Ujian Praktek Fisika 2011 SMA YSKI

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

PETUNJUK PELAKSANAAN
UJIAN PRAKTIK FISIKA

Laboratorium Fisika
SMA KRISTEN YSKI SEMARANG
Jl. Sidodadi Timur No 23

1
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

PETUNJUK PELAKSANAAN UJIAN PRAKTEK FISIKA

TATA TERTIB

1. Ujian Praktek Fisika WAJIB diikuti oleh semua siswa kelas XII jurusan IPA dengan syarat
TELAH mengumpulkan semua laporan FISIKA.
2. Semua peserta Ujian Praktek diwajibkan datang tepat waktu, keterlambatan dalam ujian
tidak akan mendapatkan perpanjangan waktu.
3. Semua peserta Ujian Praktek wajib membawa peralatan tulis-menulis dan sarana pendukung
yang lain (mis : penggaris, kalkulator, kertas folio, millimeter block, dsb )
4. Peserta Ujian Praktek Wajib melakukan praktik sesuai dengan hasil pengundian dan
membuat Laporan hasil percobaan lengkap dengan grafik dan perhitungannya.
5. Peserta dilarang membawa buku catatan FISIKA ke dalam ruang praktek
6. Peserta Ujian melakukan percobaan sesuai dengan hari yang telah ditentukan

FORMAT PEMBUATAN LAPORAN

I. NAMA PERCOBAAN
II. TUJUAN PERCOBAAN
III. ALAT DAN BAHAN
IV. DASAR TEORI
V. CARA KERJA
VI. DATA HASIL PENGAMATAN
VII. PERHITUNGAN (Matematis dan Grafik)
VIII. ANALISA
IX. KESIMPULAN

2
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

PERCOBAAN F-1
PENGUKURAN BESARAN FISIKA

I. TUJUAN PERCOBAAN
Melakukan pengukuran suatu besaran fisika dengan menggunakan alat ukur yang
sesuai.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Jangka sorong
2. Mikrometer sekrup
3. Neraca
4. kubus kayu
5. pipa

III. DASAR TEORI

Mengukur adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran


sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Besaran didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat dikur dan dapat
dinyatakan dengan angka angka.
Contoh besaran antara lain panjang, waktu, massa, luas, suhu, dan volume.

Satuan adalah segala sesuatu sesuatu yang menunjukkan banyaknya hasil


pengukuran. Contoh : 2 meter, 4 kilogram, 45 detik, 20 0C, dsb
Standard adalah acuan untuk membandingkan sesuatu hasil pengukuran dengan
ukuran lain. Misalnya untuk mengukur besaran massa digunakan kilogram.

Syarat suatu satuan dapat dijadikan satuan standard adalah :


- Nilai satuannya harus tetap. Sifat fisisnya tidak mudah berubah, misalnya
tidak mudah retak, tidak mudah bengkok, menyusut, dll.
- Mudah diperoleh kembali (mudah ditiru)
- Satuannya harus diakui secara internasional, sehingga hasil
pengukurannya sama di berbagai negaradapat dibandingkan dan dapat
dikomunikasikan.

Ketelitian Alat adalah ukuran terkecil yang dapat diukur oleh alat ukur tersebut
dengan teliti. Misalnya mistar mempunyai ketelitian 0,1 mm.

1. Jangka Sorong/ Mistar Ingsut

Jangka sorong disebut juga mistar ingsut, mistar geser.


Jangka sorong terdiri dari:
- Rahang tetap sebagai skala utama
- Rahang yang dapat digeser sebagai skala nonius
atau vernier.

Ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm. Cara pembacaan jangka sorong adalah
sbb :
a. Bacaan skala utama yang berhimpit dengan skala nonius adalah antara 2,1
cm dan 2,2 cm.
b. Garis nonius yang berhimpit tegak dengan satu tanda garis skala utama ialah
garis kelima.

3
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

c. Hasil pembacaan jangka sorong adalah 2,1 + 0,05 = 2,15 cm.

Gambar jangka sorong

2. Mikrometer Sekrup

Pengukuran panjang dengan mikrometer sekrup dapat


memberikan hasil yang lebih teliti daripada menggunakan
jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm. Mikrometer
sekrup juga terdiri dari skala utama dan skala nonius. Pnjang
bagian terkecil skala utama adalah 0,5 mm. Skala nonius
dapat diputar dan sekali putaran dibagi menjadi 50 skala
yang sama, ini berarti 1 skala nonius = 0,01 mm.

Cara pembacaan mikrometer sekrup adalah sbb :


a. Bacaan skala utama yang berhimpit dengan tepi selubung nonius adalah 4,5
mm
b. Garis selubung luar yang berhimpit tepat dengan garis mendatar skala utama
adalah garis ke-47.
c. Bacaan mikrometer sekrup adalah : 4,5 mm + 0,47 mm = 4,97 mm

Gambar mikrometer sekrup

4
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

3. Pengukuran Besaran Massa


Alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca
teknis dan neraca analitis. Alat ukur massa ini sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari di toko-toko, pasar-pasar, maupun di warung. Saat ini alat ukur massa
secara mekanik sudah mulai digantikan dengan alat ukur massa dengan teknologi
digital yang lebih teliti.

Gambar Alat Ukur massa

PERCOBAAN :
Lakukanlah pengukuran untuk besaran yang telah ditentukan dengan menggunakan mistar,
jangka sorong, mirometer sekrup, neraca.

Hasil Pengukuran :

No Alat Ukur Besaran yang diukur Hasil Pengukuran


1.

2.
2. Jangka Sorong
3.

1.

2.
3. Mikrometer Skrup
3.

1.

2.
4. Neraca
3.

5
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

PERCOBAAN F-2
GERAK MELINGKAR BERATURAN

I. TUJUAN
Mempelajari timbulnya gaya sentripetal pada gerak melingkar beraturan

II. ALAT DAN BAHAN


1. pipa
2. tali
3. beban
4. stopwatch
5. mistar
6. neraca

III. DASAR TEORI

Gerakan yang mempunyai lintasan berupa lingkaran dinamakan gerak melingkar. Gerak
melingkar yang mempunyai laju tetap dinamakan gerak melingkar beraturan. Dalam gerak
melingkar beraturan timbul percepatan dan gaya yang disebut gaya sentripetal.

IV. CARA KERJA


1. Susun alat seperti pada gambar
2. Putar P dengan jari jari tetap
3. Ukurlah waktu untuk 10 kali putaran
4. Timbang massa Mp dan MQ
5. Ulangi percobaan untuk R yang berbeda

R MP

MQ
No R (m) MP (kg) MQ (kg) t (10putaran) T Fsp

No
1
2
3
4
5

6
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

PERCOBAAN F-3
KONSTANTA PEGAS

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan besarnya konstanta pegas

II.Alat dan Bahan


1. Statif 4. Beban gantung
2. Pegas 5. Neraca/timbangan
3. Karet/pentil 6. Penggaris

III. DASAR TEORI

Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula segera
setelah gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut dihilangkan /dibebaskan. Benda benda
yang memiliki kemampuan elastisitas disebut benda elastis ( misal : karet, pegas ) sedangkan
benda yang tidak mempunyai kemampuan elastisitas disebut benda plastis ( misal : tanah liat,
plastisin, lilin )
Jika suatu pegas mula mula panjangnya ( lo ) kemudian digantungi beban dengan
massa (m) maka pegas tersebut akan bertambah panjang (x). Jika gaya tarik tidak
melampaui batas elastisitas pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan
gaya tariknya dan dinyatakan dengan persamaan :

F = k. X

IV. CARA KERJA


1. Susunlah alat-alat di atas dengan skema seperti di bawah ini :

Statif
Pegas

Beban

2. Ukurlah panjang awal pegas sebelum diberi beban, tulislah sebagai Xo.
3. Gantungkan beban yang telah diukur massanya pada ujung pegas, kemudian ukurlah
pertambahan panjang pegas dan tulislah sebagai ∆X (Isikan pada tabel)
4. Ulangi langkah 3 sampai lima kali.

7
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

5. Hitunglah nilai konstanta pegas tersebut dan buatlah grafiknya dari data yang tertulis
di tabel.
6. Gantilah pegas dengan karet/pentil, ulangi langkah 2 sampai dengan 5 !.

A. Tabel dan Grafik


Lengkapilah tabel dan grafik di bawah ini sesuai dengan hasil percobaan yang Anda
lakukan.
Xo = ………….
No. F = m.g (Newton) ∆X (meter) F
1.
2.
3.
4.
5.
∆X

8
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

PERCOBAAN F-4
OSILASI PEGAS

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan nilai konstanta pegas

II. ALAT dan BAHAN


1. Pegas
2. Statif
3. Penjepit
4. Mistar/penggaris
5. Beban pemberat
6. Neraca
7. Stopwatch

III. DASAR TEORI

Disamping cara pembebanan, konstanta pegas dapat dicari dengan menggunakan metode
getaran. Benda dengan berat w digantung pada pegas dan pegas mengalami osilasi, maka
periode getarannya dinyatakan dengan persamaan :

m
T = 2Π
k

IV. CARA KERJA

1. Gantung pegas pada statif


2. gantungkan beban pemberat pada pegas
3. tarik pemberat ke bawah kemudian lepaskan supaya pegas berosilasi
4. Catat waktu yang dibutuhkan untuk 10 kali osilasi
5. Ulangi percobaan dengan massa pemberat yang berbeda

No M (kg) t (10 getaran) T k

9
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

PERCOBAAN F-5
AYUNAN MATEMATIS

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan percepatan garvitasi bumi

II. ALAT DAN BAHAN


1. Beban
2. tali
3. Mistar
4. Stopwacth

III. DASAR TEORI

Gravitasi merupakan fenomena atau gejala alamiah yaitu peristiwa tarik menarik antara
duam massa. Sedangkan yang dimaksud dengan percepatan gravitasi g adalah gaya gravitasi
persatuan massa. Menurut Newton gaya gravitasi dinyatakan dengan persamaan :
m1.m2
F =G
r2
dimana :
F = Gaya gravitasi
G = tetapan Cavendish (6,67 x 10-11 Nm2kg-2)
m1= massa benda pertama
m2= massa benda kedua
r = jarak antara benda pertama dan kedua

Nilai G ditentukan oleh Cavendish dengan menggunakan neraca puntir dan percobaan ini
dikenal dengan nama “ menimbang bumi” karena dengan diketahuinya nilai G maka massa
bumi dapat dihitung.
Untuk benda yang berada pada permukaan bumi (r = R ), percepatan gravitasi dapat
ditentukan dengan persamaan :
m
g=G
R2
Untuk menghitung percepatan gravitasi dapat digunakan ayunan bandul mermassa m yang
terayun pada benang yang dianggap tak bermassa yang panjangnya L. Bila simppangan sudut
kecil, maka lintasan m dapat dianggap lurus, maka :
x
sin θ =
L
dimana x adalah simpangan bandul.

x
F

10
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

Gaya yang mengembalikan m ke keadaan setimbang adalah :


F = −m.g. sin θ
d2 x x
m 2
= −m.g.
dt L
2
d x g
2
+ =0
dt L
Bentuk umum persamaan differensial getaran selaras adalah :
d2 x g
2
+ ω2 = 0 atau ω2 =
dt L

atau sistem bergetar dengan periode :


L
T = 2Π
g

IV. CARA KERJA


1. Ikat bandul pada ujung tali atau kawat
2. Ukur panjang tali
3. Ayunkan bandul dengan sudut ayun kecil
4. Catat waktu yang diperlukan untuk 10 kali ayunan
5. Ulangi percobaan dengan panjang tali yang berbeda ( minimal 10 kali variasi)

No l (m) t (10 ayunan) T g

PERCOBAAN F-6

11
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

PENGUKURAN ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK

I. TUJUAN PERCOBAAN
Melakukan pengukuran arus dan tegangan listrik searah

II. ALAT DAN BAHAN


1. Amperemeter
2. Voltmeter
3. Kabel
4. Power supply
5. penjepit

III. Dasar Teori

Dalam konduktor logam terdapat elektron-elektron yang bebas dan mudah untuk bergerak
sedangkan pada konduktor elektrolit, muatan bebasnya berupa ion-ion positif dan negatif
yang juga mudah bergerak.
Bila dalam konduktor ada medan listrik; maka muatan muatan tersebut bergerak dan gerakan
dari muatan-muatan ini yang dinamakan arus listrik.

KUAT ARUS
Kuat arus ( i ) di definisikan sebagai :
Jumlah muatan yang mengalir melalui suatu penampang persatuan waktu.
Karena arah arus adalah searah dengan arah muatan positif, maka jumlah muatan yang lewat
adalah jumlah muatan positif.
HUKUM OHM
Hubungan antara tegangan, kuat arus dan hambatan dari suatu konduktor dapat diterangkan
berdasarkan hukum OHM.
Dalam suatu rantai aliran listrik, kuat arus berbanding lurus dengan beda potensial antara
kedua ujung-ujungnya dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan kawat
konduktor tersebut.
Hambatan kawat konduktor biasanya dituliskan sebagai “R”.

V A − VB
i=
R
I = kuat arus
VA – VB = beda potensial titik A dan titik B
R = hambatan

IV. CARA KERJA


1. Susunlah alat seperti pada gambar
2. Ukurlah arus listrik dan tegangan listrik
3. Ulangi percobaan untuk beda potensial yang berbeda

12
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

No V power supply Amperemater Voltmeter R

PERCOBAAN F-7
13
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

LENSA CEMBUNG

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan jarak fokus lensa cembung

II. ALAT DAN BAHAN


1. Lampu
2. Mistar
3. lensa cembung
4. Statif
5. layar

III. DASAR TEORI

Lensa adalah benda optik yang permukaannya dibatasi oleh dua permukaan lengkung
atau salah satu permukaannya lengkung dan permukaan yang lain adalah datar. Ada dua
macam jenis lensa yaitu lensa positif (cembung) yaitu lensa yang bagian tengahnya lebih tebal
daripada bagian tepinya, dan lensa negatif (cekung) yaitu lensa yang bagian tengahnya lebih
tipis dibandingkan bagian tepinya.

Bekonveks plan konveks konkaf konveks

Be konkaf plan konkaf konveks konkaf

Jika jarak benda ke lensa adalah S , jarak bayangan ke lensa adalah S’ dan jarak fokus lensa
adalah f maka berlaku persamaan :

1 1 1
= +
f S S'

IV. CARA KERJA

1. Atur kedudukan benda, lensa, dan layar pada posisi garis lurus di atas bangku optik
2. Catat jarak benda dari lensa
3. Geser layar sehingga diperoleh bayangan yang tajam
4. Lakukan percobaan dengan mengubah jarak benda dengan lensa.

14
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

No S S’ f
1
2
3
4
5

15
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

PERCOBAAN F-8
MASSA JENIS ZAT CAIR

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan massa jenis zat cair

II. ALAT DAN BAHAN


1. Zat cair yang diukur massa jenisnya
2. Pipa berbentuk U
3. Gelas ukur
4. Mistar
5. Neraca
6. Pipet

III. DASAR TEORI

Massa jenis suatu benda didefinisikan sebagai massa (m) per satuan volume (v).
m
ρ=
V

Pada suatu zat cair besarnya terdapat tekanan hidrostatik yaitu tekanan yang hanya
disebabkan oleh beratnya, dan dinyatakan dengan persamaan :

P =ρ.g.h
dimana :
P = tekanan zat cair
ρ = masaa jenis
g = percepatan gravitasi
h = kedalaman
Makin dalam letak suatu tempat di dalam zat cair, maka makin besar pula tekanannya. Pada
suatu zat cair semua titik yang terletak pada bidang datar di dalam satu jenis zat cair memiliki
tekanan yang sama. Pernyataan ini disebut hukum pokok hidrostatika.

ρ 1. h 1 = ρ 2. h 2

h1

h2
2 1

IV. CARA KERJA

1. Masukkan air ke dalam tabung berbentuk U


2. Masukkan zat cair yang diukur massa jenisnya pada salah satu kaki tabung
3. Ukur ketinggian zat cair
4. Ulangi percobaan dengan menambah volume zat cair
5. Ulangi percobaan dengan menggunakan zat cair yang berbeda.

16
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

ρ air = 1000 kg/m3

Zat cair : .............................


No h1 h2 ρ

Lakukan percobaan menggunakan minyak goreng dan bensin

17
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

PERCOBAAN F-9
TITIK BERAT

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan letak titik berat benda

II. ALAT DAN BAHAN


1. Kertas Karton
2. Jarum
3. Tali
4. Beban
5. Mistar
6. Gunting

III. DASAR TEORI

Sebuah benda terdiri atas banyak partikel.


Setiap partikel mempunyai massa. oleh karena itu,
tiap partikel mempunyai berat dan titik berat yang
berbeda-beda. Partikel-partikel tersebut masing masing
mempunyai gaya berat w1, w2, w3, ..., wn
dengan resultan gaya berat w (lihat Gambar).
Resultan dari seluruh gaya berat benda yang terdiri
atas bagian-bagian kecil benda dinamakan gaya
berat. Titik tangkap gaya berat inilah yang disebut
titik berat.

Titik Berat Benda-Benda Homogen Berbentuk Luasan


Benda berbentuk luasan atau berdimensi dua merupakan benda yang
ketebalannya dapat diabaikan sehingga berat benda sebanding dengan
luasnya (A). Koordinat titik berat gabungan beberapa benda homogen
berbentuk luasan dapat dituliskan sebagai berikut.

IV. CARA KERJA

1. Buatlah lubang sembarang titik A pada tepi benda. Kemudian tusukkan jarum yang sudah
dilengkapi bandul sehingga benang dalam kondisi vertikal. Biarkan karton dapat bergerak
bebas. Tentukan sembarang titik A' vertikal di bawah titik A kemudian hubungkan AA’ (lihat
gambar a)!
2. Ulangi kegiatan yang sama untuk titik B dan B’ (seperti gambar b)!
3. Garis AA’ akan berpotongan dengan BB’ pada titik berat benda, misalnya Anda beri tanda Z.

18
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

19
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

PERCOBAAN F-10
PERCOBAAN MELDE

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan cepat rambat gelombang

II. ALAT DAN BAHAN


1. Vibrator
2. tali
3. beban
4. mistar
5. katrol

III. DASAR TEORI

Gelombang didefinisikan sebagai getaran yang merambat.


Sedangkan getaran adalah gerak periodic di sekitar titik seimbang.
Berdasarkan arah getaran partikel terhadap arah perambatan gelombang dapat dibedakan
menjadi Gelombang Transversal dan Gelombang Longitudinal.

• Gelombang Transversal ialah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus


pada arah getaran partikel.
misalnya : gelombang pada tali, gelombang permukaan air, gelombang
elektromagnetik.

λ
• Gelombang Longitudinal ialah gelombang yang arah perambatannya searah
dengan arah getaran partikel.
misalnya : gelombang pada pegas, gelombang bunyi.

20
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

Jarak yang ditempuh getaran dalam satu periode disebut Panjang Gelombang ( λ ).
Bila cepat rambat gelombang v dan periode getarannya T maka :
v
λ = v.T atau λ =
f

Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat


gelombang transversal pada tali. Melalui percobaannya, Melde menemukan bahwa cepat
rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding
terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai.

IV. LANGKAH KERJA


1. Susunlah alat seperti pada gambar di bawah
2. Perhatikan bahwa:
a. tali tidak putus dari gulungan agar panjang tali dapat diubah dengan mudah
b. pembangkit getaran ditempatkan di atas meja sedemikian rupa sehingga mudah
digeser-geser menjauh atau mendekati katrol.
c. pasang beban pada tali.
d. Nyalakan vibrator dan atur panjang tali sehingga dapat menghasilkan bentuk gelombang
(simpul dan perut) yang jelas.
e. Matikan vibrator dan ukur panjang tali.
f. Ulangi percobaan dengan jumlah gelombang yang berbeda.

Catatan :
Sebelum melakukan percobaan,
konsultasikan lebih dahulu apakah
rangkaian alat sudah benar !
Hati-hati terhadap rangkaian listrik !

Data Pengamatan :
Massa beban : …………………
Frekuensi : 50 Hz

n
No l v
(jumlah gelombang)

21
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

PERCOBAAN F-11
PERCOBAAN KACA PLAN PARALEL

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan pergeseran arah sinar pada kaca plan paralel
Menentukan indeks bias kaca plan paralel

II. ALAT DAN BAHAN


1. kaca plan paralel
2. kertas
3. jarum
4. busur
5. mistar

III. DASAR TEORI

Kaca plan paralel adalah benda optik yang dibatasi oleh dua permukaan pembias yang
sejarar. Seberkas sinar datang dari udara ke kaca plan paralel akan mengalami pembiasan I
oleh bidang pembias I. Kemudian sinar tersebut akan mengenai bidang pembias II dan
mengalami pembiasan kedua.

Bidang Pembias I

Bidang Pembias II

Sinar yang masuk bidang pembias I akan sejajar dengan sinar yang keluar dari bidang pembias
II dan mengalami pergeseran. Pergeseran sinar tersebut dirumuskan :

sin( i − r )
t = d.
cos r
Dimana:
t : pergeseran sinar
d : tebal kaca plan paralel
i : sudut sinar datang pada bidang pembias I
r : sudut sinar bias pada bidang pembias I

sedangkan untuk menentukan indeks bias kaca plan paralel dapat dirumuskan :
sin i n 2
=
sin r n1

IV. LANGKAH KERJA

1. Letakkan kaca plan paralel diatas kertas

22
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

2. Tentukan sudut sinar datang dengan menggunakan busur derajat.


3. Tandai sudut sinar datang tersebut dengan menggunakan 2 jarum pada bidang pembias
I.
4. Tentukan arahnya pergeseran sinar pada bidang pembias 2 dengan menggunakan jarum
juga dengan melihat pada kaca plan paralel posisi jarum sehingga ke-4 jarum tersebut
berada pada posisi yang berhimpit.
5. Gambar arahnya sinar pada kertas tersebut.
6. Ulangi percobaan sebanyak 5 kali untuk sudut datang yang berbeda pada bidang
pembias I.
7. Bandingkan hasil percobaan dan hasil perhitungan kemudian analisa.

Hasil Pengamatan

Tebal kaca : d = ........

I R Sin i Sin r Sin i/Sin r t percobaan t perhitungan

200

300

400

500

600

23
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

PERCOBAAN F-12
PERCOBAAN VEKTOR

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan besarnya vektor resultan dari dua buah vektor

II. ALAT DAN BAHAN


1. kertas
2. neraca pegas
3. busur derajat

III. DASAR TEORI

Besaran dalam Fisika dapat dibagi menjadi dua macam,yaitu :


1. Besaran skalar
Besaran skalar didefinisikan sebagai besaran yang hanya mempunyai besar atau nilai
saja. Contoh : panjang, suhu, luas, massa, waktu, jarak.
2. Besaran vektor
Besaran vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah.
Contoh : perpindahan, kecepatan percepatan, gaya, momentum.

Penggambaran dan Penulisan Vektor

Vektor digambarkan dalam bentuk anak panah yang terdiri atas titik asal dan ujung.
Panjang anak panah menunjukkan besar atau nilai vektor tersebut, sedangkan arah
anak panah menunjukkan arah vektor.

Untuk menuliskan notasi vektor dapat dilakukan dengan :


a. Menuliskan tanda vektor menggunakan satu atau dua huruf besar dan huruf kecil
yang dicetak tebal, misalnya A, AB, a, ab.
b. Bila besaran vektor ditulis tangan maka penulisannya dilengkapi dengan tanda
panah diatasnya, misalnya ā, Ā
Misalnya vektor AB dengan titik pangkal A dan ujung vektor adalah B
A B

Resultan 2 buah vector

Jika 2 buah vector saling mengapit sudut tertentu, maka resultan kedua vector tersebut dapat
dirumuskan :
R

24
Ujian Praktik Fisika/SMA K YSKI/2011

A
R= A + B + 2. A.B. cos θ
2 2

IV. LANGKAH KERJA

1. Susunlah 3 buah neraca pegas sehingga membentuk seperti pada gambar dibawah ini.

` Neraca 1
(A)

Neraca 3
(R) θ

Neraca 2
(B)
2. Tarik neraca pegas sehingga pada neraca pegas akan menunjukkan suatu angka.
3. Ulangi percobaan dengan besarnya sudut θ yang berbeda sebanyak 5 kali.
4. Bandingkan hasil pengukuran neraca pegas 3 sebagai resultan dengan hasil
perhitungan.
5. Analisa hasil percobaanmu.

Data Hasil Pecobaan

Neraca 1 Neraca 2 Neraca 3 Resultan hasil


θ
(A) (B) (R) perhitungan

300

450

600

900

1200

25

Anda mungkin juga menyukai