mATERI Musyam
mATERI Musyam
mATERI Musyam
Catatan:
Hal – hal yang berkenaan dengan perubahan Agenda Sidang akan diatur
kemudian dengan persetujuan sidang.
Palu sidang :
1x à kesepakatan
2x à skorsing
3x à pembukaan dan penutupan
4x à
5x à
AGENDA MUSYAWARAH AMBALAN
GUGUS DEPAN DIPONEGORO - RATNANINGSIH
TAHUN 2009
................ ................................
TATA TERTIB MUSYAWARAH AMBALAN
GUGUS DEPAN DIPONEGORO - RATNANINGSIH
TAHUN 2009
BAB I
PENGERTIAN
Pasal 1
Nama
Musyawarah Ambalan Gugus Depan Diponegoro – Ratnaningsih tahun
2009 yang kemudian disebut Musyawarah Ambalan .
Pasal 2
Wewenang
Wewenang Musyawarah Ambalan adalah :
1. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja Pembinaan dan
Pengembangan Pramuka Penegak Gugus Depan Diponegoro –
Ratnaningsih tahun 2008.
2. Mengesahkan program kerja Pembinaan dan Pengembangan Pramuka
Penegak Gugus Depan Diponegoro – Ratnaningsih tahun 2008.
BAB II
WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 3
Waktu
Musyawarah Ambalan dilaksanakan tanggal 20 November 2009.
Pasal 4
Tempat
Musyawarah Ambalan dilaksanakan di Gubug Pramuka Kwarcab Bantul.
BAB III
DASAR
Pasal 5
Dasar
Dasar pelaksanaan Musyawarah Ambalan adalah :
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 tahun 2004
tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 086 tahun
2005 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 080 Tahun
1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak
dan Pandega.
4. Hasil Musyawarah Ambalan tahun 2008.
BAB IV
PERSONIL
Pasal 6
Peserta
Peserta Musyawarah Ambalan terdiri dari:
1. Dewan Ambalan Gugus Depan Diponegoro – Ratnaningsih tahun
2008 yang hadir.
2. Dewan Ambalan Gugus Depan Diponegoro – Ratnaningsih tahun
2009.
3. Pembina pramuka Gugus Depan Diponegoro – Ratnaningsih.
Pasal 7
Penasihat
Penasihat Musyawarah Ambalan adalah Kamabicab atau yang mendapat
mandat dari sekolah.
Pasal 8
Peninjau
Peninjau Musyawarah Ambalan adalah utusan dari sangga kelas IX
masing-masing 2 orang.
Pasal 9
Narasumber
Narasumber Musyawarah Ambalan adalah Dewan Kerja Ranting Bantul.
BAB V
KUORUM
Pasal 10
Kuorum
(1)Musyawarah Ambalan dianggap sah apabila mencapai
kuorum yakni dihadiri oleh minimal ½ dari kuota peserta.
(2)Apabila pasal 10 ayat (1) tidak tercapai, maka Musyawarah
Ambalan ditunda selama 2 x 15 menit dan selanjutnya
dianggap sah.
(3)Sidang-sidang dalam Musyawarah Ambalan dianggap sah
apabila dihadiri oleh lebih dari ½ ( setengah), dari jumlah
peserta yang seharusnya hadir ditambah 1 (satu) peserta.
(4)Apabila pasal 10 ayat 3 tidak tercapai maka sidang-sidang
ditunda selama 2 x 10 menit dan selanjutnya dianggap sah.
BAB VI
JENIS, PIMPINAN DAN PESERTA SIDANG
Pasal 11
Jenis Sidang
Jenis persidangan dalam Musyawarah Ambalan adalah :
1. Sidang Pendahuluan
2. Sidang Pleno I, II, dan III
3. Sidang Komisi
a. Komisi A: Program Kerja
b. Komisi B: Tata adat
4. Sidang Tim Perumus
Pasal 12
Pimpinan Sidang
1) Pimpinan Sidang Pendahuluan Musyawarah Ambalan dipimpin oleh
Ketua Dewan Ambalan Tahun 2008.
2) Pimpinan Sidang Pleno Musyawarah Ambalan dipimpin oleh 3 (tiga)
orang yang terdiri dari 1 (satu) orang anggota Dewan Dewan Ambalan
Tahun 2008 dan 2 (dua) orang dari peserta Musyawarah Ambalan
yang selanjutnya di sebut Presidium.
3) Pimpinan Sidang Komisi dipimpin oleh seorang ketua dan seorang
sekretaris yang dipilih dari masing – masing komisi.
4) Pimpinan Sidang Tim Perumus dipimpin oleh seorang ketua dan
seorang sekretaris yang dipilih dari Tim Perumus.
Pasal 13
Peserta Sidang
1) Sidang – sidang dalam Musyawarah Ambalan diikuti oleh seluruh
peserta, Narasumber dan Peninjau Musyawarah Ambalan Tahun
2009.
2) Sidang Pleno Musyawarah Ambalan diikuti oleh seluruh peserta,
Narasumber, dan Peninjau Musyawarah Ambalan Tahun 2009.
3) Sidang Komisi Musyawarah Ambalan diikuti oleh peserta,
Narasumber,dan Peninjau yang mendapat pengesahan dari Sidang
Pleno atas usulan dari masing- masing perutusan.
4) Sidang Tim Perumus Musyawarah Ambalan diikuti oleh anggota Tim
Perumus yang disahkan melalui Sidang Pleno, yang terdiri dari Ketua
Komisi, Sekretaris Komisi dan Presidium.
BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 14
Hak Suara dan Hak Bicara
1) Hak suara adalah hak untuk diperhitungkan dalam perhitungan suara
apabila dilaksanakan pemungutan suara.
2) Hak bicara adalah hak yang dimiliki untuk menyampaikan saran, usul,
dan pendapat.
3) Setiap Peserta Musyawarah Ambalan mempunyai hak suara dan hak
bicara.
4) Penasihat dan Narasumber mempunyai hak bicara atas permintaan
sidang atau apabila penasihat menganggap perlu dengan seizin
pimpinan sidang, dan tidak mempunyai hak suara.
5) Peninjau mempunyai hak bicara dengan seizin pimpinan sidang dan
tidak mempunyai hak suara.
Pasal 15
Kewajiban
Seluruh Peserta, Penasihat, Narasumber dan Peninjau berkewajiban
mematuhi Tata Tertib Musyawarah Ambalan.
BAB VIII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 16
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan keputusan dalam Musyawarah Ambalan diusahakan
dapat dicapai dengan musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila tidak tercapai mufakat, maka sidang ditunda selama 2 x 5
menit untuk mengadakan pembicaraan informal (lobbying).
3. Apabila tidak tercapai mufakat, maka dilakukan melalui
pemungutan suara, yakni keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak dan dianggap sah.
BAB IX
LAIN-LAIN
Pasal 17
Masa berlaku
Tata Tertib ini berlaku sejak disahkan oleh Musyawarah Ambalan, sampai
dengan kegiatan ini berakhir .
Pasal 18
Tambahan
Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan diatur kemudian
dengan persetujuan sidang.
Diputuskan di
Yogyakarta
Pada tanggal 14 April
2008
................................ ..............................
TATA ADAT
DEWAN AMBALAN GUGUS DEPAN DIPONEGORO – RATNANINGSIH
Tunduk ………………..Tenang
Menutup pusara – pusara di bumi persada
Namun bergelora …………… gemuruh semangat pahlawan
Bertekad menelusuri jejaknya
Ksatria perkasa
Tenang tapi menang
Menang atas gejolak jiwa
Yang panas membara di saat muda
PROGARAM KERJA
DEWAN AMBALAN GUGUS DEPAN DIPONEGORO – RATNANINGSIH
TAHUN 2010