Artikel Pisang
Artikel Pisang
Artikel Pisang
DEPLOYMENT
Universitas Gunadarma
Abstrak
daerah maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan
pertanian yang cukup luas untuk kebutuhan bahan baku agroindustri, sehingga
satu Usaha kecil sektor agroindustri yang memiliki prospek sangat potensial untuk
dari kondisi, potensi, dan prospek UK kripik pisang, maka penelitian ini diarahkan
melalui laju dan efisiensi dari proses pengembangan UK kripik pisang dengan daya
analisis QFD dan Benchmarking. Dari hasil analisis data dan pembahasan, bahwa
alternatif perbaikan kinerja UKM yaitu 22,29% inovasi dalam kinerja operasi,
20,35% kualitas dan produktivitas dalam kinerja operasi, 14,59% organisasi dan
motivasi dalam kinerja manajemen sumberdaya, 12,02% penjualan dan posisi pasar
dalam kinerja operasi serta 11,82% publik dan lingkungan dalam kinerja hubungan
dengan lingkungan. Posisi kinerja PD. Tunas terhadap pesaingnya PD. Suasono dan
PD. Dwi Putra sebagian besar cukup baik bila dilihat dari strategi per perspektif
kinerjanya. Akan tetapi bila dilihat dari strategi meningkatkan nilai tambah
kerjasama dengan UKM yang telah mapan memiliki nilai kinerja terkecil dari
struktur ekonomi, bersifat tradisional, dan tidak punya potensi untuk menyumbang
pada pertumbuhan ekonomi. Pandangan seperti ini tidak sepenuhnya benar karena
beberapa pihak beranggapan bahwa kombinasi yang tepat antara industri kecil,
industri menengah dan industri besar dapat melahirkan struktur ekonomi yang paling
produktif.
Pada dasarnya Usaha Kecil (UK) dihadapkan pada persaingan yang lebih
ketat sehingga harus mampu menghasilkan produk atau jasa yang memiliki daya
saing tinggi dalam usaha memenangkan pangsa pasar, sekaligus menghindari market
dunia bisnis dan mampu mengatasi masalah umum yang terdapat pada UK, yaitu
konsep manajemen yang kurang baik termasuk didalamnya mental dan budaya
kerjanya, tingkat pendidikan SDM yang terkait dengan keterampilan dan keahlian,
penguasaan teknologi yang relatif rendah, dan kurangnya kerjasama antar UK. Untuk
itu dibutuhkan pengembangan yang tepat bagi UK, melalui perbaikan kinerja yang
mampu meningkatkan daya saing dan pangsa pasar, dan juga sesuai dengan
daerah maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan
pertanian yang cukup luas untuk kebutuhan bahan baku agroindustri, sehingga
satu Usaha kecil sektor agroindustri yang memiliki prospek sangat potensial untuk
Daerah Tingkat I Propinsi Lampung (1999) terdapat 133 unit usaha kecil yang
komponen terbesar adalah untuk usaha kecil di industri pengolahan yaitu sebanyak 43
unit. Usaha kecil pada sektor industri pengolahan sebagian besar merupakan industri
rumah tangga. Hingga saat ini usaha-usaha kecil pengolahan kripik pisang kian
menjamur. Walaupun besarnya investasi pada industri rumah tangga relatif kecil
tetapi cukup banyak menyerap tenaga kerja dan menambah pendapatan masyarakat.
Namun di sisi lain pengembangan Usaha Kecil kripik pisang dihadapkan pada
beberapa masalah antara lain kesulitan dalam memperoleh tunjangan modal karena
kurangnya pengetahuan dan kepercayaan dari lembaga keuangan, jumlah usaha kripik
pisang skala industri rumah tangga yang banyak dan menyebar menimbulkan kesulita
dalam pembinaannya dan sering kali hanya dipakai sebagai penampungan tenaga
Bertolak dari kondisi, potensi, dan prospek UK kripik pisang, maka penelitian
dengan daya saing tinggi, produktivitas lebih tinggi, lebih memuaskan pelanggan,
dapat meningkatkan keuangan, mampu menghindari market misses dari produk yang
2. Tinjauan Pustaka
adalah suatu matriks yang berbentuk rumah (Gambar 2.1). Istilah yang sering
Setiap matriks yang dibuat sebagai bagian dari proses QFD harus
(2001) bahwa pada dasarnya rumah mutu adalah rangkaian lembar-lembar matriks
hubungan antara
a. Lembar A
b. Lembar B
Pada lembar ini dicantumkan rencana mutu yang telah disusun, merupakan
d. Lembar D
Lembar ini berisi indikator kekuatan hubungan (KH) antara setiap unsur
rencana mutu atau program kegiatan C dengan setiap kebutuhan (A). Indikator
= Tinggi = 3
= Sedang = 2
= Rendah = 1
Jika tidak ada hubungan, tidak ditandai. Yang menentukan kekuatan hubungan (KH)
adalah yang ahli dalam bidang bersangkutan dan membuat rencana mutu. Dalam hal
barang, kekuatan hubungan (KH) dapat dihitung secara matematis. Tapi dalam hal
jasa, perhitungan hanya bersifat kualitatif karena merupakan perilaku manusia. Nilai
e. Lembar E
rencana mutu (program kegiatan). Kekuatan hubungan itu menyangkut derajat saling
mendukung antara satu unsur dan unsur lainnya. Sebagaimana kekuatan hubungan
(KH), kekuatan hubungan unsur juga ditentukan oleh yang ahli dalam bidang
bersangkutan. Kekuatan hubungan unsur (KHU) ini berkaitan dengan TKT yang akan
dijelaskan berikut. Indikator KHU diberi tanda dan nilai sebagai berikut :
((+) = tinggi = 3), ((-) = sedang = 2) dan ((O) = rendah = 1). Jika tidak ada hubungan,
tidak ditandai.
f. Lembar F
3. Metodologi Penelitian
dan wawancara kepada pemilik UKM, lalu diolah terlebih dahulu menggunakan
QFD dan melakukan kajian Banchmarking (Patok Duga) terhadap beberapa UKM.
menggunakan SWOT (Lampiran 1 dan 2). Adapun tujuan dan pengukuran Balanced
a. Perspektif Keuangan
b. Perspektif Pelanggan
Tolok ukur kinerja perspektif proses bisnis internal terlihat dalam tabel 4.3.
Tolok ukur perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terlihat dalam tabel 4.4.
strategi perspektif) dari pendapat tim pengembang terlihat pada Tabel 4.6 berikut ini.
Pembelajaran
dibutuhkan pendapat dari tim pengembang, dimana UKM yang akan diperbaiki
tersebut adalah UKM PD. TUNAS dengan kompetitor atau pesaingnya UKM PD.
SUASONO dan UKM PD. Dwi Putra. Penilaian skor tersebut berdasarkan tiga
kriteria yaitu bila skor 1 maka tolok ukur dinilai kurang dalam pengukuran
kinerjanya, skor 2 maka tolok ukur dinilai cukup baik dalam pengukuran kinerjanya
dan skor 3 maka tolok ukur dinilai baik dalam pengukuran kinerjanya. Adapun hasil
Perspektif Keuangan
1. Nilai BEP Diketahui bahwa produsen akan 3
mencapai titik impas bila dapat
menjual produk sebanyak 7448
kemasan/tahun (dapat dilihat pada
Lampiran 3)
2. Nilai EVA Berdasarkan perhitungan antara laba 1
bersih dikurangi oleh beban modal,
maka usaha ini mempunyai nilai
EVA=Rp.38.812.000/tahun (dapat
dilihat pada Lampiran 3).
3. Banyaknya bahan Terdapat banyak bahan baku yang 2
baku terbuang terbuang pada saat proses pemotongan.
Sehingga dapat merugikan bila
produksi tersebut berskala besar.
Perspektif Pelanggan
1. Bentuk olahan Bentuk kripik UKM PD. Tunas 3
kripik dan memiliki bentuk yang cukup unik yaitu
banyaknya variasi menyerupai sarang tawon, dimana ada
rasa 4 variasi rasa kripik yang ditawarkan
oleh UKM tersebut yaitu rasa pedas,
manis, gurih dan cokelat.
2. Jumlah target pasar Terdapat ± 40 target pasar sekitar 2
wilayah Bandar Lampung.
3. Banyaknya Komplain yang banyak datang dari 2
komplain pelanggan adalah kripik yang tidak
terlalu gurih akibat kurang selektifnya
proses pemberian rasa dan
pengemasan. Misalkan saja pada saat
memberikan rasa pedas. Pada saat
proses pengolahannya, produsen
menggunakan cabe basah bukan cabe
bubuk sehingga kripik menjadi kurang
gurih. Serta tidak adanya lebel
kadaluarsa pada kemasan.
4. Banyaknya jenis Promosi yang banyak digunakan UKM 2
Tabel 4.7. Skor Masing-Masing Strategi Perspektif (Lanjutan 1)
pembelajaran dan pertumbuhan dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini.
berdasarkan pendapat ahli yaitu (Christoper, 1993) yang dalam judul bukunya
teknis pengukuran kinerja tersebut terlihat pada Tabel 4.13 berikut ini.
Adapun perhitungan Importance of the WHATs terlihat pada Tabel 4.14, Tabel
Pertumbuhan
benchmarking, dan target perbaikan pada sub bab sebelumnya, maka dihasilkan
5.1. Kesimpulan
sebagai berikut:
kualitas (HOQ) adalah perspektif keuangan yang meliputi strategi meningkatkan nilai
jawab.
yaitu 22,29% inovasi dalam kinerja operasi, 20,35% kualitas dan produktivitas dalam
Posisi kinerja UKM PD. Tunas terhadap pesaing atau kompetitornya PD.
Suasono dan PD. Dwi Putra sebagian besar cukup baik bila dilihat dari strategi per
perspektif kinerjanya. Akan tetapi bila dilihat dari strategi meningkatkan nilai tambah
melakukan kerjasama dengan UKM yang telah mapan memiliki nilai kinerja terkecil
dari pesaing atau kompetitornya PD. Suasono dan PD. Dwi Putra. Dengan adanya
kinerja UKM PD. Tunas itu sendiri agar dapat bersaing dengan pesaing atau
kompetitornya PD. Suasono dan PD. Dwi Putra yang telah lama menekuni usaha
5.2. Saran
Untuk UKM PD. Tunas bahwa bentuk keripik yang unik bukan merupakan
faktor penting dalam pengolahan keripik pisang karena alat untuk memotong pisang
produksi keripik pisang tersebut berskala besar maka dapat merugikan UKM PD.
Tunas itu sendiri. Kemudian bila dilihat dari proses pemberian rasa dan pengemasan
setidaknya dapat ditingkatkan kinerja usahanya. Misalkan saja pada saat pemberian
rasa pedas dan manis dimana PD. Tunas menggunakan cabe basah atau giling untuk
memberikan cita rasa pedas dan gula basah atau karamel untuk memberikan cita rasa
manis. Dengan begitu keripik pisangpun kurang terasa gurih lagi saat proses
pengemasan. Oleh karena itu dalam menciptakan rasa gurih pada keripik pisang
sebaiknya cabe basah atau giling diganti dengan cabe kering atau bubuk dan gula
karamel diganti dengan gula halus atau bubuk (Erliza, 2005). Lalu memperhatikan
produksi dan pemasarannya. Misalkan bila masa kadaluarsa produk berlaku hanya 6
bulan saja maka sebelum produk dipasarkan, produsen sudah melakukan produksi
keripik pisang terlebih dahulu dilihat dari skala besar kecilnya produksi. Serta
Hal ini terbukti dari pesaing atau kompetitor seperti UKM PD. Suasono dan
PD. Dwi Putra yang memiliki bentuk keripik pisang pada umumnya karena mereka
lebih mengutamakan kualitas rasa dan tingkat kegurihan dari keripik itu sendiri. Oleh
karena itu sebaiknya PD. Tunas lebih mengutamakan kepuasan pelanggan baik itu
dari pemberian rasa, penyortiran dan pengemasan yang baik. Serta lebih banyak
6. Daftar Pustaka
Cohen, Lou.Quality Function Deployment: How to Make QFD Work for You,
Addision-Wesley Publishing Company, Massachusetts.1995.
Karlof, B and S. Ostblom. Benchmarking. Chichester: John Wiley & Sons. 1993.
Mennegkop, PKM dan BPS. Bidang Pengusaha Mikro dan Kecil Menengah. 2000.
Pawitra. Patok Duga (Benchmarking): Kiat Belajar dari yang Terbaik. Manajemen &
Usahawan Indonesia, No. 1 (Januari), Th. XXIII. 1994.
Ross, J.E. Total Quality Management: Text, Cases, and Readings, 2nd ed. London:
Kogan Page Limited. 1994.
* Jumlah pesanan
Meningkatkan kepercayaan
Pelanggan
pelanggan terhadap mutu * Persentase pengembalian
produk produk
PD. Tunas
Ket :
1 hari = 75 sisir pisang,1 sisir = 3 Kg, 75 sisir = 225 Kg, 225 Kg pisang = 45 Kg
= Rp.192.240.000-Rp.118.428.000 = Rp.73.812.000
= Rp.73.812.000-Rp.35.000.000 = Rp.38.812.000/th
PD. Suasono
Ket :
10 Kg Pisang = 2 Kg Keripik
= Rp.182.592.000
= Rp.324.000.000-Rp.182.592.000 = Rp.141.408.000
= Rp.141.408.000-Rp.75.096.000 = Rp.66.312.000/th
Ket :
Proporsi = Masing-masing 25 %
Tabel 7. Biaya Variabel Kripik Manis PD. Dwi Putra
Mentah
HP Rp.360.000.000/th
Tabel 10. Biaya Variabel Keripik Coklat PD. Dwi Puta
Adapun hasil perhitungan biaya-biaya yang dikeluarkan UKM PD. Dwi Putra
Rp.166.404.000 = Rp.Rp.647.052.000
= Rp.1.200.000.000
= Rp.1.200.000.000-Rp.647.052.000 = Rp.552.948.000
= Rp.552.948.000-Rp.35.000.000 = Rp.Rp.517.948.000/th