Hambatan Emosi Dan Perilaku

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 50

HAMBATAN EMOSI

DAN PRILAKU
Materi Perkuliahan
Jurusan LB FIP UPI
KONSEP EMOSI
1. Chaplin (2002): Merupakan suatu reaksi
kompleks yang mengait satu tingkat tinggi
kegiatan dan perubahan-perubahan
secara mendalam serta dibarengi
perasaan yang kuat atau disertai keadaan
afektif.
2. Goleman (1995); Perasaan atau
afeksi yang melibatkan kombinasi
antara gejolak fisiologis (seperti
denyut jantung yang cepat) dan
prilaku yang tampak (seprti
senyuman dan ringisan).
3. Crow and Crow (1962):
Sebagai suatu keadaan
yang bergejolak pada
diri individu yang berfungsi
sebagai “inner adjusment”
(penyesuaian diri dalam)
terhadap lingkungan untuk
mencapai kesejahteraan
dan keselamatan individu
3. Wiliam James (dalam Wadge):
Adalah kecenderungan untuk
memiliki untuk memiliki perasaan
yang khas bila berhadapan dengan
obyek tertentu dalam
lingkungannya.
GAMBARAN REAKSI
PSIKOLOGIS DAN FISIOLOGIS
YANG TAMPAK
DALAM PRILAKU ADJUSMENT.
HUKUM-HUKUMEMOSI
1. Hukum makna sosial; situasi harus
cocok atau sesuai dengan struktur
kognitif, yang oleh orang tersebut
akan diberikan emosi.
Misal; jatuh cinta – romantis,
kematian – sedih
2. Hukum kepedulian; emosi merupakan
pegalaman subyektif yang muncul
sebagai respon terhadap peristiwa
yang penting bagi tujuan, motivasi dan
kepedulian individu.
Orang yang ingin menjadi dokter; akan
timbul kebanggaan, tetapi kalau gagal
akan timbul perasaan malu.
3. Hukum realitas yang nyata; emosi
hanya didatangkan pada tingkatan
dimana situasi-situasi itu tampak
nyata atau seperti nyata.
Orang yang menjadi juara KDI;
akan membayangkan mendapat
SMS banyak, hadian dan menjadi
orang ngetop – Maka akan
dipelihara.
4. Hukum perubahan yang
diharapkan; emosi tidak hanya
didatangkan oleh banyaknya
kondisi yang diharapkan atau
tidak diharapkan, tetapi juga oleh
perubahan-perubahan kondisi
nyata atau yang diharapkan.

Misal; seseorang yang lulus


seleksi akan senang karena
sesuai harapan.
5. Hukum kebiasaan; yaitu
kecenderungan untuk
melanjutkan kebiasaan-
kebiasaan baik yang
memuaskan atau sebaliknya.

Misal; orang yang puas karena


berhasil mendaki gunung, maka
ia ingin mendaki lagi. Orang
yang gagal bercinta maka akan
patah hati.
6. Hukum perbandingan perasaan;
bahwa intensitas emosi tergantung
pada hasil sekarang dan
sebelumnya.
Contoh; orang berusaha lalu gagal,
lalu berusaha lagi dan berhasil maka
akan menjadi menyenangkan.
7. Hukum kepuasan asimetri;
bahwa kepuasan selalu
berhubungan dengan
perubahan dan hilang bersama
kepuasan yang terus- menerus.

Contoh; Orang yang selalu berhasil


dalam suatu usaha / pekerjaan,
maka tidak akan menurut pada saran-
saran para ahli.
8. Hukum pemeliharaan momentum
emosional; bahwa emosi dipelihara
oleh peristiwa emosional yang luar
biasa (tragis).
Contoh; Orang melihat air
gemericik, ia akan ingat pada
peristiwa tsunami.
9. Hukum keabsolutan; emosi
cenderung absolut dan tidak
dipengaruhi oleh kebutuhan atau
hal-hal lain.

Contoh; Orang yang ingin menjadi


PNS akan berusaha sekuat
tenaga dengan berbagai cara
sekalipun resikonya dipecat.
10. Hukum kepedulian terhadap
konsekwensi; emosi diarahkan oleh
hasil akhir yang akan diperoleh bila
berhasil atau sebaliknya (gagal).

Contoh; karena ada pembalasan


besar – besaran, kemudian tidak jadi
menyerang.
11. Hukum beban paling terang; ketika
individu mengalami emosi yang negatif,
maka cenderung untuk mencari
alternatif lain untuk
menginterpretasikan peristiwa itu
dalam rangka mereduksi emosinya.

Contoh; Orang yang melakukan


penolakan/menghibur diri dengan
harapan – harapan yang sifatnya hayalan.
12. Hukum keuntungan terbesar;
bila seseorang mengalami
emosi positif, cenderung untuk
mencari jalan lain untuk
memaksimalkan emosinya.

Contoh; jika petinju berhasil ia


akan berkata itu usaha saya.
JENIS-JENIS GANGGUAN EMOSI
Menyenangkan:
1. Euphoria; emosi yang menyenangkan
dalam tingkatan yang sedang. Gejalanya;
optimis, percaya diri, riang gembira,
merasa senang, dan bahagia yang
berlebihan
2. Elasi; emosi menyenangkan yang
setingkat lebih tinggi dari euphoria.
Gejalanya; rasa senang dan percaya
diri terbayang pada wajahnya.
Keadaannya mungkin menimbulkan
rasa sedih dan tidak bahagia, tetapi
cenderung dikesampingkan.
Emosi ini labil sehingga mudah
tersinggung
3. Exaltasi; yaitu elasi yang
berlebihan, sering disertai
dengan waham kebesaran.

4. Ectasi; yaitu emosi senang yang


disertai dengan rasa hati yang
aneh, penuh kegairahan,
perasaan aman, damai, dan
tenang. (Merasa hidup baru
kembali).
Gangguan emosi yang lain
1. Anhedonia; yaitu ketidakmampuan
merasakan kesenangan , tidak timbul
perasaan senang dengan aktivitas
yang biasanya menyenangkan.
2. Kesepian; yaitu merasa diri
ditinggalkan, merasa tidak memiliki
kawan, merasa tidak ada orang lain
yang menyapanya.
3. Kedangkalan; yaitu kemiskinan afek
dan emosi secara umum. Afek atau
emosinya datar, tumpul, atau dingin
(hanya sedikit kelihatan gembira atau
berekpresi sedih).
4. Afek dan emosi yang tidak sesuai/wajar;
yaitu gangguan emosi ditandai dengan
jelas adanya perbedaan antara sifat
emosi yang ditunjukkan dengan situasi
yang menimbulkannya (reaksi emosi
tidak patut).
5. Afek dan emosi labil; berubah-ubah
secara cepat tanpa pengawasan yang baik
(tiba-tiba marah/menangis).
6. Variasi afek dan emosi sepanjang hari
(depresi lebih kuat pada pagi/siang hari,
tetapi sorenya menjadi berkurang).
7. Afek yang terlalu kaku (rigid);
mempertahankan terus menerus keadaan
rasa hati sekalipun ada rangsang yang
biasanya menimbulkan jawaban emosi
yang berlainan
8. Ambivalensi; ketidaktepatan
perasaan atauemosi pada seseorang,
benda atau sesuatu hal.
9. Apati; berkurangnya afek dan emosi
terhadap sesuatu atau semua hal
disertai dengan perasaan terpencil
dan tidak peduli.
10. Amarah; suatu bentuk kemurkaan
atau permusuhan yang sering
dinyatakan dalam bentuk agresi
11. Depresi; yaitu perasaan sedih tertekan,
gejala psikis; sedih, susah, tak berguna,
gagal, dll.
12. Kecemasan; yaitu jawaban emosi yang
sifatnya antisipatif, jawaban awal
sebelum
ada pertanyaan . Gejala psikis; perasaan
gundah, khawatir, gugup, tegang, dll.
EMOSI DAN TINGKAH LAKU
BAGIAN DARI KEPRIBADIAN

Konsep Kepribadian
Allport (1971); Individu merupakan
kesatuan tersendiri yang terpisah dari
lingkungannya. Individu sebagai pribadi
adalah suatu organisasi yang akan
menentukan corak penyesuaian diri yang
unik terhadap lingkungannya. Jadi tingkah
laku individu sekaligus menggambarkan
pribadi seseorang.
Individu mengalami gangguan emosi,
karena;
1. Pemahaman diri (konsep diri) yang
tidaktpat
2. Tugas perkembangan dan
kematangan moral anak.
3. Kematangan emosi.
Tentang Perkembangan Pemahaman Diri
Anak

 Anak mengalami gangguan emosi


dan prilaku dapat disebabkan
karena kegagalan dalam
memahami diri.
 Awater (1987) konsep diri adalah
keseluruhan gambaran diri, meliputi
persepsi tentang diri, perasaan,
keyakinan, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan dirinya.
 Konsep diri;
 Body image, kesadaran tentang tubuhnya,
yaitu bagaimana seseorag melihat dirinya
sendiri.
 Ideal self, bagaimana cita-cita dan harapan
mengenal dirinya.
 Social self, yaitu bagaimana orang lain
melihat dirinya.
Perkembangan Moral
(Santrock; 1995)
Teori Psikoanalisa;
Kepribadian terbagi menjadi id, ego, dan super
ego. Id unsur biologis yang irrasional dan tidak
disadari, ego aspek psikologis yang rasional
dan disadari namun tidak memiliki moralitas,
superego aspek sosial berisikan system nilai
dan moral yang mampu memperhitungkan
benar atau salahnya sesuatu. Perkembangan
moral superego terbentuk dengan sempurna
pada usia 5 tahun.
Teori Belajar sosial
Perkembangan moral anak berkembang melalui
proses belajar dengan lingkungan. Bila anakdiberi
penguatan atas perilaku yang sesuai denganaturan
dan kontrak sosial, mereka akan mengulangi
perbuatannya. Sebaliknya jika mereka diberikan
hukuman atas perilaku yang tidak bermoral maka
akan mengurangi atau tidak melakukannya.
 Teori Kognitif
– Usia 6-9 tahun, anak menghormati
ketentuan permainan sebagai sesuatu
yang bersifat suci dan tidak dapat
dirubah, ia yakin jika aturan dilanggar
maka hukuman akan dijatuhkan.
Usia 9-12 tahun, anak mulai sadar
bahwa aturan adalah buatan manusia.
Dalam menerapkan hukuman harus
mempertimbangkan maksud pelaku
serta akibatnya.
Teori Kohlberg
Prakonvensional moralitas
Anak mengenal moralitas
berdasarkan dampak yang
ditimbulkan oleh suatu perbuatan,
yaitu (hadiah) atau menyenangkan,
atau menyakitkan (hukuman).
Konvensional
Anak mulai menyadari bahwa suatu
perbuatan dinilai baik apabila mematuhi
harapan otoritas atau kelompok sebaya
Pasca konvensional
Aturan dan institusi dari masyarakat
tidak dipandang sebagai tujuan
akhir, tetapi diperlukan sebagai
subyek. Anak mentaati aturan untuk
menghindari hukuman.
GANGGUAN EMOSI

 Teori Lingkungan: penyakit


mental disebabkan berbagai
kejadian yang menimbulkan stres.
Gangguan emosi karena faktor
lingkungan.
 Teori Afeksi: perasaan bawah sadar
yang menjadi sumber penyebabnya.
 Teori Kognitif: pendapat yang salah
(cara pandang individu) terhadap
sesuatu masalah.
 Neurotik behaviour (perilaku neurotik);
mudah dihinggapi perasaan sakit hati,
marah, cemas, agresi, rasa bersalah.
 Psychotik processes; mereka sudah
menyimpang dari kehidupan nyata,
tidak memiliki kesadaran diri dan
identitas diri.
GANGGUAN PRILAKU

Klasifikasi Dimensional
Menurut skala rating (The Devereuk
Elementary School Behavior) terdapat 140
tingkah laku, 47 diantaranya berkorelasi
dengan prestasi dan mengandung unsur
penyimpangan dari populasi normal.
Penyimpangan prilaku yang sering terjadi
di kelas:
 Mengganggu di kelas
 Tidak sabaran – terlalu cepat bereaksi
 Tidak menghargai – menentang
 Menyalahkan orang lain
 Kecemasan terhadap prestasi sekolah
 Dependen pada orang lain
 Pemahaman yang lemah
 Reaksi yang tidak sesuai
 Melamun, tidak ada perhatian, dan
menarik diri.
Klasifikasi Berdasarkan Jenis
Penyimpangannya

 Dilihat dari aspek kepribadian (1)


mengalami gangguan emosi yaitu
mengalami kelainan perkembangan
emosi (2) mengalami gangguan sosial
yaitu mengalami kelainan penyesuaian
diri dalam pergaulan.
 KEPRIBADIAN MATANG, SEHAT-TIDAK
SEHAT
 DAN ABNORMAL
Kepribadian Matang

 Berarti memiliki kedewasaan emosional


maupun sosial yang diaplikasikan dalam
tingkah laku, yakni (a) Tahu memilih apa
yang harus diperbuat dalam situasi yang
berlainan. (b) Ambil bagian dalam
kegiatan bersama yang beragam,
mempelajari keahliannya untuk
kegiatan. (c) Menyadari tanggung jawab
terhadap orang lain supaya dapat hidup
bersama secara harmonis.
Kepribadian sehat dan Tidak Sehat

Kepribadian Sehat
 Kepercayaan mendalam pada diri sendiri dan
orang lain.
 Tidak ragu-ragu, tidak pemalu, dan berani.
 Insiatif berkembang dan tidak selalu merasa
dirinya bersalah.
 Bersikap jujur terhadap diri sendiri.
 Mampu berdedikasi – penyerahan diri secara
tepat.
 Senang kontak dengan sesama.
 Generatifitas (keibu-bapakan).
 Integritas.
Kepribadian tidak/Kurang sehat
• Tidak mampu melakukan
persahabatan, mengisolasikan diri.
• Daya konsentrasi buyar, tidak tekun,
banyak melamun.
• Penyangkalan terhadap nama, asal
usul, suku bangsa, dll.
• Tidak mampu memperjuangkan diri,
kadang timbul keinginan untuk
mengakhiri hidup.
• Sifat ingin membalas dendam.
Prilaku abnormal dan Kepribadian
Abnormal

 Prilaku Abnormal
 Pelanggaran terhadap norma sosial
 Ketidak senangan pribadi
 Prilaku maladaptive
 Gejala salah suai (maladjusment)
 Tekanan batin
Anak dikatagorikan memiliki
gangguan emosi dan prilaku
(Tunalaras), jika memenuhi 4 kriteria;
1) Frekwensi kejadian,
2) Intensitas kejadian,
3) Durasi atau waktu kejadian, dan
4) Kadar prilaku bertentangan dengan norma
sosial.
Kepribadian abnormal

– Gangguan neurosis (kecemasan,


gangguan fobia, dan gangguan kompulsif
obsesif / mengulang-ulang perbuatan).
– Gangguan psikosis dengan pola reaksi
schizophrenis (pribadi ganda, acuh pada
lingkungan), reaksi paranoid
(menyerang).
– Percobaan bunuh diri, dengan pola
depresi, krisis hubungan interpersonal,
kegagalan dalam evaluasi diri, konflik
batin, kehilangan makna dan harapan
hidup.

Anda mungkin juga menyukai