Met Lit

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Tugas 1

Tugas Mandiri

Konsep Dasar Penelitian

Disusun Oleh:
Nama : Susanti Andasia
NIM : 08 310 808

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
2011
KONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN
A. Hakikat Penelitian

Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia. Sifat tersebut
akan mendorong manusia bertanya untuk mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia yang
berakal sehat sudah pasti memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun
prosedur tentang suatu obyek.Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya pengalaman atau
melalui interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Secara universal, terdapat tiga jenis
pengetahuan yang selama ini mendasari kehidupan manusia yaitu:

1. logika yang dapat membedakan antara benar dan salah;


2. etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk; serta
3. estetika yang dapat membedakan antara indah dan jelek. Kepekaan indra yang dimiliki,
merupakan modal dasar dalam memperoleh pengetahuan tersebut.

 penelitian

Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan ilmiah yang
lazim dikatakan sebagai “ilmu”.Ilmu adalah bagian pengetahuan, namun tidak semua
pengetahuan dapat dikatakan ilmu.Ilmu adalah pengetahuan yang didasari oleh dua teori
kebenaran yaitu koherensi dan korespondensi.Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataan
dikatakan benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya.Koherensi
dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan logis atau berpikir secara
rasional.Korespondensi menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan
tersebut didasarkan atas fakta atau realita.Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui
pendekatan empirik atau bertolak dari fakta.Dengan demikian, kebenaran ilmu harus dapat
dideskripsikan secara rasional dan dibuktikan secara empirik.

Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh telah melahirkan cara
mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran
harus dilandasai oleh cara berpikir yang rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris
berdasarkan fakta. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian. Banyak
definisi tentang penelitian tergantung sudut pandang masing-masing.Penelitian dapat
didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika
dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang
dilakukan secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik
kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu.

Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah sistematis dalam
upaya memecahkan masalah.Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang mengandung dua
hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara empiris
(Sudjana, 2001).Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai dari
pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya suatau
kesimpulan.Informasi dikatakan empiris jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi
bukan sekedar pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir
rasional yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/
realita.

Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses
berpikir ilmiah yang dituangka dalam metode ilmiah. Metode ilmiah adalah kerangka landasan
bagi terciptanya pengetahuan ilmiah.Penelitian yang dilakukan menggunakan metode ilmiah
mengandung dua unsur penting yakni pengamatan (observation) dan penalaran
(reasoning).Metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin
diterima sebagai suatu kebenaran maka pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji
kebenarannya secara empirik (berdasarkan fakta).

Terdapat empat langkah pokok metode ilmiah yang akan mendasari langkah-langkah
penelitian yaitu:

1. Merumuskan masalah; mengajukan pertanyaan untuk dicari jawabannya. Tanpa adanya


masalah tidak akan terjadi penelitian, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan
masalah. Rumusan masalah penelitian pada umumnya diajukan dalam bentuk
pertanyaan..
2. Mengajukan hipotesis; mengemukakan jawaban sementara (masih bersifat dugaan) atas
pertanyaan yang diajukan sebelumnya. Hipotesis penelitian dapat diperoleh dengan
mengkaji berbagai teori berkaitan dengan bidang ilmu yang dijadikan dasar dalam
perumusan masalah. Peneliti menelusuri berbagai konsep, prinsip, generalisasi dari
sejumlah literatur, jurnal dan sumber lain berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kajian
terhadap teori merupakan dasar dalam merumuskan kerangka berpikir sehingga dapat
diajukan hipotesis sebagai alternatif jawaban atas masalah.
3. Verifikasi data; mengumpulkan data secara empiris kemudian mengolah dan
menganalisis data untuk menguji kebenaran hipotesis. Jenis data yang diperlukan
diarahkan oleh makna yang tersirat dalam rumusan hipotesis.Data empiris yang
diperlukan adalah data yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis.Dalam hal ini,
peneliti harus menentukan jenis data, dari mana data diperoleh, serta teknik untuk
memperoleh data.Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan cara-cara tertentu
yang memenuhi kesahihan dan keterandalan sebagai bahan untuk menguji hipotesis.
4. Menarik kesimpulan; menentukan jawaban-jawaban definitif atas setiap pertanyaan yang
diajukan (menerima atau menolak hipotesis). Hasil uji hipotesis adalah temuan penelitian
atau hasil penelitian.Temuan penelitian dibahas dan disintesiskan kemudian
disimpulkan.Kesimpulan merupakan adalah jawaban atas rumusan masalah penelitian
yang disusun dalam bentuk proposisi atau pernyataan yang telah teruji kebenarannya.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, penelitian ilmiah merupakan kegiatan yang


dilaksanakan untuk mengkaji dan memecahkan suatu masalah menggunakan prosedur sistematis
berlandaskan data empirik. Berdasarkan proses tersebut di atas, mulai dari langkah kajian teori
sampai pada perumusan hipotesis termasuk berpikir rasional atau berpikir deduktif. Sedangkan
dari verifikasi data sampai pada generalisasi merupakan proses berpikir induktif. Proses tersebut
adalah wujud dari proses berpikir ilmiah. Itulah sebabnya penelitian dikatakan sebagai
operasionalisasi metode ilmiah.
Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, penelitian harus mengandung unsur keilmuan
dalam aktivitasnya. Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah berarti kegiatan penelitian
didasarkan pada karakeristik keilmuan yaitu:

 Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh
penalaran manusia.
 Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan
menggunakan panca indera manusia.
 Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis, tetapi
menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi.Cara-cara seperti ini tidak tepat digunakan
untuk pengembangan suatu profesi ataupun keilmuan tertentu.Suatu penelitian dikatakan baik
(dalam arti ilmiah) jika mengikuti cara-cara yang telah ditentukan serta dilaksanakan dengan
adanya unsur kesengajaan bukan secara kebetulan.

Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai
penelitian antara lain:

 Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi. Misalnya, seorang
kepala sekolah bermaksud mengadakan penelitian tentang latar belakang pendidikan
orang tua siswa di sekolahnya.Kepala sekolah tersebut belum dapat dikatakan melakukan
penelitian tetapi hanya sekedar mengumpulkan data atau informasi saja. Pengumpulan
data hanya merupakan salah satu bagian kegiatan dari rangkaian proses penelitian.
Langkah berikutnya yang harus dilakukan kepala sekolah agar kegiatan tersebut menjadi
penelitian adalah menganalisis data.Data yang telah diperolehnya dapat digunakan
misalnya untuk meneliti pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap prestasi
belajar siswa.
 Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain.
Misalnya seorang pengawas telah berhasil mengumpulkan banyak data/infromasi tentang
implementasi MBS di sekolah binaanya dan menyusunnya dalam sebuah
laporan.Kegiatan yang dilakukan pengawas tersebut bukanlah suatu penelitian.Laporan
yang dihasilkannya juga bukan laporan penelitian. Kegiatan dimaksud akan menjadi
suatu penelitian ketika pengawas yang bersangkutan melakukan analisis data lebih lanjut
sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Misalnya:
 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS; atau
 Faktor-faktor penghambat implementasi MBS serta upaya mengatasinya.

B. Tujuan Umum Penelitian

Uraian di atas memperlihatkan bahwa penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu
manusia terhadap sesuatu/masalah dengan melakukan tindakan tertentu (misalnya memeriksa,
menelaah, mempelajari dengan cermat/sungguh-sungguh) sehingga diperoleh suatu temuan
berupa kebenaran, jawaban, atau pengembangan ilmu pengetahuan. Terkait dengan ilmu
pengetahuan, dapat dikemukakan tiga tujuan umum penelitian yaitu:
 Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu (ilmu
pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh melalui penelitian
betul-betul baru belum pernah diketahui sebelumnya.Misalnya suatu penelitian telah
menghasilkan kriteria kepemimpian efektif dalam MBS.Contoh lainnya adalah penelitian
yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan
siswa.
 Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran dari sesuatu (ilmu
pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk
membuktikan adanya keraguan terhadap infromasi atau ilmu pengetahuan tertentu.
Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh kecerdasan
emosional terhadap gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah penelitian yang
dilakukan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran yang telah dikembangkan di
luar negeri jika diterapkan di Indonesia.
 Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk mengembangkan sesuatu (ilmu
pengetahuan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau
memperdalam ilmu pegetahuan yang telah ada.Misalnya penelitian tentang implementasi
metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam
pembelajaran IPA.Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem penjaminan mutu
(Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah
berhasil diterpakan dalam organisasi bisnis/perusahaan.

C. Metode Penelitian Pendidikan

Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian
yang digunakan.Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan penelitian yang
dipilih.Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan
metode penelitian yang ditetapkan. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti perlu menjawab
sekurang-kurangnya tiga pertanyaan pokok (Nazir, 1985) yaitu:

1. Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan suatu
penelitian?
2. Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun dalam
mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam menganalisis data?
3. Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?

Jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut memberikan kepada peneliti urutan-urutan


pekerjaan yang terus dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini sangat membantu peneliti untuk
mengendalikan kegiatan atau tahap-tahap kegiatan serta mempermudah mengetahui kemajuan
(proses) penelitian.

Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau


langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data
tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis. Dalam praktiknya terdapat sejumlah metode yang biasa
digunakan untuk kepentingan penelitian. Beikut ini akan dikemukakan secara singkat beberapa
metode penelitian sederhana yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan.
1. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,


peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada
masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung.Melalui penelitian
deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat
perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut.Variabel yang diteliti
bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dan satu variabel.

Penelitian deskriptif sesuai karakteristiknya memiliki langkah-langkah tertentu dalam


pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

 Perumusan masalah. Metode penelitian manapun harus diawali dengan adanya masalah,
yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang jawabannya harus dicari
menggunakan data dari lapangan.Pertanyaan masalah mengandung variabel-variabel
yang menjadi kajian dalam studi ini.Dalam penelitian deskriptif peneliti dapat
menentukan status variabel atau mempelajari hubungan antara variabel.
 Menentukan jenis informasi yang diperlukan. Dalam hal ini peneliti perlu menetapkan
informasi apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah
dirumuskan. Apakah informasi kuantitatif ataukah kualitatif.Informasi kuantitatif
berkenaan dengan data atau informasi dalam bentuk bilangan/angka seperti.
 Menentukan prosedur pengumpulan data. Ada dua unsur penelitian yang diperlukan,
yakni instrumen atau alat pengumpul data dan sumber data atau sampel yakni dari mana
informasi itu sebaiknya diperoleh.Dalam penelitian ada sejumlah alat pengumpul data
antara lain tes, wawancara, observasi, kuesioner, sosiometri.Alat-alat tersebut lazim
digunakan dalam penelitian deskriptif.Misalnya untuk memperoleh informasi mengenai
langkah-langkah guru mengajar, alat atau instrumen yang tepat digunakan adalah
observasi atau pengamatan. Cara lain yang mungkin dipakai adalah wawancara dengan
guru mengenai langkah-langkah mengajar. Agar diperoleh sampel yang jelas,
permasalahan penelitian harus dirumuskan se-khusus mungkin sehingga memberikan
arah yang pasti terhadap instrumen dan sumber data.
 Menentukan prosedur pengolahan informasi atau data. Data dan informasi yang telah
diperoleh dengan instrumen yang dipilih dan sumber data atau sampel tertentu masih
merupakan informasi atau data kasar.Informasi dan data tersebut perlu diolah agar dapat
dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
 Menarik kesimpulan penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, peneliti
menyimpulkan hasil penelitian deskriptif dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian dan mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satu kesimpulan yang
merangkum permasalahan penelitian secara keseluruhan.

2. Studi Kasus

Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu atau kelompok
yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya, mempelajari secara khusus kepala sekolah
yang tidak disiplin dalam bekerja .Terhadap kasus tersebut peneliti mempelajarinya secara
mendalam dan dalam kurun waktu cukup lama.Mendalam, artinya mengungkap semua variabel
yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek. Tekanan utama dalam
studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana tingkah
lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.

Untuk mengungkap persoalan kepala sekolah yang tidak disiplin peneliti perlu mencari
data berkenaan dengan pengalamannya pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang
membentuknya, dan kaitan variabel-variabel yang berkenaan dengan kasusnya.Data diperoleh
dari berbagai sumber seperti rekan kerjanya, guru, bahkan juga dari dirinya.Teknik memperoleh
data sangat komprehensif seperti observasi perilakunya, wawancara, analisis dokumenter, tes,
dan lain-lain bergantung kepada kasus yang dipelajari. Setiap data dicatat secara cermat,
kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain, kalau perlu dibahas dengan peneliti lain sebelum
menarik kesimpulan-kesimpulan penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang ditunjukkan
oleh individu tersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada penelitian kualitatif.

Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah, bahwa peneliti dapat mempelajari subjek
secara mendalam dan menyeluruh. Namun kelemahanya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa
informasi yang diperoleh sifatnya subyektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan dan
belum tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain. Dengan kata lain,
generalisasi informasi sangat terbatas penggunaannya. Studi kasus bukan untuk menguji
hipotesis, namun sebaliknya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji
melalui penelitian lebih lanjut.Banyak teori, konsep dan prinsip dapat dihasilkan dan temuan
studi kasus.

3. Penelitian Survei

Penelitian survei cukup banyak digunakan untuk pemecahan masalah-masalah


pendidikan termasuk kepentingan perumusan kebijaksanaan pendidikan.Tujuan utamanya adalah
mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekolompok obyek (populasi).Survei dengan
cakupan seluruh populasi (obyek) disebut sensus.Sedangkan survei yang mempelajari sebagian
populasi dinamakan sampel survei.Untuk kepentingan pendidikan, survei biasanya mengungkap
permasalahan yang berkenaan dengan berapa banyak siswa yang mendaftar dan diterima di suatu
sekolah?Berapa jumlah siswa rata-rata dalam satu kelas?Berapa banyak guru yang telah me-
menuhi kualifikasi yang telah ditentukan?Pertanyaan-pertanyaan kuantitatif seperti itu
diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pemecahan masalah pendidikan di sekolah.Pada tahap
selanjutnya dapat pula dilakukan perbadingan atau analsis hubungan antara variabel tersebut.

Survei dapat pula dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel seperti pendapat,


persepsi, sikap, prestasi, motivasi, dan lain-lain.Misalnya persepsi kepala sekolah terhadap
otonomi pendidikan, persepsi guru terhadap KTSP, pendapat orangtua siswa tentang MBS, dan
lain-lain.Peneliti dapat mengukur variabel-variabel tersebut secara jelas dan pasti.Informasi yang
diperoleh mungkin merupakan hal penting sekali bagi kelompok tertentu walaupun kurang
begitu bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

Survei dalam pendidikan banyak manfaatnya baik untuk memecahkan masalah-masalah


praktis maupun untuk bahan dalam merumuskan kebijaksanaan pendidikan bahkan juga untuk
studi pendidikan dalam hubungannya dengan pembangunan.Melalui metode ini dapat
diungkapkan masalah-masalah aktual dan mendeskripsikannya, mempelajari hubungan dua
variabel atau lebih, membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah diten-
tukan, atau menilai efektivitas suatu program.

4. Studi Korelasional

Seperti halnya survei, metode deskriptif lain yang sering digunakan dalam pendidikan
adalah studi korelasi. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana
variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan
variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi.Koefisien
korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk
menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel.

Studi korelasi yang bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara mengukur
sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut, agar dapat
ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi. Misalnya peneliti ingin mengetahui
variabel-variabel mana yang sekiranya berhubungan dengan kompetensi profesional kepala
sekolah.Semua variabel yang ada kaitannya (misal latar belakang pendidikan, supervisi
akademik, dll) diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang
paling kuat hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah.

Kekuatan hubungan antar variabel penelitian ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang
angkanya bervariasi antara -1 sampai +1.Koefisien korelasi adalah besaran yang diperoleh
melalui perhitungan statistik berdasarkan kumpulan data hasil pengukuran dari setiap
variabel.Koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan yang berbanding lurus atau
kesejajaran, koefisien korelasi negatif menunjukkan hubungan yang berbading terbalik atau
ketidak-sejajaran.Angka 0 untuk koefisien korelasi menunjukkan tidak ada hubungan antar
variabel.Makin besar koefisien korelasi baik itu pada arah positif ataupun negatif, makin besar
kekuatan hubungan antar variabel.

Misalnya, terdapat korelasi positif antara variabel IQ dengan prestasi belajar;


mengandung makna IQ yang tinggi akan diikuti oleh prestasi belajar yang tinggi; dengan kata
lain terdapat kesejajaran antara IQ dengan prestasi belajar. Sebaliknya, korelasi negatif
menunjukkan bahwa nilai tinggi pada satu variabel akan diikuti dengan nilai rendah pada
variabel lainnya. Misalnya, terdapat korelasi negatif antara absensi (ketidakhadiran) dengan
prestasi belajar; mengandung makna bahwa absensi yang tinggi akan diikuti oleh prestasi belajar
yang rendah; dengan kata lain terdapat ketidaksejajaran antara absensi dengan prestasi belajar.

Dalam suatu penelitian korelasional, paling tidak terdapat dua variabel yang harus diukur
sehingga dapat diketahui hubungannya.Di samping itu dapat pula dianalisis hubungan antara dari
tiga variabel atau lebih.

Makna suatu korelasi yang dinotasikan dalam huruf r (kecil) bisa mengandung tiga
hal.Pertama, kekuatan hubungan antar variabel, kedua, signifikansi statistik hubungan kedua
variabel tersebut, dan ketiga arah korelasi.Kekuatan hubungan dapat dilihat dan besar kecilnya
indeks korelasi.Nilai yang mendekati nol berarti lemahnya hubungan dan sebaliknya nilai yang
mendekati angka satu menunjukkan kuatnya hubungan.

Faktor yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya koefisien korelasi adalah
keterandalan instrumen yang digunakan dalam pengukuran. Tes hasil belajar yang terlalu mudah
bagi anak pandai dan terlalu sukar untuk anak bodoh akan menghasilkan koefisien korelasi yang
kecil. Oleh karena itu instrumen yang tidak memiliki keterandalan yang tinggi tidak akan mampu
mengungkapkan derajat hubungan yang bermakna atau signifikan.

5. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun


hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat.Penelitian eksperimen merupakan metode
inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.Dalam metode eksperimen,
peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi,
dan observasi.Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok
kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. Karakteristik penelitian eksperimen yaitu:

1. Memanipulasi/merubah secara sistematis keadaan tertentu.


2. Mengontrol variabel yaitu mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika
berlangsungnya manipulasi
3. Melakukan observasi yaitu mengukur dan mengamati hasil manipulasi.

Proses penyusunan penelitian eksperimen pada prisnsipnya sama dengan jenis penelitian
lainnya. Secara eksplisit dapat dilihat sebagai berikut:

1. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan
2. Mengidentifikasikan permasalahan
3. Melakukan studi litelatur yang relevan, mempormulasikan hipotesis penelitian,
menentukan definisi operasional dan variabel.
4. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variabel yang tidak diperlukan,
menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain eksperimen yang tepat,
menentukan populasi dan memilih sampel penelitian, membagi subjek ke dalam
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, membuat instrumen yang sesuai,
mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.
5. Melakukan kegiatan eksperimen (memberi perlakukan pada kelompok eksperimen)
6. Mengumpulkan data hasil eksperimen
7. Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap variable
8. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai
9. Membuat laporan penelitian eksperimen.

Dalam penelitian eksperimen peneliti harus menyusun variabel-variabel minimal satu


hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel yang
terjadi.Variabel-variabel yang diteliti termasuk variabel bebas dan variabel terikat sudah
ditentukan secara tegas oleh peneliti sejak awal penelitian. Dalam bidang pembelajaran misalnya
yang diidentifikasikan sebagai variabel bebas antara lain: metode mengajar, macam-macam
penguatan, frekuensi penguatan, sarana-prasarana pendidikan, lingkungan belajar, materi belajar,
jumlah kelompok belajar. Sedangkan yang diidentifikasikan variabel terikat antara lain: hasil
belajar siswa, kesiapan belajar siswa, kemandirian siswa.

6. Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh
para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek
yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman mengenai praktek tersebut
dan situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan. Terdapat dua esensi penelitian tindakan yaitu
perbaikan dan keterlibatan. Hal ini mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area
yaitu:

1. Untuk memperbaiki praktek


2. Untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman/kemampuan para
praktisi terhadap praktek yang dilaksanakannya;
3. Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengungkap penyebab masalah dan sekaligus


memberikan langkah pemecahan terhadap masalah. Langkah-langkah pokok yang ditempuh akan
membentuk suatu siklus sampai dirasakannya ada suatu perbaikkan. Siklus pertama dan siklus-
siklus berikutnya yaitu:

 penetapan fokus masalah penelitian,


 perencanaan tindakan perbaikan,
 pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi,
 analisis dan refleksi, dan
 perencanaan tindak lanjut. Mengingat besarnya manfaat penelitian tindakan dalam bidang
pendidikan, uraian spesifik akan dijelaskan dalam materi tersendiri.

7. Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah strategi
atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses
atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk
benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas
atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer
untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-
model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-
lain.
Penelitian dalam bidang pendidikan pada umumnya jarang diarahkan pada
pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan
dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta praktek-praktek
pendidikan.Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus
kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan.Sering dihadapi adanya
kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis dengan penelitian terapan
yang bersifat praktis.Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan dengan penelitian
dan pengembangan. Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa
metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental.

Penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang
kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1) Kondisi produk-produk yang sudah ada
sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) produk yang akan dikembangkan, (2)
Kondisi pihak pengguna (dalam bidang pendidikan misalnya sekolah, guru, kepala sekolah,
siswa, serta pengguna lainnya); (3) Kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat
pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur pendidik dan
tenaga kependidikan, sarana-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan pendidikan di mana
produk tersebut akan diterapkan.

Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba
pengembangan suatu produk. Produk penelitian dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan
pada setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi proses.
Berdasarkan temuan-temuan pada hasil uji coba diadakan penyempurnaan (revisi model).

Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang


dihasilkan.Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran
tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding.Dalam
eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok
pembanding atau kelompok kontrol.Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan secara acak atau random.Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok
tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang dihasilkan.

http://ramlannarie.wordpress.com/2010/08/28/konsep-dasar-penelitian-pendidikan/
Perbedaan Metode Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif
Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif sering dipasangkan dengan sebutan metode
modern dan tradisional. Metode kualitatif disebut sebagai metode modern, karena metode ini
belum lama menghiasi dunia penelitian. Sedangkan metode kuantitatif disebut sebagai metode
tradisional, karena metode ini telah digunakan sejak lama dan menjadi tradisi dalam melakukan
penelitian. Dalam penelitian kuantitatif terdapat data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan ilmu statistik.

Dalam pengembangan dan tahapan penelitiannya, metode penelitian kuantitatif dan


metode penelitian kualitatif memiliki beberapa perbedaan yang mendasar yaitu:

1. Perbedaan Aksioma Dasar Tentang Realitas

a. Sifat Realitas
 Metode penelitian kuantitatif dapat diklasifikasikan, bersifat konkrit, dapat
teramati dan terukur.
 Metode penelitian kualitatif bersifat ganda, holistik, dinamis, yang merupakan
hasil konstruksi dan pemahaman.
b. Hubungan Peneliti dengan yang Diteliti
 Metode penelitian kuantitatif bersifat independen, agar terbangun objektivitas dari
peneliti.
 Metode penelitian kualitatif bersifat interaktif dengan sumber data yang valid,
agar data yang dianalisis memperoleh makna.
c. Hubungan Variabel
 Metode penelitian kuantitatif bersifat kausal atau sebab-akibat.
 Metode penelitian kualitatif bersifat timbal balik atau interaktif.
d. Kemungkinan Generalisasi
 Metode penelitian kuantitatif cenderung membuat generalisasi pada hasil
akhirnya.
 Metode penelitian kualitatif cenderung transferability, yaitu hanya mungkin
dalam ikatan konteks dan waktu.
e. Peranan Nilai
 Metode penelitian kuantitatif cenderung bebas nilai.
 Metode penelitian kualitatif cenderung terikat dengan nilai-nilai yang dibawa
peneliti dan sumber data yang diperoleh.

2. Perbedaan dalam Proses Penelitian

a. Metode Penelitian Kuantitatif

Menentukan masalah, merumuskan masalah, menentukan konsep dan teori dari para ahli
yang relevan, pengajuan hipotesis, menemukan asumsi terhadap hubungan antar variabel,
menyusun instrumen penelitian dan menentukan metode atau strategi pendekatan. Setelah
ditentukan strateginya, lalu penemuan yang berupa data dikumpulkan kemudian dibuat
kesimpulan.

b. Metode Penelitian Kualitatif

Terdapat tiga tahap dalam proses penelitian kualitatif yaitu tahap pertama adalah tahap
deskripsi, dalam tahap ini peneliti mulai memasuki situasi sosial terdapat komponen tempat,
responden, dan aktivitas. Tahap ke dua adalah tahap reduksi, dalam hal ini peneliti menentukan
fokus penelitian yaitu memilih di antara hal yang telah dideskripsikan. Selanjutnya tahap ke tiga
adalah tahap seleksi, dalam tahap ini, peneliti mengurai fokus yang telah dipilih menjadi
komponen-komponen yang lebih rinci dan mendalam.

3. Perbedaan dalam Karakteristik Penelitian

a. Desain
 Metode penelitian kuantitatif: Desainnya ditentukan secara mantap sejak awal,
spesifik, jelas dan rinci, serta menjadi pegangan tahap selanjutnya.
 Metode penelitian kualitatif: Desainnya lebih fleksibel, dapat berkembang dan
muncul dalam proses penelitian, serta bersifat umum.
b. Tujuan
 Metode penelitian kuantitatif: Bertujuan untuk menunjukkan hubungan antar
variabel, menguji teori, dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.
 Metode penelitian kualitatif: Bertujuan untuk menemukan pola hubungan yang
bersifat interaktif, menemukan teori baru, menggambarkan realitas yang
kompleks, dan memperoleh pemahaman makna.
c. Teknik Pengumpulan Data
 Metode penelitian kuantitatif: Melalui kuesioner, observasi dan wawancara
terstruktur.
 Metode penelitian kualitatif: Melalui wawancara mendalam, dokumentasi,
triangulasi, dan pengamatan partisipan.
d. Instrumen Penelitian
 Metode penelitian kuantitatif: Melalui angket, tes, wawancara terstruktur.
 Metode penelitian kualitatif: Peneliti sebagai instrumen, buku catatan, rekaman,
kamera, handycam, dsb.
e. Sumber Data
 Metode penelitian kuantitatif: Bersifat kuantitatif dari hasil pengukuran variabel
yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen.
 Metode penelitian kualitatif: Bersifat deskriptif kualitatif dari dokumen pribadi,
catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dll.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai perbedaan metode penelitian kualitatif dan


kuantitatif. Perbedaan kedua metode penelitian ini dapat dilihat berdasarkan tiga aspek, yaitu
perbedaan dalam aksioma dasar tentang realitas, proses penelitian, dan karakteristik penelitian.
Semoga bermanfaat.
JENIS-JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut: Tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi,


dan analisis & jenis data.

1. Penelitian Menurut Tujuan


a. Penelitian Terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
b. Penelitian Murni/Dasar adalah penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk
memahami masalah dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan
hasilnya). Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak
memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Jadi penelitian murni/dasar
berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu.
2. Penelitian Menurut Metode.
a. Penelitian Survey
Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun,
1998). Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk
meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Survey adalah suatu desain
yang digunaan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,
distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada survey tidak ada
intervensi, survey mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang,pengetahuan,
kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai.
Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun data
dokumen. Penggalian data melalui kuisioner dapat dilakukan tanya jawab langsung
atau melalui telepon, sms, e-mail maupun dengan penyebaran kuisioner melalui surat.
Wawancara dapat dilakukan juga melalui telepon, video confeence maupun tatap
muka-langsung. Keuntungan dari survey ini adalah dapat memperoleh berbagai
informasi serta hasil dapat dipergunkan untuk tujuan lain. Akan tetapi informasi yang
didapat sering kali cenderung bersifat superfisial. Oleh karena itu pada penelitian
survey akan lebih baik jika dilaksanakan analisa secara bertahap.
Pada umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data.
Survei menganut aturan pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample besar, semakin
hasilnya mencerminkan populasi. Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud
penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatory) yaitu
untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi atau
meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan dating, penelitian operational dan
pengembangan indikaor-indikator social.

Penelitian yang dilakukan pada popolasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel
sosilogis maupun psikologis.
b. Penelitian Ex Post Facto
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang
kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut.
c. Penelitian Eksperimen
Yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Variabel
independennya dimanipulasi oleh peneliti.
d. Penelitian Naturalistic
Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alami (sebagai lawannya) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Contoh : Sesaji terhadap keberhasilan bisnis.
e. Policy Research
Yaitu suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap masalah-
masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada
pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
f. Action Research
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang
paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktifitas lembaga dapat
meningkat. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2) perilaku, 3)
organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja, dan pranata.
g. Penelitian Evaluasi
Merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan
suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah
ditetapkan.
h. Penelitian Sejarah
Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di
masa lalu. Sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam
kejadian itu, atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu.
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa
lampau secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan
sintesa data diperoleh, sehingga ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu
kesimpulan.
3. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi
adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti
serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,
perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu,
misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang
sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang
tengah berlangsung.
Fenomena disajikan secara apa adanya hasil penelitiannya diuraikan secara jelas
dan gamblang tanpa manipulasi oleh karena itu penelitian ini tidak adanya suatu
hipotesis tetapi adalah pertanyaan penelitian. Analisis deskriptif dapat menggunakan
analisis distribusi frekuensi yaitu menyimpulkan berdasarkan hasil rata-rata. Hasil
penelitian deskriptif sering digunakan, atau dilanjutkan dengan melakukan penelitian
analitik.
Jenis penelitian yang termasuk dalam kategori deskriptif adalah studi kasus dan
penelitian surey.

Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
penghubungan dengan variabel yang lain.
b. Penelitian Komparatif
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. VariabelPenelitian expost
Facto, Deskriptif, Komperatif, Penelitian Asosiatifnya masih sama dengan penelitian
varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang
berbeda.
c. Penelitian Asosiatif/Hubungan
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable
atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
4. Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis
Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama
yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,
kalimat, skema dan gambar. Data kuantitatif adalah data berbentuk angka atau data
kualitatif yang diangkakan (scoring). Untuk penelitian kualitatif dan kuantitatif ini akan
di bahas lebih depai pada bab tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai