Pengantar Statistika
Pengantar Statistika
Pengantar Statistika
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Statistika adalah ilmu pengetahuan yang telah banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Pemerintah menggunakan statistika untuk menilai hasil pembangunan masa lalu
dan juga ntuk membuat rencana masa datang.Selain itu pimpinan mengambil manfaat dari
kegunaan statistika untuk melakukan tindakan tindakan yang perlu dalam menjalankan
tugasnya.Di dunia penelitian atau riset, dimana pun dilakukan, bukan saja telah mendapat
manfaat yang baik dari statistika tetapi sering harus menggunakannya. Seperti untuk
mengetahui apakah cara yang baru ditemukan lebih baik dari pada cara lama, atau apakah
model untuk sesuatu hal dapat kita anut atau tidak. Untuk mengetahui hal hal diatas, perlu
diadakan penilaian dengan statistika.Kata Statistika berbeda dengan Statistik. Statistik
dipakai untuk menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non-bilangan yang disusun
dalam tabel ataupun diagram, yang melukiskan suatu persoalan. Sedangkan statistika adalah
pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau
penganalisaannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan
yang dilakukan.Dalam statistika dibagi menjadi dua yaitu statistika induktif dan
deskriptif.Distribusi Frekuensi dan Ukuran Gejala Pusat merupakan bagian dari statistik
deskriptif.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam pembahasan makalah ini.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang di atas penulis melakukan pengidentifikasian masalah sebagai berikut :
1. Statistika merupakan pengetahuan yang tanpa kita sadari telah banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pengertian statistika berbeda dengan statistik. Statistik, merupakan penyajian data
sedangkan statistika adalah cara mengumpulkan data.
3. Dalam pengumpulan data dibutuhkan Distribusi Frekuensi agar data yang
dikumpulkan lebih mudah dipahami dan dapat tersusun secara sistematis.
2
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk mempermudah arah pembahasan masalah ini penulis membuat batasan
masalah sebagai berikut :
1. Daftar distribusi frekuensi dan grafiknya.
2. Ukuran gejala pusat dan gejala letak
D. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang dan identifikasi masalah yang ada maka rumusan masalah
yang digunakan adalah :
1. Bagaimana cara membuat Daftar distribusi frekuensi dan grafiknya?
2. Apa itu Ukuran gejala pusat dan gejala letak?
E. TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari makalah ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui cara membuat daftar distribusi frekuensi dan grafiknya.
2. Untuk mengetahui ukuran gejala pusat dan gejala letak.
F. MANFAAT PEMBAHASAN
Penulis berharap makalah ini memiliki manfaat bagi kita semua. Dimana dengan adanya
makalah ini dapat membantu semua kalangan baik itu mahasiswa, pelajar dan masyarakat
umum dalam mendalami penggunaan statistika.Selain itu dapat menambah wawasan
mengenai statistika deskriptif terutama dalam distribusu frekuensi dan ukuran gejala pusat.
3
BAB II
PEMBAHASAN
I. DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI DAN GRAFIKNYA
A. PENDAHULUAN
Dalam daftar distribusi frekuensi, banyak obyek dikumpulkan dalam kelompok,
kelompok berbentuk a-b yang disebut kelas interval.kedalam kelas interval a b
dimasukkan semua data yang bernilai mulai dari a sampai dengan b.dari data dibawah
contoh kelas interval yakni 31-40,41-50,...,91-100.
Nilai
ujian
Banyak
mahasiswa (f)
31-40 2
41-50 3
51-60 5
61-70 14
71-80 24
81-90 20
91-100 12
Jumlah 80
Urutan kelas interval disusun mulai data terkecil terus kebawah sampai nilai data
terbesar.berturut-turut mulai dari atas, diberi nama kelas interval pertama, kelas interval
kedua,..., dan kelas interval terakhir.
Ini semua ada dalam kolom kiri.kolom kanan berisikan bilangan bilangan yang
menyatakan berapa buah data terdapat dalam tiap kelas interval. jadi kolom ini berisian
frekuensi, disingkat dengan r. misalnya,f=2 untuk kelas interval pertama, atau ada 2 orang
mahasiswa yang mendapat nilai ujian paling rendah 31 dan paling tinggi 40, atau f=14 untuk
kelas interval 4, atau ada 14 orang mahasiswa yang mendapat nilai ujian paling rendah 61 dan
paling tinggi 70.
Bilangan bilangan disebelah kiri kelas interval disebut ujung bawah dan bilangan
bilangan disebelah kananya disebut ujung atas.dari daftar diatas ujung ujung bawah kelas
interval pertama, kedua,, .., terakhir ialah : 31,41,...,91.sedangkan ujung ujung atas atasnya
berturut turut 40,50,..100. selisiih positif antara tiap dua ujung bawah berurutan disebut
panjang kelas interval yang disingkat dengan huruf p,contoh nya 31 dan 41 yang selisih nya
10, maka p=10 (dibaca panjang kelas interval 10).dari data diatas, semuanya memiliki
panjang kelas interval yang sama.
4
B. MEMBUAT DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI
Perhatikan nilai ujian statistika untuk 16 orang mahasiswa berikut ini :
70 90 80 50
70 40 60 50
60 70 80 60
80 80 40 60
Nilai ujian Banyak
mahasiswa (f)
41-50 2
51-60 3
61-70 4
71-80 4
81-90 3
Jumlah 16
Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama. kita
lakukan sebagai berikut.
a. tentukanrentang.
rentang ialah data terbesar dikurangi data terkecil.
dalam hal ini karena data terbesar = 90 dan data terkecil = 4 maka rentang
=90 40 = 50
b. tentukan banayak kelas interval yang diperlukan.
banyak kelas sering biasa diambil paling sedikit 5 kelas dan paling
banyak 15 kelas, dipilih menurut keperluan.cara lain cukup bagus untuk n
berukuran besar n >200 misalnya dapat menggunakan aturan sturges, yaitu :
banyak kelas =1 + (3,3) log n
untuk contoh diatas dimana n=16(jumlah siswa)
banyak kelas = 1 + (3,3) log 16
= 1 + (3,3) ( 1,2041)=4,97357
maka kita bias membuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 4 atau
5 buah.
c. tentukan panjang kelas interval p. ini, secara ancer-ancer ditentukan oleh aturan.
s banyakkela
g ren
p
tan
=
5
harga p diambil sesuai dengan ketelitian satuan data yang digunakan.
jika data berbentuk satuan. ambil harga p teliti sampai satuan. untuk data
hingga satu decimal, p ini juga diambil hingga satu decimal. dan begitu
seterusnya.
10
5
50
= = p dan dari sini kita bisa kita ambil p=1
d. pilih ujung bawah kelas interval pertama. untuk ini bisa diambl sama dengan
data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi selisihnya
harus kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan . selanjutnya daftar
diselesaikan dengan menggunakan harga harga yang telah dihitung.
e. dengan p=10 dan memulai dengan data yang lebih kecil dari data terkecil,
diambil 41, maka kelas pertama berbentuk 41-50, kelas kedua 51-60 , kelas
ketiga 61-70,dan seterusnya.
Sebelum daftar sebenarnya dituliskan, ada baiknya dibuat daftar penolong yang
berisikan kolom tabulasi.kolom ini merupakan kumpulan deretan garis-garis miring pendeng
yang banyaknya sesuai dengan banyak data terdapat dalam kelas interval yang bersangkutan.
Dengan mengambil banyak kelas 6, panjang kelas 1 dan dimulai dengan ujung bawah
kelas pertama sama dengan 4, seperti dijelaskan dalam titik poin e, maka kita proleh daftar
penlong seperti dibawah ini.
Nilai ujian Tabulasi Frekuensi
41-50 II 2
51-60 III 3
61-70 IIII 4
71-80 IIII 4
81-90 III 3
Dari penyusunan kelas kelas interval dimuka dapat dilihat bahwa ujung bawah kelas
yang satu berbeda dari ujung atas kelas sebelumnya.
Jadi tidak benar jika dibuat kelas kelas seperti dalalm dua contoh dibawah ini.
41-51
51-61
61-71
81-90
81-90
6
C. DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF DAN KUMULATIF
1. Distribusi Frekuensi Relatif
Frekuensi relatif adalah perbandingan antara frekuensi masing-masing kelas dengan
jumlah frekuensi seluruhnya yang dinyatakan dalam persentase. Dan dinyatakan dengan
rumus :
dengan f rel : frekuensi relatif
: frekuensi kelas ke
atau
Atau lebih sederhana lagi ditulis :
singkatan dari
yang berarti jumlah semua harga x yang ada dalam kumpulan itu.
Contohnya: Jika ada lima nilai ujian dari lima mahasiswa untuk mata kuliah statistika
berbentuk : 70, 69, 45, 80, dan 56. Maka ditulis: x
1
= 70, x
2
= 69, x
3
= 45, x
4
= 80
dan x
5
= 56. Dalam hal ini n = 5, yang menyatakan sebuah sampel berukuran 5.
Dan untuk kelima nilai ujian di atas, nilai rata ratanya ialah:
Jika ada lima mahasiswa mendapat nilai 70, enam mendapat nilai 69, tiga mendapat 45 dan
masing masing seorang mendapat nilai 80 dan 56, maka datanya ditulis sebagai berikut :
x
i
= nilai ujian
f
i
= frekuensi untuk nilai x
i
yang bersesuaian
Rumus rata ratanya adalah :
B. Rata Rata Ukur
Jika perbandingan tiap dua data berurutan tetap atau hampir tetap, rata-rata ukur lebih
baik dipakai daripada rata-rata hitung, apabila dikehendaki rata-ratanya. Untuk data bernilai
x1, x2, xn, maka rata-rata ukur U didefinisi sebagai:
n
n
x x x x U ....... . .
3 2 1
=
yaitu akar pangkat n dari produk (x
1,
x
2,
x
3,
x
n
)
x
i
f
i
70
69
45
80
56
5
6
3
1
1
13
Contoh:
Rata-rata ukur untuk data x
1
=2, x
2
=4, x
3
=8 adalah 4 8 4 2
3
= = x x U
Untuk fenomena yang bersifat tumbuh dengan syarat-syarat tertentu, seperti pertumbuhan
penduduk, bakteri dan lain-lain sering digunakan rumus yang mirip rata-rata ukur ialah :
t
x
P
t
P )
100
1 (
0
+ =
Untuk:
Po = keadaan awal atau permulaan
Pt = keadaan akhir
x = rata-rata pertumbuhan setiap satuan waktu
t = satuan waktu yang digunakan
Contoh :
Penduduk Indonesia pada akhir tahun 1946 ada 60 juta sedangkan akhir tahun 1956
mencapail 78 juta. Untuk menentukan laju rata-rata pertumbuhan penduk tiap tahun kita
pakai Rumus di atas dengan t = 10, Po = 60 , Pt = 78
Maka didapat
10
)
100
1 ( 60 78
+ =
x
)
100
1 log( 10 60 log 78 log
+ + =
x
)
100
1 log( . 10 7782 , 1 8921 , 1
+ + =
x
67 , 2 0267 , 1 )
100
1 ( = = +
x
x
Jadi, laju rata-rata pertumbuhan tiap tahun adalah 2,67%
14
Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi rata-rata ukurnya dihitung
dengan rumus:
=
f i
xi f i
U
) log . (
log
Untuk x
i
= tanda kelas interval dan fi = frekuensi yang sesuai dengan xi dan harga
rata-rata ukur U dicari kembali dari log U.
Contoh :
Data nilai ujian Bahasa Inggris 80 mahasiswa, kita buat dalam bentuk tabel berikut :
Kelembaban (x) f
i
x
i
Log x
i
f
i
log x
i
31 - 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100
1
2
5
15
25
20
12
35,5
45,5
55,5
65,5
75,5
85,5
95,5
1,5502
1,6580
1,7443
1,8162
1,8779
1,9320
1,9800
1,5502
3,3160
8,7215
27,2430
46,9475
38,6400
23,7600
Jumlah 80 - - 150,1782
Kolom (3) adalah tanda kelas, kolom (5) merupakan logaritma dari kolom (3) dan kolom
(5)menyatakan hasil kali antara kolom (2) dan kolom (4)
= = 80 1782 , 150 ) log . ( fi dan xi fi
37 , 75 8772 , 1
80
1782 , 150
log = = = U an menghasilk yang U
nilai ujian mempunyai rata-rata ukur 75,37
C. Rata Rata Harmonik
Untuk data x
1
, x
2
, x
3
, ..x
n
dalam sebuah sampel berukuran n, maka rata-rata
harmonik ditentukan oleh :
|
|
.
|
\
|
=
i
x
n
H
1
Contoh :
15
Rata-rata untuk kumpulan data : 3, 5, 6, 7, 10, 12, dengan n = 7 ialah
H = 87 , 5
12
1
10
1
7
1
6
1
6
1
5
1
3
1
=
+ + + + + +
n
Penggunaan lain mengenai rata-rata harmonik adalah dalam soal berikut :
Si A bepergian pulang pergi. Waktu pergi ia melakukan kecepatan 10 km/jam sedangkan
waktu kembalinya 20 km/jam. Berapakah rata-rata kecepatan pulang-pergi ?
Jawab :
Otomatis, dengan rata-rata hitung biasa adalah (10+20) km/jam = 15 km/jam. Ini salah,
karena panjang jalan 100 km, maka untuk pergi diperlukan waktu 10 jam dan kembali 5 jam.
Pulang pergi perlu waktu 15 jam dan menempuh 200 km. Rata-rata kecepatan jadinya =
15
200
km/jam =
3
1
13 km/jam.
Hasil ini tiada lain daripada rata-rata harmonik
H =
3
1
13
3
40
20
1
10
1
2
= =
+
Untuk data dalam daftar distribusi frekuensi, maka rata-rata harmonik dihitung
dengan rumus: H =
|
.
|
\
|
i
i
i
x
f
f
Untuk x
i
= tanda kelas interval dan
f
i
= frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas x
i.
Contoh :
Jika untuk ujian dalam Daftar di atas dihitung rata-rata harmoniknya, maka tabel berikut
diperlukan.
Data nilai ujian Bahasa Inggris 80 mahasiswa, kita bentuk tabel berikut :
16
Kelembaban (x) f
i
x
i
f
i /
c
i
31 - 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100
1
2
5
15
25
20
12
35.5
45.5
55.5
65.5
75.5
85.5
95.5
0.0282
0.0440
0.0901
0.2290
0.3311
0.2339
0.1256
Jumlah 80 - 1.0819
Kolom (3) merupakan tanda kelas dan kolom (4) adalah hasil bagi kolom (2) oleh kolom (3).
Dari tabel didapat
i
i
x
f
1,0819 dan
i
f = 80, sehingga rumus IV diperoleh :
H = 94 , 73
0819 , 1
80
=
Rata-rata harmonik untuk nilai ujian itu = 73,94
Untuk data dalam daftar telah didapat x = 76,62; U = 75,37 dan H = 73,94. Ternyata terdapat
hubungan H x U s s
D.Kuartil, Desil, dan Persentil
Kuartil, adalah nilai yang membagi sekelompok data menjadi 4 bagian yang sama
banyak, sesudah disusun menurut urutan nilainya. Ada tiga buah kuartil, ialah kuartil
pertama, kuartil kedua, dan kuartil ketiga yang masing-masing disingkat K
1,
K
2
, K
3
.
Pemberian nama ini dimulai dari kuartil paling kecil. Untuk menentukan nilai kuartil :
1. Susun data menurut urutan nilainya
2. Tentukan letak kuartil
17
3. Tentukan nilai kuartil
Untuk n ganjil maka :
Untuk n genap, maka pertama-tama carilah median (K2). Data sebelah kiri median dibagi
menjadi dua bagian yang sama dan menghasilkan kuartil bawah (K1). Data sebelah kanan
median dibagi menjadi duan bagian yang sama dan menghasilkan kuatil atas (K3).
Contoh :
Sampel dengan data 52 56 57 60 64 66 70 75 82 86 92
Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, kuartil K
i
(i = 1, 2, 3)
dihitung dengan rumus :
K
i
= b + p
|
|
|
|
.
|
\
|
f
F
in
4
, dengan i = 1,2, 3
Dengan :
b = batas bawah kelas K
i,
ialah kelas interval di mana K
i
akan terletak.
p = panjang kelas K
i
F = Jumlah frekuensi sebelum kelas K
i
f = frekuensi kelas K
i
Desil, yaitu nilai yang membagi sekumpulan data menjadi 10 bagian yang sama
setelah dta itu diurutkan. Karenanya ada sembilan buah desil ialah desil pertama, desil
kedua,, desil kesembilan yang disingkat dengan D
1,
D
2,.
D
9.
Desil- desil ini dapat ditentukan dengan jalan.
1. Susun data menurut urutan nilainya
2. Tentukan letak desil
3. Tentukan nilai desil
18
Letak desil ditentukan oleh rumus :
Letak D
i
= data ke
10
) 1 ( + n i
,dengan i = 1, 2, 3 , 9
Contoh :
Untuk data yang telah disusun dalam contoh ialah 52 56 57 60 64 66 70 75 82 86 92
94, maka letak D
7
= data ke =
+
10
) 1 12 ( 7
data ke 9,1.
Nilai D
7
= data ke 9 + (0,1) (data ke 10 data ke 9) atau D
7
= 82 + (0,1) (86-82) = 82,4.
Untuk data dalam daftar distribusi frekuensi, nilai D
i
(i = 1,2, .., 9) dihitung dengan rumus :
D
i
= b + p
|
|
|
|
.
|
\
|
f
F
in
10
, dengan i = 1, 2, 3
Dengan : b = batas bawah kelas D
i,
p = panjang kelas D
i
F = jumlah frekuensi sebelum kelas D
i
f = frekuensi kelas D
i
.
Persentil, jika sekumpulan data yang dibagi menjadi 100 bagian yang sama akan
menghasilkan 99 pembagi yang berturut-turut dinamakan persentil pertama, persentil
kedua,., persentil ke 99. Simbol yang digunakan berturut-turut P
1
, P
2
.., P
99.
Karena cara perhitungannya sama seperti perhitungan desil, maka disini hanya diberikan
rumus-rumusnya letak persentil P
i
(i = 1,2,3 .., 99) untuk sekumpulan data ditentukan oleh
rumus : Letak P
i
= data ke
100
) 1 ( + n i
, dengan i = 1, 2, 3 , 99.
Untuk nilai P
i
untuk data dalam daftar distribusi frekuensi dihitung dengan :
P
i
= b + p
|
|
|
|
.
|
\
|
f
F
in
100
, dengan i = 1, 2, 3 ..,99
Dengan : b = batas bawah kelas D
i,
p = panjang kelas D
i
F = jumlah frekuensi sebelum kelas D
i
f = frekuensi kelas D
i
.
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1) Distribusi frekuensi merupakan bagian dari statistika deskriptif dimana distribusi
frekuensi berisikan data dari data yang terkecil hingga data yang terbesar yang dibagi
ke dalam beberapa kelas.
2) Distribusi frekuensi ada dua jenis yaitu distribusi frekuensi relatif yang frekuensinya
dinyatakan dalam persen dan distribusi frekuensi kumulatif dimana daftar frekuensi
ini dapat dibentuk dari daftar frekuensi biasa.
3) Data yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi menjadi bentuk gambar atau
diagram dinamakan histogram dan polygon frekuensi.
4) Ukuran gejala pusat adalah: rata rata atau rata rata hitung, rata rata ukur, rata
rata harmonik dan modus. Sedangkan ukuran letak adalah: median, kuartil, desil dan
persentil.
B. SARAN
Dalam membuat suatu daftar distribusi frekuensi kita harus memperhatikan langkah
langkah yang akan diambil. Lakukan seperti yang tertera di dalam makalah. Perhatikan
langkah langkah pengerjaannya, supaya saat dalam proses pengerjaan tidak terjadi
kesalahan yang dapat mengakibatkan daftar distribusi yang dibuat menjadi salah total.
Pahami baik baik penjelasan yang ada dalam makalah ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, Prof. DR. 1997.Metode Statistika. Bandung : Tarsito Bandung