkungan


kerja
B. TUJUAN KEAMANAN, KESEHATAN, DAN kESELAMATAN KERJA
Tujuan adanya keamanan dan kesehatan kerja adalah untuk terciptanya keselamatan
karyawan saat sedang bekerja dan setelah, imbas dari karyawan yang selamat adalah suatu
tujuan keuntungan bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri.

a. Tujuan K3 untuk perusahaan adalah sebagai berikut.


 Meningkatkan kinerja dan omzet perusahaan.
 Mencegah terjadinya kerugian (total loss control minimum).
 Memeliharasarana dan prasarana perusahaan.

b. Tujuan K3 untuk karyawan adalah sebagai berikut.


 Meningkatkan kesejahteraan rohani dan jasmani karyawan.
 Meningkatkan penghasilan karyawan dan penduduk sekitarnya.
 Untuk kinerja yang berkesinambungan.
A. Undang- undang Ketenagakerjaan
 Hukum keselamatan dan kesehatan kerja
 Hukum kesehatan dan keselamatan kerja secara internasional
 Hak dan kewajiban
 Jaminan kecelakaan kerja
 Jaminan kematian

C. Jaminan pemeliharaan kesehatan

a. Prosedur Bekerja dengan aman dan tertib


Prosedur bekerja dengan aman dan tertib yang berlaku disetiap dunia usaha atau dunia
industry biasanya telah dibuat dalam bentuk tata tertib dan aturan keprilakuan (code of
conduct).

1. Tata Tertib Bekerja


Secara umum tata tertib bekerja adalah sebagai berikut.

 Setiap karyawan wajib hadir dan pulang tepat pada waktu yangtelah ditetapkan.
 Setiap karyawan wajib mengisi daftar absen atau menyerahkankartu pada tempat yang
telah ditetapkan baik pada waktu masuk atau pulang bekerja dan harus
diisi/diserahkan oleh karyawan sendiri , apabila tidak melakukannya yang
bersangkutan dianggap mangkir dan upahnya tidak dibayar.
 Setiap karyawan wajib mengikuti dan memenuhi seluruh petunjuk atau intruksi yang
diberikan oleh atasan atau pimpinan perusahaan yang berwenang memberikan intruksi
atau petunjuk tersebut.

b. Pelanggaran terhadap tata tertib bekerja


Setiap karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib perusahaan di atur dengan
ketentuan UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Alasan yang diperbolehkan untuk menjadi dasar pemutusan hubungan kerja adalah sebagai
berikut.

 Pekerjaan melakukan kesalahan berat.


 Pekerja ditahan pihak berwajib.
 Pekerja telah diberikan surat peringatan ketiga.
 Adanya perubahan status perusahaan.
 Perusahaan tutup.
 Perusahaan pailit.
 Pekerja meninggal dunia.
 Pekerja mangkir.
 Pekerja pensiun.
 Pengusaha melakukan perbuatan yang tidak patut.
 Pekerja mengundurkan diri.
 Skit bekepanjangan atau cacat akibat kecelakaan.

Pelanggan terhadap tata tertib diatas dapat dikenakan hal-hal sebagai berikut.

 Surat peringatan
 Mangkir
 Skorsing
 Pemutusan hubungan kerja (PHK)
 Penyesalan keluh-kesah

D. Prosedur Pencegahan Agar K3 dapat Tercapai


Hal-hal yang perlu dilaksanakan menurut ILO (international Labour Organization) untuk
menghindari dan menangulangi kecelakaan ditempat kerja adalah sebagai berikut.

 Perbaikan peraturan perundang-undangan

Memperbaiki peraturan perundang-undangan dan bermuatan hokum yang mengatur


para pekerja, pengusaha, organisasi pekerja, organisasi pengusaha, dan pemerintah.
Perbaikan secara menyeluruh dn kontinuitas dalam pembentukan/pembuatan undang-
undang, pelaksaan undang-undang dan pengawasan oleh badan tertentu dalam
pelaksanaan undang-undang tersebut.

 Standarisasi

Perusahaan tersebut dalam berbagai aspek harus baik menurut penilaian baik menurut
standar nasional maupun internasional. Misalnya seperti yang telah ditentukan oleh
SII (Standar Industri Indonesia), SNI (Standar Nasional Indonesia) dan ISO
(Internasional Standarization Organization).

 Pengawasan

Ada kesinambungan dalam pengawasan menyeluruh yang dilakukan oleh badan


tertentu baik swasta maupun pemerintah terhadap pelqaksanaan perundang-undangan
oleh pengusaha. Pegawai pengawas tersebut adalah pegawai teknis yang berkeahlian
khusus dari depaertemen tenaga kerja yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja. Dalam
pengwasan tersebut hendaknya bersih dari sikap dan perilaku KKn (korupsi, kolusi,
dan nepotisme).

 Riset Teknis

Penelitian dan penilaian teknis yang dilakukan oleh tenaga ahli khusus dari luar
departemen tenaga kerja yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja.

 Riset Medis
Penelitian kesehatan, keamanan, dan keselamatan kerja yang dilakukan oleh petugas
medis misalnya oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia).

 Pendidikan

Program endidikan dan latihan dalam rangka ahli teknologi dan pengembangan tenaga
kerja bagi perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja asing.

 Pelatihan

Program pendidikan keterampilan baik dengan penyelesaian sendiri maupun melalui


badan-badan lain.

 Pengarahan

Memberikan penyegaran terhadap tenaga kerja melalui penataan ruang kerja,


pembaruan peralatan kerja maupun dengan cara penyuluhan. Dapat juga dilakukan
dengan pemberian jenjang karir dan pendidikan atau penelitian.

 Asuransi

Suatuperlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk satuan berupa uang sebagai
pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dalam pelayanan
sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga berupa
kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.

 Persuasi

Upaya realisasi pelaksaan keselamatan, kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja


dimasing-masing perusahaan yang dikomandoi sekaligus penanggung jawabnya
adalah pimpinan perusahaan.

 Riset Psikologis

Penelitian terhadap aspek psikologis tenaga kerja dilingkungan perusahaan, dilakukan


oleh tenaga ahli pemerintah maupun swasta. Misalnya suasana kerja, kerja yang
dipaksakan, pekerjaan yang rentan terhadap kecelakaan.

 Riset Statistik
Penelitian terhadap keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja yang diukur secara
kuantitatif dan yang hasilnya dapat dijadikan pedoman oleh semua karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan.

E. Hal-Hal yang Berkaitan dengan keamanan Kerja


Hal yang perlu diperhatikan saat bekerja yang aman adalah melalui penerapan ergonomi,
egometri, automasi dan mekanisasi, peralatan dan perlindungan diri, waktu kerja, lingkungan
kerja, factor manusia yang berupaya untuk melindungi tenaga kerja.

 Ergonomi
Ergonomi berasal dari bahasa yunani, yaitu ergon (kerja) dan nomos (peraturan
/hukum). Pada berbagai Negara digunakan istilah yang berbeda, seperti
Arbeitswissenschaft di Jerman, bio teknologi di Negara-negara Skandinavia, human
engineering, dan human factors engineering atau personal researchdi Amerika Utara.
Pengertiannya secara umum adalah peraturan/hokum kerja yang mengatur tenaga
kerja, sarana kerja, dan pekerjaannya.
 Ergometri
Ergometri adalah ilmu untuk mengukur kemampuan kerja atau pemakaian tenaga
kerja sendiri oleh pekerja untuk pekerjaannya dan daya kerja fisik maksimum dari
tenaga kerja. Ketika bekerja, tenaga kimia dalam tubuh diubah menjadi tenaga kerja
mekanik dan panas dengan bantuan oksigen sebagai bahan bakar.
Cara dan alat yang digunakan untuk mengukur oksigen adala sebagai berikut.
 Kantong douglas
Pipa dan katup pada alat tersebut akan mengumpulakan udara. Volume udara
diukur oleh gas meter kemudian dianalaisis. Dengan demikian kadar masing-
masing gas seperti oksigen,karbondioksida, nitrogen terukut dan dapat
diketehui, waktu pengukurannya selama 2-5 menit.
 Gas-Meter Konfranyai-Michaelis
Alat tersebut mengumpulkan dan mengukur udara espirasi secara terus-menerus
waktu pengukuran 20-30 menit.
 Pneumotakograf Wolf
Alat tersebut mengukur udara espirasi secara elektronik dan mengambil contoh
udara dengan pompa elektrik.
 Cara Analisis Kontinu
Analisi dengan menggabungkan pengukuran kontinu dari udara espirasi dan
anlisis gas secara polerografis.
 Volume Udara Pernapasan Permenit
Untuk menghindari analisi gas, digunakan volume udara pernapasan permenit
sebagai pemekaian oksigen dan pengerahan tenaga.
 Denyut Jantung
Pengukuran jantung dapat dilakukan dengan meggunakan telemetri atau tape
recorder kecil.
 Automasi

Automasi adalah seni penggunaan alat-alat mekanik untukn melakukan pekerjaan Diebold
mendefinisikan adalah untuk menjalankan mesin. Istilah automasi ini dikenalakan oleh harder
dari ford motor company.Tingkat perkembangan automasi adalah sebagai berikut.

 Fungsi penunjang automasi, yaitu membantu menyempurnakan atau meningkatkan


kemampuan manusia.
 Fungsi pelipatgandaan, yaitu membantu mengatasi keterbatasan kemampuan manusia
 Fungsi meringankan, yaitu membantu pengendalian proses yang rumit seperti
pengukuran automasi.
 Fungsi menggantikan manusia, yaitu tenaga manusia digantikan oleh mesin.
 Peralatan Perlindungan Diri
 Perlindungan Mata dan Muka
 Perlindungan Kulit dan Tubuh
 Perlindungan Pernafasan
 Perlindunga Pendengaran

F. Membuat Laporan Mengenai Kejadian pencurian


Segala bentuk perilaku dan kejadian-kejadian yang mencurigakan harus segera dilaporkan
pada orang yang berwenang. Tahap laporannya sebagai berikut.

 Melaporkan pada staf yang berwenang mengenai masalah tersebut di perusahaan baik
secara lisan maupun tertulis.
 Staf yang berwenang dari perusahaan segera melaporkan pada kepolisian secara
tertulis dan lisan bila masalah tersebut sudah tidak bisa ditanggulangi lagi.
Diantara tindak kriminal adalah pencurian. Pelaku pencurian bisa dari karyawan perusahaan
maupun orang luar perusahaan. Brang yang dicuri bisa milik pribadi karyawan maupun milik
perusahaan maupu orang luar perusahaan. Tidak pencurian dapat terdeteksi dari alarm anti
pencurian yang berbunyi atau melihat kejadian secara langsung. Apabila terjadi pencurian,
maka opriosedur yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

 Melaporkan kejadian kepada petugas keamanan (satpam0 terdekat dengan segera.


 Memberitahukan kepada bagian informasi/penerangan.
 Memblokir kawasan yang dapat digunakan oleh pencuri untuk melarikan diri.
 Memutar kembali CCTV (circuit televisi) untuk menjelaskan cirri-ciri pencuri.
 Menyiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak di
inginkan.
 Membawa tersangka keruang interograsi bersama dengan petugas keamanan.
 Membuat laporan kejadian pencurian.

2.2. MENGHADAPI SITUASI-SITUASI DARURAT/EMERGENCY

A. Jenis-Jenis Bahaya di Tempat Kerja


Dalam setiap hal kiranya mengandung dua potensi yaitu bahaya, clan manfaat. Bila kita dapat
menekan sekecil mungkin bahayanya maka kita akan lebih besar rnemperoleh manfaat.
Sebaliknya bila kita tidak terlalu memperhatikan manfaatnya maka bahayanya akan
semakin. besar pula. Agar kita memperoleh manfaat sebesar-besarnya ditempat kerja,
baik untuk karyawannya maupun perusahaannya, maka kita harus dapat meminimalisir
bahaya di tempat kerja tersebut. Adapun 'kondisi bahaya di tempat kerja diantaranya bahaya
yang bersifat khusus dan bahaya yang bersifat umum.

1. Bahaya bersifat khusus: adalah bahaya yang bersifat material, Bahaya tersebut
ditimbulkan dari sarana dan prasarana tempat kerja misalnya keadaan lingkungan
kerja yang tidak aman (Unsafe Condition) _ gedung yang. tinggi dengan pondasi
yang tidak seimbang, struktur tanah yang tidak sesuai dengan standar IMB (Izin
Mendirikan Bangunan), instalasi listrik yang tidak teratur, tidak adanya peralatan
keamanan.dan pelindung saat bekerja, dan yang lainnya.
2. Bahaya bersifat umum adafah bahaya yang'bersitat immaterial yang ditimbulkan dari
-_ proses kerja, misalnya bekerja dengan tidak memenuhi keselamatan kerja (Unsafe
Worker), tidak beristirahat, memaksakan kerja selagi kondisi badan unfit, terjadinya
konfik, dan miskomunikasi yang membuat tidak kondusif di tempat kerja, lalai, tidak
mengikuti prosedur kerja dan yang lainnya.
Sikap dan tindakan yang perlu dilakukan oleh seorang karyawan profesional terhadap keadaan
bahaya diantaranya sebagai berikut.

a. Bersikap cepat dan tanggap terhadap hal-hal yang diperkirakan dapat


membahayakan.
b. Mengamati (observasi) terhadap hal-hal yang dapat membahayakan.
c. Mengidentifikasi satu persatu hal-hal yang akan membahayakan tersebut.
d. Menganalisis secara teoritis baik dan buruknya untuk jangka panjang.
e. Menyimpulkan dan membuat solusi secara tertulis hasil pengamatan tersebut.
1. Diajukan kepada bagian yang menangani permasalahan tersebut diperusahaan
itu untuk ditindaklanjuti kepada atasannya.

B. Tanda Peringatan Bahaya dan Tanda Bahaya di Tempat Kerja


Di sini dibedakan antara tanda peringatan.bahaya dan tanda bahaya di tempat kerja, karena
diantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda, untuk lebih jelasnya kita uraikan satu
persatu.

1. Tanda-Tanda Peringatan Bahaya


Peringatan dan tanda bahaya merupakan tanda-tanda atau kode yang digunakan
sebelum bahaya terjadi,. yaitu sebagai usaha pencegahan agar jangan sampai terjadi
bahaya.
Peringatan dan tanda-tanda bahaya dapat membawa suatu pesan atau instruksi, pesan
peringatan, dan pemberian keterangan secara umum. Dada dasarnya, tanda-t-anda larangan
atau bahaya sama dengan tanda lalu lintas jalan raya. Tanda.peringatan bahaya antara
lain sebagai berikut.

i. Tanda Gambar
Tanda gambar adalah gambar-gambar peringatan dan larangan. Misalnya gambar berikut.

b. Gambar leter P dicoret adalah larangan untuk parkir.


c. Gambar puntung rokok, dilarang merokok di tempat kerja.
d. Gambar tengkorak adalah barang yang beracun.
e. Gambar membuang sampah pada tong sampah adalah anjuran untuk
membuang sampah pada tempatnya.

b. Tanda Lampu warn


Tanda lampu warna, adalah lampu yang digunakan sebagai tanda peringatan keamanan,
misalnya gambar berikut.

1) Lampu hijau adalah menunjukan keadaan aman atau boleh jalan pada lalu lintas.
2) Lampu kuning adalah tanda hati-hati atau -harus waspada.
3) Lampu merah adalah tanda hares berhenti di lalu lintas dan tanda kawasan
yang mengandung aliran listrik berbahaya.
4) Lampu berkedip dengan serine adalah tanda telah terjadinya bahaya atau hal-hal
yang .mencurigakan.

c. Tanda Kata-Kata
Tanda dengan himbauan adalah kata-kata yang digunakan untuk peringatan biasanya
singkat, padat, dan jelas, seperti kata-kata berikut.

1) "YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK"


2) "MATIKAN PONSEL"
3) "DILARANG MEROKOK"
4) "SIMPAN TAS PADA TEMPAT PENITIPAN"
5) "PINTU DARURAT"

d. Tanda Isyarat Tubuh


Tanda isyarat tubuh adalah simbol-simbol yang digunakan sesama .karyawan untuk
berkomunikasi bila ada hal-hal yang membahayakan atau peringatan, seperti tanda-tanda
berikut.

1) Menggelengkan kepala ke kiri dan ke kanan adalah


menjawab tidak.
2) Berkedip dengan cepat adalah isyarat melara .
3) Menempelkan telunjuk dimulut adalah men ruh diam.
4) Mengedepankan telapak tangan di depan muka adalah melarang.
2. Tanda-Tanda Bahaya
Peralatan yang' digunakan untuk menunjukan bahwa telah terjadinya bahaya itu
bermacam-macam sesuai dengan tingkat kemajuan teknologi. Pada masa tradisional sering
digunakan kentongan sedangkan masa sekarang lebih can'-.4: ih. Macam-macam tanda bahaya
antara lain sebagai berikut.

i. Alarm kebakaran
Alat tersebut ditempatkan pada tempat yang dianggap perlu. Alarm kebakaran akan berbunyi
secara otomatis apabila terdeteksi adanya asap yang diterimanya. Tanda bahaya yang
dikeluarkan oleh alat tersebut biasanya berupa bunyi keras da terus-menerus.

ii. Bunyi Sirine Ambulance


Sirine atau bunyi yang melengking dipasang pada mobil ambulance berbentuk speaker aktif
bersamaan dengan lampu berwarna merah.menyala. Hal tersebut pertanda mobil
ambulance sedang membawa orang yang membutuhkan perawatan secepatnya dan bila
terlambat dapat mengakibatkan orang tersebut meninggal dunia.

iii. Alarm Kebocoran Gas


Alarm kebocoran gas gunanya untuk mendeteksi adanya kebocoran gas yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran maupun sesak pernapasan.

iv. Alarm Pencurian


Alarm tersebut dipasang pada tempat yang tidak: boleh dimasuki oleh orang-orang yang tidak
berkepentingan._ Alarm pencurian dihubungkan dengan kantor petugas
keamanan/security. Alarm tersebut akan bekerja dengan sendirinya bila ada orang memegang
barang tertentu yang dilarang, dan bila ada orang yang memasuki tempat yang dijaga tanpa
prosedur yang berlaku.

v. Suara Tembakan Peringatan


Tanda bahaya yang menggunakan tembakan peringatan dilakukan petugas icepolisian

dengan cara menembak ke atas sebanyak tiga kali. Hal tersebut dilakukan untuk merrberias
peringatan kepada pelaku tindak kejahatan agar menyerahkan diri.
C. Situasi yang Dapat Menimbulkan Bahaya
Situasi dan kon keamanan dan kesehatan tenaga kerja antara lain sebagai berikut disi yang dapat
menjadi pemicu atau sumber-sumber bahaya bagi

Faktor-faktor fisik meliputi hal-hal berikut.

i. Faktor fisik
 Suara yang terlalu bising.
 Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
 Penerangan yang kurang memadai.
 Kelembaban udara.
 Getaran mekanis.
 Radiasi.
 Ventilasi yang kurang memadai.
 Tekanan udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
 iBau-bauan di tempat kerja.
 Kelembaban udara.

ii. Faktor Kimia


Faktor-faktor kimia dapat berupa zat-zat berikut.

 Gas/uap.
 Cairan.
 Debu-debuan.
 Butiran kristal dan bentuk lain.
 Bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat racun.

iii. Faktor Biologi.


Fakor-faktor biologis dapat berupa benda-benda berikut.

 Bakteri/virus.
 Jamur, cacing, dan serangga.
 Tumbuh-tumbuhan dan lain-lain yang dapat hidup ditempat kerja.
 Faktor Faal
iv. Faktor-faktor faal dapat meliputi hal-hal berikut.
 Sikap badan yang tidak baik pada waktu kerja.
 Peralatan yang tidak cocok atau tidak sesuai dengan tenaga kerja.
 Gerak yang senantiasa berdiri atau duduk.
 Proses, sikap, dan cars kerja yang monoton.
 Beban kerja yang melampaui batas kemampuan.

v. S.Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis dapat meliputi hal-hal berikut.

a. Kerja yang terpaksa/di paksakan yang tidak sesuai dengan kemampuan.


b. Suasana kerja yang tidak menyenangkan.
c. Pikiran yang senantiasa tertekan terutama karena sikap atasan atau teman kerja yang
tidak sesuai.
d. Pekerjaan yang cenderung lebih mudah menimbulkan kecelakaan.
Ditinjau dari segi lingkungan kerja, kondisi berbahaya di lingkungan kerja dapat timbul
dari lingkungan khusus (teknis) dan dari lingkungan umum (nonteknis).

1. Bahaya dari lingkungan teknis tekno-strukturat, yaitu potensi bahaya yang


terkandung
dari lingkungan kerja diantaranya lingkungan kerja yang kotor, tempat/ruang kerja
yang tidak representatif, sarana dan prasarana kerja yang tidak layak pakai.

Bahaya dari lingkungan nonteknis, yaitu potensi bahaya yang ditimbulkan dari sika

2. dan tindakan pekerja, antara lain sebagai berikut.


a. Tidak mengikuti prosedur dan tata tertib kerja.
b. Tidak mentaati peraturan kerja.
c. Menentang kebijakan pimpinan perusahaan.
d. Menyampaikan aspirasi dengan emosional.
Unsur teknis dan nonteknis akan saling mendukung dalam pelaksanaan
pekerjaan

hingga antara satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Pada saat berinteraksi antara
unsur teknostruktural dengan unsur nonteknis biasanya ada saja terjadi kecelakaan, hal
tersebut dinamakan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja misalnya kecelakaan pada saat pekerja
menggunakan peralatan kerja, mesin yang meledak kebakaran.

Ditinjau dari segi sifatnya, keadaan bahaya di tempat kerja dapat meliputi bahayabahaya
berikut.

a. Bahaya yang diakibatkan karena adanya kerusakan mesin dari segi hardware
(perangkat keras)
b. Bahaya yang diakibatkan oleh kesalahan program mesin dari segi
software (perangkat lunak).
c. Bahaya yang diakibatkan oleh pendukung misalnya, sering padamnya
listrik.
d. Bahaya yang diakibatkan oleh somber daya karyawan atau pengguna
(Brainware) yang belum kompeten menangani pekerjaan dibidang tertentu.
e. Bahaya yang diakibatkan oleh over worker, yaitu bekerja Lerlebihan tanpa
istirahat hingga membahayakan bagi diri karyawan dan perusahaan iru sendiri.
Misalnya meningkatkan jumlah produk dengan lembur yang tidak teratur.

D. Prosedur Penanganan Keadaan Darurat di Perusahaan dan Tempat Umum.


Prosedur penpnganan keadaan darurat (emergency) secara khuss disetiap perusahaan atau
ditempat umum telah divisualisasikan, baik dalam bentuk gambar maupun tata tertib yang
disesuaikan denW kondisi perusahaan atau tempat umum tersebut. Secara umum
prosedur. tersebut meliputi hal-hal berikut.

a. Setiap karyawan hares menjaga keselamatan dirinya dan karyawan yang


Iainnya.
b. Wajib memakai alat-alat keselamatan kerja yang telah disediakan oleh
perusahaan.
c. Mematuhi ketentuan-ketentuan mengenai keselamatan kerja dan
perlindungan kerja
yang berlaku.
d. Apabila karyawan :menemui hal-hal yang dapat membahayakan terhadap
keselamatan
karyawan di perusahaan, hares segera melaporkan kepada pimpinan
perusahaan atau atasannya.
e. Di luar waktu kerja yang ditetapkan oleh perusahaan, setiap buruh tidak
diperbolehkan - memakai/menggunakan alat-alat atau perlengkapan kerja milik
perusahaan untuk-;= kepentingan pribadi.
f. Setiap pekerja wajib memelihara alas-alat/perlengkapan kerja dengan baik dan
teliti

E. Sikap dan Tindakan Saat Menghadapi Situasi Darurat I.

i. Sikap dalam Menghadapi Situasi Darurat

Sikap yang diperlukan saat terjadinya situasi darurat adalah sebagai berikut.

a. Cepat dan tanggap dalam situasi darurat.


b. Tidak panik.
c. Tidak berteriak yang membuat panik orang lain.
d. Adanya keinginan untuk menyelesaikan masalah.
e. Tenang dalam menghadapi situasi darurat.

ii. Tindakan dalam menghadapi situasi darurat.

a. Tangani situasi darurat sesuai prosedur di perusahaan.


b. Ikuti pesan tanda-tanda bahaya di tempat kerja.
c. Tentukan langkah dalam situasi darurat. sesuai permasalahannya.
a. d: Operasikan perlengkapan situasi darurat yang tersedia di tempat kerja.
d. Segera mengetahui dan meneliti keadaan darurat dan potensi keadaan darurat.
e. Segera tentukan tindakan yang dibutuhkan untuk melakukannya dalam ruang lingkup
tanggung jawabnya.
f. Pelaksanaan tindakan darurat mengikuti prosedur keadaan darurat yang
sesuai dengan prosedur di perusahaan..
g. Segera cari bantuan dari rekan sejawat atau orang yang mempunyai wewenang bila
perlu.
h. Melaporkan rincian kejadian baik sc' ara lisan dan tulisan yang benar sesuai
aturan perusahaan.
F. Langkah-Langkah Penanganan Situasi Darurat

i. Menangani Ancaman Bom

Apabila menemukan suatu barang yang mencuri n.atau menerima laporan dari pihak tertentu
melalui tulisan/telepon tentang adanya bom di lingkungart perusahaan, maka tindakan yang hares
dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Pastikan bahwa barang yang dicurigai masih ada di tempatnya.


b. Beritahu pekerja yang lain agar menjauh dan keluar.
c. Segera hubungi atasan/pimpinan untuk menginformasikannya.
d. Hubungi pihak kepolisian terdekat dan berikan keterangan yang lengkap.
e. Amankan dokumen-dokumen terpenting.

ii. Pelanggan Yang terganggu Mentalnya


Setiap yang datang keperusahaan bermacam-macam tidak menutup kemungkinan perusahaan
didatangi oleh pelanggan yang terganggu mentalnya, misalnya abnormal, mabuk minuman,
temperamen pemarah ataupun yang lainnya: Untuk menangani ha_l tersebut tindakan yang
perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut.

a. Jangan terlalu banyak diajak bicara.


b. Bawa ke ruangan yang aman (tidak ada barang-barang berharga).
c. Jauhkan dari pelanggan yang lain ke tempat yang aman tersebut, agar tidak
menggangguw pelanggan lain.
d. Laporkan ke satpam (petugas keamanan).
e. Segera bekerja kembali
f. Urusan selanjutnya ditangani petugas keamanan

iii. Kecelakaan
Bila terjadi kecelakaan kerja yang dialami karyawan lain di .tempat kerjanya, makaµ
sebagai sesama karyawan harus menolongnya. Diantara hal-hal yang perlu dikerjakan adalah
sebagai berikut.

a. Membawanya ke ruangan kesehatan dan keselamatan kerja.


b. Memberikan pertolongan pertama.
c. Melaporkannya pada atasan/pimpinan.
d. Menghubiungi atau membawanya pada petugas kesehatan terdekat.
e. Mendeteksi penyebab kecelakaan.
e. Membuat solusi agar tidak terjadi lagi.

iv. Perampokan dan Penodongan


Perampokan dan penodongan bisa saja terjadi pada saat siang dan malam hari, untuk itu setiap
karyawan harus waspada dengan melengkapi personil keamanan di tempat kerja. Hal-hal yang
perlu kita 'lakukan dalam situasi darurat adanya penodongan da perampokan adalah sebagai
berikut

a. Jangan panik bila perampok mengancam baik dengan senjata tajam atau atau senjata
api.
b. Kenali dengan jelas raut mukanya, postur tubuhnya, dan pakalannya.
Kenali kekhasan nada suara bicaranya.
c. Bila perampok lebih dari satu, kenali salah sate saja dengan jelas bila tak
memungkinkansemuanya.
d. Bila perampok membawa kendaraan, kenali kendaraanya dengan jelas, merk, dan warna
kendaraan, serta kenali plat nomer kendaraannya.
e. Jangan mengadakan perlawanan_bila t dak memungkinkan, karena akan mencelakakan
jiwa.
f. Jangan menunjukkan terhadap.perampok dokumen-dokumen dan barang yang
sangat penting.
g. Bila perampok sudah mulai kabur, cepat hubungi polisi lewat telepon dengan menun
jukan arch jalan yang dilaluinya agar polisi cepat memblokir semua jalur lalu litas.
h. Laporkan pada satpam/atasan/pimpinan.
i. Membuat laporan tertulis kepada pihak berwajib (kepolisian) untuk ditindaklanjuti. .
v. Kebakaran
Pada' saat terjadi Kebakaran langkah-langkah emergency (darurat)°yang perlu kita
kerjakan adalah sebagai berikut.

a. Segera hubungi lewat telepon tim pemadam kebakaran terdekat dengan menyampaikan
alamat kejadian kebakaran yang jelas.
b. Pakailah pakaian pengaman anti api.
c. Pijit bel peringatan berb aahaya agar semua pekerja yang belum tahu mengetahuinya.
d. Selamatkan dokumen-dokiimen yang paling penting.
e. Matikan listrik dari kilometernya.
f. Ikuti jalan yang paling mullah untuk keluar dari tempat kebakaran. Jangan berteriak-teriak
karena akan membuat panik dan salah tingkah. Segera evakuasi teman sekerja kalau ada
yang terperangkap kebakaran. Berikan pertolongan pertama.
g. Hubungi petugas kesehatan setempat.
h. Membuat laporan tertulis pada pihak kepolisian untuk diadapkan penelitian penyebab
terjadinya kebakaran.

vi. Kebocoran gas


Adanya kebocoran gas dapat diketahui dari bau yang menyengat penciuman. Apabila„-
perusahan memiliki alarm otomatis maka alarm akan berbunyi sendiri bila terjadi kebocoran Halhal
yang perlu diperhatikan saat terjadi kebocoran gas.

a. Segera pakai pakaian pelindung pernapasan yang tersedia.


b. Segera laporkan pada teknisi di perusahaan.
c. Bila kebocoran sudah parah dan menyebar, pijit serine/alarm agar semua pekerja
cepat keluar mengamankan diri.
d. Segera bawa keluar/jauhkan barang-barang yang mudah terbakar dan yang
mengandung api
e. Selamatkan dokumen-dokumen yang sangat penting.
f. Matikan -listrik dari kilometernya.
g. Segera keluar melalui jalan yang mullah.
h. Teknisi segera melacak tempat terjadinya kebocoran gas.
i. Selamatkan yang terperangkap di dalam ruangan.
j. Berikan pertolongan pertama dengan bantuan pernapasan,
k. Hubungi petugas kesehatan terdekat.

vii. Banjir

Banjir akan terjadi bila saat musim hujan, lokasi perusahaan di tempat yang dataran
rendah atau dekat dengan aliran sungai. Hingga bila tanda-tanda tersebut telah ada maka
pihak pimpinan perusahaan harus menyediakan perlengicapan keamanan banjir,
misalnya baju pelampung, ban, perahu karet, dan membuat gedung berlantai dua atau
tiga. Bila terjadi banjir maka dalam situasi darurat tersebut yang harus. dilakukan adalah
sebagai berikut.

a. Membunyikan tanda sirine bahaya agar semua karyawan waspada.


b. Mematikan aliran listrik.Mematikan mesin-mesin yang sedang digunakan.

Gempa Bumi
Gempa bumi bisa saja terjadi kapan saja sekalipun sebelumnya tidak ada informasi dari
dinas meteoroligi dan geofisika. Untuk itu maka pendirian perusahaan harus memenuhi
persyaratan IMB (Izin Mendirikan Bangunan); kelaikan tanah dan kesesuaian bangunan.'
Bila terjadi gempa bumi sebagai situasi darurat, dalam penanganannya adalah sebagai berikut.

a. Ambil pengaman tutup kepala.


b. Pindah ke ruangan yang tidak banyak barang berat.
c. Ingat-ingat pintu darurat yang paling cepat dan aman kemudian
keluarlah cepat. d. Jangan keluar dengan lari yang tak tentu arah.
d. Jangan lari pada pintu yang sama karena akan meghambat kelancaran
bahkan dapat menimbulkan kecelakaan jiwa.
e. Menjauhlah dari gedung dan bangunan yang tinggi, cari tempat yang
aman.
f. Bila gempa berhenti maka_adakan evakuasi korban.
i. Berikan pertolongan pertama.
j. Adakan pendataan dan inventarisir seluruh kerugian harta dan jiwa. Buat
laporan tertulispada pimpinan dan pemerintah setempat.
Tersengat Listrik
Untuk menghindari sengatan-listrik. ke ndaklah_ teknisi perusahaan selalu- glib dan
memelihara keamanan jalur kabel listrik, gunakanlah kabel standar PLN (Perusahaan
Listrik Negara). Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menangani orang yang terkena sengatan
listrik adalah sebagai berikut.

a. Segera matikan aliran listrik.


b. Pakailah sandal karet yang keying agar tidak tersengat listrik.
c. Pisahkan orang yang terkena arus listrik dengan benda yang menempel dari
anus listrik. tersebut.
d. Bila korban masih hidup berilah air minum putih secukupnya sebagai
pertolongan pertama.
e. Bawalah korban ke dinas kesehatan terdekat.
Penyebab utama kebakaran rumah penduduk kebanyakan adalah dari adanya
gangguan pada instalasi listrik yang sudah tidak layak pakai, hingga mengakibatkan terjadi
korsleting pada hubungan pendek arus listrik. Sebaiknya setiap 1.0 tahun sekali instalasi
listrik harus . diganti dan pemasangan instalasi listrik haruslah memenuhi standar
perlindungan terhadap bahaya kebakaran (flre protection},

Tindakan yang harus segera dilakukan ketika menghadapi kebakaran akibat korsleting anus
pendek listrik adalah sebagai .berikut.

a. Matikan arus listrik dari sumbernya.


b. Padamkan api dengan air atau pasir atau kain basah.
c. Temukan dan buka segera pompa hidran air yang terdapat pada sekitar lokasi kebakaran.
d. Batasi gerakan api dengan air agar tidak meluas ke tempat lainnya.
e. Telepon dinas pemadam kebakaran dengan menginformasikan alamat tempat kejadian

2.3. Menjaga standar keamanan penampilan pribadi

A. Macam-Macam Penyakit Infeksi dan Noninfeksi Serta Cara Menanggulanginya

Kurang dapatnya menjaga kesehatan dan keamanan kerja saat melaksanakan


pekerjaan tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kecelakaan kerja, balk
kecelakaan yang bersifat luka maupun bukan luka. Apabila hal tersebut terjadi pada
diri karyawan atau terhadap teman sekerja maka sebagai karyawan yang profesional
harus dapat menanganinya. Selain itu terlebih seorang karyawan profesional harus
dapat menanggulangi sedini mungkin kecelakaan-kecelakaan dengan upaya-upaya
preventif.

1. Infeksi

Infeksi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh adanya kuman atau
bibit penyakit yang masuk dan berkembang biak ke dalam tubuh manusia, diantaranya
protozoa (amoeba), jamur, dan parasit. Kuman dari penyakit tersebut bisa masuk di
antaranya melalui luka-luka berikut.

a. Luka Terbuka

 Luka lecet

a) Permukaan kulit terkelupas akibat gesekan.


b) Luka akan terasa nyeri karena ujung-ujung saraf juga mengalami
cedera.
c) Tepi luka tidak teratur.
 Luka sayat/iris
a) Terjadinya akibat kontak dengan senjata tajam
b) Jaringan kulit dan lapisan di bawahnya terputus.
c) Tepi luka dan bentuk luka teratur.
 Luka robek

a). Terjadi akibat benturan keras dengan benda tumpul.

b) Tepi dan bentuk luka tidak teratur.

 Luka tusuk

a) Terjadi akibat masuknya benda tajam melalui kulit ke dalam tubuh.

b) Luka lebih dalam dibanding lebarnya.

 Luka avulsi/sobek

a) Jaringan tubuh/kulit tidak putus.


b) Bagian tubuh!kulit masih ada yang menempel.
 Luka amputasi

a) Luka terbuka dengan jaringan tubuh terpisah.


b) Akibat gigitan hewan sehingga menyebabkan rabies.
 Penanganan luka terbuka dapat dilakukan antara lain dengan cara berikut:

a) Pastikan daerah luka terlihat.


b) Bersihkan daerah sekitar luka.
c) Kontrol pendarahan bila ada.
d) Cegah kontaminasi lanjut.
e) Beri penutup luka dan balut.
f) Tenangkan penderita.
g) Atasi syok bila ada kemudian rawat.
h) Rujuk kefasilitas kesehatan.
i) Baringkan penderita bila lukanya cukup parah.

b. Luka Tertutup
 Memar
Berkumpulnya darah di bawah lapisan kulit sehingga terasa nyeri, bengkak, dan warnanya
merah kebiruan.
 Luka himpitan kuat
Ciri-cirinya tergantung berapa besar luka yang dialami.
 Luka Remuk
Biasanya terjadi pada tulang atau persendian.
Cara penanganan luka tertutup, diantaranya:

 Istirahatkan anggota gerak.


 Berikan kompres dingin.
 Balut dan tekan.
 Tinggikan anggota gerak yang luka tersebut.

c. Pendarahan dan Syok


1) Pendarahan
Pendarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh. darah yang dapat disebabkan
oleh trauma atau penyakit.
2) Klasifikasi sumber pendarahan/golongan pendarahan
 Pendarahan nadi (arteri).
Darah yang berasal dari pembuluh nadi keluar memancar sesuai dengan
denyutan nadi berwarna merah terang.
 Pendarahan batik (Versa).
Darah yang keluar dari pembuluh batik mengalir berwarna merah gelap.
 Pendarahan rambut (kapiler).
Berasal dari pembuluh kapiler, darah yang keluar merembes perlahan.
3) Jenis jenis pendarahan
 Perdarahan luar
Perdarahan yang terlihat keluar dari luka terbuka.
 Perdarahan dalam
Prndarahan biasanya tak terlihat dan kulit tidak tampak rusak. Kadang-kadang
terlihat berada di bawah permukaan berupa memar.

Waspadai adanya pendarahan dalam bila terjadi hat-hat berikut.

 Luka busuk.
 Darah atau cairan keluar dari telinga atau
hidung.
 Muntah atau batuk darah.
 Memar luas pada batang tubuh..
 Luka tembus dada atau perut.
 Buang air kecil atau air besar berdarah.
 Nyeri tekan, pada kaku atau kejang pada dinding perut.
4) Penanganan Pendarahan

 Tekan langsung..
o Tekan bagian yang berdarah selama 5-15 menit dan beri penutup
luka.
o Elevasi (dilakukan bersamaan dengan tekanan langsung).
o .Tinggikan an, ota badan yang berdarah, lebih tinggi dari jantung
o Tekan pada titik tekan.
Menekan pembuluh nadi di atas daerah yang mengalami perdarahan.
Contoh:

 Brakialis (Pembuluh nadi dilengan atas)


 Femoralis (Pembuluh nadi dilipat sama)
Cara lain yang dapat membantu menghentikan pendarahan adalah sebagai berikut,
 Immobilisasi dengan atau tanpa pembidaian
 Torniket (bila semua cars menghentikan pendarahan gagal boleh digunakan). Kerugian
menggunakan tomiket bisa menyebabkan kematian jaringan bagian distal daerah yang
terpasang torniket, sehingga bagian tersebut harus diamputasi.
Perawatan pendarahan ada 3 macam, yaitu perawatan pendarahan besar, pendarahan ringan,
dan pendarahan dalam.

a. Perawatan pendarahan besar


 Jangan buang waktu hanya untuk menutup luka.
 Tekan langsung dengan tangan (menggunakan sarung
tangan).
 Rawatlah luka setelah pendarahan terkendali.
b. Perawatan pendarahan ringan atau terkendali
 Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka.
 Tekan sampai pendarahan
terkendali.
 Pertahankan penutup luka dan
balut.
 Sebaiknya tidak melepas penutup luka/balutan pertama.
c. Perawatan pendarahan dalam
 Baringkan dan istirahatkan penderita.
 Buka jalan nafas dan pertahankan.
 Periksa secara berkala pernafasan dan denyut
nadi
 Rawatlah bila terjadi atau diduga akan syok.
 Jangan beri makan dan minum.
 Rawatlah cedera lainnya bila ada.
 Bila ada berilah oksigen.
Syok
Syok terjadi sejak peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkann darahnya yang
mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke organ vital (terutama otak, jantung, dan paru -
paru). Penyebab syok adalah sebagai berikut.

a. Kegagalan jantung memompa darah.


b. Kehilangan darah dalam jumlah besar.
c. Kekurangan cairan tubuh yang banyak, misalnya diare.
d. Penyebaran darah dengan luas, sehingga darah tidak dapat mengisinya dengan
balk.
Tanda-tanda syok sebagai berikut.

 Pernapasan cepat dan dangkal.


 Nadi cepat dan lemah.
 Kulit pucat, dingin, dan lembab.
 Mata pandangan hampa dan pupil melebar.
 Wajah pucat, sianosis pada bibir, lidah, dan kuping.
 Gejala-gejala : mual, haus, lemah, pusing, gelisah, dan takut mati.

Apabila terjadi syok, maka hal-hal yang perlu dilakukan dalam penanganannya adalah sebagai
berikut.

 Bawa penderita ke tempat teduh dan arnan.


 Pakaian penderita dilonggarkan.
 Cegah kehilangan panas tubuh dengan memberi selimut.
 Tenangkan penderita.
 Pastikan jalan dan jalan pernapasan baik.
 Kontrol pendarahan dan rawat luka lainnya bila ada.
 Berikan oksigen bila ada.
 Periksa Rujuk kefasilitas kesehatan. .
 tanda vital secara berkala.

d. Alat Perlindungan Diri (APD)


Alat perlindungan diri berguna terutama untuk menghadapi darah dan cairan tubuh dari
penderita yang merupakan media penularan penyakit seperti Hepatitis, TBC, HIV/',
AIDS. Disamping itu untuk mencegah penolong mengalami luka dalam waktu menjalankan'
tugasnya.

Macam-macam alat pelindung diri (APD)

a. Sarung tangan lateks


b. Kaca mata pelindung
c. Baju pelindung
d. Masker penolong
e. Masker Resusitasi
f. Helm
Dari keenam alat di atas, dua diantaranya mutlak harus dimiliki pelaku Pertolongan Pertama
(PP), yaitu sarung tangan dan masker resusitasi. Juga selain APD masih ada beberapa tindakan
sebagai pencegahan, diantaranya mencuci tangan dan membersihkan alat.

e. Peralatan pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)


2) Penutup luka
 Kasa steril
 Bantalan kasa
3) Pembalut
 Pembalut gulung (pita)
 Pembalut segitiga/mitella
 Pembalut tubuler/tabung
 Pembalut rekat/plester
4) Cairan antiseptik
 Alkohol 70%
 Povvidone iodine 10%
5) Cairan pencuci mata (boorwater)
6) Peralatan stabilitasi
 Bidai
 Papan spinal panjang
 Papan spinal pendek
7) Gunting pembalut
8) Pinset
9) Senter
10) Kapas
11) Selimut
12) Kartu penderita
13) Alat tulis .
14) Oksigen
15) Tensimeter dari stetoskop
16) Tandu

2. Penyakit noninfeksi
Penyakit tersebut biasanya terjadi pada bagian dalam tubuh diantaranya sebagai berikut.

a. Penyakit hypokinetik (akibat lemahnya jasmani)


b. Penyakit metabolisme
 Kegemukan (obesitas) .
 Penyakit gula (diabetes mellitus)
 Kelebihan lemak darah (hyperlidaemia)
c. PenyakitJantung dan Pembuluh Darah
 Penyakit jantung koroner
 Penyakit tekanan darah (tinggi/rendah)
d. Penyakit Psikosomatik
 Penyakit lambung/maag (gastritis)
 Penyakit bengek (alma bronkial)
 Penyakit kulit enczemaldermatitis

B. Memahami Kesehatan Jasmani dan Rohani


Organisasi kesehatan duniaWHO(World Health Organization) yang kemudian juga dianut
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa sehat adalah sejahtera
jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan lainnya.

a. Kesehatan Jasmani

Sehat ditinjau dari sudut. ilmu faal ialah normalnya fungsi alat-alat tubuh secara keseluruhan.
Sesuai dengan dalil berikut "Olabraga dengan intensitas yang tinggi tidak akan lama,
sedangkan bila ingin dipertahankan dalam waktu yang lama tidak mungkin dengan
intensitas yang tinggi."

Oleh karena itu, sehat ditinjau dari ilmu faal ada dua pengertian sebagai berikut. a) Sehat
statis, yaitu fungsi alat tubuh normal pada waktu istirahat. b ) Sehat dinamis, yaitu fungsi
alat tubuh normal dalam keadaan gerak.

Upaya yang harus dilakukan untuk menjaga badan agar tetap sehat antara lain sebagai
berikut

 Olahraga Kesehatan
Olahraga Kesehatan ialah olahraga yang dilakukan orang untuk tujuan kesehatan. Olahraga
tersebut bisa membina kesehatan khususnya pada tingkat lapangan.

Kekurangan olahraga akan mengakibatkan hal-hal berikut.


 Intoleransi Orthostatik
Kurang mampu bertahan pada sikap berdiri.
 Degenerasi Jaringan
Otot-otot mengecil (atrosit) sehingga dalam seminggu kekuatan otot-otot
menurun 10-50 persen, dalam waktu 3 minggu kapasitas kerja menurun 20-25 persen.
 Degenerasi Tulang
Tulang menjadi keropos (osteoporosis).
 Perubahan Metabolisme Lemak
Lebihnya kadar kolesterol mempertinggi resiko -terjadinya penyakit gangguan
aliran darah.
 Menurunnya Toleransi Terhadap Glukosa
Khususnya pada penderita diabetes, iriaktivitas menyebabkan meningkatnya
resistensi' terhadap insulin, menyebabkan kadar gula darah menjadi lebih sulit
dikendalikan.yang akan memperbesar kemungkinan terjadinya komplikasi.
 Ciri Olahraga Kesehatan
Ciri umum olahraga kesehatan terdiri atas 5 M yaitu sebagai berikut.
 Masal Olahraga masal yaitu olahraga yang biasa dilakukan oleh umum, seperti
sepak bola,' badminton, tenis meja dan sebagainya.
 Mudah
Artinya olahraga yang banyak dilakukan oleh orang seperti lari pagi, jalan
santai (kebanyakan dilakukan oleh orang tua yang sudah lanjut usia).
 Murah
Artinya olahraga tersebut tidak mengeluarkan banyak biaya seperti bola voli,
sepak bola, dan sebagainya.
 Meriah
Artinya olahraga tersebut bersifat menghibur.
 Bermanfaat dan aman
Artinya badan dapat menjadi iehat dan efeknya mudah diatasi.

Syarat dan aman dari olahraga kesehatan yang bersifat teknis fuiologis adalab sebagai berikut.

1) Homogen dan submaksimal


 Tidak ada gerakan-gerakan dengan beban
maksimal.
 Tidak ada pengarahan kemampuan dengan
maksimal.
2) Adanya kesatuan takaran (dosis)
 Kesatuan takaran (dosis) yaitu dengan mengatur beban, kccepatan re_pitisi
kontraksi maupun waktu pelaksanaannya.
3) Adekuat' (memenuhi syarat)
 Yaitu ada batas minimal tertentu pada suatu olahraga kesehatan
sehingga dapat menghasilkan manfaat, yang dapat menimbulkan peningkatan
kemampuan f tngsional perangkat pendukung gerak
d). Sasaran Olahraga Kesehatan

Tahapan sasaran olahraga kesehatan adalah sebagai berikut.


1) S-1 (Sasaran minimal)
Mempertahankan gerak yang masih ada melalui latihan-latihan yang bersifat peregangan
dan pelemasan, sehingga akan menghasilkan kelenturan/fleksibiliti.
2) S-2 (Sasaran antara)
Tujuannya untuk dapat meningkatkyn kemampuan geraknya lebih lanjut.
3) S-3 (Sasaran utama)
Memelihara dan meningkatkan kapasitas aerobik.
 Peranan Oaahraga Kesehatan dalam Pekerjaan
Menurut hasil penelitian yang di lakukan oleh ahli-ahli dalam bidang pendidikar kejiwaan,
sosial, dan bidang kedokteran dapatlah disimpulkan, bahwa olahraga banya membantu
mengembangkan hal-hal berikut.

1) Kemampuan berfungsinya alat-alat tubuh manusia seperti jantung, paru-paru


dan lain lain.
2) Fungsi sistem otot dan syaraf.
3) Sikap sosial disiplin dan penyesuaian pribadi.
4) Daya pikir atau intelegensia.
5) Penguasaan emosi yang baik.
6) Kegemaran olahraga dan kebiasaan mengisi waktu senggang dengan
aktivitas yanj bermanfaat.

b. Makanan yang Sehat


Makanan yang sehat terdiri atas zat-zat yang dibagi menjadi dua golongan yaitu, za makanan
makro (makronutrien) yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein; dan za makanan mikro
(mikronutrien) yang terdiri dari vitamin dan mineral.

a. Fungsi makanan bagi tubuh


1) Penyediaan bahan bakar, yaitu zat-zat makanan bilamana dioksidasi dalam
tubul menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk tugas pekerjaannya.
2) Pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
3) Pemeliharaan jaringan dan perbaikan sel-sel jaringan tubuh yang rusak atau
telah tua.
4) Pertahanan tubuh terhadap berbagai macam penyakit.
5) Pengaturan proses-proses tubuh, misalnya mengatur metabolisme dan
berbagai keseimbangan dalam tubuh.

b. Syarat makanan yang sehat


a. Makanan harus cukup mengandung kalori.
b. Makanan harus cukup mengandung karbohidrat, lemak, dan protein yang
memiliki 10 asam amino esensial.
c. Makanan harus mudah dicerna.
d. Makanan hares cukup mengandung vitamin dan unsur-unsur mineral. Bila
kekarangan vitamin dan unsur mineral, pengaturan, dan koordinasi dari
berbagai fungsi tubuh akan terganggu.
e. Makanan hares selalu cukup mengandung air.

c. jenis jenis makanan sehat


1) Jenis 1 yaitu, macam-macam sayuran hijau dan kuning sebagai
sumber.vitamin A dan mineral.
2) Jenis 2 yaitu, terdiri dari buah-buahan yang berair dan berwarna. Misalnya:
jeruk dan tomat sebagai sumber vitamin C dan mineral.
3) Jenis 3 yaitu, mencakup buah-buahan dan umbi-umbian sebagai sumber
vitamin A dan C, mineral, gala, dan karbohidrat.
4) Jenis 4 yaitu, susu dan makanan yang berasal dari susu (keju, mentega) sebagai
sumber karbohidrat, lemak, vitamin, protein, dan mineral.
5) Jenis 5 yaitu, mencakup daging, telur, ikan, kacang-kacangan sebagai
sumber protein, . lemak, vitamin B kompleks, dan mineral.
6) Jenis 6 yaitu, meliputi jagung, betas, kentang, roti, singkong, sagu
sebagai sumber karbohidrat dan vitamin B kompleks.
7) Jenis 7 yaitu, mencakup kelapa, mentega, margarin, kacang tanah dan
lemak sebagai sumber lemak, dan vitamin A, D, E, dan K.

e. Istirahat yang Cukup


Istirahat ialah berkurangmya kegiatan organ-organ tubuh kita. Dalam UndangUndang No.
25 Tahun 1997 Pasal 102 (2) tentang ketentuan istirahat .

1. Istirahat sepatutnya untuk menjalankan kewajiban menunaikan ibadah


menurut agamanya.
2. Istirahat kerja, antara jam kerja sekurang-kurangnya setengah jam setelah
bekerja selama empat jam terus-menerus dan istirahat tersebut tidak termasuk
jam kerja.
3. Istirahat mingguan, sekurang-kurangnya 1 hari untuk 6 hari bekerja.
4. Istirahat tahunan, 12 hari kerja untuk 6 hari kerja dalam seminggu atau 10
hari.kerja untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu, setelah pekerja yang
bersangkutan bekerja sdama 12 bulan secara terus-menerus.
Istirahat juga dapat di bagi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
a. Selesai bekerja, selesai olahraga .
b. Selesai berpikir, menulis, dan sejenisnya.
c. Setelah lama mengerjakan pekerjaan yang berat.
Dengan kesimpulan di atas istirahat dapat kita bedakan menjadi 3 macam.
a. Istirahat insidentil.
b. Istirahat rutin.
c. Istirahat berkala.
Tempat istirahat yang balk hendaklah sebagai berikut.
a. Tempat yang sejuk dan teduh.
b. Tempat yang pemandangannya indah dan mengesankan.

c. Tempat yang udaranya bersih dan tidak ada polusi


udara.

Istirahat yang baik atau cukup sangat terasa pengaruhnya terhadap


jasmani dan rohani kita. Istirahat yang demikian itu dapat kita peroleh
dengan pengaturan waktu, tempat, dan keadaan fisik yang sebaik-
baiknya.

Kondisi yang demikian akan membawa kita kepada hal-hal positif berikut
1. Rencana bisa terlaksana dengan baik.
2. Jasmani menjadi sehat dan segar.
3. Rohani (pikiran) menjadi tenang.
4. Dapat mengendalikan potensi tubuh kepada keadaan semula.

c. Perlunya Tidur
Istirahat yang baik adalah tidur, sedan tidur berarti berhentinya kerja-kerja otot dan
melemahnya kerja pernafasan kita untuk menerima perangsang-perangsang dari luar, (kecuali
pekerjaan yang tanpa perintah otak).

Ada beberapa orgng berpendapat bahwa tidur itu bermacam-macam di antaranya tidur
nyenyak (tidak disertai mimpi) dan tidur gelisah (tidur di sertai mimpi).

Hal tersebut mungkin terjadi karena keadaan berikut.

a. Tempat tidur (lokasi) tidak baik.

b. Badan lemah (sakit) habis berobat.

c. Setelah olahraga/bekerja berat.


d. Keadaan gembira, marah, sedih.

e. Kita sedang menginginkan sesuatu.


Faktor-faktor di atas dapat mempengaruhi kecepatan tidur kita. Jantung akan bekerja lebih
cepat (keras) sedangkan tidur adalah istirahat yang paling baik. Bagi yang suka minum kopi,
sebaiknya minum kopi setelah tidur.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat tidur.


a. Tempat/lokasi tidur mesti diatur.
b. Lama tidur harus sesuai dengan usia.
c. Waktu bangun/mulai tidur pada malam hari harus diatur sehingga menjadi
kebiasaan.

C. Penampilan Diri
Kita menilai orang lain berdasarkan petunjuk-petunjuk yang ditampilkan orang tersebut
pada kita. Orang lain juga menilai kita berdasarkan pada petunjuk-petunjuk yang telah
diberikan oleh kita pads orang tersebut. Bila kita dinilai orang lain berstatus rendah maka
kita tak akan mendapatkan pelayanan istimewa. Dari sensasi akan menumbuhkan opini,
dan dari opini akan membuahkan sikap dan tindakan. Oleh karena itu, kita hares berusaha
menampilkan yang terbaik agar pesan kita pada pandangan orang lain baik. Usaha kita untuk
menampilkan diri kita seperti yang kita kehendaki tersebut dinamakan dengan penampilan diri
(impression management).

Untuk menampilkan diri dibutuhkan peralatan-peralatan yang disebut dengan front. Front
terdiri atas peralatan berikut.

1. Setting (panggung) adalah rangkaian peralatan ruang dpn -bends yang


digunakan. Misalnya ruang tamu berikut perabotannya (meja, kursi, likusan/foto),
foto pimpinan perusahaan yang bersalaman dengan presiden, semua hal tersebut
akan mewakili pandangan tamu/pelanggan tentang perusahaan.

2. Appearance (penampilan) adalah penampilan dari segi artifaktual atau bahasa nonverbal
dari busana, make up, dan aksesoris yang dipakai. Hal itu akan menampilkan diri
kita pada pandangan orang lain. Penampilan pramuniaga, penampilan guru, dan
penampilan tentara akan membawa pesan masing-masing.

3. Manner (gaya bertingkah laku) antara lain sebagai berikut.


a. Cara kita berjalan.
b. Duduk.

c. Berbicara.

d. Memandang dan sebagainya.


Beberapa hal yang dapat memberikan kesan tertentu pada tamu dan pelanggan.

a. Penampilan Serasi
Untuk dapat berpenampilan serasi banyak fiat yang hares dipertimbangkan, melipuo
diantaranya situasi kondisi, profesi, postur tubuh, warna kulit, usia, mode, dan keserasiar
menyeluruh.

 Serasi sesuai Situasi Kondisi


Serasi sesuai situasi kondisi adalah berpenampilan sesuai dengan suasana yang akan kita
datangi.

a. Pakaian batik biasanya buat kondangan dan pertemuan


resmi.
b. Pakaian gemerlap biasanya untuk ke pesta ulang tahun.
c. Pakaian kaos/t-shirt untuk santai.
d. Pakaian warna hitam biasanya untuk melambangkan duka cita dan
kesedihan.
e. Pakaian "koko" untuk pengajian.
f. PDH adalah untuk kerja.

b. Serasi sesuai Profesi


Berpenampilan serasi sesuai profesi adalah berpenampilan menyesuaikan dengan
profesi kita. Biasanya tiap profesi mempunyai pakaian dan penampilan khas masing-masing.
Coba Anda amati perawat, polisi, guru, pelajar, pramuniaga, pramugari dan yang
lainya semuanya mempunyai penampilan tersendiri. Semua itu serasi asal waktu
dalam keadaan resmi/dinas profesi.

c. Serasi sesuai Postur Tubuh


Serasi sesuai postur tubuh adalah berpenampilan yang disesuaikan dengan
keadaan tubuh kita, tinggi-pendek dan besar-kecilnya. Untuk keserasiannya
gunakanlah pakaian yang ukurannya sesuai dengan tubuh.
1) Ukuran M untuk yang berbadan kecil-pendek.
2) Ukuran L untuk yang berbadan sedang.
3) Ukuran XL untuk yang berbadan tinggi-besar.
4) Sepatu berhak tinggi untuk yang berbadan
.pendek
5) Sepatu berhak pendek untuk yang
berbadan tinggi.
6) Celana model standar untuk yang bertubuh
sedang.
7) Celana model "baggy" untuk yang bertubuh tinggi.
8) Celana model "cutbray" untuk yang bertubuhh pendek
9) Kain bergaris vertikal untuk yang bertubuh
pendek
10)Kain yang bergaris horizontal untuk yang bertubuh tinggi.

d. Serasi sesuai Warna Kulit


 Serasi sesuai warna kulit artinya warna pakaian untuk berpenampilan
disesuaikan dengan warna kulit.
 Wit kekuning-kuningan cenderung cocok memakai warna apa pun.
 Kulit kehitam-hitaman cenderung cocok memakai pakaian dengan
warns cerah.
 Kulit sawo matang cenderung akan lebih cocok memakai pakaian
warna cerah.

e. Serasi sesuai Usia


Serasi sesuai usia adalah pakaian yang dipergunakan untuk berpenampilan disesuaikan
dengan kriteria masa usia.

 Anak-anak, pakailah pakaian yang serasi untuk anak-anak.


 Remaja, pakailah pakaian yang serasi untuk para remaja.
 Dewasa, pakailah pakaian yang serasi untuk dewasa.
 Orang tua,.pakailah pakaian yang serasi untuk orang tua.
f. Serasi sesuai Perkembangan Model
Serasi sesuai perkembangan model adalah pakaian yang kita pergunakan sesuai dengai
perkembangan model baik busana, make up maupun aksesorisnya.

g. Serasi Menyeluruh
Serasi menyeluruh adalah keserasian berpenampilan dari segi busana, make up yan
digunakan, aksesoris yang dipakai serta keserasian berwiraga (bertingkah laku) da:
bersikap.

1) Berbusana disesuaikan dengan faktor-faktor keserasian di atas dengan


mempertimbanp kan hal-hal berikut.
 Kancing baju jangan terbuka.
 Saku jangan penuh dan membengkak.
 Jangan urakan dan nyentrik.
 Jangan terlalu mewah, glamor.
 Jangan bau apek.
 Bahan pakaian jangan transparan atau mengkilap.
 Lengan baju jangan digulung bila di tempat resmi.
 Jangan merangsang dan terlalu ketat.
2) Beraksesoris disesuaikan dengan faktor-faktor keserasian di atas dengan mem
pertimbangkan hal-hal berikut.
 Jangan mengkombinasikan lebih dari satu macam aksesoris dengan yang
lainnya.
 Jangan memakai perhiasan yang berkilauan pada siang hari.
 Jangan memakai gelang kaki kalau kita sudah bukan anak-anak.
 Jangan memakai perhiasan yang tidak sesuai dengan warna busana.
 Jangan memakai perhiasan dalam jumlah yang berlebihan.
 Jangan memakai perhiasan yang tidak sesuai dengan ukuran badan kits.
3). Berhias disesuaikan dengan faktor-faktor keserasian di atas dengan
mempertimbangka hal ini:
 Pengenalan kulit.
 Perawatan kulit.
 Produk kosmetik yang cocok dan aman.
4). Berwiraga disesuaikan dengan faktor-faktor keserasian di atas dengan mempei
timbangkankegiatan berikut.

 Cara duduk, Untuk mendapatkan cara duduk yang anggun. dan


luwes, maka janga menghempaskai diri di atas kursi/sofa, tetapi
kendalikan gerakan dengan otot-otc betis dan paha.
 Cara berdiri, Untuk - berdiri dibantu otot-otot paha dan betis serta
dibantu oleh dorongan da; kaki.
 Cara berjalan, Cara berjalan yang baik adalah mengarah lurus ke depan
dengan jarak kedua kal hanya beberapa senti, pusatkan :badan sedikit di
depan pergelangan kaki.
5) Bersikap disesuaikan dengan faktor-faktor keserasian di atas dengan
mempertimbangka hal hal berikut.

 Keramahtamahan sebagai sikap yang menunjukkan keakraban, kesopanan, dan::


kelemahlembutan.
 Ekspresi wajah saat berbicara usahakan untuk senantiasa menatap lawan bicara,jangan
berpaling ke sana kemari karena terkesan tidak menghargai lawan bicara.
 Dalam berbicara pergunakanlah tata krama. Yang perlu diperhatikan dalam berbicara
adalah sebagai berikut.
 Berbicara harus dibarengi dengan bahasa tubuh.
 Berbicara dengan jelas, sesuaikan dengan kondisi waktu, tempat, dan inti pembicaraan.
 Apabila ada yang kurang jelas jangan berkata "he" atau "apa . Melainkan dengan: kata
"maaf", atau "bagaimana”.
 Jangan memonopoli atau memotong pembicaraan.
 Jangan bicara soal agama, politik, atau pribadi jika baru berkenalan.
 Carilah alasan yang tepat bila ingin mengundurkan diri.
 Jangan memperhatikan apa yang dikenakan lawan bicara atau keganjilan dad lawan
bicara.
 Sambutlah tamu atau pelanggan dengan bersalaman dan memperkenalkan diri,
kemudian dipersilahkan masuk dan dipersilahkan duduk.
 Tidak menganggap rendah orang lain.
 Berpikir positif tentang tamu dan pelanggan.
 Tidak sok akrab.
D. Cara-Cara Bekerja dengan Aman
Bekerja yang aman adalah bekerja yang selamanya waspada dan mengikuti prosedur kerja yang
berlaku di perusahaan, sebelum bekerja, saat bekerja, dan setelah bekerja.

a. Mengkondisikan Pekerjaan
Sebelum bekerja maka perusahaan harus mengkondisikan dahulu hal-hal berikut.
 Pembagian tugas dan tanggung jawab sera wewenang
yang jelas.
 Peraturan kerja yang fleksibel (tidak kaku).
 Penghargaan atas hak dan kewajiban pekerja selalu diberikan.
 Menjalin hubungan sosial yang baik antara perusahaan dengan masyarakat
setempat.
 Adanya ruang kerja yang memenuhi standar SSLK (syarat-syarat lingkungan
kerja) seperti berikut. .
o Tempat kerja harus steril dari debu, kototan, asap rokok, uap gas, radiasi,
getaran mesin dan peralatan bising lainnya.
o Tempat kerja aman dari sengatan arus listrik.
o Lampu penerangan cukup memadai..
o Ventilasi dan Sirkulasi udara yang seimbang.
o Adanya aturan kerja atau aturan keprilakuan (code of
conduct).

b. Prosedur Kerja
Saat bekerja karyawan hares mengikuti prosedur kerja sesuai dengan aturan yang
berlaku diperusahaan. Diantara prosedur yang hares diikuti adalah sebagai berikut.

 Setiap karyawan wajib hadir dan pulang tepat pada waktu yang telah ditetapkan.'
 Setiap karyawan wajib mengisi daftar absen/menyerahkan kartu pads tempat yang
telah ditetapkan baikpada waktu masuk atau pulang bekerja dan harus
diisi/diserahkan oleh karyawan sendiri, apabila tidak melakukannya yang
bersangkutan dianggap mangki dan upahnya tidak di bayar
 Setiap karyawan wajib mengikuti dan memenuhi seluruh petunjuk atau instruksi
yank diberikan oleh atasan atau pimpinan perusahaan yang berwenang memberikan
instruks atau petunjuk tersebut.
 Setiap karyawan wajib melaksanakan semua tugas dan kewajiban yang
diberikat kepadanya oleh perusahaan.
 Setiap karyawan wajib menjaga dan memelihara dengan balk semua milik
perusahaan agar segera melaporkan kepada pimpinan perusahaan/atasannya
apabila mengetahui hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya.
 Setiap karyawan wajib memelihara dan memegang teguh rahasia perusahaan
kepad, siapa pun terhadap apa yang diketahuinya mengenai perusahaan.
 Setiap karyawan wajib melaporkan kepada pimpinan perusahaan apabila ada
perubahan
perubahan atas status dirinya misalnya susunan keluarga atau perubahan alamat..
 Setiap karyawan wajib memeriksa semua alat-alat kerja, mesin-mesin dan
sebagainy, sebelum memulai bekerja atau akan meninggalkan pekerjaan sehingga
benar-benar tidal akan menimbulkan kerusakan/bahaya yang akan mengganggu.
 Setiap karyawan dilarang membawa/menggunakan barang/alat milik perusahaan
kelua dari lingkungan perusahaan tanpa izin pmpinan perusahaan yang
berwenang.
 Setiap karyawan dilarang melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya dan
tidal diperkenankan memasuki ruangan lain yang bukan bagiannya kecuali
atas perintah izin atasan.
 Setiap karyawan dilarang menjual/memperdagangkan barang-barang apa pun
atat mengedarkan daftar sokongan, menempelkan atau mengedarkan poster yang
tidak ad; hubungannya dengan perusahaan tanpa izin pimpinan perusahaan.
 Setiap karyawan dilarang minum minuman keras, mabuk, menyimpan,
dat menyalahgunakan obat terlarang, melakukan perjudian, pertengkaran, dan
berkelah dengan sesama karyawan/pimpinan di dalam lingkungan perusahaan.
 Setiap karyawan dilarang membawa senjata api atau senjata tajam ke dalam
lingkungat perusahaan.
 Setiap karyawan dilarang melakukan tindak asusila.
E. Pemeliharaan Kesehatan Karyawan
Setiap karyawan bekerja harus dapat memelihara kesehatannya dengan baik aga
dapat kembali bekerja dengan aman.. Pemeliharaan kesehatan antara lain dengan cara
sebaga berikut.
 Makan makanan yang bergizi.
 Berolahraga yang teratur.
 Istirahat/tidur yang cukup.

a. menyadari Pentingnya Higiene Perorangan

Setelah memahami pengertian higiene, perlu juga diketahui tujuan higiene. 'Tujuan higiene
adalah untuk mencegah timbulnya penyakit dan keracunan serta gangguan kesehatan lainnya
sebagai akibat dari adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup manusia. Misalnya di
sebuah kantor membiasakan piket kebersihan setiap hari, membersihkan debu, membuang sampah
pada tempatnya, menyimpan barang berbahaya ditempat yang aman, begitu pula mandi dua kali
setiap hari dan setiap enam bulan sekali memeriksakan diri ke dokter. .
Ruang lingkup higiene meliputi higiene perorangan (Personal Hygiene), higiene makanan dan
minuman (food hygiene), dan Hygiene Lingkungan dapur (Kitchen Hygiene). Higiene
perorangan merupakan higiene paling penting diantara higiene-higiene yang lainnya - karena
dengan higiene perorangan merupakan pencerminan upaya seseorang untuk memelihara
dan mempertahankan kesehatannya sendiri, yang dibuktikan dalam disiplin berkehidupan yang
sehat dalam setiap harinya.
Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi untuk hidup bersih dan sehat adalah faktor
individual dan faktor en viromental.

 Faktor Individual
Faktor individual adalah besar kecilnya motivasi yang ada pada diri perorangan untuk hidup bersih
dan sehat serta kesadaran untuk melaksanakannya. Kurangnya kesadaran melaksanakan hidup
sehat karena kurangnya menyadari manfaat kesehatan buat diri pribadi.

 Faktor Enviromental
Faktor en viromental adalah faktor lingkungan yang memotivasi seseorang untuk selalu hidup
bersih dan sehat, baik lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerja. Lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan kerja yang orang/karyawan kurang berkesarlaran untuk hidup
bersih akan membuat seseorang malas untuk hidup bersih. Oleh karena itu, yang lebih penting
kita harus tetap berupaya untuk menyarankan dan memberikan keteladanan terhadap orang
lain atau rekan kerja tentang pentingnya hidup bersih dan sehat.

b. Berpenampilan Pribadi sesuai Standar Industri Perhotelan


Penampilan kesehatan pribadi meliputi kebersihan tubuh, kebersihan pakaian, dan kebersihan
makanan.

1. Kebersihan dan Kesehatan Tubuh

 Mandi setiap hari minimal dua kali sebelum dan setelah bekerja.
 Gunakan sabun mandi yang lunak.
 Gunakan handuk pribadi untuk mencegah penularan penyakit kulit.
2. Kebersihan dan Kesehatan Rambut
 Rambut harus bersih dan rapi.
 Rambut dipotong secara berkala.
 Rambut dikeramas minimal dua kali dalam sate
minggu.
 Jangan dibiasakan menyisir rambut saat bekerja.
 Pakailah tutup kepala yang disarankan perusahaan saat bekerja sesuai pekerjaanya.

3. Kebersihan dan Kesehatan Mata


 Bersihkan mata dengan boorwater
 Jangan membersihkan tahi•mata atau kototan mata saat bekerja.
 Gunakanlah kacamata pelindung bila bekerja dengan menggunakan peralatan kerja
yang membahayakan mats, seperti komputer,las listrik,
 Periksakan kesehatan mata secara berkala.

4. Kebersihan dan Kesehatan Hidung.

 Untuk menjaga kesehatan pernapasan biasakan kumur-kumur dengan air hangat


dan. inhalasi (penghirupan) uap hangat.
 Bersihkan hidung dengan hati-hati dan gunakanlah kain yang lembek.
 Gunakanlah kertas tisu atau sapu tangan untuk menutup mulut saat
bersin.
 Hindari bersin di depan makanan.
 Bagi yang menderita penyakit influenza sebaiknya menggunakan masker atau sapu
tangan saat bekerja.
 Jangan menyentuh hidung dan lubang hidung saat bekerja.

5. Kebersihan dan Kesehatan Telinga.

 Jangan menyentuh telinga atau memasukan jari ke lubang telinga selama bekerja,
sebab lubang telinga merupakan tempat bersarangnya bakteri Staphylococcus sp
(jenis bakteri berbentuk bulat menyerupai buah anggur).
 Untuk menjaga kesehatan telinga dan mencegah masuknya bakteri, bersihkan kotoran
telinga secara teratur dan hati-hati dengan menggunakan cotton bud.
6. Kebersihan dan/atau Kesehatan Mulut dan Gigi.

 Bersihkan mulut secara teratur.


 Jangan memegang mulut dan bibir selama bekerja karena mulut dan bibir merupakan
sarang bakteri Staphylococcus sp yang berbahaya.
 Bersihkan gigi secara teratur minimal dua kali sehari, terutama setelah makan dan sebelum
tidur agar bakteri tidak masuk dan berkembang biak serta menghilangkan bau mulut
yang tidak sedap.
 Jangan batuk dan meludah disembarang tempat, terutama ditempat pengolahan dan
penyajian makanan.
 Tutuplah mulut dengan sapu tangan bila batuk atau bersin.
 Jangan mencicipi makanan dengan menggunakan peralatan masak atau
menggunakan jari. Hal tersebut untuk mencegah perpindahan bakteri dari mulut ke
makanan.
 Jangan merokok selama di dapur. Hal tersebut untuk mencegah bakteri sumber penyakit
dari bibir ke makanan.
 Jangan membersihkan gigi dari sisa makanan dengan benda tajam yang
dapat mengakibatkan rusaknya lapisan email (lapisan keras yang menutupi
permukaan gigi). Selain itu dapat mengakibatkan luka pada gigi yang menyebabkan
infeksi.
7. Kebersihan dan/atau Kesehatan Tangan dan Jari
 Mencuci tangan sebelum makan.
 Menggunakan sarung tangan sebelum bekerja.
 Membiasakan mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum
melaksanakan pekerjaan.
 Jangan memasukan jari ke dalam makanan saat akan mencicipi makanan.
8. Kebersihan dan/atau Kesehatan Kuku Tangan dan Kaki

 Kuku tangan maupun kaki harus senantiasa bersih dan selalu dipotong pendek.
Tidak diperbolehkan memakai cat kuku.

F. Upaya Responsif Terhadap Pencegahan Terjadinya Bahaya Kesehatan Pribadi


Setelah termotivasinya kesadaran diri untuk selalu hidup bersih dan sehat maka kita harus
berupaya melaksanakannya dengan tahapan yang diawali dari hal-hal berikut.

 Penginventarisiran jenis jenis kebersihan dan kesehatan di tempat kerja.


 Mendata kebutuhan sarana dan prasarana penunjang kebersihan dan kesehatan
 Membuat perencanaan pengadaan penunjang sarana dan prasarana kesehatan dan
kebersihan.
 Mengorganisasikan tim kesehatan dan kebersihan.
 Mengadakan pengawasan, pembinaan, dan penghargaan terhadap pelaksanaan
kebersihan dan kesehatan.
 Mengevaluasi hasil dari proses pelaksanaan kesehatan dan kebersihan.
Upaya higiene tidak terlepas dari harus adanya upaya-upaya sanitasi. Higiene
menekankan pada manusianya (personality) agar berupaya untuk selalu hidupp bersih dan sehat,
sedangkan.sanitasi lebih.menitikberatkan pada faktor lingkungan hidup manusianya.

G. Berpenampilan Pribadi sesuai Standar Industri Perhotelan


Penampilan kesehatan pribadi meliputi kebersihan tubuh, kebersihan pakaian, dan kebersihan
makanan.

1. Kebersihan dan Kesehatan Tubuh

 Mandi setiap hari minimal dua kali sebelum dan setelah bekerja.
 Gunakan sabun mandi yang lunak.
 Gunakan handuk pribadi untuk mencegah penularan penyakit kulit.

2. Kebersihan dan Kesehatan Rambut


 a. Rambut harus bersih dan rapi.
 b. Rambut dipotong secara berkala.
 c. Rambut dikeramas minimal dua kali dalam sate
minggu.
 d. Jangan dibiasakan menyisir rambut saat bekerja.
 e. Pakailah tutup kepala yang disarankan perusahaan saat bekerja sesuai pekerjaanya.
3. Kebersihan dan Kesehatan Mata

 Bersihkan mata dengan boorwater


 Jangan membersihkan tahi•mata atau kototan mata saat bekerja.
 Gunakanlah kacamata pelindung bila bekerja dengan menggunakan peralatan kerja
yang membahayakan mats, seperti komputer,las listrik,
 Periksakan kesehatan mata secara berkala.

4. Kebersihan dan Kesehatan Hidung.

 Untuk menjaga kesehatan pernapasan biasakan kumur-kumur dengan air hangat dan.
inhalasi (penghirupan) uap hangat.
 Bersihkan hidung dengan hati-hati dan gunakanlah kain yang lembek.
 Gunakanlah kertas tisu atau sapu tangan untuk menutup mulut saat bersin.
 Hindari bersin di depan makanan.
 Bagi yang menderita penyakit influenza sebaiknya menggunakan masker atau sapu tangan
saat bekerja.
 Jangan menyentuh hidung dan lubang hidung saat bekerja.

45. Kebersihan dan Kesehatan Telinga.

 Jangan menyentuh telinga atau memasukan jari ke lubang telinga selama bekerja, sebab
lubang telinga merupakan tempat bersarangnya bakteri Staphylococcus sp (jenis
bakteri berbentuk bulat menyerupai buah anggur).
 Untuk menjaga kesehatan telinga dan mencegah masuknya bakteri, bersihkan kotoran
telinga secara teratur dan hati-hati dengan menggunakan cotton bud.
6. Kebersihan dan/atau Kesehatan Mulut dan Gigi.

 Bersihkan mulut secara teratur.


 Jangan memegang mulut dan bibir selama bekerja karena mulut dan bibir merupakan
sarang bakteri Staphylococcus sp yang berbahaya.
 Bersihkan gigi secara teratur minimal dua kali sehari, terutama setelah makan dan sebelum
tidur agar bakteri tidak masuk dan berkembang biak serta menghilangkan bau mulut
yang tidak sedap.
 Jangan batuk dan meludah disembarang tempat, terutama ditempat pengolahan dan
penyajian makanan.
 Tutuplah mulut dengan sapu tangan bila batuk atau bersin.
 Jangan mencicipi makanan dengan menggunakan peralatan masak atau menggunakan
jari. Hal tersebut untuk mencegah perpindahan bakteri dari mulut ke makanan.
 Jangan merokok selama di dapur. Hal tersebut untuk mencegah bakteri sumber penyakit
dari bibir ke makanan.
 Jangan membersihkan gigi dari sisa makanan dengan benda tajam yang dapat
mengakibatkan rusaknya lapisan email (lapisan keras yang menutupi permukaan gigi).
Selain itu dapat mengakibatkan luka pada gigi yang menyebabkan infeksi.

7. Kebersihan dan/atau Kesehatan Tangan dan Jari

 Mencuci tangan sebelum makan.


 Menggunakan sarung tangan sebelum bekerja.
 Membiasakan mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum melaksanakan
pekerjaan.
 Jangan memasukan jari ke dalam makanan saat akan mencicipi makanan.
8. Kebersihan dan/atau Kesehatan Kuku Tangan dan Kaki

 Kuku tangan maupun kaki harus senantiasa bersih dan selalu dipotong pendek.
 Tidak diperbolehkan memakai cat kuku.

9. Kebersihan dan Kesehatan Kaki

 Kaki harus selalu bersih.


 Gunakan kaos kaki katun dan ganti setiap hari.
 Pakailah alas kaki yang nyaman dipakai. Memakai hak sepatu tidak terlalu tinggi dar
tidak terlalu licin.
 Bila kaki luka dibalut dengan pembalut kedap air. e. Jangan membuka alas kaki atau
sepatu saat bekerja.

10. Penggunaan Kosmetik dan Parfum

 Jangan berlebihan dalam penggunaan kosmetik dan parfum.


 Wangi parfum jangan terlalu tajam.
 Simpanlah parfum pada tempatnya, jangan menyimpan pada tempat penyajian makanan
 Cud tangan setelah menggunakan parfum atau kosmetik dengan sabun antiseptik.
1 1. Kebersihan Pakaian

 Pergunakan pakaian yang ringan dan nyaman (light and confortable).


 Pergunakanlah pakaian yang kuat tidak gampang robek (protective).
 Pergunakanlah pakaian yang dapat menyerap keringat dengan baik
(absorbent).
 Pergunakanlah pakaian yang mudah untuk dicuci (washable).
 Pergunakanlah pakaian dengan warna yang tidak mencolok atau gunakanlah pakaiai
 sesuai aturan di tempat kerja.
12. Kebersihan Makanan

 Biasakan makan secara teratur.


 Biasakan mengkonsumsi makanan yang bersih bervariasi dan memiliki nilai gizi
tinggi
 Makanlah makanan yang mengandung sayuran berserat tinggi.
 Simpanlah makanan dengan baik agar terhindar dari serangga dan kotoran.
 Cucilah peralatan masak dan peralatan makanan sebersih mungkin.
 Masak makanan dengan baik dan ber_zrr g. Hindarkan memakan makanan yang akan
menimbulkan bau badan seperti bawan merah dan bawang putih.
 Jangan dibiasakan menggunakan peralatan makan oleh dua orang atau
lebih.
 Biasakan jangan makan saat bekerja.
H. Prinsip-Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Prinsip kesehatan dan keselamatan kerja meliputi tiga aspek, yaitu aspek higien< aspek
sanitasi, dan aspek lingkungan kerja.

Aspek hygiene (kesehatan) meliputi prnsip-prinsip berikut.


 Jagalah kesehatan dan kebersihan setiap pribadi karyawan.
 Jagalah kesehatan dan kebersihan makanan dan minuman.
 Jagalah kesehatan, dan kebersihan pakaian.

Aspek sanitasi. (lingkungan kesehatan) meliputi prinsip-prinsip berikut. .

 Pengadaan air bersih.


 Pengadaan pembuangan air kotor dan limbah.
 Pengadaan tempat sampah.
 Pengadaan tempat pembuangan sampah sementara (TPSS).
 Pemberantasan serangga dan tikus.
 Penataan lingkungan kerja dan perumahan karyawan.
 Pengendalian suara-suara bising. .

I. Aspek Lingkungan Kerja


Aspek lingkungan kerja meliputi prinsip-prinsip berikut.

 Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan fisik seperti suara keras, suhu tinggi,
penerangan, sinar X, sinar infra merah, dan sinar ultraviolet.
 Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan kimia seperti keracunan, uap dari;;:
logam, larutan kimia, debu-debu, kabut dari insektisida atau fungisida.
 Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan infeksi dengan cara memberikan
pertolongan pertama, imunisasi, dan pemberian antibiotik.
 Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan fisiologi seperti metabolisme,
sirkulasi darah, sistem saraf pengantar, dan sistem hormonal.
 Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongaan_ mental psikologi seperti sikap,
perasaan, pikiran, dan kepribadian dalam berkomunikasi di tempat kerja.
J. Mengaplikasikan Cara Bekerja dengan Aman
Untuk mengaplikasikan atau menerapkan cara bekerja dengan aman dibutuhkan beberapa
hal, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan tenting cars bekerja yang aman.

1. Pengetahuan Bekerja

Pengetahuan tenting cara bekerja yang aman adalah sebagai berikut.

 Mengetahui tenting bekerja yang aman.


 Memahami tenting bekerja yang aman.
 Mengerti tenting bekerja yang aman.
2. Sikap Bekerja

Sikap tenting bekerja yang aman adalah sebagai berikut.

 Mengucapkan dan menegaskan pentingnya bekerja yang aman.


 Meyakinkan pentingnya bekerja yang aman.
 Menekadkan pentingnya bekerja yang aman.
3. Keterampilan Bekerja

Keterampilan bekerja yang aman adalah sebagai berikut.

 Mengerjakan pekerjaan dengan baik sesuai etika di perusahaan.


 Mengerjakin pekerjaan dengan benar sesuai standard operational procedure
(SOP) perusahaan.

K. Aspek Lingkungan Kerja


Aspek lingkungan kerja meliputi prinsip-prinsip berikut.

 Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan fisik seperti suara keras, suhu tinggi,
penerangan, sinar X, sinar infra merah, dan sinar ultraviolet.
 Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan kimia seperti keracunan, uap dari;,
logam, larutan kimia, debu-debu, kabut dari insektisida atau frngisida.
 Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan infeksi dengan cara memberikan
pertolongan pertama, imunisasi, dan pemberian antibiotik.
 Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongan fisiologi seperti metabolisme,
sirkulasi darah, sistem saraf pengantar, dan sistem hormonal.
 Mengantisipasi penyebab penyakit dari golongaan., mental psikologi seperti sikap,
perasaan, pikiran, dan kepribadian dalam berkomunikasi di tempat kerja.

Mengaplikasikan Cara Bekerja dengan Aman

Untuk mengaplikasikan atau menerapkan cara bekerja dengan aman dibutuhkan beberapa hal,
yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang cara bekerja yang aman.

a. Pengetahuan Bekerja
Pengetahuan tentang cara bekerja yang aman adalah sebagai berikut.
 Mengetahui tentang bekerja yang aman.
 Memahami tentang bekerja yang aman.
 Mengerti tentang bekerja yang aman.

b. Sikap Bekerja
Sikap tentang bekerja yang aman adalah sebagai berikut.
 Mengucapkan dan menegaskan .pentingnya bekerja yang aman.
 Meyakinkan pentingnya bekerja yang aman.
 Menekadkan pentingnya bekerja yang aman.

c. Keterampilan Bekerja
Keterampilan bekerja yang aman adalah sebagai berikut.
 Mengetjakan pekerjaan dengan baik sesuai etika di perusahaan.
 Mengerjakan pekerjaan dengan benar sesuai standard operational procedure (SOP)
perusahaan.
 Menilai hasil pekerjaan.

2.4. Memberikan umpan balik mengenai keamanan, kesehatan, dan


keselamatan kerja

A. Jenis-Jenis Bahaya di Tempat Kerja

Dalam setiap hal kiranya mengandung dua potensi yaitu bahaya dan manfaatnya. Bila kita
dapat menekan sekecil mungkin bahayanya maka kita akan lebih besar memperoleh
manfaatnya. Sebaliknya bila kita tidak terlalu.memperhatikan manfaatnya maka bahayanya
akan semakin besar pula. Agar kita memperoleh manfaat sebesar-besarnya di tempat
kerja, baik untuk karyawannya maupun perusahaannya, maka kixa harus dapat meminimalisir
bahaya ditempat kerja tersebut. Kondisi bahaya ditempat kerja memiliki 2 sifat, yaitu bersifat
khusus dan bersifat umum.

a. Bahaya Khusus
Bahaya bersifat khusus adalah bahaya yang bersifat material. Bahaya tersebut
ditimbulkan dari sarana dan prasarana tempat kerja.

Contoh

a. Keadaan lingkungan kerja yang tidak aman (unsafe condition).


b. Gedung yang tinggi dengan pondasi yang tidak seimbang.
c. Struktur tanah yang tidak sesuai dengan standar IMB (ijin mendirikan
bangunan).
d. Instalasi listrik yang tidak teratur,
e. Tidak adanya peralatan keamanan dan pelindung saat bekerja.

b. Bahaya Umum
Bahaya bersifat umum adalah bahaya yang bersifat immaterial, bahaya tersebut timbul dari
proses kerja.Contoh:

a. Bekerja dengan tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe


worker).
b. Tidak beristirahat.
c. Memaksakan kerja kondisi badan selagi unfit.
d. Terjadinya konfik dan mis komunikasi yang membuat tidak kondusif di
tempat kerja.
e. Lalai atau ceroboh.
f. Tidak mengikuti prosedur kerja.
Sikap dan tindakan yang profesional perlu dilakukan oleh seorang karyawan terhadap keadaan
bahaya seperti contoh di atas diantaranya sebagai berikut.

a. Bersikap cepat dan tanggap terhadap hal-hal yang diperkirakan dapat


membahayakan.
b. Mengamati (observasi) terhadap hal-hal yang dapat membahayakan.
c. Mengidentifikasi satu persatu hal-hal yang akan membahayakan tersebut.
d. Menganalisis secara teoritis baik dan buruknya untuk jangka panjang .
e. Menyimpulkan dan membuat solusi secara tertulis hasil pengamatan
tersebut.
f. Diajukan kepada bagian yang menangani permasalahan tersebut
diperusahaan untuk ditindaklanjuti kepada atasannya.
Menurut ILO. (International Labour Organization) tahun 1962 menyampaikan beberapa
klasifikasi kecelakaan akibat. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut.

a. Jatuh.
b. Terrimpa benda jatuh.
c. Tertumbuk atau terkena benda-benda, kecuali
benda jatuh.
d. Terjepit.
e. Gerakan-gerakan yang melebihi
kemampuan.
f. Pengaruh suhu tinggi.
g. Pengaruh arus listrik.
h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi.

B. Tanda-Tanda Peringatan Bahaya di Tempat Kerja


Tanda atau isyarat bahaya dapat berupa simbol, kode, warna, label maupun gambar yang fungsi
tanda tersebut harus komunikatif, simpel, dan umum. Komunikatifartinya dapat diterima
pesannya dan ditafsirkan. Simpel artinya tanda yang digunakan singkat, jelas, dan padat
makna. Umum artinya tanda yang digunakan sudah memasyarakat secara pengetahuan. Tanda-
tanda peringatan bahaya dapat dibedakan menjadi bagian-bagian berikut.

a. Tanda Peringatan Perhatian untuk Pencegahan (Preventif)


Tanda peringatan perhatian untuk pencegahan yaitu tanda-tanda vane digunakan untuk
mengantisi asi akan terjadinya kerawanan-kerawanan bahaya apabila kita
melanggarnya. Tanda peringatan tersebut misalnya seperti berikut.
 Peringatan Bahaya dengan Warna sebagai Tanda Perhatian
1) Warna merah, digunakan untuk tanda penunjuk adanya tegangan atau
power dalam instalasi listrik, berhenti pada trafick life, atau kondisi-kondisi
yang membahayakan.
2) Warna kuning, digunakan untuk tanda persiapan dan waspada dalam
berbagai hal.
3) Warna hijau, digunakan untuk tanda aman atau start dalam trafict life dan
yang lainnya.
4) Lampu berkedip dengan serine adalah tanda telah terjadinya bahaya atau
hal-hal yang mencurigakan.
 Peringatan Bahaya dengan Gambar
1) Gambar palang merah di tengah-tengah kotak segi empat, untuk
menunjukkanpertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), baik itu kotak
obat-obatan maupun lembaga kesehatan.
2) Gambar tengkorak dengan tanda silang merah di tengah lingkaran, untuk
menunjukkan tempat atau barang-barang yang berbahaya dan dapat mematikan
manusia seperti racun.
3) Gambar rokok dengan garis diagonal merah, untuk menunjukkan larangan
merokok.
4) Gambar bunga api di tengah segi tiga hitam, untuk menunjukkan
terhadap hal-hal yang mudah terbakar atau meledak.
5) . Gambar leter P adalah larangan untuk parkir.
6) Gambar yang membuang sampah pada tong sampah adalah anjuran agar
membuang sampah pada tempatnya.
 Peringatan Bahaya dengan Cara Labelling
Peringatan dengan cara labelling yaitu pembuatan label pada kemasan barang atau tempat-
tempat tertentu yang biasanya perlu menyempatkan waktu untuk membacanya.Contoh

1) Peringatan pemerintah pada kemasan rokok.


2) Peringatan dokter pada kemasan obat-obatan.
3) Peringatan ditempat-tempat tertentu untuk menjaga kesehatan,
kebersihan, dan keamanan.
 Peringatan Bahaya dengan Himbauan
Tanda dengan himbauan adalah kata-kata yang digunakan untuk peringatan biasanya singkat,
padat, dan jelas.

1) "YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG “MASUK"


2) "MATIKAN PONSEL"
3) "DILARANG MEROKOK"
4) "SIMPAN TAS PADA TEMPAT “PENITIPAN"
5) "PINTU DARURAT"
 Peringatan Bahaya dengan Bahasa Tubuh
Tanda isyarat tubuh adalah simbol-simbol yang digunakan sesama karyawan untuk
berkomunikasi bila ada ha-hal yang membahayakan atau peringatan. Contoh

1) Menggelengkan lepala le liri dan ke kanan adalah menjawab


tidal.
2) Berkedip dengan cepat adalah isyarat melarang.
3) Menempelkan telunjuk dimulut adalah menyuruh diam.
4) Mengedepanlan telapal tangan di depan muka adalah
melarang.

b. Tanda Peringatan Terjadinya Bahaya di Tempat Kerja


Tanda peringatan telah terjadinya bahaya dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan
budaya manusia. Pertama kali dikenal adalah kentongan, kemudian lonceng dan sirine. Untuk saat
selarang terdapat dua jenis sistem yang digunalan untul tanda terjadinya bahaya. tanda tersebut
adalah sebagai berilut.

a. Sistem manual adalah alat yang harus dibunyilan atau dinyalalan dengan cara memijit
atau menelan tombol yang tersedia, seperti llalson dai bel.
b. Sistem digital, alat yang dirancang secara otomatis berbunyi atau menyala bila
terjadi hal hal yang membahayalan, seperti pengaman pencurian, detelsi barang-
barang berbahaya.
c.

c. Jenis-Jenis Peralatan Peringatan Terjadinya,Bahaya


a. Alarm kebalaran.
b. Bunyi sirine ambulan.

c. Alarm lebocoran gas.

d. Alarm pencurian.

e. Suara tembalan peringatan.

d. Perlengkapan Situasi Darurat Kebakaran


Alat pemadam lebalaran dengan bahan kimia kering.
Alat pemadam lebalaran dengan menggunalan karbondiolsida.

C. Mengidentifikasi Situasi yang Membahayakan


Ditinjau dari segi linglungan lerja, kondisi berbahaya di linglungan kerja dapat timbul dari
linglungan lhusus (teknis) dan dari lingkungan umum (nonteknis).

a. Bahaya dari Lingkungan Teknis Tekno-Struktural


Bahaya tersebut merupalan potensi bahaya yang terlandung dari linglungan lerja, diantaranya
sebagai berilut.

 Mesin
 Afar anglutan (baik di dalam maupun di luar linglungan perusahaan
namunberhubungan dengan kinerja perusahaan).
 Peralatan kerja.
 Bahan limia.
 Linglungan lerja yang lotor.
 Tempat/ruang kerja yang tidak representatif
 Sarana dan prasarana kerja yang tidak lail pakai.

b. Bahaya dari Lingkungan Nonteknis


Bahaya tersebut merupalan potensi bahaya yang ditimbullan dari silap dan tindalan pelerja,
diantaranya sebagai berilut.

 Tidal mengiluti prosedur dan tata tertib lerja.


 Tidal mentaati peraturan kerja.
 Menentang kebijakan pimpinan perusahaan.
 Menyampailan aspirasi dengan emosional.
 Kelelahan.
 Kelengahan.
Unsur teknis dan nontelnis akan saling mendulung dalam pelaksanaan pelerjaan, sehingga
antara satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Pada saat berinteralsi antara unsur
telnostruktural dengan unsur nontelnis biasanya ada saja terjadi lecelakaan. Hal t tersebut
dinamalan "lecelalaan lerja". Kecelalaan lerja misalnya kecelalaan pada saat pelerja
menggunalan peralatan lerja, mesin yang meledal. Ditinjau dari segi sifatnya, keadaan
bahaya di tempat kerja dapat meliputi bahayabahaya berilut.

 Bahaya yang dialibatkan karena adanya lerusalan mesin dari segi hardware.
 Bahaya yang dialibatlan oleh kesalahan program mesin dari segi software
 Bahaya yang dialibatkan oleh pendukung misalnya, sering padamnya listrik.
 Bahaya yang dialibatkan oleh sumber daya laryawan yang belum lompeten
menangani pelerjaan dibidang tertentu.
 Bahaya yang dialibatlan oleh over worker, yaitu belerja berlebihan tanpa
istirahat sehingga membahayalan bagi diri laryawan dan perusahaan itu
sendiri. Misalnya m.eninglatlan jumlah produl dengan lembur yang tidak
teratur.
Tabel Jenis Penyalit Akibat Kerja dan Penyebabnya

No. I'Cnycbah Akibat


A. Penyebab dari Golongan Fisil
- Stres (letegangan)
1. Suara keras
- Kerusalan saraf pendengaran

2. Suhu tinggi - Gangguan pads jantung dan pembuluh


darah.
3. Suhu rendah
- Heat strok
4. Telanan udara (delompresi)
- Heat cramps (Hyperpyreksia)
5. Penerangan
B. Penyebab dari Golongan Kimia - Cihlblains
- Keracunan gas
1. Gas CO, HCN, H 2S, SO2
- Metal fume fever
2. Uap Logam (Hg, Pb)
- Penyalit kulit (dermatosis)
3. Cairan/Larutan H 2SO 4, HCl
- Pneumecomosis
4. Debu silila, kapas, asbest
- Keracunan.
5. Kabut insecticida, fungicida

C. Penyebab dari Golongan Infelsi


Penyalit lulit
1. Tempat kerja yang lotor
D. Penyebab dari golongan Fisiologi
- Terganggunya metabolisme. - Sirlulasi

1. Konstrulsi mesin, meja, atau darah. - Sistem saraf pengantar. - Sistem


lursi
peralatan lainnya yang tidak cocol dengan hormonal.
postur tubuh.

E. Penyebab Golongan Mental Psikologi

1. Hubungan yang kurang baik


Terganggunya sikap, piliran, perasaan, dan
antarkolega maupun dengan pimpinan.
mental pelerja.
2. Pekerjaan yang tidal cocok_ 4SR&I2 hobi.
3. Minimnya upah.

Sikap dan tindalan preventif yang diperlulan untuk menanggulangi bila londisi
badan pegawai atau teman sekerja telah merasalan terjadinya keluhan alibat dari penyakit
lerja, mala hendallah bersilap dan bertindak sebagai berikut

1. Apresiatif terhadap upaya preventif (pencegahan), artinya penyalit tersebut jangan


dibiarkan atau tidal ditanggapi dengan alasan apa Pun
2. mengidentifikasikan kemungkinan-kemunglinan penyebab dan gejala yang terjadi.
3. Menyampailan leluhan pada pihal yang berwenang diperusahaan sesuai dengan syarat-
syarat dan prosedur perusahaan tempat belerja.
4. Mintalah kalau belum diberi atau bawalah lartu pemeliharaan kesehatan kalau sudah
memilili.
5. Mintalah izin dan rujulan lepada pihal yang berwenang diperusahaan untuk berobat
le pengobatan yang telah belerjasama dengan perusahaan. Biaya pengobatan dan
perawatan ditanggung oleh perusahaan sesuai dengan kebijalan perusahaan sebagai
pelalsanaan Pasal 9 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Polol-pololTenaga Kerja
dan Hal Atas Keselaman Kerja.
6. Tanda bulti biaya pengobatan dan perawatan jangan hilang. Tanda tersebut untul
laporan leperusahaan tempat belerja.
7. Bila tal memunglinlan kembali bekerja untuk beberapa saat, mintalah surat leterangan
istirahat lepada dokter.
8. Buatlah surat izin istirahat lerja untuk beberapa hari dilampiri keterangan istirahat dari
dolter.
Apabila tidal mendapatlan tanggapan dari pihal perusahaan atas keluh-lesah alibat penyalit
kerja yang lita sampailan maka cara penyelesainnya sebagai berilut.

1. Selesailanlah secara musyawarah dengan prosedur yang tertib dengan cara


menyampailan leluhan pada pihak yang berwenang atau atasannya langsung
diperusahaan tempat belerja.
2. Apabila atasan langsung tidal menanggapinya, mala usahalan pada yang lebih
tinggi dan seterusnya sampai kepimpinan perusahaan.
3. Apabila pimpinan perusahaan tidal menanggapi pula mala mintalah bantuan
kepada serilat buruh agar diselesaikan melalui musyawarah antara serilat buruh dan
pimpinan perusahaan.
Apabila benar-benar tidal bisa diselesailan secara intern perusahaan mala baru
dibenarlan meminta bantuan le Departemen Tenaga Kerja untuk

D. Karakteristik Tamu atau Pelanggan yang Mencurigakan


Ciri-ciri pelanggan yang mencurigalan dan dapat mengganggu leamanan laryawan dan perusahaan
adalah sebagai berilut.

1. Berbelit-Belit dalam Berbicara


Pelanggan atau tamu yang mencurigalan larena tidal ada tujuan yang jelas dan
berbicara dengan laryawan hanya cara untul mengelabui saja, mala tema pembicaraan
tidal alan jelas tujuan dan arahnya.
2. Tatapan Mata Tidak Fokus
Tatapan mata pelanggan atau tamu yang mecurigalan tidak folus bahkan selalu
memalinglan mata kesaria kemari larena kemunglinan sedang mengawasi sasaran
sebenarnya.

3. Lirikan Mata Cepat


Lirikan mata pelanggan atau tamu yang mencurigakan akan senantiasa cepat ke san
kemari seperti orang yang ketakutan
4. Tidak ada Kesimpulan Pembicaraan
Pembicaran dengan pelanggan atau tamu yang mencurigalan tidak alan pernah mencapai
kesimpulan dan titil temu. Pembicaraannya membaur tidal jelas.
5. Mengulur Waktu
Tamu dan/atau pelanggan yang mencurigalan alan selalu mengulur waltu sebelum maksud
kedatangannnya tercapai dan bila sudah tercapai tujuan alan bergegas keluar.
6. Posisi Tubuh Berpaling dari Hadapan Lawan Bicara (Pelayan)
Bila berbicara dengan tamu dan/atau pelanggan yang mencurigalan, posisi tubuhnya tidal
tetap, kelihatan gelisah, dan menghadaplan mulanya ke sana lemari walaupun kita
sebagai pegawai berada di depannya.
7. Tidak Ada Kesesuaian antara Bahasa Lisan dan Bahasa Tubuh
Dalam berlomunikasi dengan pelanggan dan/atau tamu yang mencurigalan akan
terlihat ketidalsesuaian antara perlataan dan bahasa tubuhnya, bila perkataannya serius
tapi bahasa tubuhnya seperti menyepelelan, geralan badan, raut mula, dan gerakan tangan
mencurigalan. Apabila bertentangan antara bahasa lisan dan bahasa tubuh, mala kita harus
mempercayai bahasa tubuh, larena bahasa tubuh tidal bisa dimanipulasi dan dibuat-buat.
Silap dan tindalan yang diperlulan dalam menghadapi dan menangani pelanggan atau
tamu atau juga teman sekerja yang mencurigalan adalah sebagai berilut.
1. Cepat tanggap terhadap lewaspadaan.
2. Bersilap apresiatif, artinya menilai secara matang didasarlan pada pengalaman dan
teori terhadap pelangganatau tamu yang mencurigalan tersebut. Sehingga, lita dapat
menyampailan alasan yang dapat diterima oleh atasan yang berwenang.
3. Bersilap tenang dalam menghadapi tamu atau pelanggan yang mencurigakan
dengan tidak menuduh, melainlan praduga tak bersalah untul lewaspadaan.
4. Potensi yang berbahaya dari pelanggan yang mencurigalan dilaporlan dan dilalukan
dalam ruang lingkup tanggung jawabnya.
5. Prosedural dalam melalukan pelaporan secara bertahap lepada pihak yang
berwenangi diperusahaan.
6. Mintalah bantuan lepada teman sekerja atau yang berwenang diperusahaan
apabila diperlukan.
7. Melaporkan sesuai aturan yang berlaku diperusahaan kepada yang berwenang,
misalnya manager dan satpam.
E. Cepat dan Tanggap Dalam Situasi Darurat
Dalam keadaan situasi darurat yang membahayakan dibutuhkan penanganan secara cepat dan
tanggap untul mengantisipasi atau memperlecil terjadinya bahaya yang lebih darurat lagi.
Untul dapat menangani situasi darurat dengan cepat dan tanggap, mala dibutuhlan
mental dan keterampilan, diantaranya dengan cara berilut.

1. Mental dalam Situasi Darurat


a. Berani memberikan pertolongan.
b. Hati-hati dalam memberilan
pertolongan.
c. Teliti dalammemberilan
pertolongan.
d. Bertanggung jawab dalam penanganan pertolongan.

2. Keterampilan dalam Situasi Darurat


a. Mengidentifikasi isu-isu yang membutuhlan
perhatian.
b. Mendata bagian yang memerlulan penanganan.
c. Memberilan solusi terhadap situasi darurat.
d. Menyampailan permasalahan pada pihak atasan di perusahaan.
e. Memberilan laporan lepada pihal yang berwenang balk polisi maupun
pemerintah setempat.

F. Apresiatif Terhadap Pencegahan Terjadinya Situasi Darurat


Apresiatif adalah penghargaan atau penilaian langsung, dalam hal ini upaya penilaian terhadap
pencegahan terjadinya situasi darurat. Proses apresiatif terhadap pencegahan terjadinya
situasi darurat dengan cara tahapan adalah sebagai berilut.

1. Orientasi adalah tahap merumuslan masalah dan mengidentifilasi aspel-aspel


masalah terjadinya situasidarurat.
2. Preparasi adalah tahap berusaha untuk mengumpullan sebanyal munglin
informasi yang relevan dengan masalah situasi darurat.
3. Inlubasi adalah tahap pengolahan berpilir untul mencari solusi pencegahan
terjadinya situasi darurat.
4. Iluminasi adalah tahap diperolehnya pemecahan masalah terhadap
terjadinya situasi darurat.
5. Verifikasi adalah tahap pengujian dan penilaian terhadap pemecahan masalah
yang alan diajulan lepada pimpinan perusahaan.

G. Penanganan Situasi Darurat Sesuai Standard Operating Procedure ;,,r (SOP)


Penanganan situasi darurat terjadi yang perlu diperhatikan penanganannya.
Penanganannya tersebut harus mengiluti prosedur yang berlalu di perusahaan secara sistem
organisasi dan secara telnis.
A. penanganan situasi darurat sesuai sistem organisasi yaitu dalam
penanganan dan; pelaporannya lepada pihal yang terkait dan berwenang di
perusahaan tersebut.
B. Penanganan situasi darurat secara telnis yaitu pemalaian peralatan situasi
darurat sesuai; dengan pedoman pemalaian alat.
Dengan memperhatilan penyakit alibat lerja di atas mala prosedur yang harus; ditempuh
Perusahaan dalam usaha untul pencegahan dan pemberantasan penyalit alibate lerja adalah
mengiluti prosedur keamanan dan leselamatan yang harus diberlakukan di' dunia industri,
yang meliputi prosedur-presedur berikut.

a. Substitusi
Substitusi merupalan upaya untuk mengganti bahan-bahan dan peralatan
yang seliranya berbahaya dengan bahan dan peralatan yang lebih aman.
b. Isolasi
Isolasi adalah upaya untul membuat ruangan tertentu sebagai tempat peralatan
yang membahayalan, seperti mesin yang menimbullan gemuruh, gas atau
uap.
c. Ventilasi Umum
Ventilasi umum merupalan upaya untuk menyeimbanglan keluar masulnya
saluran sesuai denganbesarnya ruangan dan lapasitas pelerja.
d. € Ventilasi Keluar
Ventilasi keluar merupalan upaya untuk mempersiaplan slat hisap udara dari
ruang lerja, agar bahan-bahan yang berbahaya dapat langsung leluar tanpa
mencemari udara dalam ruang kerja.
e. Menyediakan Alert Perlindungan Perorangan
Menyedialan alat perlindungan adalah menyediakan perlengkapan
peralatan leamanan kerja perorangan, seperti sarung tangan, sepatu, topi,
masker, laca mata, dan penutup telinga.

f. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja


Seluruh karyawan diperilsa dahulu sebelum belerja dari segi lesehatan fisik
dan psikis sesuai jenis pekerjaannya.
g. Penyuluhan Sebelum Bekerja
Penyuluhan tentang penjelasan seputar pelerjaan lepada karyawan agar
mereka mengerti, megetahui, dan mentaati prosedur kerja.
h. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan Secara Berkala
Penanganan untul melalulan pemerilsaan secara berlala untuk diketahuinya
sejauh mana resilo leselamatannya dari pekerjaan karyawan. .
i. Pendidikan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pendidilan yang berupaya memberilan penyuluhan tentang lesehatan
dan leselamatan lerja secaraberlesinambungan agar laryawan terus waspada. .
H. Mengikuti Tanda-Tanda Bahaya di Tempat Kerja -_
Tanda-tanda bahaya yang dipasang di tempat kerja adalah sesuatu yang --
mengandung informasi dan himbauan agar karyawan memperhatikan dan mcngikuti I tanda-
tanda bahaya untuk kesehatan dan keselamatannya. Oleh karena itu, mengiluti tanda-tanda
bahaya merupakan suatu hal dan kewajiban bagi karyawan yang secara lengkapnya
sebagai berilut.

A. Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Tanda-tnda Bahaya di Tempat Kerja


a. Memenuhi dan mentaati peraturan dan per-1aratan keselamatan dan lesehatan
lerja yang berlalu di perusahaan.
b. Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan.
c. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas
atau ahli leselamatan dan lesehatan kerja.
B. Hak Tenaga Kerja Terhadap Tanda-tanda Bahaya di Tempat Kerja
a. Meminta lepada pimpinan atau pengurus agar dilalsanalannya semua
syarat keselamatan dan kesehatan lerja yang diwajibkan di tempat lerja.
b. Menyatakan keberatan melakukan pekerjaan bila syarat leselamatan dan
lesehatan kerja serta alat perlindungan diri yang diwajibkan tidak memenuhi
syarat, lecuali dalam hal lhusus yang ditetaplan oleh pegawai pengawas
dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawablan.
K-rug ianlerugi yang dialami akibat A-;
tidak mengilutinya tanda-tanda -cut, peringatan
berbahaya diantaranya bisa terjadinya kecelalaan lerja atau disebut dengan lecelalaan industri.
Kerugian dari lecelakaan industri tersebut meliputi lerugian segi elonomis dan kerugian dari
segi nonekonomis.

A. Kerugian dari Segi Ekonomis


a. Terjadinya kerusalan mesin, peralatan, dan bahan
bangunan
b. Biaya pengobatan dan perawatan lorban.
c. Tunjangan lecelalaan..
d. Hilangnya waktu kerja.
e. Menurunnya jumlah dan mutu produlsi.

B. Kerugian dari Segi Nonekonomis


a. Luka/cedera yang dialamai
tenaga lerja.
b. Ketidalstabilan londisi badan.
c. Kematian.

I. Menentukan Langkah-Langkah dalam Situasi Darurat


Langlah-langkah lerja dalam penanganan situasi darurat bulanlah langlah tanpa perhitungan
yang justru menambah lecelalaan dan lepanilan, melainkan langlah-langkah yang selamat dan
menyelamatlan. Untuk menentukan langlah dalam situasi darurat hendallah berpilir dulu bare
bertindak, bulan bertindak tanpa berpiliran panjang. Diantara langkah-langkahnya sebagai
berikut

a. Pilirkan apa yang alan lita kerjakan.


b. Apalah efeltif dan efisien.
c. Palailah atau gunalan perlengkapan yang dibutuhlan.
d. Gunalan peringatan tanda bahaya bila diperlukan.

e. Amankan barang dan dokumen yang lebih penting.

f. Lalulan tindakan dengan hati-hati.

J. Mengoperasikan Perlengkapan Situasi Darurat

a. Jenis Jenis Peralatan Peringatan Terjadinya Bahaya


Jenis-jenis peralatan peringatan terjadi atas alat-alat berikut.

a. Alarm Kebakaran
Alat tersebut ditempatlan pada tempat yang dianggap perlu. Alat tersebut akan berbunyi
secara otomatis apabila terdetelsi adanya asap yang diterimanya. Tanda bahaya yang
dikeluarkan oleh alat tersebut biasanya berupa bunyi leras dan berbunyi terus-menerus.
b. SirineAmbulan
Sirine adalah alat yang bunyinya melengling. Sirine biasa dipasang pada mobil
ambulan dengan berbentul speaker altif bersamaan dengan lampu berwarna merah menyala.
Hal tersebut menandalan mobil ambulan sedang membawa orang yang membutuhlan
perawatan secepatnya dan bila terlambat dapat mengalibatlan orang tersebut meninggal
dunia.
c. Alarm Kebocoran Gas
Alarm tersebut gunanya untuk mendeteksi adanya kebocoran gas yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran maupun sesak pernapasan.

d. Alarm Pencurian
Alarm tersebut dipasang pada tempat yang tidak boleh dimasuli oleh orang-orang yang
tidak berkepentingan. Alarm tersebut dihubunglan dengan lantor petugas keamanan/
security. Alarm tersebut akan bekerja dengan sendirinya bila ada orang yang
memegang barang tertentu yang dilarang dan bila ada orang yang memasuli tempat yang
dijaga tanpa prosedur yang berlalu.
e. Suara Tembakan Peringatan
Dilalulan oleh petugas lepolisian dengan cara menembak le atas sebanyal tiga lali.
Tembalan peringatan tersebut untul memberi peringatan agar pelaku tindal lejahatan
menyerahkan diri.
b. Perlengkapan Situasi Darurat Kebakaran
Peralatan situasi darurat kebakaran ada dua macam, penggunaannya tergantung dari sifat
kebalaran yang terjadi. Ada kebalaran skala besar dan ada lebalaran slala
lecil. Untuk kebalaran slala besar dengan api yang cepat merambat sebailnya
secepatnya menghubungi petugas pemadam kebakaran setempat sambil berusaha
memadamlan lebalaran dengan peralatan yang tersedia. Bila kebalaran masih tergolong
slala lecil dan diperliralan masih bisa ditangani oleh perlenglapan darurat yang tersedia
diperusahaan maka gunakanlah peralatan situasi darurat kebalaran. Peralatan situasi
darurat standar yang harus ada di perusahaan dan tempat umum adalah sebagai berilut.

Anda mungkin juga menyukai